Annual Morning Star Teachers Conference 2010 (MSTC) EDUCATION IN THE STREAMS OF GLOBALIZATION Oleh: Dr. Wanti Siregar Wowor Saat ini keadaan dunia di sekeliling kita telah sangat berubah. Arus globalisasi masuk dengan begitu cepat. Apakah sebagai pendidik dan orangtua, kita mengerti persiapan apakah yang harus dapat kita berikan kepada anak-anak sebagai generasi penerus? Anak-anak maupun para generasi muda perlu mendapatkan pengertian bahwa tidak semua yang dari luar negeri itu bernilai atau baik/layak untuk ditiru dan diikuti. Pada umumnya, anak terutama anak remaja cenderung dengan mudah mengikuti apa saja yang sedang populer dan hal apa saja yang sedang trend dan dilakukan oleh kebanyakan orang, tanpa mengerti nilai moral apakah yang terkandung di balik semua hal tersebut. Anak-anak yang bertumbuh dalam generasi ini, cenderung sudah tidak lagi mencerminkan kebudayaan bangsa Indonesia, melainkan mencerminkan "kebudayaan barat modern" Hal ini dapat terlihat lewat dari cara mereka berpakaian, dalam cara mengekspresikan diri mereka baik dalam sikap maupun tutur kata setiap harinya. Kemajuan tekhnologi dan media secara gencar terus menerus menawarkan anak-anak agar mereka mencintai dan terfokus kepada hal-hal materi dan hanya kepada hal-hal yang menyenangkan semata. Semua bentuk kesenangan itu, baik dalam bentuk mainan elektronik, komputer, media televisi, pada akhirnya membuat otak anak menjadi pasif dan kehilangan keinginan untuk belajar. Sehingga bagi anak, belajar menjadi hal yang sulit dan membosankan. Anak sekarang sudah tidak lagi memiliki "fighting spirit" - "semangant juang" untuk mengejar pendidikan demi masa depan yang lebih baik. Mereka lebih senang menghabiskan waktu mereka dengan bermain, chatting dengan teman dan bersenang-senang terus tanpa memikirkan apa yang akan terjadi dengan hari esok. Sebagai hasil akhir, anak bertumbuh dengan pola pikir untuk lebih memperhatikan penampilan luar mereka dan hidup hanya untuk mengejar popularitas. Mereka tidak memiliki kesadaran bahwa yang terpenting dalam hidup ini adalah membangun kualitas diri sebagai manusia yang memiliki tanggung jawab moral - moral integrity Arus globalisasi lebih membentuk anak dari luar dan membuat anak menjadi lemah dan tidak memiliki pertahanan dari dalam untuk bisa menjaga dirinya agar tetap memiliki identitas diri sendiri.
Oleh karena terbawa oleh kekuatan arus dari luar, kepercayaan diri anak hanya akan timbul apabila mereka memiliki barang ini dan itu atau karena mereka berani melakukan dan mengikuti apa saja yang sedang populer di masyarakat. (Dan hampir semua adalah melakukan hal yang negative dan destruktif). Hal ini jugalah yang membuat tingkat depresi dan stress anak di masyarakat modern semakin tinggi karena tanpa sadar terus melibatkan diri dalam kompetisi yang tidak sehat. (Di Jepang tingkat bunuh diri anak remaja mencapai 800 orang per hari) Sangatlah menyedihkan apabila kita melihat anak-anak sudah tidak memiliki sopan santun dan rasa peduli terhadap keadaan masyarakat di sekelilingnya. Yang dipikirkan hanyalah bagaimana cara mendapatkan kesenangan dan kepuasan bagi dirinya sendiri. Keberhasilan masa depan Indonesia sangat tergantung bagaimana kita dapat mendidik anak-anak bangsa menjadi anak yang peduli dan memiliki tanggung jawab moral, untuk memiliki jiwa patriotisme dan rasa bakti untuk membangun negeri Indonesia yang tercinta ini. Dengan melihat gambar di bawah ini..., hati kita patutlah menjadi sedih dan menangis melihat keadaan putra putri bangsa Indonesia saat ini. Begitu mudahnyakah seorang anak di zaman sekarang ini... terpengaruh untuk mengikuti kebudayaan barat modern?? Bagaimana bisa... mereka dapat melakukan hal-hal yang seperti ini dengan hati yang merasa tidak bersalah?? Bahkan dari pancaran muka dan sikap tubuhnya... mereka mengkomunikasikan suatu rasa kebanggaan akan kesaggupannya untuk berani melakukan sikap yang sangat tidak layak dan tidak sopan terhadap seseorang yang lebih tua dan yang lebih lemah. Apakah anak SD ini mengerti apa yang sedang dilakukannya?? Ini jelas bukan kebudayaan bangsa Indonesia...ancungan jari adalah kebudayaan asing yang masuk karena arus globalisasi. Dan hal ini hanyalah secuil gambaran dari dampak negative arus globalisasi yang menghancurkan kebudayaan bangsa kita. Suatu pemandangan yang sangat...sangat menyedihkan, yang terjadi di bumi pertiwi ini.
