BAB II DESKRIPSI LOKASI

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambaha

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUMM PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

Memperhatikan : Berita Acara Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Cilacap Nomor 08/BA/V/2016 Tanggal 22 Mei 2016.

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik I. Umum II. Pasal Demi Pasal...

KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADUAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA TANGERANG TAHUN 2013

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Menimbang : a. Mengingat : 1.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMUTAKHIRAN DATA DAN DAFTAR PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2013

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI GORONTALO NOMOR : 01/Kpts/Pilgub/KPU-Prov-027/2011

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013

C. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah).

II. KEDUDUKAN, KEANGGOTAAN, TUGAS DAN KEWAJIBAN PPK, PPS, KPPS DAN PPDP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TRENGGALEK. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 2 /Kpts/KPU.Kab / 2015 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

TAHAPAN PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN TUBAN TAHUN 2011 PUTARAN PERTAMA JADWAL

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan

~ 1 ~ KOMISI PEMILIHAN UMUMM KABUPATEN BANGKA BARAT

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BELITUNG

Draft Ketiga, 11 Sep 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR : 34/Kpts/KPU-Kab /2015

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA. NOMOR : 5/Kpts/KPU-Kab /IV/2015 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BARITO UTARA. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BARITO UTARA Nomor : 1/HK.03.1-Kpt/6205/KPU-Kab/VII/2017

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DONGGALA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2012 ( PUTARAN PERTAMA )

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PANGKALPINANG. NOMOR : 17/Kpts/KPU-Kota /2013 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 10/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANGKA. NOMOR : 01/Kpts/KPU-KAB /2012 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- BAB I KETENTUAN UMUM

Pengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL WAKTU PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI GARUT TAHUN 2008

1. PERENCANAAN PROGRAM DAN ANGGARAN 18 Februari Mei PENYUSUNAN PERATURAN/ PEDOMAN TEKNIS

2017, No d. bahwa Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2011 tent

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM,

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

- 2 - Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246);

- 3 - BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KULIAH 12 PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG

TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR RIAU TAHUN 2013

- 2 - c) Rekapitulasi DPTb-1 tingkat kecamatan 24 Oktober Oktober 2015

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Transkripsi:

45 BAB II DESKRIPSI LOKASI A. KPU Kota Surakarta 1. Pengertian KPU Kota PP RI No. 6 Tahun 2005 Pasal I menyatakan bahwa Komisi Pemilihan Umum Daerah adalah KPU Provinsi dan KPU kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 untuk menyelenggarakan Menurut Hari Moerti (2005: www.parlemen.co.id) menyatakan bahwa KPU Kota merupakan penyelenggara pemilukada langsung dengan posisi tertinggi di wilayah kerjanya dan tidak bertanggung jawab secara hukum kepada DPRD dan Pemerintah Daerah namun pada pelaksanaannya KPU Kota juga bertanggung jawab terhadap DPRD tekait penggunaan anggaran dalam pelaksanaan pemilukada, dikarenakan menggunakan dana dari APBD wilayah penyelenggaraan. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan, dan pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa KPUD terlah diubah nama menjadi KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota, namun perubahan istilah ini tidak berpengaruh banyak kepada hasil dari pemilukada, karena pada esensinya keberadaan KPU kabupaten/kota dan KPUD adalah sama dan

46 hanya berganti sebutan. Sehingga sah-sah saja menyebut KPUD maupun KPU Kabupaten/Kota. Penggantian ini hanya berfungsi untuk memperjelas perbedaan antar KPU tingkat provinsi dan kota/kabupaten. Namun pada pelaksanaan pemilukada tahun 2010 kota surakarta mengacu pada PP No. 49/2008 dengan menyebut KPU kota Surakarta. Berdasarkan pendapat diatas yang dimaksud dengan KPU kota adalah KPU provinsi dan KPU kabupaten/kota yang diberi wewenang menyelenggarakan pemilukada langsung dengan posisi tertinggi diwilayah kerjanya. 2. Tugas dan Wewenang Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPU Kota) Untuk menjalankan fungsi penyelenggaraan pemilukada, KPU kota diberi tugas dan wewenang yang memadai. Berdasarkan PP No 6 tahun 2005 pasal 66 ayat (1) disebutkan bahwa sebagai penyelengara pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah, tugas dan wewenang KPU kota menetapkan segala tata cara mengenai pemilukada serta mengkoordinir sistematis Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Merencanakan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah b. Menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah sesuai dengan tahapan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan c. Mengkordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah

47 d. Menetapkan tanggal dan tata cara pelaksannaan kampanye, serta pemungutan suara pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah e. Meneliti persyaratan partai politik atau gabungan partai politik yang mengusulkan calon f. Meneliti persyaratan calon kepala darah dan wakil kepala daerah yang diusulkan g. Menetapkan pasangan calon yang telah memenuhi persyaratan h. Menerima pendaftaran dan tim kampanye i. Mengumumkan sumbangan dana kampanye j. Menetapkan hasil rekapitulasi perhitungan suara dan mengumumkan hasil pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah k. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksannaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah l. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur oleh peraturan perundang-undangan. m. Menetapkan kantor akuntan publik untuk mengaudit dana kampanye dan mengumumkan hasil audit. Sebagai penyelenggara pemilihan KPU kota tidak hanya memiliki tugas wewenang sebagai pijakan hukum menyelenggarakan Pemilukada. Lebih dari itu, KPU kota memiliki kewajiban-kewajiban. Menurut PP No. 6 Tahun 2005 diantara kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh KPU kota sebagai penyelenggara pemilihan adalah sebagai berikut:

48 Memperlakukan pasangan calon secara adil dan setara, menetapkan standarisasi serta kebutuhan jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemilihan berdasaerkan peraturan perundang-undangan, menyampaikan laporan kepada DPD untuk setiap tahap pelaksanaan pemilihan dan menyampaikan informasi kegiatan kepada masyarakat, memelihara arsip dan dokumen pemilihan serta mengelola barang inventaris milik KPU kota berdasarkan peraturan perunda ng-undangan, mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran kepada DPRD dan melaksanakan semua tahapan tepat waktu. (Nuansa Aulia, 2007:35). Untuk menciptakan pemilukada yang jujur dan adil, dibutuhkan banyak pilar. Disamping perlu adanya berbagai aturan main yang jelas dan demokratis, juga dibutuhkan para pelaksana dan kelembagaan yang handal. Penyiapan kelembagaan dan personal pada dasarnya dimaksudkan untuk melaksanakan pemilukada yang jujur dan adil dari sisi proses pelaksanaanya. Dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara pemilihan, KPU kota tidak bejalan sendiri. Ia dibantu oleh para penyelenggara pemilihan tingkat kecamatan dan desa, termasuk penyelenggaraan pemilihan di tingkat TPS yaitu PPK, PPS, dan KPPS. Hal ini tertuang dalam PP No. 6 Tahun 2005 pasal 7 yang isinya sebagai berikut 1)Dalan menyelengarakan pemilihan, KPU kabupaten atau kota membentuk PPK, PPS, dan KPPS, 2) Pembentukan panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 paling lama 21 (dua puluh satu) hari sejak pemberitahuan DPRD.

