sendiri diatur dalam pasak 303 ayat (3) KUHP yang berbunyi:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap

JURNAL PERAN PEMERINTAH DAERAH TANA TORAJA DALAM MENANGGULANGI PERJUDIAN BULANGAN LONDONG (SABUNG AYAM) PADA UPACARA KEMATIAN DI TANA TORAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai bagian dari Kebudayaan Indonesia yang bersifat Binneka Tunggal Ika (Berbedabeda

BAB I PENDAHULUAN. dan semuanya dapat tercapai apabila berpedoman pada peraturan-peraturan yang

BAB III PENUTUP. dalam penulisan skripsi ini, mencoba mengambil beberapa kesimpulan yakni :

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk kepada manusia bagaimana ia bertindak dan bertingkah

BAB I PENDAHULUAN. Nullum delictun, nulla poena sine praevia lege poenali yang lebih dikenal

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan cedera ringan sampai yang berat berupa kematian.

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak

III. METODE PENELITIAN. digunakan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas.

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. aka dikenakan sangsi yang disebut pidana. mempunyai latar belakang serta kepentingan yang berbeda-beda, sehingga dalam

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BAB I PENDAHULUAN. Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN PERMAINAN JUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA NOMOR 5 TAHUN 2011 T E N T A N G PELARANGAN PERJUDIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi terhadap aturan yang bersifat positif. Hukum juga menjadi tolak ukur segala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah besar yang dihadapi masyarakat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENAHULUHAN. norma dan aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat. Setiap perbutan

III. METODE PENELITIAN. penelitian guna mendapatkan, mengolah, dan menyimpulkan data yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

III. METODE PENELITIAN. dilakukan dengan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

Jenis Kelamin. Umur : tahun

jenis kejahatan yang dapat menyentuh berbagai ranah kehidupan.

I. PENDAHULUAN. budayanya. Meskipun memiliki banyak keberagaman bangsa Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara republik Indonesia adalah negara hukum, berdasarkan pancasila

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan tersebut selain melanggar dan menyimpang dari hukum juga

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Prostitusi bukan merupakan suatu masalah yang baru muncul di dalam masyarakat, akan

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

III.METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasari pada metode

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

I. PENDAHULUAN. sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Oleh sebab itu masyarakat

I. PENDAHULUAN. masing-masing wilayah negara, contohnya di Indonesia. Indonesia memiliki Hukum

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Penerapan hukum dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai yang

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

BAB I PENDAHULUAN. ayam, judi mancing, judi balap liar, dan lain-lain. Perjudian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang positif yang salah satunya meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang. termuat dalam Pasal 28B Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. pangan, dan papan tercukupi. Akan tetapi pada kenyataannya, masih ada

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembiusan sebelum pasien dioperasi. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia baik pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat maupun dari para

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN MAKSIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat. Indramayu disebut dengan kota mangga karena Indramayu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak akan lepas dari norma yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masuknya informasi dari luar negeri melalui media massa dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari segi kualitas dan kuantitas. Kualitas kejahatan pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipenuhi. Manusia dalam hidupnya dikelilingi berbagai macam bahaya. kepentingannya atau keinginannya tidak tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat

I. PENDAHULUAN. Saat ini tindak pidana perkosaan merupakan kejahatan yang cukup mendapat

BAB I PENDAHULUAN. ada juga kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Anak yaitu seorang yang belum berumur 18 tahun dan sejak masih dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada Bishop Mabadell Creighton menulis sebuah ungkapan yang. menghubungkan antara korupsi dengan kekuasaan, yakni: power tends

III. METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam kerangka penulisan ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia di kenal sebagai salah satu negara yang padat penduduknya.

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum dan masyarakat, dengan jalan menganalisisnya. Yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang melekat dan menyatu pada

BAB I PENDAHULUAN. pencurian tersebut tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan atau. aksinya dinilai semakin brutal dan tidak berperikemanusiaan.

I. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Adapun tujuan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan transportasi untuk memindahkan orang dan atau barang dari suatu

I. PENDAHULUAN. hukum sebagai sarana dalam mencari kebenaran, keadilan dan kepastian hukum. Kesalahan,

I.PENDAHULUAN. Kejahatan merupakan salah satu masalah kehidupan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. baik. Perilaku warga negara yang menyimpang dari tata hukum yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin

selalu berulang seperti halnya dengan musim yang berganti-ganti dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. buruk bagi perkembangan suatu bangsa, sebab tindak pidana korupsi bukan

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

METODE PENELITIAN. dengan seksama dan lengkap, terhadap semua bukti-bukti yang dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh dan dampak kemanusiaan yang luar biasa. Hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. benar-benar telah menjadi budaya pada berbagai level masyarakat sehingga

III. METODE PENELITIAN. menggunakan dua macam pendekatan yaitu : 1. Pendekatan secara yuridis normatif yaitu pendekatan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya 1

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

Transkripsi:

Saat ini, berbagai macam dan bentuk perjudian sudah meluas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Sebagian masyarakat memandang bahwa perjudian sebagai suatu hal yang sangat wajar, sehingga tidak perlu dipermasalahkan. Di sisi lain, aparat penegak hukum kurang begitu serius dalam menangani masalah perjudian. Pada mulanya perjudian merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma agama, moral, kesusilaan maupun hukum, serta membahayakan bagi kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara. Perjudian menjadi salah satu penyakit masyarakat yang dalam prosesnya ternyata tidak mudah diberantas. Oleh karena itu perlu diupayakan agar masyarakat menjauhi melakukan perbuatan perjudian. 2 Dalam perspektif hukum, perjudian merupakan salah satu tindak pidana yang meresahkan masyarakat. Sehubungan dengan itu, dalam pasal 1 UU No. 7 tahun 1974 tentang penerbitan perjudian dinyatakan bahwa semua tindak pidana perjudian sebagai kejahatan. Mengenai batasan perjudian sendiri diatur dalam pasak 303 ayat (3) KUHP yang berbunyi: Yang disebut permainan judi adalah tiap-tiap permainan, dimana pada umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka, dan juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir dalam menganalisis permainan. Didalamnya termasuk segala taruhan 2 Kartini Kartono, Patologi Sosial, Rajawali Pers, 1981, Jakarta, halaman 53 2

3 Ibid. Hlm. 57 tentang keputusan perlombaan atau permainan lainnya yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala taruhan lainnya. Hukum pidana seringkali digunakan untuk menyelesaikan masalah sosial khususnya dalam penanggulangan kejahatan. Khususnya masalah perjudian sebagai salah satu bentuk penyakit masyarakat. Penegakan hukum pidana untuk menanggulangi perjudian sebagai perilaku yang menyimpang harus terus dilakukan. Hal ini sangat beralasan karena perjudian merupakan ancaman yang nyata terhadap norma-norma sosial yang dapat menimbulkan ketegangan individual maupun ketegangan sosial. 3 Perjudian sering terjadi di berbagai belahan di dunia, salah satunya yaitu di Indonesia. Indonesia memiliki banyak suku bangsa dengan perbedaan-perbedaan kebudayaan, yang tercermin terhadap pola dan gaya hidup masing-masing. Perbedaan ini menimbulkan berbagai kebudayaan daerah yang berbeda, terutama yang berkaitan dengan pola kegiatan ekonomi mereka dan perwujudan kebudayaan yang dihasilkan untuk mendukung kegiatan ekonomi tersebut. Kebudayaan-kebudayaan tersebut berkembang dalam masyarakat dan secara terus-menerus mengalami perubahan seiring dengan perubahan masyarakat itu sendiri. Menurut Soerjono Soekanto, perubahan social dan kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat meliputi, (1). perubahan- 3

perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat; (2). Perubahan-perubahan yang pengaruhnya kecil dan yang besar pengaruhnya bagi masyarakat; (3). Perubahan yang dikehendaki atau perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan. 4 Kebudayaan ini juga berkembang sampai ke Toraja. Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen. Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan, dan ukiran kayunya. Ritual pemakaman di Toraja merupakan peristiwa sosial yang penting, biasanya diikuti oleh ratusan bahkan ribuan orang dan berlangsung selama beberapa hari. Bagian lain dari pemakaman adalah penyembelihan kerbau. Suku Toraja percaya bahwa arwah membutuhkan kerbau untuk perjalanannya ke puya dan semakin banyak kerbau yang disembelih akan mempercepat perjalanan arwah sampai ke puya. Kata puya dipercaya oleh suku Toraja yang artinya adalah tempat dimana arwah berada di tengah surga dan neraka. Sebelum disembelih kerbau-kerbau tersebut terlebih dahulu diadu. Adu kerbau ini hanya dimaksudkan untuk hiburan saja. 5 4 Ahmad Ali, Perubahan Masyarakat, Perubahan Hukum dan Penemuan Hukum oleh Hakim 5 http://senibudaya-indonesia.blogspot.com/2012/05/sejarah-suku-toraja-adat-istiadat-suku.html 4

Dalam prosesi pemakaman, orang Toraja biasa juga mengadakan sabungan ayam. Sabungan ayam ini di masyarakat Toraja dikenal dengan istilah bulangan londong atau massaung manuk. Bulangan londong biasanya diadakan setelah upacara pemakaman selesai. Selain sebagai hiburan, sabung ayam atau bulangan londong dapat mendatangkan keuntungan bagi pihak keluarga yang mengadakan acara pemakaman. Keluarga yang mengadakan sabung ayam memperoleh sejumlah uang dari penonton dan orang-orang yang datang untuk massaung (sabung ayam). Bulangan londong (sabung ayam) dalam kaitannya dengan upacara kematian merupakan salah satu bagian kelengkapan terlebih pada upacara kematian tingkat rapasan. Upacara kematian di tana Toraja ada beberapa tingkatan dan pada tingkat rapasan tersebut sabung ayam harus diadakan namun tidak semua upacara kematian dengan tingkat rapasan boleh dilakukan sabung ayam. Budaya atau tradisi sabung ayam di Toraja berkembang dari generasi ke generasi hingga sampai saat ini, bahkan dibawa oleh orang Toraja di mana mereka merantau. Namun, sabung ayam pada saat sekarang ini tidak seperti lagi yang dahulu diadakan oleh nenek moyang masyarakat Toraja. Saat ini sabung ayam yang sering diadakan pasti dibarengi dengan judi. Dan sering 5

juga ada penggrebekan jika diketahui oleh pihak kepolisian akan adanya sabung ayam. 6 Di Toraja, sabung ayam merupakan suatu hal yang sering sekali diperbincangkan oleh masyarakat. Para penjudi hampir menjadikan sabung ayam sebagai rutinitas untuk berkumpul sesama penjudi. Tidak jarang juga polisi membubarkan kegiatan sabung ayam jika mengetahui atau ada laporan yang masuk mengenai adanya kegiatan sabung ayam. Meskipun kadang polisi menangkap para penjudi sabung, namun mereka tidak kapok untuk tetap mengadakan sabung ayam. Sekarang ini sabung ayam pada upacara kematian tidak lagi dipandang sebagai kelengkapan adat orang mati tetapi sudah dianggap sebagai dunia perbisnisan. Dikalangan masyarakat Toraja terdapat dua pendapat yang menyatakan sabung ayam adalah adat dan harus dilestarikan, di pihak lain sabung ayam dipandang sebagai bentuk perjudian dan sebagai penyakit masyarakat karenanya harus dibasmi. Sampai saat sekarang ini acara bulangan londong pada upacara kematian (rambu solo) masih sering diadakan di semua wilayah Tana Toraja dan dalam acara bulangan londong pasti ada juga orang-orang yang ikut dalam acara bulangan londong meskipun bukan dari kalangan bangsawan. Biasanya orang yang bukan dari kalangan bangsawan ikut dalam acara 6 Frans Bararuallo, 2010, Kebudayaan Toraja, Yogyakarta: Pohon Cahaya hal 127. 6