Hal-hal Yang Akan Terjadi Apabila Pendidikan Tidak Mempersiapkan Generasi Muda Menghadapi Era Globalisasi: 1. Anak akan mencintai kebudayaan modern daripada kebudayaan bangsa sendiri. 2. Anak bertumbuh dengan sikap yang tidak peduli kepada keluarga dan masyarakat. 3. Anak tidak memiliki moral karakter. 4. Kita akan kehilangan nilai dan kebudayaan Indonesia karena generasi penerus sudah tidak menyukainya. 5. Kita akan kehilangan kekayaan negeri ini karena generasi penerus tidak memiliki pengetahuan dan tanggung jawab moral untuk membangun, mengelola dan mengembangkan kekayaan alam Indonesia. 6. Masyarakat hanya tahu menjual kekayaan alam kepada bangsa asing karena inilah cara yang paling cepat dan paling mudah untuk menjadi kaya tetapi kekayaaan alam kita akan menjadi aset dan milik bangsa asing. Tanpa melakukan sesuatu, apakah yang akan terjadi dengan Indonesia di 50 tahun mendatang?? Apakah kita bisa menjamin bumi Indonesia ini masih menjadi milik bangsa Indonesia sendiri??? Dengan arus globalisasi yang memberikan akses untuk semua bangsa asing untuk masuk ke bangsa ini... apakah kita siap menghadapinya?? Sangatlah mengerikan...apabila kita atau anak kita nantinya menjadi budak di negara kita sendiri karena kurangnya pengetahuan dan pendidikan. Di dalam seminar ini, kami akan mempersiapkan pendidik dan orang tua untuk mengerti sikap apa yang harus dilakukan untuk mencegah hal-hal yang telah disebutkan tadi untuk tidak terjadi. Anak-anak bangsa perlu dididik untuk memiliki semangat juang (fighting spirit) yang rela berkorban untuk kepentingan diri sendiri untuk membangun dan berbakti bagi bangsa Indonesia.
Kami mengundang para pendidik dan orangtua untuk berpartisipasi mengikuti seminar ini karena hanya dengan bergandengan tangan secara bersama-samalah kita dapat memikul tanggung jawab yang besar ini dan mampu berdiri teguh melawan arus globalisasi. Ini adalah saatnya bagi kita menggalang kekuatan bersama, sebagai pendidik dan orangtua untuk mendidik anak-anak kita agar bertumbuh dengan benar, dengan cara membangun jati diri mereka sendiri sebagai bangsa Indonesia yang mencintai budaya bangsa tetapi memiliki kemampuan internasional. Pendaftaran & informasi: 021-5790-5929 EXT 410, 303, 302 Biaya Pendaftaran: Rp. 400,000/orang Biaya sudah termasuk materi pelajaran dan makanan ringan (snack). Tempat penginapan dan makanan tidak termasuk. Setiap orang bertanggung jawab untuk melakukan reservasi hotel sendiri. Pendaftaran Anda berlaku sewaktu kami menerima pelunasan pembayaran. MSTC 2010 Speakers and Topics Dr. George Grant The Dangers of Smothering Uniformity Why Diversity and Distinctiveness are Important Learning from the Past to Understand the Present and Prepare for the Future Progress through Decentralization Dr. Wanti S. Wowor Technology and the Fragmentation of Culture The Ethics of Responsibility Preserving Culture and Social Cohesion Parental Involvement The Home We Build Together The Art of Story Telling Lilies Tjoandi Effective Teaching 10 Values Every Kid should Know
Markus Simanjuntak Building School Culture Discipline is the Road for Character Building Rachel Ong Different Children Different Needs The Importance of Self Identity Ya Chin Chen Introducing Brain-based Learning Maximizing Your Brain Capacity Learn How to Learn Part I Learn How to Learn Part II