BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK HUTANG PIUTANG PEMBERIAN UPAH KULI BANGUNAN DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN A. Analisis Praktik Hutang Piutang Pemberian Upah Kuli Bangunan di Desa Ragang Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan Upah disebut juga dengan ija>rah dalam Islam. Ija>rah menurut Ulama Hanafiyah adalah transaksi terhadap suatu manfaat dengan imbalan sedangkan menurut Ulama Syafi iyah yaitu transaksi terhadap suatu manfaat yang dituju, tertentu, bersifat mubah dan boleh dimanfaatkan dengan imbalan tertentu. 1 Upah adalah bentuk kompensasi atas jasa yang telah diberikan oleh tenaga kerja. Sedangkan mengupah adalah memberi ganti atas pengambilan manfaat tenaga dan orang lain menurut syarat-syarat tertentu. Secara bahasa, ija>rah digunakan sebagai nama bagi al-ajru yang berarti imbalan terhadap suatu pekerjaan على اجلزاء) (العمل dan pahala.(الثواب) 2 Dalam bentuk lain, kata ija>rah juga biasa dikatakan sebagai nama bagi al-ujrah yang berarti upah atau sewa.(الكراء) Selain itu, menurut al-ba liy, arti kebahasaan lain dari al-ajru tersebut, yaitu "ganti",(العوض) baik ganti itu diterima dengan 1 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, Cet. 2, 2007), 228-229. 2 Muhammad bin Mukram bin Manzhur, Lisa>n al- Arab, Juz 4, (Beirut: Dar Shadir), 10. 57
58 didahului oleh akad atau tidak. 3 Secara istilah, ija>rah adalah suatu transaksi (akad) yang objeknya adalah manfaat atau jasa yang mubah dalam syariat dan manfaat tersebut jelas diketahui dalam jangka waktu yang jelas serta dengan uang sewa yang jelas. 4 Pembayaran tenaga kerja dibedakan dua jenis, yaitu upah dan gaji. Gaji adalah pembayaran yang diberikan kepada pekerja tetap dan tenaga kerja profesional yang biasanya dilaksanakan sebulan sekali seperti pegawai pemerintah, guru, dosen, manajer, akuntan. Sedangkan upah dimaksudkan sebagai pembayaran kepada pekerja-pekerja yang pekerjaannya berpindahpindah, seperti pekerja pertanian, tukang kayu, tukang batu, dan buruh kasar. Berbeda dengan teori ekonomi yang mengartikan upah sebagai pembayaran atas jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha. Dalam ekonomi pembayaran pekerja tidak dapat dibedakan antara upah dan gaji, keduanya berarti pembayaran kepada pekerja. Upah adalah harga yang dibayarkan kepada pekerja atas jasanya dalam produksi kekayaan seperti faktor produksi lainnya, tenaga kerja diberikan imbalan atas jasanya. 5 Upah dapat didefinisikan sebagai harga yang dibayarkan pada pekerja atas pelayanannya dalam memproduksi kekayaan. Tenaga kerja seperti halnya 3 Al-Sayyid al-bakriy bin al-sayyid Muhammad Syatha al-dimyathiy, I anah al-thalibin, Juz 3 (Beirut: Da>r al-fikr), 109. 4 http://pengusahamuslim.com/transaksi-ijarah-1472 5 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, penerjemah, Soeroyo Nastangin, (Jakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995), 23.