49 Menurut PP No. 6 Tahun 2005 Lembaga-lembaga yang berada di bawah naungan KPU kota sebagai lembaga penyelenggaraan pemilihan ditingkat kecamatan dan desa, termasuk penyelenggaraan pemilihan di tingkat TPS yaitu PPK, PPS dan KPPS. dijelaskan sebagai berikut: a. PPK (Panitia Pemilih Kecamatan) PPK merupakan perpanjangan dari KPU kota yang berkedudukan di setiap kecamatan. PPK sebagaimana dimaksud mempunyai tugas dan wewenang: 1) Mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS dalam wilayah kerjanya, membuat berita acara dan sertifikasi hasil penghitungan suara, dan 2) Membantu tugas-tugas KPU kota dalam melaksanakan pemilihan b. PPS (Panitia Pemungutan Suara) Satu tingkat dibawah PPK yaitu PPS yang berkedudukan di desa/kelurahan. Menurut pasal 11 PP RI No. 6 Tahun 2005 tugas dan wewenang dari PPS adalah: 1) Melakukan pendaftaran pemilih; 2) Mengangkat petugas pencatat dan pendaftar; 3) Menyampaikan daftar pemilih kepada PPK; 4) Melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara dari seluruh TPS dalam wilayah kerjanya dan membuat berita acara dan sertifikat rekaputulasi hasil penghitungan suara; dan 5) Membantu tugas PPK

50 c. KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) KPPS merupakan tim pelaksana teknis lapangan yang bertugas diseluruh TPS-TPS di wilayah kerjanya. Anggota KPPS sebanyak 7 orang, dan bertugas melaksanakan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS. KPPS sebagaimana dimaksud berkewajiban membuat berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara untuk disampaikan kepada PPS. 3. Peranan KPU Kota Menurut Undang-undang No. 22 Tahun 2007 peran KPU Kota adalah apa saja yang dapat dilakukan oleh KPU kota dalam masyarakat sebagai organisasi penyelenggaraan pelaksanaan kegiatan pemilihan. Peranan KPU kota dalam setiap tahapan pemilukada ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan seperti pada mestinya apabila KPU kota tidak menjalankan salah satu saja maka akan terhambatnya proses pemilukada. Pada pemilukada segala sesuatu yang berkaitan dengan pengaturan tata pelaksanaan pemilukada diserahkan kepada KPU kota setempat, sedangkan KPU diatasnya hanya bertugas sebagai supervisi. Dengan begitu, pada pemilukada bupati/walikota, maka KPU kabupaten atau kota yang memiliki peranan penting untuk membuat aturan main tata pelaksanaan pemilukada, sementara fungsi supervisi diberikan KPU provinsi. Untuk pemilukada gubernur, KPU provinsi yang menyelenggarakan dengan supervisi dari KPU pusat. Ketentuan KPU kota

51 sebagai penyelenggara Pemilukada ini telah diatur oleh UU No. 32 Tahun 2004 dan PP No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Dalam PP tersebut disebutkan bahwa penyelenggaraan pemilukada adalah KPU kota. Jadi KPU kota yang memiliki peran dominan dalam penyelenggaraan pemilukada sebagai mana yang termuat dalam pasal 4 ayat (1) berikut: 1) Pemilihan kepala daerah diselenggarakan oleh KPU kota 2) Dalam menyelenggarakan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, KPU provinsi menetapkan KPU kabupaten/kota sebagai bagian pelaksanaan tahap penyelenggaaan pemilihan. 3) Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. 4) Dalam pelaksanaan pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 KPU kota/kabupaten bertanggung jawab kepada DPRD. (Nuansa Aulia, 2007:6) Fungsi KPUD sebagai suatu stuktur sistem yang digunakan untuk mensukseskan jalanya pemilukada dalam suatu pemerintahan, seperti konsep yang dikemukakan Almond dalam Ronald H. Chilcote (2003:222) bahwa Konsep yang berkembang melalui beberapa fase menyebutkan dalam salah satu fasenya yaitu fase yang kedua mengenai fungsi output dari suatu pemerintahan yakni pembuatan aturan, penerapan aturan, dan