tersebut secara sembunyi-sembunyi sehingga tidak diketahui oleh aparat penegak hukum yang berjaga dalam acara bulangan londong tersebut. Sabung ayam selain dilarang oleh agama, juga secara tegas dilarang oleh hukum positive (KUHP). Hal ini dapat diketahui dari ketentuan pasal 303 KUHP. Jo UU No. 7 tahun 1974 tentang penertiban judi Jo. PP No. 9 tahun 1981. Judi khususnya sabung ayam merupakan perbuatan yang melanggar hukum, namun dalam memberantas perjudian masih sering mendapat kendala. Masyarakat tidak sadar bahwa dengan menutup-nutupi adanya perjudian akan mengakibatkan keadaan lingkungan masyarakat itu sendiri dan negara semakin terpuruk. Selain itu perjudian sabung ayam masih susah untuk diberantas karena pemerintah biasa memberi izin untuk mengadakan sabung ayam di Toraja. Bulangan Londong di Tana Toraja merupakan adat turun temurun yang dibawa oleh nenek moyang. Oleh karena itu, peran pemerintah khususnya Pemerintah Daerah Tana Toraja harus mencampuri hal-hal pokok dalam pelaksanaan upacara adat tersebut. Pemerintah Daerah Tana Toraja dalam menanggulangi bulangan londong turut campur tangan mulai dari awal sampai akhir pelaksanaan rambu solo. Acara bulangan londong muncul dari upacara rambu solo sudah menyimpang dari tujuan spritualnya serta sudah menjurus masuk ke dunia 7

bisnis. Oleh karena itu, pihak pemerintah daerah Tana Toraja harus meminimalisir serta melakukan penyuluhan tentang bulangan londong yang berkaitan dengan upacara adat serta penyuluhan tentang dampak negative yang ditimbulkan dari bulangan londong. Di Kabupaten Sangalla budaya judi sabung ayam masih sangat kental dilakukan, karena menurut masyarakat setempat judi sabung ayam sudah menjadi tradisi dalam upacara kematian adat dan tidak dapat dilarang. Pada prinsipnya judi sabung ayam tidak medapatkan izin dari kepolisian setempat karena melanggar ketentuan hukum yang berlaku. Menurut Aziz, aktivitas perjudian sulit diberantas karena adanya factor-faktor antara lain: Pertama, bagi etnik tertentu, perjudian merupakan suatu tradisi, sehingga meskipun dilarang mereka tetap akan melakukan judi baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Kedua, keterbatasan dari aparat penegak hukum baik dari sisi jumlah personil maupun mental dan moralitasnya, sehingga pengawasan dan penertiban menjadi lemah. Bisnis judi beromzet besar justru dibekingi oleh aparat penegak hukum. Ketiga, sangat sulit untuk mendapatkan saksi, karena pada umumnya para saksi-saksi merupakan orang-orang yang mempunyai ikatan bisnis perjudian tersebut. Keempat, selain dibentengi oleh orang penting juga tergabung dalam suatu 8

jaringan dengan struktur organisasi yang tersusun rapi, sehingga yang berhasil dijaring aparat hanya Bandar-bandar kecil. 7 Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut, penulis kemudian tertarik untuk melakukan penelitian skripsi dengan judul Peran Pemerintah Daerah Tana Toraja Dalam Menanggulangi Perjudian Bulangan Londong (sabung ayam) pada Upacara Kematian Di Tana Toraja. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah Bagaimana peran pemerintah daerah Tana Toraja dalam menanggulangi perjudian sabung ayam pada upacara kematian adat Tana Toraja? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah untuk mengetahui sejauh mana peran pemerintah dalam menangani judi bulangan londong (sabung ayam) terlebih khusus pada upacara kematian di Tana Toraja. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian meliputi: 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wacana dan pengetahuan ilmu hukum pada umumnya dan ilmu hukum pidana pada khususnya. 7 http://suhadirembang.blogspot.com/2010/09/perjudian-dalam-kajian-terdahulu.html 9

