1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan suatu gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang ditandai adanya hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa dalam darah yang terjadi karena kelainan sekresi insulin atau menurunnya kerja insulin (American Diabetes Association, 2012). Hiperglikemi dapat berdampak buruk pada berbagai ancaman organ tubuh seperti neuropati diabetik, ulkus kaki, retinopati diabetik, nefropati diabetik dan gangguan pembuluh darah (Price & Wilson, 2006). Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) dan jumlah pasien diabetes melitus didunia mencapai 246 juta orang (WHO 2007). Indonesia menempati urutan ke-4 dengan jumlah pasien diabetes melitus terbesar didunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat, dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk (WHO, 2005). Secara global, WHO mengatakan bahwa pada tahun 2004 terdapat 1,1 juta penduduk mengalami kematian akibat diabetes melitus dengan prevalensi 1,9% dan pada tahun 2007 dilaporkan bahwa terdapat 246 juta pasien diabetes melitus, 6 juta kasus baru diabetes melitus dan 3,5 juta penduduk mengalami kematian akibat diabetes melitus. Dari seluruh kematian akibat diabetes melitus di dunia, 70% kematian terjadi di negara-negara berkembang. Berdasarkan data dari dinas kesehatan kota semarang tahun (2014), prevalensi kasus diabetes melitus pada tahun 2010 sebesar 20,5 %, kemudian pada tahun 2011 sebesar 19,7 %, pada tahun 2012 sebesar 20,7%, pada tahun 2013 sebesar 20,6% dan pada tahun 2014 prevalensi penderita diabetes melitus di kota semarang mencapai 9,461% menduduki peringkat kedua dalam kasus penyakit tidak menular setelah hipertensi. 1
2 Data rekam medik di RSUD Kota Semarang menunjukan kasus penderita diabetes melitus tahun 2014 mencapai 735 kasus yang dirawat inap, meningkat pada tahun 2015 mencaoai hingga 763 kasus kemudian pada tahun 2016 periode Januari mencapai 50 kasus yang di rawat inap. Salah satu upaya preventif pada pasien diabetes melitus yang sudah mengidap penyakit menahun adalah keterampilan perawatan kaki untuk menurangi terjadinya komplikasi ulkus diabetikum. Penderita diabetes melitus tipe II mempunyai resiko 15% terjadi ulkus diabetikum pada masa hidupnya dan resiko terjadinya kekambuhan dalam 5 tahun sebesar 70%. Sebagian besar kejadian ulkus diabetikum akan berakhir dengan amputasi dan akan mengakibatkan dampak negatif terhadap kelangsungan hidup individu. Sebanyak 50% dari kasus kasus amputasi diperkirakan dapat dicegah jika pasien rutin untuk melakukan tindakan preventif untuk perawatan kaki setiap hari (Vatankhah, khamseh & Nouden, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Ardi, Damayanti dan Sudirman (2014) juga menunjukan bahwa ada hubungan antara kepatuhan perawatan kaki dengan resiko ulkus kaki diabetik. Sehingga untuk mencapai keberhasilan dalam penatalaksanaan diabetes melitus, dibutuhkan kepatuhan yang cukup baik dari penderita diabetes melitus itu sendiri. Kepatuhan perawatan kaki pasien diabetes melitus merupakan perilaku meyakini dan menjalankan rekomendasi perawatan kaki diabetes melitus yang diberikan oleh petugas kesehatan (Tovar, 2007). Namun tidak semua pasien diabetes melitus mampu menjalankan anjuran terhadap perawatan kaki. Ketidak patuhan pasien terhadap perawatan kaki secara mandiri merupakan salah satu kendala pada pasien diabetes melitus. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien termasuk kepatuhan dalam melaksanakan perawatan kaki yaitu pemahaman tentang instruksi, kualitas interaksi, dukungan keluarga, serta keyakinan sikap dan kepribadian klien. Dari ke empat faktor tersebut, dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang tidak dapat diabaikan begitu saja karena dukungan keluarga merupakan salah satu dari faktor yang memiliki