52 penilaian aturan, sedangkan fungsi input misalnya sosialisasi politik, artikulasi kepentingan, penggabungan kepentingan dan komunikasi politik. Bagi KPU kota fungsi output ini dilakukan dalam realisasi kewenangan membentuk kebijakan misalnya dalam pembuatan keputusankeputusan KPU dan dinyatakan oleh Almond (1999: 25) bahwa Sosialisasi politik dapat mendorong orang untuk berpartisipasi dalam budaya politik masyarakat. Sosialisasi dapat terjadi didalam keluarga, sekolah, kelompok keagamaan, institusi-institusi pemerintah, partai-partai politik, birokrasi dan lain-lain. Dalam pemilukada sosialisasi seperti yang diutarakan di atas memang sangat diperlukan guna memberikan pendidikan pemilih pada warga masyarakat. Baik dilakukan dalam forum formal maupun informal, tidak ada yang dapat menjadi takaran, yang paling utama adalah pendidikan politik yang diberikan mengena pada sasaranya. Jadi fungsi KPU kota dapat berjalan secara sistematis dan terstruktur sesuai dengan peran dan statusnya sebagai lembaga negara dan lembaga sosial. Mekanisme pemilihan secara langsung ini memang merupakan suatu tahapan penting dalam pemilukada. Namun, hal tersebut tidak cukup menjamin semuanya akan berjalan lancar. Dengan demikian peran KPU kota dalam Pemilukada di masing-masing daerah sangat berat. KPU kota memiliki suatu posisi atau tempat yang diharapkan ada pada suatu lembaga negara sesuai dengan tingkah laku dan fungsinya, sesuai dengan hak serta kewajiban yang harus ditampilkan lembaga tersebut sebagai

53 pemilik peranan tersebut. Komisi Pemilihan Umum Daerah dalam peranannya ini mengatur semua tahap penyelenggaraan pemilihan dari tahap awal dan harus selalu koordinasi dengan KPU pusat. Sehingga, segala kegiatan yang dilakukan oleh KPU kota pada setiap tingkatan akan berjalan secara konsisten. B. Pemilihan Kepala Daerah Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) merupakan salah satu langkah maju dalam mewujudkan demokratisasi di tingkat lokal, dimana demokrasi di tingkat nasional akan tumbuh berkembang dengan mapan dan dewasa apabila pada tingkat lokal, nilai-nilai demokrasi berakar dengan baik terlebih dahulu baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Sehingga untuk mewujudkan pemilihan kepala daerah yang bebas dan adil diperlukan berbagai macam peraturan-peraturan yang mendasari kebijakan ini. Adapun peraturan perundangan yang mengatur tentang pelaksanaan Pemilukada tersebut antara lain: 1. Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah 2. Peraturan Mahkamah Agung RI No. 2 tahun 2005 tentang Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum Keberatan Terhadap Penetapan Hasil Pemilukada Dan Pilwakada dari KPU Kabupaten/ Kota. 3. Peraturan Pengganti Undang-Undang No. 3 tahun 2005 tentang Perubahan atas UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Perpu ini berisi

54 tentang perubahan pada jumlah pemilih maksimum pada tiap TPS dan pelaksanaan Pemilukada dalam situasi genting. 4. PP No. 17 tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah RI No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. 5. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2005 tentang pemilihan, Pengesahan, Daerah Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. 6. Peraturan Menteri dalam Negeri No. 9 tahun 2005 tentang Pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. (Kemendagri, 2005: 2) Peraturan perundang-undangan yang ada pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan pemilukada yang bebas dan adil. Dalam proses pelaksanaanya peraturan perundangan ini mengatur mulai dari lembaga penyelenggara, aturan main dan teknis penyelenggaraan. Teknis penyelenggaraan dari pemilukada menurut Undang Undang No. 32 Tahun 2004 dan PP No. 6 Tahun 2005, dibagi menjadi dua tahap yaitu Tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan meliputi: a. Pemberitahuan DPRD kepada kepala daerah mengenai berakhirnya masa jabatan