59 faktor produksi lainnya, dibayar dengan suatu imbalan atas jasa-jasanya. Dengan kata lain, upah adalah harga tenaga kerja yang dibayarkan atas jasa dalam produksi. 6 Seperti dalam hadis yang berbunyi sebagai berikut; عن أنس بن مالك رضي اهلل عنه قال حجم أبو طيبة رسول اهلل صلى اهلل عليه 7 بصاع من متر وأمر أهله أن خيففوا من خراجه.( رواه البخاري ومسلم وأمحد) وسلم فأمر له Dari Anas bin Malik ra., ia berkata: Rasulullah Saw berbekam dengan Abu T{hayyibah. Kemudian beliau menyuruh memberinya satu s}ha' gandum dan menyuruh keluarganya untuk meringankannya dari beban kharaj. (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad). ع ن ع ب جد الل جه ب جن ع م ر ق ال : ق ال ر س ول الل جه ص ل ى الل ه ع ل ي جه و س ل م أ ع وا ا أ جر أ ج ر ه ق ب ل أ ن ي ج ف ع ر ق ه. رواه س نن ابن ماجه Dari Abdullah bin Umar ia berkata, Rasulullah s}halla>llahu alaihi wasallam bersabda: Berikanlah upah kepada para pekerja sebelum kering keringatnya (HR. Ibnu Majah). 8 Praktik yang terjadi di Desa Ragang Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan, adalah sebuah tradisi dimana apabila ada seorang yang ingin membangun rumah ketika mencari kuli biasanya dari kuli tetangga sebelah yang merupakan kuli bangunan yang pokok serta kuli pendukung yang merupakan dari masyarakat sekitar, baik saudara maupun tetangga, sedangkan mengenai upah 6 Hamzah Ya qub, Kode Etik Dagang Menurut Islam (Pola Pembinaan Hidup dalam Berekonomi), (Bandung : CV. Diponegoro, Cet II 1992), 56. 7 Ibid. 8 Abi Abdillah bin Yazid al-qazwainy, Sunan Ibnu Majah, (Beirut : Dar al-fikr, 2004), Juz II, 20.
60 yang diberikan kepada masyarakat tetangga maupun saudara biasanya upah yang diberikan di hutang terlebih dahulu yaitu dibayarkan ketika musim tembakau. 9 Masyarakat yang melakukan tradisi seperti ini merupakan suatu kebiasaan yang sering terjadi di Desa Ragang Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan dimana sudah menjadi kebiasaan dan merupakan perbuatan yang wajib untuk dibayarkan 3 bulan- 6 bulan mulai dari musim padi sampai kepada musim tembakau dimana ketika musim tembakau biasanya masyarakat sekitar jika terbakau yang di tanamnya berhasil dalam artian ketika menanam tembakau sampai panen tidak terjadi hujan. Dimana ketika tembakau belum dipanen terjadi hujan maka petani sering rugi karena tembakau yang sudah di panen tidak kering dan tembakau yang kenak hujan akan rusak. 10 Mengenai praktik tersebut di atas menurut ulama berdasarkan hadis dibawah ini dilarang memberikan upah sampai kering keringatnya. Dimana alasan tersebut berdasarkan hadis adalah sebagai berikut: ع ن ع ب جد الل جه ب جن ع م ر ق ال : ق ال ر س ول الل جه ص ل ى الل ه ع ل ي جه و س ل م أ ع وا ا أ جر أ ج ر ه ق ب ل أ ن ي ج ف ع ر ق ه. رواه س نن ابن ماجه Dari Abdullah bin Umar ia berkata, Rasulullah s}halla>llahu alaihi wasallam bersabda: Berikanlah upah kepada para pekerja sebelum kering keringatnya (HR. Ibnu Majah). 11 9 Samsul, Wawancara, Pamekasan, tanggal 15 Mei 2015. 10 Samsuri, Wawancara, Pamekasan, tanggal 16 Mei 2015. 11 Abi Abdillah bin Yazid al-qazwainy, Sunan Ibnu Majah, (Beirut: Dar al-fikr, 2004), Juz II, 20.
