BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SABUT KELAPA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Adapun pengujian yang akan dilakukan adalah pengujian kuat lentur,

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT TEBU. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan kemajuan industri yang semakin pesat

TINJAUAN PENGARUH KUALITAS GENTENG BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK GERGAJI KAYU JATI

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SABUT KELAPA. Tugas Akhir

PEMBUATAN BETON KEDAP AIR DENGAN MEMANFAATKAN KLELET SEBAGAI PENGGANTI

BAB I PENDAHULUAN. lama. Dengan banyaknya gedung gedung yang dibangun maka sangat

Efek Substitusi Semen dengan Limbah Padat Industri Pupuk PT. Petrokimia terhadap Kuat Lentur Genteng Beton di PT.

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH DENGAN PENAMBAHAN POLYVINYL ACETAT

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI DENGAN BAHAN TAMBAH ZEOLIT MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di pabrik genteng beton Mulia di jalan Gatot Subroto, Medan, Sumatera

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar berat bangunan dapat dikurangi yang berdampak pada efisiensi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan Limbah Styrofoam Dan Serat Sabut Kelapa Sebagai Bahan Tambah Genteng Beton

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Abstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, lebih tahan korosi dan lebih murah. karena gaya inersia yang terjadi menjadi lebih kecil.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

selanjutnya penulis mengolah data dan kemudian menyusun tugas akhir sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

ANALISIS KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT IJUK

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability)

BAB I PENDAHULUANb Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, dan lebih tahan terhadap korosi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Perkembangan yang. perkuatan untuk elemen struktur beton bertulang bangunan.

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN. beton yang demikian memerlukan perkuatan. FRP (Fiber Reinforced Polymer). FRP adalah jenis material yang ringan,

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EBOOK PROPERTI POPULER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

BAB I PENDAHULUAN. semen (umumnya Portland Cement), dan air. Kelebihan beton antara lain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM PADI DAN BESTMITTEL. Tugas Akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. belum tentu kuat untuk menahan beban yang ada. membutuhkan suatu perkuatan karena kolom menahan balok yang memikul

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penambahan dimensi dengan cara concrete jacketing. Namun perkuatan

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN PLAT LANTAI BETON GRID DENGAN TULANGAN WIRE MESH MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengujian kualitas genteng pres. (produk kabupaten Kebumen dan produk kabupaten Sukoharjo) UNIVERSITAS SEBELAS MARET.

PEMANFAATAN BAMBU DAN KARET TALI TIMBA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PELAT BETON PRA CETAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

ANALISIS PERPINDAHAN KALOR PEMBAKARAN GENTENG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

III. METODE PENELITIAN

Berat Tertahan (gram)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB I PENDAHULUAN. beton mutu tinggi, beton mutu sangat tinggi, beton ringan, beton dengan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB I PENDAHULUAN. bidang konstruksi, pemakaian beton yang cukup besar memerlukan usaha-usaha