55 b. Pemberitahuan DPRD kepada KPU kota/kabupaten mengenai berakhirnya masajabatan kepala daerah c. Perencanaan penyelenggaraan, meliputi penetapan tata cara dan jadwal tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daearah d. Pembentukan panitia pengawas, PPK, PPS dan KPPS e. Pemberitahuan dan pendaftaran pemantau 2. Tahap Pelaksanaan meliputi: a. Penetapan daftar pemilih, b. Pengumuman pendaftaran dan penetapan pasangan calon, c. Kampanye, d. Pemungutan suara, e. Perhitungan suara, f. Penetapan pasangan calon kepala daerah/wakil kepala daeah terpilih, pengesahan, dan pelantikan. Mekanisme pemilihan secara langsung merupakan suatu tahapan penting dalam pilkada. Kesuksesan dari setiap tahapan yang ada akan mempengaruhi keberhasilan pilkada secara keseluruhan. Sehingga setiap tahapan ini dilaksanakan dengan matang sesuai aturan yang ada. Namun hal ini tidak cukup menjamin semuanya akan berjalan lancar. Banyak kendala dan hambatan-hambatan yang mungkin terjadi pada setiap tahapan demi tahapanya.

56 a. Daftar Pemilih Tetap (DPT) Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pemilukada Surakarta 2015 yang tercatat di KPU Kota Surakarta adalah sebanyak 399.915 orang, yang tersebar di 5 kecamatan di kota Surakarta. Tabel Daftar Pemilih Tetap (DPT) NO KECAMATAN DPT 1. LAWEYAN 71.722 2. SERENGAN 38.964 3. PASAR KLIWON 61.295 4. JEBRES 102.494 5. BANJARSARI 125.440 KOTA SURAKARTA 399.915 Kegiatan pendaftaran pemilih dilaksanakan dengan berlandaskan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang warga negara untuk dapat menggunakan hak pilihnya adalah sebagai berikut : a) Warga negara Indonesia yang pada hari dan tanggal pemungutan suara telah berumur 17 tahun, atau belum berumur 17 tahun namun sudah berstatus kawin.

57 b) Sedang tidak terganggu jiwa/ingatannya. c) Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. d) Berdomisili di daerah pemilihan sekurang-kurangnya 6(enam) bulan sebelum disahkan daftar pemilih sementara yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Tujuan DPT selain untuk mengidentifikasi masyarakat yang telah mempunyai hak pilih, pendaftaran pemilih tetap juga bertujuan antara lain untuk mempersiapkan jumlah logistik utamanya surat suara yang akan didistribusikan ke seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS), untuk dijadikan pedoman pengalokasian dana yang dibutuhkan terkait pengadaan logistik pemilukada. Hal tersebut juga untuk menghindari penduduk luar daerah memilih di daerah pelaksanaan pilkada serta mengantisipasi pemberian suara lebih dari satu kali dalam pencoblosan. b. Relawan Demokrasi Relawan Demokrasi melakukan sosialisasi politik yang merupakan bagian dari upaya peningkatan partisipasi pemilu, dimana pemilu merupakan bagian penting dalam sistem politik demokrasi. Dan dalam hal ini Relawan Demokrasi menjadi salah satu agen/sarana dari lembaga pemerintah yang dapat kita lihat juga sebagai komunikator dalam proses sosialisasi untuk

58 meberikan informasi, pengetahuan dan nilai-nilai politik. Pada Pilkada Kota Surakarta tahun 2015, KPU Kota Surakarta berinisiatif untuk membuat sebuah tim yang kinerjanya sama dengan relawan demokrasi pada Pemilu 2014 lalu yang diberi sebutan dengan Tim Gerak Pasti atau Tim Gerak Partisipasi. Untuk meningkatkan pasrtisipasi pemilih dalam Pilkada Serentak 2015 Kota Surakarta, KPU Kota Surakarta membentuk Relawan Penggerak Partisipasi yang disingkat sebagai Relawan Gerak Pasti dengan tugas pokoknya adalah menjadi mitra KPU Kota Surakarta melakukan sosialisasi mengenai Pilkada Serentak Kota Surakarta langsung kepada masyarakat dengan sasaran kelompok pemilih pemula, kelompok pemilik perempuan, kelompok pemilih keagamaan, pemilih kelompok disabilitas dan kelompok pemilik pinggiran. Point penting dalam materi bimbingan teknis relawan Gerak Pasti adalah : 1) Relawan Penggerak Partisipasi adalah orang/personil yang direkrut oleh KPU Kota Surakarta yang bertugas untuk membantu meningkatkan dan menggerakkan partisipasi pemilih pada Pilkada 2015. 2) Penggerak Partisipasi (Gerak Pasti) merupakan sebuah model gerakan membangun kesadaran pemilih untuk menggunakan hak pilih dengan cerdas yang dibagi dalam beberapa segmen : a) Pemilih Keagamaan;