61 Adapun hutang piutang pemberian upah kuli bangunan yang terjadi di Desa Ragang Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan sudah memenuhi syarat dan rukun pengupahan adalah sebagai berikut: 12 1. Adanya orang yang membutuhkan jasa. 2. Adanya pekerja. 3. Adanya jenis pekerjaan yang harus dikerjakan. 4. Adanya upah. Tetapi dalam hal ini upah yang diberikan masih dihutangkan dalam jangka waktu yang tertentu. Dimana upah yang diberikan masih dihutangkan sampai panen musim tembakau. Syarat-syarat ujrah yang lain tersebut antara lain sebagai berikut: 13 1. Jelasnya pekerjaan yan harus dikerjakan. 2. Pekerjaannya tidak melanggar ajaran Islam. 3. Jelasnya upah atau imbalan yang akan diterima oleh pihak kedua. Meskipun upah yang diberikan masih dihutangkan tetapi dalam hal ini masih ada suka sama suka dan sudah ada perjanjian dalam jangka waktu tertentu. Dari penjelasan di atas Allah memerintahkan kepada kita untuk memberika upah kepada orang-orang yang telah selesai melakukan tugas yang kita bebankan kepada mereka. Kecuali jika pemilik jasa atau pekerja tersebut mengerjakan pekerjaannya dengan suka rela tanpa minta imbalan apapun. Rukun dan syarat lainnya antara lain yaitu meliputi akad atau transaksi upah adalah alat 12 Muhammad bin Idris al-syafi'iy, al-umm, (Beirut: Dar al-ma'rifah, 1393 H), Juz 2, 124. 13 Ibid.
62 yang terjadi antara dua belah pihak dengan didukung faktor-faktor yang lain, jika salah satunya tidak ada maka transaksi tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai transaksi upah. Dalam Islam, semua komponen tersebut disebut dengan rukun. Sebaliknya yang terjadi di Desa Ragang Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan merupakan syarat dan rukun sudah terpenuhi tetapi mengenai keharaman dan kebolehan tentang upah yang dihutangkan dalam jangka tertentu terdapat beberapa pendapat tetapi peneliti mengambil kesimpulan bahwa hutang piutang permberian upah kuli bangunan dalam pengambilan upah diperbolehkan karena pada zaman sekarang semua serba mahal dan perkembangan zaman semakin maju meskipun upah yang diberikan kepada kuli bangunan dihutangkan tetapi dalam jangka waktu tertentu tetap dibayarkan. B. Analisis tentang Praktik Hutang Piutang Pemberian Upah Kuli Bangunan di Desa Ragang Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan dalam Perspektif Hukum Islam Dalam perjalanan hidupnya manusia mempunyai dwi fungsi kehidupan yakni fungsi abdun dan khalifah fi> al-ard}. Manusia harus mengemban dua fungsi tersebut secara beriringan tanpa mengesampingkan salah satunya. Dalam kaitannya dengan fungsi yang kedua, manusia dituntut untuk berinteraksi dengan manusia dan alam semesta dengan baik. Antara sesama manusia misalnya, harus berhubungan dengan baik, saling tolong-menolong agar mampu mencukupi kebutuhannya. Tanpa orang lain manusia tidak akan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Dari itu hubungan antara manusia ini diperintahkan oleh
63 Allah untuk saling membantu agar semua dapat terpenuhi kebutuhannya, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam su>rah al-maidah ayat 2, sebagai berikut: و ت ع او ن و ا ع ل ى الج ب و الت ق و ى و ال ت ع او ن و ا ع ل ى ا جإل ث ج و ال ع د و ا جن و ات ق و ا اهلل إجن اهلل ش جد ي د الع ج ق ا جب...Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada Allah sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya. 14 Berdasarkan pemaparan di atas, maka jelaslah bahwa manusia ditakdirkan hidup berkelompok untuk saling membantu dan tolong menolong. Dalam berinteraksi dengan orang lain, tiap-tiap individu mempunyai kepentingan dengan individu lainnya. Dimana seperti yang terjadi di Desa Ragang Kecamatana Waru Kabupaten Pamekasan dimana setiap ada seseorang yang membangun rumah maka tetangga atau kerabat terdekat biasanya yang membantu untuk membanguna rumah tersebut dimana upah yang diberiklan di hutang terlebih dahulu sampai musim panen tembakau. Upah (ujrah) adalah setiap harta yang diberikan sebagai kompensasi atas pekerjaan yang dikerjakan manusia, baik berupa uang atau barang, yang memiliki nilai harta (maal) yaitu setiap sesuatu yang dapat dimanfaatkan. Upah adalah imbalan yang diterima seseorang atas pekerjaannya dalam bentuk imbalan materi 14 Majma al-malik Fahd, Al-Qu>r an dan Terjemahnya dengan Bahasa Indonesia, (al-madinah al- Munawwarah: Majma Malik Fahd, 1418), 156-157.
