BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dilakukan melalui pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

I. PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan tidak lepas dari masalah pembelajaran, karena

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikanadalah masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan. Oleh: L A S M I N I A

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di

siswa yang memilih menyukai pelajaran fisika, sedangkan 21 siswa lagi lebih memilih pelajaran lain seperti bahasa Indonesia dan olahraga, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat suatu perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi yang di miliki oleh suatu

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (TIK) yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi semakin pesat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan. mengalami perubahan sejalan dengan tuntutan kebutuhan.

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL DI SMKN 4 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai masalah dalam proses belajar dan pembelajaranperlu ditangani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenjang sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki 4 (empat) program studi keahlian yaitu keuangan, tata niaga,

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. sistem evaluasi, pengadaan buku dana alat-alat pelajaran, perbaikan sarana. belum menunjukkan hasil sebagaimana yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah program, pendidikan merupakan aktivitas sadar dan sengaja yang diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. intensif baik dari pemerintah, masyarakat maupun pengelola pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap jenjang pendidikan, Bahasa Indonesia juga sebagai mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan pembelajaran peran guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha

BAB V PENUTUP. dengan metode ceramah dan metode tanya jawab. 2. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar K3 siswa. Hasil

1. PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia khususnya Lampung masih banyak. menggunakan pembelajaran yang bersifat tradisional. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan terutama di negera - negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi paling penting yang dimiliki oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup. Nasional (UU No. 20/2003) Bab II Pasal 3, bahwa:

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Disusun Oleh : SABARNO

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan yang modern ditandai dengan semakin majunya teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi pembelajaran sekarang ini tidak lebih dari sekedar guru mengajarkan pengetahuan kepada anak didik dengan cara yang konvensional. Sistem pembelajaran konvensional kurang fleksibel dalam mengakomodasi perkembangan materi pembelajaran karena guru harus intensif menyesuaikan materi pelajaran dengan perkembangan teknologi terbaru yang menjadi standar industri. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dilakukan melalui pendidikan informal, formal, dan nonformal. Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak, sejak anak lahir sampai mati, yang berlangsung dalam pengalaman sehari-hari. Pendidikan formal adalah pendidikan yang dilaksanakan secara teratur, bertingkat atau berjenjang dan mengikuti syarat- syarat yang jelas serta ketat. Pendidikan formal, biasanya dikenal dengan pendidikan sekolah. Pendidikan nonformal ialah pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak mengikuti syarat atau peraturan yang tetap dan ketat. Jenjang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan atau memperluas pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar serta dapat 1

mengembangkan kemampuannya lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi. 2 Pendidikan menengah terdiri dari: (a) pendidikan umum, (b) pendidikan kejuruan, (c) pendidikan luar biasa, (d) pendidikan kedinasan dan (e) pendidikan agama. Salah satu bentuk pendidikan menengah adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 Pasal 15 menyebutkan bahwa Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sebagai salah satu sekolah yang menghasilkan lulusan siap kerja dituntut untuk memiliki keterampilan untuk memasuki lapangan kerja, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah kejuruan yang terdiri dari kelompok Teknologi dan Industri, masing-masing program studi di SMK memiliki tujuan khusus yang berbeda satu dengan yang lainnya. SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mengemban amanah untuk menghasilkan tamatan yang memiliki kompetensi tenaga kerja tingkat menengah. Kompetensi dimaksud mencakup seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku bagi siswa untuk melaksanakan tugas tertentu. Acuan yang digunakan untuk memenuhi komptetensi siswa ialah kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja baik Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) atau standar kompetensi suatu lembaga internasional yang kredibelitasnya telah diakui secara global. Salah satu indikasi keberhasilan