3 kontribusi yang cukup berarti dan sebagai faktor penguat yang dapat mempengaruhi kepatuhan pasien diabetes melitus dalam menjalani perawatan kaki secara teratur setiap hari (Niven, 2008) Dukungan keluarga merupakan segala bentuk perilaku dan sikap positif yang memberikan keluarga kepada salah satu anggota keluarga yang sakit yaitu anggota keluarga yang mengalami anggota kesehatan (Friedman, 2010). Dukungan keluarga dapat diberikan dalam bentuk dukungan informatif seperti memberikan informasi tentang perawatan kaki pada pasien ulkus diabetikum, dapat memberikan dukungan emosional untuk ketenangan, dukungan penghargaan dan instrumental seperti dukungan untuk melakukan olahraga secara teratur setiap hari, mendampingi pada saat kontol ke pelayannan kesehatan agar pasien diabetes melitus tidak merasa hidup sendirian, serta membantu perawatan kaki secara teratur untuk dapat mencegah terjadinya ulkus diabetikum dan dapat mengingatkan pasien untuk selalu menggunakan alas kaki agar tidak kontak langsung dengan lantai guna mencegah terjadinya luka (Hansarling, 2009). Dalam hal ini dukungan keluarga sangat penting untuk dapat memotivasi pasien diabetes melitus dalam merawat kaki dalam mencegah terjadinya komplikasi ulkus diabetikum. Keberadaan dukungan keluarga yang adekuat secara spesifik saling berhubungan dengan status kesehatan yaitu terjadinya perubahan perilaku sehingga menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit. Jadi dengan adanya dukungan keluarga maka status kesehatan pasien akan lebih meningkat. Hasil penelitian yang serupa yang dilakukan oleh Haryono (2009) dan Anggina, Hamzah dan Pandit (2010) mengatakan dukungan keluarga mempunyai hubungan terhadap kepatuhan diet pasien diabetes melitus. Hal ini menunjukan bahwa dukungan keluarga, terutama keluarga inti sangat dibutuhkan oleh pasien yang menderita diabetes melitus dalam kepatuhan diet.
4 Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan perawatan kaki pada pasien diabetes melitus di RSUD Kota Semarang. B. Rumusan Masalah Di Indonesia sendiri masalah ulkus diabteikum masih merupakan masalah besar. Angka kematian dan angka amputasi masih sangat tinggi, masing-masing sebesar 16% dan 25%. Prevalensi ulkus diabetikum di Indonesia sebesar 15% dari penderita diabetes melitus. Banyak studi yang telah meneliti faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ulkus diabetikum. Salah satu upaya preventif pada pasien diabetes melitus dalam mencegah ulkus diabetikum adalah kepatuhan dalam perawatan kaki. Dalam hal ini dukungan keluarga sangat penting untuk dapat meningkatkan kepatuhan pasien diabetes melitus dalam merawat kaki dalam mencegah terjadinya komplikasi ulkus diabetikum. Namun belum ada penelitian yang menunjukan bukti atas adanya hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan perawatan kaki sebagai indikator dalam mencegah terjadinya ulkus diabetikum. Berdasarkan masalah diatas, peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan perawatan kaki pada pasien diabetes melitus? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan perawatan kaki pada pasien diabtes melitus 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan karakteristik responden pasien diabetes melitus yang meliputi : usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. b. Mendeskripsikan dukungan keluarga pada pasien diabetes melitus di RSUD Kota Semarang
5 c. Mendeskripsikan kepatuhan perawatan kaki pada pasien diabetes melitus di RSUD Kota Semarang d. Menganalisis hubungan antara dukungan keluarga terhadap kepatuhan perawatan kaki pada pasien diabetes melitus di RSUD Kota Semarang D. Manfaat Penelitian 1. Bagi pasien diabetes melitus Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tentang pentingnya dukungan keluarga terhadap pasien diabetes melitus terhadap kepatuhan perawatan kaki untuk dapat mencegah terjadinya komplikasi diabetes melitus khususnya ulkus diabetik 2. Bagi tenaga kesehatan / perawat Dapat memberikan pengetahuan pentingnya dukungan keluarga terhadap kepatuhan perawatan kaki, sehingga perawat dapat melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan optimal pada pasien diabetes dalam tindakan preventif perawatan kaki sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi 3. Bagi keluarga penderita diabetes melitus Dapat memberikan pengetahuan pentinya dukungan keluarga dalam kepatuhan perawatan kaki, sehingga keluarga pasien diabetes melitus dapat memberikan informasi dan motivasi dalam melakukan perawatan kaki pasien diabetes. 4. Bagi Peneliti selanjutnya Peneliti dapat mengembangkan ide-ide penelitian selanjutnya sehingga dapat memberikan variasi pada penelitian yang selanjutnya. Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk mengetahui pentingnya hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan perawatan kaki pada pasien diabetes melitus