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam hukum ekonomi memiliki berbagai banyak kebutuhan. Kebutuhan tersebut dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Rumah atau tempat tinggal adalah salah satu contoh kebutuhan primer yang harus dimiliki insan manusia. Untuk mewujudkan hunian yang nyaman untuk ditinggali, setiap bangunan atau rumah haruslah memiliki beberapa aspek pendukung. Diantaranya adalah atap yang kokoh, nyaman, serta dapat melindungi apa saja yang ada di dalam rumah tersebut. Atap yang nyaman ialah atap yang mampu melindungi penghuninya dari air hujan, terik matahari, angin dan lain-lain. secara garis besar, pengertian atap adalah suatu bahan yang dapat menutupi dan melindungi sebuah bangunan, beserta penghuninya dari berbagai macam cuaca. Pada zaman dahulu, atap dibuat dengan bahan yang sederhana, yaitu dengan menggunakan daun ataupun sirap (kayu). Namun penggunaan atap tersebut dinilai kurang nyaman dan umur pemakaianya pun sangat singkat. Seiring dengan berkembangnya teknologi, atap kini sudah terbuat dari berbagai macam bahan, seperti: gengteng tanah liat, genteng keramik, seng, asbes, genteng beton, dan sebagainya. Semakin majunya teknologi, manusia semakin membutuhkan penutup atap yang baik, dengan memenuhi syarat-syarat diantaranya: kuat, ringan, dan kedap air. Dari berbagai macam genteng yang telah disebutkan, genteng beton adalah genteng yang dinilai paling kuat dan tentu saja kedap air. Namun dari segi berat, genteng beton lebih berat dari jenis genteng lain, sehingga memerlukan konstruksi atap yang kuat guna menumpu beban. Genteng beton juga memliki harga yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan jenis genteng lain sehingga belum begitu banyak masyarakat yang menggunakan genteng jenis ini. Dari berbagai macam aspek permasalahan yang timbul, maka para peneliti mencoba untuk memperbaiki sifat beton yang kurang menguntungkan, sehingga 1

2 bisa lebih diminati oleh masyarakat. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menambahkan serat dalam adukan beton, agar beton yang dihasilkan lebih ringan namun tidak mengesampingkan tingkat kekuatan dan kelenturan genteng sesuai dengan SNI yang berlaku. Penelitian tentang genteng telah di lakukan oleh Ariyani (2015), yaitu penelitian tentang genteng beton dengan bahan tambah serat sabut kelapa dengan variasi pencampuran 0%; 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5% dari berat pasir dengan variabel yang diuji antara lain kuat lentur, rembesan ( impermeabilitas), presentase penyerapan air, sifat tampak dan keseragaman ukur. Sebagai tindak lanjut akan dilaksanakan penelitian dengan campuran bahan tambah yang berbeda. Bahan tambah yang dipilih adalah serat kaca (fiber glass). Serat kaca dipilih karena serat ini dikenal sebagai bahan serat yang kuat, lentur, namun tetap ringan. Oleh karena itu dengan penambahan serat kaca, diharapkan dapat memperbaiki sifat-sifat beton yang tidak menguntungkan, sehingga genteng beton lebih bisa diminati oleh masyarakat. B. Rumusan Masalah Pada penelitian ini digunakan genteng beton normal dengan campuran 1 semen : 2 kapur mill : 2,5 pasir dalam perbandingan berat, dengan faktor air semen 0,46. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Bagaimana sifat tampak genteng beton yang telah ditambah serat kaca pada variasi penambahan dari berat pasir sebanyak 0%; 1%; 1,5%; 2). Bagaimana keseragaman ukuran dari masing-masing genteng beton yang telah 1%; 1,5%; 3). Bagaimana nilai penyerapan panas rata-rata genteng beton yang telah ditambah 4). Berapa presentase penyerapan air (porositas) genteng beton yang telah 1%; 1,5%;

3 5). Bagaimana rembesan air (permeabilitas) genteng beton yang telah ditambah 6). Bagaimana hasil pengujian beban lentur genteng beton yang telah ditambah C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Mengetahui sifat tampak genteng beton yang telah ditambah serat kaca pada 2). Mengentahui keseragaman ukuran dari masing-masing genteng beton yang telah ditambah serat kaca pada variasi penambahan dari berat pasir sebanyak 0%; 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5%. 3). Mengentahui penyerapan panas genteng beton yang telah ditambah serat kaca pada variasi penambahan dari berat pasir sebanyak 0%; 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5%. 4). Mengetahui presentase penyerapan air (porositas) genteng beton yang telah 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5%. 5). Mengetahui rembesan air genteng beton yang telah ditambah serat kaca pada 6). Mengetahui beban lentur genteng beton yang telah ditambah serat kaca pada