3 sekolah dalam mewujudkan siswa yang berkualitas adalah ditunjukkan dengan hasil belajar yang tinggi. Mata pelajaran Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Untuk jenjang SMK pelajaran Fisika sangat diperlukan dikarenakan sangat berkaitan dengan bidang kompetensi kejuruan masing-masing, selain itu lingkup materi mata pelajaran Fisika SMK dibatasi konsep-konsep dasar, juga perlu dilakukan pengembangan dan pendalaman materi tertentu yang dibutuhkan di lingkup program studi keahlian sehingga perlu dialokasikan porsi topik/materi Fisika dalam mata pelajaran dasar kejuruan di tiap program studi keahlian (Contoh : di program studi Teknik Bangunan, mekanika, salah satu topik/materi Fisika dibutuhkan secara lebih mendalam oleh program studi teknik bangunan, dialokasikan dalam mata pelajaran mekanika teknik). Sehingga setiap siswa dituntut untuk mampu mempersiapkan diri menghadapi perubahan keadaan di dalam dunia industri dan dunia usaha yang selalu berkembang baik melalui latihan, bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efisien, dan juga membina kerjasama yang baik antar sesama siswa. Namun berdasarkan pengamatan penulis selama menjadi tenaga pengajar sejak tahun 2002 sampai sekarang di SMK kebanyakan kegiatan pembelajaran Fisika/ masih berjalan secara konvensional, di mana masih didominasi kegiatan ceramah dan berpusat pada guru (teacher centered), serta guru lebih cenderung melaksanakan pembelajaran selalu dilakukan melalui satu teknik penyampaian saja, sehingga kurang menarik perhatian siswa dan akhirnya menyebabkan siswa

merasa bosan ketika pembelajaran berlangsung. Permasalahan tersebut di atas pada akhirnya tentu akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Rata-rata hasil belajar ujian semester Fisika seperti pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. : Daftar Rata-Rata Hasil Ujian Semester mulai Tahun Ajaran 2010/2011, 2011/2012, dan 2012/2013 Mata Pelajaran Fisika SMK Negeri 1 Balige Kab. Toba Samosir untuk Semua Bidang Keahlian Mata Tahun Ajaran No. KKM Ket Pelajaran 2010/2011 2011/2012 2012/2013 1 FISIKA 6,25 6,30 7,00 7,00 Sumber : Tata Usaha SMK Negeri 1 Balige Kab. Toba Samosir Berdasarkan Tabel 1.1. di atas, rata-rata nilai perolehan hasil belajar Fisika berkisar antara 6,25 hingga 7,00. Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar Fisika siswa di SMKN 1 Balige tiap tahun masih ada yang belum mencapai nilai SKBM/KKM. Dari hasil observasi awal, ditemukan beberapa fenomena pendekatan pembelajaran yang dilakukan guru dalam pengajaran Fisika, antara lain: (1) pendekatan pembelajaran masih terlalu didominasi guru (teacher centered), seperti guru lebih banyak menggunakan pendekatan ceramah tanpa diiringi pendekatan lain, (2) penggunaan pendekatan kurang tepat dengan materi pembelajaran, seperti tidak dihubungkan dengan bentuk nyata, (3) pembelajaran yang dilakukan tidak menggunakan media yang menantang siswa dalam pembelajaran, akibatnya guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik. Fenomena permasalahan di atas mengindikasikan bahwa metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pengajaran Fisika di SMK N 1 Balige masih bersifat konvensional seperti terlalu banyak menggunakan ceramah, kurang menyesuaikan dengan materi pembelajaran, tidak menggunakan media yang 4

5 menantang dan kegiatan siswa yang kurang memperhatikan lingkungan belajarnya. Pendekatan dengan cara ini diindikasikan berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar yang diperoleh siswa. Menurut Slamento (2010:54), dalam pembelajaran ada tiga faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu (1) faktor jasmaniah; (2) faktor psikologis; dan (3) faktor kelelahan. Sedangkan menurut Suryabrata (2004:233) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu banyak sekali macamnya, antara lain : (1) faktorfaktor yang berasal dari luar diri pelajar, yaitu (a) faktor-faktor non sosial, (b) faktor-faktor sosial, dan (2) faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, yaitu (a) faktor-faktor fisiologis, (b) faktor-faktor psikologis. Kehadiran media pembelajaran interaktif sangat dibutuhkan dalam pembelajaran dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi belajar seperti faktor jasmaniah, faktor psikologis, faktor sosial. Untuk itu guru harus menggunakan media pembelajaran yang tepat dan interaktif untuk merangsang serta meningkatkan minat belajar dari pada siswa yang selama ini kebiasaan belajar siswa yang hanya memusatkan pada perhatian guru (teacher centered), siswa tidak serius dalam belajar, serta lebih mementingkan pada mata pelajaran kompetensi kejuruan mereka. Juga sekalian mengubah image mata pelajaran Fisika yang sulit, tidak menarik, dan membosankan dikarenakan guru Fisika selama ini hanya berorientasi pada teacher centered. Di samping kurangnya penggunaan media pembelajaran interaktif yang tepat, rendahnya perolehan hasil belajar Fisika siswa juga dipengaruhi oleh karakteristik siswa itu sendiri yaitu komunikasi interpersonal (antar pribadi), hal