2. Manfaat Praktis a. Bagi Masyarakat Dari hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman serta informasi kepada masyarakat Tana Toraja tentang bulangan londong (sabung ayam). b. Bagi Aparat Penegak Hukum Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pihak aparat hukum untuk mempertimbangkan dalam penegakan hukum yang benar terhadap pelaksanaan sabung ayam. c. Bagi Pemerintah Memberikan masukan bagi pemerintah daerah Tana Toraja dalam menjaga kelestarian budaya khususnya sabung ayam dengan tetap mematuhi hukum yang berlaku. E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai peran pemerintah dalam menanggulangi bulangan londong (sabung ayam) pada upacara kematian di Tana Toraja ini merupakan hasil karya penulis. Penelitian ini dilakukan berkaitan dengan peranan pemerintah serta tinjauan yuridis dalam menanggulangi budaya sabung ayam dan faktor-faktor penyebab dari perjudian sabung ayam. Penulisan ini berbeda dengan penulisan yang dilakukan mahasiswa lainnya, belum ada yang 10

membahas mengenai persoalan tersebut sehingga penulis memilih untuk membahas mengenai hal ini. F. Batasan Konsep 1. Pemerintah Pemerintah yang dimaksud yaitu pemerintah Kabupaten Tana Toraja. 2. Pengertian Penanggulangan Penanggulangan adalah upaya yang dilaksanakan untuk mencegah, menghadapi, atau mengatasi suatu keadaan. 3. Pengertian Bulangan Londong (Sabung Ayam) Bulangan londong (sabung ayam) adalah permainan adu 2 ayam dalam 1 arena. 4. Pengertian Upacara Upacara adalah perbuatan atau perayaan yg dilakukan atau diadakan sehubungan dng peristiwa penting. 8 5. Pengertian Upacara Kematian Adat Upacara Kematian Adat adalah budaya merupakan hasil adaptasi manusia dengan alam dalam usahanya mempertahankan diri. Kebudayaan yang merupakan hasil perwujudan dari ide maupun gagasan ini kemudian dituangkan dalam sebuah aktivitas sosial yang kemudian 8 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga 11

diriwayatkan dari generasi terdahulu kepada generasi sekarang dan diteruskan untuk generasi di masa depan. 9 6. Pengertian Tana Toraja Tana Toraja adalah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, dengan bupati Bernama Theofilus Allorerung. Ibu kota kabupaten ini adalah Makale. Sebelum pemekaran, kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.203 km² dan berpenduduk sebanyak 221.081 jiwa (2010). 10 G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Sehubungan dengan judul penelitian di atas, maka jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum normative yang berfokus pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Penelitian ini merupakan usaha untuk menemukan apakah hukum yang diterapkan sesuai untuk menyelesaikan perkara atau masalah tertentu. Penelitian normative ini menggunakan sumber data sekunder sebagai sumber data utama. 2. Sumber Data Dalam penelitian hukum normative, data yang digunakan berupa data yang terdiri dari : 9 http://kuninghijau.wordpress.com/2014/02/18/upacara-kematian-rambu-solo-di-tana-toraja/ 10 http://id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_tana_toraja 12

a. Bahan Hukum Primer : 1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) 2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian 3) PP Nomor 9 Tahun 1981 Tentang Pelaksanaan Penertiban Perjudian b. Bahan Hukum Sekunder : Bahan hukum sekunder berupa pendapat hukum yang diperoleh melalui buku-buku, makalah, hasil penelitian, internet, opini para sarjana hukum, praktisi hukum dan surat kabar yang relevan dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis. c. Bahan Hukum Tersier : Berupa Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) dan kamus Bahasa Hukum. 3. Metode Pengumpulan Data a. Data primer dikumpulkan melalui daftar pertanyaan kepada responden dan narasumber. b. Studi Kepustakaan Pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari bukubuku atau tulisan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. 13

4. Metode Analisis Data Dalam penarikan kesimpulan, proses berpikir bernalar digunakan secara deduktif. Pola pikir ini, menarik kesimpulan menggunakan metode berpikir induktif yaitu suatu pola berpikir berdasarkan fakta yang bersifat khusus kemudian ditarik suau kesimpulannya bersifat umum. H. Sistematika penulisan Dalam sistematika penulisan hukum ini terdiri dari III bab yakni : BAB I PENDAHULUAN Di dalam bab I ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan Konsep dan Metode penelitian. BAB II PEMBAHASAN Di dalam bab II ini penulis akan membahan mengenai Tinjauan Hukum Tentang Adat Bulangan Londong (Perjudian Sabung Ayam) Dari Sudut Pandang KUHP dan Hukum Adat Setempat BAB III PENUTUP Di dalam bab III ini berisi kesimpulan dan saran penulis. 14