4 D. Manfaat Penelitian Berikut ini adalah beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu: 1). Untuk pengembangan pengetahuan tentang teknologi beton. 2). Pengembangan pemanfaatan serat kaca sebagai bahan tambah campuran genteng beton. 3). Dengan hasil penelitian yang diperoleh, diharapkan dapat mengatasi permasalahan dan berbagai kekurangan pada genteng beton. E. Batasan Masalah Agar tidak terjadi perluasan dalam pembahasan tugas akhir ini, maka diperlukan batasan masalah sebagai berikut: 1). Serat kaca yang digunakan adalah serat kaca berbentuk lembaran yang diperoleh dari toko kimia di Kartasura, kemudian dipotong dengan panjang ± 2-3 cm, dengan variasi penambahan sebesar 0%; 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5%. 2). Agregat pasir yang digunakan saat penelitian adalah pasir yang berasal dari Kaliworo, Klaten. 3). Semen yang digunakan adah semen gresik dalam kemasan yang tertutup rapat, dengan kualitas yang telah sesuai dengan SNI. Berbutir halus dan tidak ada gumpakan. 4). Bahan kapur mill diperoleh dari toko bangunan disekitar wilayah kecamatan Tasikmadu, Karanganyar. 5). Air yang digunakan adalah air tanah yang berasal dari tempat sekitar di wilayah kecamatan Tasikmadu, Karanganyar. 6). Faktor air semen (fas) yang digunakan adalah 0,46. 7). Besar tekanan hidrolis saat pencetakan sebesar 75-100. 8). Pengujian genteng beton dilakukan saat usia genteng beton mencapai 28 hari. 9). Jumlah benda uji masing-masing variasi berjumlah 3 buah. 10). Jenis genteng yang digunakan untuk penelitian adalah genteng dengan model garuda besar dengan pembanding jumlah komposisi campuran 1 semen : 2 kapur mill : 2,5 pasir.

5 11). Pengujian yang akan dilakukan berupa pengujian kuat tekan, kuat lentur dan berat jenis beton pada masing-masing variasi. 12). Sebagai pembanding dipilih 3 genteng dari 3 pabrik yang diambil secara acak. 13). Penelitian tidak meliputi aspek ekonomis genteng beton. F. Keaslian Penelitian Penelitian tentang genteng beton pernah dilaksanakan oleh Aryani (2015) dan Cahyani (2011). Aryani (2015) melakukan penelitian tentang genteng beton dengan bahan tambah serat sabut kelapa dengan variasi pencampuran 0%; 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5% dari berat pasir dengan variabel yang diuji antara lain kuat lentur, rembesan ( impermeabilitas), presentase penyerapan air, sifat tampak dan keseragaman ukur. Cahyani (2011) melakukan penelitian mengenail genteng beton yang dicampur dengan serat agel kering alami. Pasir yang digunakan adalah pasir yang berasal dari Sungai Progo dengan butiran lolos ayakan 5 mm. Semen yang digunakan saat penelitian adalah semen portland Tiga Roda. Hasil dari penelitian diperoleh sifat luar genteng mulus dengan nilai kerataan 3 mm. Tidak ada retakan atau cacat yang menurunkan kualitas genteng. Hasil uji pada genteng dengan dimensi 39 mm x 29 mm, dengan tebal bagian rata 9 mm, penumpang 5 mm, panjang kaitan 12 mm tinggi kaitan 10 mm, lebar penumpangan 80 mm, jumlah alur penumpangan 1. Dari hasil pengujian diperoleh hasil lentur rata-rata pada penambahan serat 0% = 166,66 kg; 2,5% = 130 kg; 5% = 136,67 kg; dan 7,5% = 153 kg. Dari penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan yaitu bahan tambah yang digunakan adalah serat kaca, semen yang digunakan merk gresik. Serat kaca adalah bahan serat sintetis yang dibuat dengan cara menarik kaca cair hingga menjadi serat tipis seperti garis, dengan diameter sekitar 0,005 0,01 mm yang memiliki kuat tarik yang cukup tinggi.