BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Darmaga pada bulan Mei - September 2011. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan yaitu benih buru hotong lokal yang berasal dari pulau Buru kemudian dibudidayakan di kebun percobaan IPB, Leuwikopo dan dipanen pada tanggal 6 April 2011. Bahan kimia untuk pematahan dormansi yaitu KNO 3 0,2%. Bahan penunjang lainnya yaitu kertas merang sebagai media perkecambahan, aquades, plastik, label dan tissue. Alat alat yang digunakan adalah oven elektrik, gelas, timbangan analitik, alat pengepres kertas merang IPB 75-1, alat pengecambah benih (germinator) APB tipe IPB 72-1, dan peralatan pengukuran kadar air (oven, cawan, dan desikator). Metode Percobaan Percobaan disusun dengan Rancangan Petak Terbagi (Split- Plot) dengan rancangan dasar rancangan acak lengkap yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah periode afterripening (Minggu Setelah Panen) sebagai petak utama yang terdiri dari 11 taraf perlakuan yaitu 1. Periode afterripening 9 MSP 7. Periode afterripening 15 MSP 2. Periode afterripening 10 MSP 8. Periode afterripening 16 MSP 3. Periode afterripening 11 MSP 9. Periode afterripening 17 MSP 4. Periode afterripening 12 MSP 10. Periode afterripening 18 MSP 5. Periode afterripening 13 MSP 11. Periode afterripening 19 MSP 6. Periode afterripening 14 MSP
15 Awal penyimpanan dimulai pada 9 MSP. Faktor kedua adalah perlakuan metode pematahan dormansi sebagai anak petak yang terdiri dari tiga perlakuan: 1. Kontrol (tanpa perlakuan pematahan dormansi) 2. Perendaman dalam larutan KNO 3 0,2% selama 24 jam 3. Perlakuan suhu 50 0 C selama 48 jam. Percobaan diulang sebanyak tiga kali dan untuk gulungan K CT dipisah sehingga kombinasi perlakuan yang dihasilkan untuk setiap benih hotong yang digunakan adalah 11 x 6 x 3 kombinasi perlakuan. Benih yang digunakan untuk setiap ulangan adalah 50 butir benih. Metode penanaman benih pada kertas merang menggunakan Uji Kertas Digulung didirikan dalam plastik (UKDdp). Model statistik yang digunakan adalah sebagai berikut : Y ij = + P i + ij + D j + (PD) ij + ij Keterangan: Y ij P i ij = nilai pengamatan (respons) pada faktor periode afterripening ke i dan faktor perlakuan metode pematahan dormansi ke- j = rataan umum/ nilai tengah hasil pengamatan = pengaruh faktor periode afterripening = pengaruh galat yang muncul dari faktor periode afterripening ke-i sering disebut galat petak utama (galat a). D j = pengaruh faktor pematahan dormansi ke j (PD) ij = pengaruh interaksi faktor periode afterripening ke i dan faktor pematahan dormansi ke- j ij = pengaruh galat percobaan pada faktor periode afterripening ke- i dan faktor pematahan dormansi ke- j, sering disebut galat anak petak (galat b). Data yang diperoleh diuji dengan analisis ragam dan apabila menunjukkan pengaruh nyata maka dilanjutkan análisis uji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% (Gomez, 1995). Pengamatan yang dilakukan meliputi Kadar air, Daya Berkecambah (DB), Potensi Tumbuh Maksimum (PTM), dan Kecepatan Tumbuh benih (K CT ) dan Indeks Vigor (IV).