6 E. Bidang Ilmu Penelitian yang akan dilakukan termasuk dalam bidang ilmu keperawatan medikal bedah, khususnya pada penyakit diabetes melitus. F. Keaslian penelitian No Nama peneliti /Tahun 1 Anggina, hamzah dan pandit (2010) Judul/Variabel yang diteliti Hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan pasien DM dalam melaksanakan program diet Tabel 1.1 Keaslaian penelitian Desain Hasil penelitian penelitian Deskriptif correlation Berdasarkan hasil pengkajian hubungan melalui chi-square, menunjukan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan diet dengan derajat keeratan yang tinggi (0,603) dan ratio prevalensinya 70,000 Kesamaan dan perbedaan Kesamana penelitian ini dengan penelitian yang akan saya ambil adalah pada variabel bebasnya. Sedangkan perbedaan nya yaitu pada variabel terikatnya, dimana variabel terikat dalam penelitian saya yaitu kepatuhan perawatan kaki dalam mencegah terjadinya ulkus diabetikum. Perbedaan yang lainnya yaitu pada tempat penelitian. 2 Haryono, 2009 Hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus diwilayah kerja puskesmas godean I sleman yogyakarta Non eksperimental dengan pendekatan Cross sectional Penelitian ini menggunakan 35 responden pasien DM Didapatkan hasil bahwa dukungan keluarga dalam rentang kategori baik sebanyak 30 orang (85,7%) dan dalam kategori sedang sebanyak 5 orang (14,3%). Adapun kepatuhan pasien dalam kepatuhan diet diabetes melitus berada dalam kategori baik sebanyak 22 orang (62,9%) dalam kategori sedang 12 orang (34,3%) dan dalam kategori kurang 1 orang (2,3%). Hasil tersebut dianalisis menggunakan uji Spermn rho dan didapatkan nilai r=0,565 dengan p value=0,000 yang nilainya kurang dari nilai alpha 0,05. Kesimpulanya dukungan keluarga memiliki hubungan terhadap kepatuhan diet pasien DM Kesamana penelitian ini dengan penelitian yang akan saya ambil adalah pada variabel bebasnya. Sedangkan perbedaan nya yaitu pada variabel terikatnya, dimana variabel terikat dalam penelitian saya yaitu kepatuhan perawatan kaki dalam mencegah terjadinya ulkus diabetikum. Perbedaan yang lainnya yaitu pada tempat penelitian.
7 Tabel 1.1 Keaslaian penelitian 3 Ardi, Damayanti dan Sudirman, 2014 Hubungan kepatuhan perawatan kaki denagn resiko ulkus kaki diabetes di poli klinik DM RSU Andi Makkasaupare pare Cross sectional study Hasil penelitian menunjukan karakteristik diabetisi sebagian besar kelompok usia lansia, berjenis kelamin perempuan, Dm tipe 2, berpendidikan rendah, dan bekerja. Hasil analisis menunjukan ada hubungan kepatuhan perawatan kaki dengan resiko ulkus kaki diabetik (p=0,005) Persaman penelitian tersebut dengan penelitian yang akan saya lakuakn yaitu pada variabel penelitian tersebut sama dengan variabel terikat dengan penelitian yang akan saya lakuakn, perbedaanya pada variabel bebas yang akan peneliti lakuakan yaitu hubungan dukungan keluarga. Perbedaan yang lainnya yaitu pada tempat penelitian 4 Sulistiari, 2013 Pengaruh pendidikan kesehatan perawatan kaki terhadap kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2 dalam melakukan perawatan kaki diwilayah kerja puskesmas jengawah kabupaten jember Post tes Populasi penelitian ini adalah 54 responden dengan 30 repondents sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel probabilitas yang digunakan sampling dengan proporsional random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan wilcoxon rank test ditandatangani dengan 95% CI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p adalah 0,001 (p <0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan pada Pemenuhan diabetes mellitus tipe 2 pasien dalam melakukan perawatan kaki. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan saya lakukan yaitu pada variabel terikatnya yaitu sama-sama meneliti kepatuhan perawatan kaki tetapi ada perbedaanya yaitu pada variabel bebas penelitian diamana saya sebagai peneliti menggunakan dukungan kluarga sebagai variabel bebas, perbedaan yang lain yaitu pada desain penelitian, tujuan penelitian dan tempat penelitian. 5 Sidiq, 2016 Hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan perawatan kaki pada pasien diabetes melitus Cross sectional Hasil uji Spearman s rho diperoleh nilai sig. (2-tailed) atau p value 0,008 ( karena p value < 0,05) maka yang Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat hubungan antara dukungan keluarga terhadap kepatuhan perawatan kaki pada pasien diabetes melitus di RSUD Kota Semarang. Nilai koefisien
Tabel 1.1 Keaslaian penelitian korelasi spearman sebesar 0,389 yang artinya bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi rendah. Artinya semakin besar dukungan keluarga yang di berikan pada psien diabetes melitus, semakin besar juga kepatuhan pasien diabetes melitus dalam melakukan perawatan kaki 8