59 b) Pemilih Perempuan; c) Pemilih Marginal/Pinggiran; d) Pemilih Pemula; e) Pemilih Difsabilitas/Difabel. 3) Materi yang harus dikuasai oleh relawan Gerak Pasti diantaranya adalah : a) Siapa penyelenggara Pilkada; b) Syarat menjadi pemilih dan masalahnya; c) Hari, tanggal, waktu pemungutan suara; d) Siapa pasangan calon yang ditetapkan dan visi-misinya; e) Pengertian dan substansi kampanye; f) Jenis pelanggaran dalam Pemilihan; g) Cara melipat surat suara dan pemberian tanda coblos yang benar/sah. 4) Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh relawan Gerak Pasti dalam menjalankan tugasnya mensosialisasikan Pilkada Serentak Tahun 2015 Kota Surakarta antara lain : (a) Melakukan komunikasi dengan tokoh dan stakeholders (Tomas-Toga, Lurah, LPMK, Ormas, OKP, PKK, Posyandu, TKPKD, P2KP dll) (b) Memetakan kegiatan stakeholders, apakah kegiatan2nya bersifat insidental, ataukah rutin?

60 (c) Menyusun jadual untuk masuk ke kegiatan stakeholders. (d) Menentukan metode sosialisasi yang akan dipakai. 5) Relawan Gerak Pasti adalah orang kreatif dengan arti : (a) Baru yaitu inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh dan mengejutkan. (b) Berguna atau useful, yaitu lebih enak, lebih praktis, mempermudah,mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil yang baik. (c) Dapat dimengerti atau understandable, yaitu hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat dilain waktu 6) Materi yang berkaitan dengan Pilkada Serentak 2015 yang akan menjadi isi materi sosialisasi relawan adalah : (a) Dasar Hukum Landasan kegiatan Pilkada Serentak 2015 : (1) UU RI No. 15 th 2011 Tentang penyelenggara Pemilihan UMUM (2) UU RI No.8 th 2015 tentang perubahan atas UU no.1 tahun 2015 tentang Penetapan PERPPU No 1 thn. 2014 menjadi Undang-undang. (3) PKPU No. 2 th 2015 tahapan,program,dan jadwal penyelenggaraan Pemilihan Gubernur & Wakil Gubernur,Bupati & Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota.

61 (b) Syarat pemilih adalah Warga Negara Indonesia/Penduduk Kota Surakarta yang : (1) Berusia 17 tahun atau lebih pada hari pemungutan suara atau sudah/pernah kawin; (2) Tidak sedang terganggu jiwa/ingatanya; (3) Tidak sedang dicabut hak pilihnya; (4) Berdomisili di wilayah pemilihan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelum disahkan DPS yang dibuktikan dengan KTP Kota Surakarta atau dokumen kependudukan lainya dari instansi yang berwenang; (5) Bukan anggota Tentara Nasional Indonesia, atau Kepolisian Negara Republik Indonesia. (c) Azas pemilu (1) langsung; (2) umum; (3) bebas; (4) rahasia (d) Waktu pemungutan suara (1) Pemungutan Suara Hari Rabu Paing Tanggal 9 DESEMBER 2015 Mulai pukul 07.00 s/d 13.00 waktu setempat; (2) Penghitungan Suara Mulai 13.00 WIB s/d selesai