16 Pelaksanaan Penelitian Diagram alur pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. Tahap pra penelitian dilakukan untuk menentukan hari pengamatan I dan II uji daya berkecambah serta memilih metode uji yang tepat. Uji daya berkecambah dilakukan dengan menggunakan metode UKDdp, Uji Diatas Kertas (UDK), dan Uji kertas dilipat (Gambar Lampiran 1 dan 2). Benih buru hotong merupakan satu famili dengan padi sehingga penentuan kecambah normal buru hotong mengacu pada kecambah normal padi. Pada kecambah buru hotong tidak terdapat akar seminal. Kriteria kecambah normal untuk benih buru hotong yaitu memilki radikula dengan panjang 4-5 cm, panjang plumula 0,5 1 cm, panjang mesokotil 5-6 cm, akar primer, dan akar sekunder (Gambar 3). Metode UKDdp menghasilkan DB 29,5%, metode UDK menghasilkan DB 26,5%, dan metode kertas dilipat menghasilkan DB 23%. Berdasarkan hasil tersebut maka metode yang digunakan adalah UKDdp. Nilai DB yang dihasilkan rendah maka dilakukan pengujian Tetrazolium untuk memastikan apakah benih tersebut dorman atau telah mengalami kemunduran. Hasil uji Tetrazolium tersebut menunjukkan bahwa viabilitas benih tersebut masih tinggi yaitu 90% yang mengindikasikan bahwa benih tersebut mengalami dormansi. Gambar benih viabel berdasarkan uji Tetrazolium dapat dilihat pada Gambar 4. Tahap penelitian dimulai dengan melakukan penyortiran benih yang dilanjutkan dengan pengemasan ke dalam kantong plastik per periode afterripening selanjutnya disimpan pada ruang terbuka (kondisi suhu kamar) selama 3 bulan dan dilakukan pematahan dormansi setiap minggunya. Pada setiap periode afterripening, benih diberi perlakuan pematahan dormansi dengan pemberian suhu 50 0 C selama 48 jam, perlakuan perendaman benih dalam larutan KNO3 0,2% selama 24 jam serta kontrol (tanpa perlakuan pematahan dormansi benih). Pengujian benih dilakukan setelah benih diberikan perlakuan pematahan dormansi. Pengecambahan benih dilakukan dengan metode UKDdp dalam alat APB tipe IPB 72-1.
17 Pra Penelitian 1. Menentukan metode pengujian yang tepat. 2. Menentukan hari penghitungan daya berkecambah (first count and final count) 3. Pengujian Tetrazolium Penelitian 1. Sortasi benih dan pengemasan dalam kantong plastik per periode afterripening. 2. Disimpan pada ruang terbuka (kondisi suhu kamar). 3. Pematahan dormansi (Kontrol, KNO 3, Suhu 50 0 C) per periode afterripening. Tolok ukur yang diamati adalah Kadar air, Daya Berkecambah, Kecepatan Tumbuh, Indeks Vigor, dan Potensi Tumbuh Maksimum Gambar 2. Diagram Alur Pelaksanaan Penelitian. (a) Gambar 3. (a) Kecambah Normal dan (b) Kecambah Abnormal (b)
Gambar 4. Pola Pewarnaan Tetrazolium untuk Benih Buru Hotong yang Viabel 18
19 Pengamatan Peubah yang diamati pada benih hotong meliputi: 1. Kadar air dengan memakai metode langsung (metode oven suhu rendah) pada suhu 103±2 0 C selama 17 1 jam dan ± 5 gr benih/ulangan yang diukur setiap periode afterripening. Kadar air dihitung berdasarkan rumus: KA(%) = x 100% KA = kadar air benih (%) M1 = berat wadah(gram) M2 = berat wadah + benih sebelum dioven (gram) M3 = berat wadah + benih setelah dioven (gram) 2. Daya berkecambah yang meliputi kecambah normal pada pengamatan pertama yaitu hari ke 4. Kemudian kecambah abnormal, benih- benih yang tidak berkecambah (benih mati, benih keras, dan benih segar tidak tumbuh) pada pengamatan kedua yaitu pada hari ke 10. DB dihitung berdasarkan rumus: DB = x 100% 3. Kecepatan tumbuh meliputi persentase kecambah normal setiap waktu pengamatan yaitu pada hari ke 2 sampai hari ke 10 dengan rumus: K CT = 4. Indeks vigor dihitung pada hari pertama pengamatan yaitu pada hari ke 4 yang meliputi kecambah normal dengan rumus: IV = x 100% 5. Potensi Tumbuh Maksimum (PTM) merupakan jumlah benih yang berkecambah normal dan abnormal sampai hari pengamatan terakhir (hari kesepuluh setelah pengecambahan) dengan rumus: PTM = x 100%