6 ini dapat dilihat dari kurangnya interaksi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa kurang aktif bertanya, hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru. Kehadiran media pembelajaran interaktif dalam proses pembelajaran telah membuat suasana yang berbeda dalam kelas, karena materi yang dulunya diajarkan dalam ceramah dan hanya monoton dapat divariasikan dengan menampilkan tayangan berupa integrasi teks, suara, gambar bergerak, dan video. Melihat hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan perbaikan-perbaikan proses pembelajaran secara terus menerus, sehingga siswa lebih termotivasi, lebih aktif, dan juga memiliki komunikasi interpersonal dalam memperlajari mata pelajaran Fisika, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan penggunaan media pembelajaran interaktif, sehingga dapat mendorong siswa lebih mudah dalam memahami konsep-konsep Fisika. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian ini, sebagai berikut : (1) pendekatan pembelajaran masih terlalu didominasi guru (teacher centered), seperti guru lebih banyak menggunakan pendekatan ceramah tanpa diiringi pendekatan lain; (2) masih ada pemahaman siswa menganggap pelajaran Fisika merupakan mata pelajaran yang sulit, tidak menarik, dan membosankan; (3) penggunaan pendekatan pembelajaran kurang tepat dengan materi pembelajaran; (4) pemakaian multimedia dalam pembelajaran Fisika di

7 sekolah masih minim; (5) pembelajaran yang dilakukan tidak menggunakan media yang efektif; (6) masih rendahnya motivasi siswa di dalam kegiatan pembelajaran; (7) hasil belajar siswa masih banyak yang rendah; (8) masih banyaknya siswa yang kurang perhatian dengan lingkungan belajar. Hal ini terlihat dari kegiatan siswa pada saat guru menjelaskan materi di depan kelas dan bermain-main ketika praktek di workshop. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini perlu dibatasi, karena untuk memperoleh jawaban terhadap permasalahan tersebut diperlukan suatu penelitian yang mendalam. Sehingga dengan adanya pembatasan masalah yang sesuai pada ruang lingkup yang dapat dijangkau oleh peneliti, penelitian ini dapat lebih fokus dan terarah. Masalah pada penelitian dibatasi yang berkenaan dengan penggunaan media pembelajaran interaktif yang aplikasinya dibuat dengan software program Macromedia flash 8,0 dengan materi kompetensi menerapkan impuls dan momentum pada kelas X SMK semester genap pada kurikulum 2013 dan analisis kebutuhan hanya dilakukan di SMK Negeri 1 Balige Kabupaten Toba Samosir. D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang dipaparkan pada latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

8 1. Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran interaktif yang dikembangkan pada mata pelajaran Fisika? 2. Bagaimana keefektifan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran interaktif pada mata pelajaran Fisika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk memperoleh masukan tentang pengaruh penggunaan media pembelajaran interaktif, sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui kualitas media pembelajaran interaktif yang dikembangkan dengan menggunakan macromedia flash pada mata pelajaran Fisika. 2. Mengetahui keefektifan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran interaktif pada mata pelajaran Fisika dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan media pembelajaran konvensional. F. Manfaat Penelitian Salah satu manfaat penelitian ini secara teoretis, manfaat penelitian ini adalah untuk menambah khasanah pengetahuan tentang penggunaan media pembelajaran interaktif, kemampuan berkomunikasi interpersonal dan hasil belajar Fisika yang dapat dijadikan sebagai landasan dan dikembangkan bagi peneliti lain dan juga bagi kepala sekolah dan pengawas pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Secara praktis adalah sebagai sumbangan pemikiran dalam meningkatkan 9 hasil belajar siswa, dalam hal ini mutu pendidikan, khususnya dalam mata pelajaran Fisika bagi guru dalam merancang proses pembelajaran agar diperoleh hasil yang optimal. Penelitian ini juga dapat memberikan masukan kepada siswa tentang cara belajar yang baik, efektif, dan efisien sehingga dapat meningkatkan hasil belajar Fisika. Dan selain itu, diharapkan penelitian ini kiranya bermanfaat dalam memberikan kontribusi kepada pihak-pihak pengambil kebijakan sesuai dengan kebutuhan.