64 di dunia (adil dan layak) dan dalam bentuk imbalan pahala di akhirat (imbalan yang lebih baik). Yang menentukan upah tersebut (ajrun mitsli) adalah mereka yang mempunyai keahlian atau kemampuan (skill) untuk menentukan bukan standar yang ditetapkan Negara, juga bukan kebiasaan penduduk suatu Negara, melainkan oleh orang yang ahli dalam menangani upah kerja ataupun pekerja yang hendak diperkirakan upahnya orang yang ahli menentukan besarnya upah ini disebut dengan Khubara u. 15 Upah uang dan upah riil merupakan pembayaran tenaga kerja yang dibedakan dua jenis, yaitu upah dan gaji. Gaji adalah pembayaran yang diberikan kepada pekerja tetap dan tenaga kerja profesional yang biasanya dilaksanakan sebulan sekali seperti pegawai pemerintah, guru, dosen, manajer, akuntan. Sedangkan upah dimaksudkan sebagai pembayaran kepada pekerja-pekerja yang pekerjaannya berpindah-pindah, seperti pekerja pertanian, tukang kayu, tukang batu, dan buruh kasar. Berbeda dengan teori ekonomi yang mengartikan upah sebagai pembayaran atas jasa-jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha. Dalam ekonomi pembayaran pekerja tidak dapat dibedakan antara upah dan gaji, keduanya berarti pembayaran kepada pekerja. 15 Yusanto, M.I dan M.K. Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, Cet I, 2002.), 123.
65 Dari pengertian di atas tentang hutang piutang pemberian upah kuli bangunan harus diberikan upahnya sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan dari awal berapa per harinya. Sedangkan yang terjadi di Desa Ragang Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan merupakan sebuah praktik dimana bagi orang yang membantu melakukan pembangunan rumah tersebut harus dibayarkan tetapi yang dibayarkan ketika rumah tersebut selesai hanya kuli bangunan yang utama yaitu per hari Rp 100.000,00 sedangkan kuli bangunan pembantu yang terdiri dari tetangga dan keluarga dekat diberi Rp 80.000,00 per orang dan per hari dengan diberi makan 2X dalam sehari yaitu pagi dan siang hari. Mengenai perbuatan tersebut di atas dijelaskan ketika melakukan sesuatu perbuatan ibadah hendaklah ikhlas karena Allah bukan karena sesuatu hal yang diinginkan dimana dalam hal ini niat dari membangun rumah bukan karena uang tetapi karena ibadah meskipun upah yang diberikan masih dihutangkan tetapi dalam jangka waktu tertentu dibayarkan. Allah Swt berfirman, ف جإن أ ر ض ع ن ل ك م ف آت وه ن أ ج ور ه ن... Jika mereka telah menyusukan anakmu maka berilah upah mereka. (Q.S. Ath-Thalaq 65 : 6) Allah Swt., berfirman, ق ال ت إجح د ا ه ا ي ا أ ب جت اس ت أ جر ه إجن خ ي ر م جن اس ت أ ج ر ت ال ق جوي ا أ ج مي Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang
66 paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. (Q.S. Al-Qashash 28 : 26). Upah tidak menjadi dengan hanya sekedar akad, menurut mazhab Hanafi. Mensyaratkan mempercepat upah dan menangguhkannya sah, seperti juga halnya mempercepat yang sebagian dan menangguhkan yang sebagian lagi, sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, Jika dalam akad tidak terdapat kesepakatan mempercepat atau menangguhkan, sekiranya upah itu bersifat dikaitkan dengan waktu tertentu, maka wajib dipenuhi sesudah berakhirnya masa tersebut. Misalnya orang yang menyewa suatu rumah untuk selama satu bulan, kemudian masa satu bulan telah berlalu, maka ia wajib membayar sewaan. Jika akad ija>rah untuk suatu pekerjaan, maka kewajiban pembayaran upahnya pada waktu berakhirnya pekerjaan.