62 (e) Pemilih yang berhak memberikan suara adalah pemilih yang terdaftar dalam : (1) DPS (Daftar Pemilih Sementara); (2) DPT (Daftar Pemilih Tetap); (3) DPTb1 (Daftar Pemilih Tambahan1); (4) DPTb2 (Daftar Pemilih Tambahan2). (f) Pemberian suara pada surat suara (1) Surat Suara Ditandatangani Ketua KPPS; (2) Mencoblos menggunakan alat coblos yang disediakan; (3) Mencoblos pada kolom yang berisi Nomor urut, Photo pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota, dan atau nama pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Surakarta. (g) Varian suara sah dan tidak sah (1) Varian Suara Sah

63 (2) Varian Suara Tidak Sah Gambar 4.2 Varian Suara Sah Gambar 4.3 Varian Suara Tidak Sah (h) Kegiatan relawan gerak pasti Sesuai dengan SK Penetapan Anggota Relawan Gerak Pasti bahwa Gerak Pasti adalah sebagai berikut : (1) Membantu Komisi Pemilihan Umum Kota Surakarta dalam melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih; (2) Memetakan varian segmen/kelompok sasaran; (3) Mengidentifikasi kebutuhan varian segmen/kelompok sasaran; (4) Mengidentifikasi materi dan metode sosialisasi yang akan dilakukan;

64 (5) Menyusun jadwal kegiatan dan berkoordinasi dengan relawan pemilu yang lain; (6) Melaksanakan kegiatan sesuai jadwal; (7) Menyusun dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada KPU Kota Surakarta; Relawan Gerak Pasti melaksanakan tugas selama 3 (tiga) bulan, yaitu bulan September, Oktober dan November, dalam melakukan kegiatan, KPU Kota Surakarta memberikan kebebasan dalam membuat sebuah acara atau metode sosialisasi bagi masing-masing relawan dan segmen sasarannya sesuai dengan pembekalan pada saat bimbingan teknis relawan gerak pasti sebelumnya. Untuk administrasi kegiatan dilaksanakan oleh kesekretariatan KPU Kota Surakarta, sehingga bagi Relawan yang akan melaksanakan kegiatan wajib memberikan jadwal sosialisasi secara lengkap dan rinci meliputi data-data : dimana, jam berapa, sasrannya siapa dan alat pendukung sosialisasi yang dibutuhkan. Sehingga koordinator Gerak Pasti di Sekretariat KPU Kota Surakarta dapat menyiapkan berkas-berkas permohonan ijin sosialisasi dan alat-alat sosialisasi yang dibutuhkan. Syarat menjadi relawan Gerak Pasti : (1) Warga Negara Indonesia; (2) Usia minimal 17 tahun pada saat mendaftar, khusus pemilih pemula maksimal 25 tahun; (3) Pendidikan minimal SLTA/Sederajat;

65 (4) Berdomisili di wilayah kerja setempat; (5) Non-partisipan, sekurang-kurangnya dalam 5 (lima) tahun terakhir; (6) Memiliki komitmen menjadi relawan kepemiluan; (7) Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dan lancar; (8) Jujur, bertanggung jawab dan berbudi pekerti baik; (9) Bukan bagian dari penyelenggara pemilu; (10) Diutamakan yang memiliki pengalaman kehumasan, pernah aktif dalam kegiatan penyuluhan atau aktif dalam organisasi kemasyarakatan/kemahasiswaan; (11) Tidak pernah terlibat tindak pidana atau tidak sedang menjalani proses hukum atas tindak pidana. Relawan Penggerak Partisipasi segmen pemilih pemula melakukan sosialisasi dengan materi yang sama dengan relawan segmen lainnya. Namun pada segmen pemilih pemula akan muncul pertanyaan yang berbeda seperti jika pemilih pemula tersebut baru pertama kali memilih dan masih sangat awam dalam tata cara pemilihan yang baik dan benar, atau mungkin mereka belum berumur genap 17 tahun saat sosialisasi berlangsung namun saat Pilkada umur mereka sudah genap 17 tahun apa yang harus mereka lakukanseperti itu. Hal-hal tersebut harus dikuasai oleh tim relawan dalam menghadapi lapangan.