BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Undang-Undang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Pasal 1 angka 3 UUD 1945 merumuskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian sebagai badan pemerintah yang diberi tugas memelihara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum dan pelanggaran hukum dapat dikatakan merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas kekuasaan belaka, maka segala kekuasaan negara harus

BAB I PENDAHULUAN. fungsi dan wewenang, sebagai suatu organisasi yang baik dan kuat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu erat kaitannya dengan etika, baik ketika manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemeriksaan oleh Ankum yang menangani pelanggaran disiplin.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu lembaga penegak hukum serta merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seperti yang kita ketahui, semua Negara pasti mempunyai peraturanperaturan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : : I Putu Gde Bagus Teguhyasa Kusuma Dharma NPM : Program Studi : Ilmu Hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses peradilan yang sesuai dengan prosedur menjadi penentu

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan untuk menjaga dan mengawal hukum agar tetap tegak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pemasyarakatan yang berperan penting dalam proses penegakan hukum. Untung S. Radjab (2000 : 22) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. pengadilan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. pemeriksaan di sidang pengadilan ada pada hakim. Kewenangan-kewenangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini rasanya cukup relevan untuk membicarakan masalah polisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Penjelasan Undang Undang Dasar 1945, telah dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal ini dapat dibuktikan dalam Pasal

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Tahun Setiap

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian merupakan salah satu lembaga pemerintah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia, adalah salah satu institusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Praperadilan merupakan lembaga baru dalam dunia peradilan di

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. 1. perundang-undangan lain yang mengatur ketentuan pidana di luar KUHP

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

BAB I PANDAHULUAN. berusaha memposisikan secara positif kedudukan, fungsi dan peranan. sendiri, merupakan sejarah yang unik.

berlandaskan pada pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang Indonesia harus taat dan patuh terhadap hukum yang ada di Indonesia dan

KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. mencatat banyak pemimpin yang dipilih oleh rakyat karena mengangkat isu

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, hal Soerjono Soekanto, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia secara normatif-konstitusional adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

diuraikan di atas, maka dapat simpulkan sebagai berikut: a. Tindakan Kepolisian Terhadap Pelaku Pelanggaran Pasal 134 Huruf g adalah

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan tugas dan wewenang serta tanggung jawab kepolisian, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang Undang Dasar Repubik Indonesia (UUD 1945) Pasal 1 ayat (3).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dirumuskan demikian:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia baik pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat maupun dari para

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain. Sudah

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Upaya yang dilakukan Polisi DIY dalam Penanggulangan Tindak. pidana Kesusilaan

III. METODE PENELITIAN. empiris sebagai penunjang. Pendekatan secara yuridis normatif dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan cedera ringan sampai yang berat berupa kematian.

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara hukum, hal ini tertuang pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, Lalu. dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang dari waktu ke waktu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. governance) melalui upaya penegakan asas-asas pemerintahan yang baik dan

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh penulis di dalam bab 2 maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

KEBIJAKAN KEPALA POLISI DAERAH LAMPUNG DALAM UPAYA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA MASYARAKAT LAMPUNG. (Jurnal Ilmiah) Oleh SEPTIAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. ini, yakni: pertama, memberikan layanan civil (Civil Service); kedua,

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkenaan dengan pembangunan teknologi,dewasa ini seperti

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum, dimana salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masuknya informasi dari luar negeri melalui media massa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agar hukum dapat berjalan dengan baik, maka berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan tanpa kecuali. Hukum merupakan kaidah yang berupa perintah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam konstitusi Indonesia, yaitu Pasal 28 D Ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. profesi advokat dinamai sebagi officum Nobile,jabatan mulia. Penamaan itu terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yakni

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1945) memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan. sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang dihadapi bangsa Indonesia pada saat ini. Kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah mencatat bahwa Kepolisian Republik Indonesia telah terbukti

IMPLEMENTASI PERATURAN KODE ETIK POLRI DALAM PENANGANAN TERHADAP ANGGOTA POLRI YANG MELANGGAR KETENTUAN PIDANA (Studi di Kepolisian Resor Kota Medan)

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial, diatur dalam Undang-undang No 2 Tahun 2002 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. keamanan bertransportasi, salah satu contoh yang sering terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Ketentuan konstitusi tersebut berarti bahwa dalam praktek

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

BAB I. Dalam kehidupan bernegara yang semakin komplek baik mengenai. masalah ekonomi, budaya, politik, keamanan dan terlebih lagi masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam negara hukum. Karena dalam perspektif fungsi maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara hukum, hal ini telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku tindak pidana tersebut,yang memperoleh pidana penjara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia segala sesuatu atau seluruh aspek kehidupan diselenggarakan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agar hukum dapat berjalan dengan baik pelaksanaan hukum

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia. Kepolisian adalah hak-ihwal berkaitan dengan fungsi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan negara yang berdasarkan hukum dan bukan berdasarkan kekuasaan, negara Indonesia merupakan negara demokratis serta berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjunjung tinggi hukum. Demi tegaknya hukum di negara Indonesia diperlukan adanya suatu lembaga atau aparat penegak hukum agar hukum itu dapat di tegakkan di Indonesia sehingga dapat terciptanya keamanan, ketentraman dan kedamaian bagi masyarakat, salah satunya adalah Kepolisian Republik Indoneisa. Kepolisian Republik Indonesia merupakan lembaga negara yang merupakan salah satu aparat penegak hukum di Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa aparat penegak hukum merupakan alat, badan pemerintahan atau instansi pemerintah yang memiliki tugas untuk menegakkan suatu perangkat peraturan yang dibuat untuk mengatur kehidupan masyarakat demi terciptanya suatu keadilan, keamanan, kenyamanan serta ketertiban di masyarakat. 1 Profesi merupakan suatu pekerjaan dengan keahlian khusus maupun intelektual, sehingga menuntut pengetahuan dan tanggung jawab, yang diabdikan untuk kepentingan banyak orang, mempunyai organisasi atau lembaga profesi, dan mendapat pengakuan dari masyarakat, serta memiliki kode etik. Etika merupakan alat untuk mengendalikan diri bagi masing-masing pemegang profesi, dan lebih tegas peran 1 http://kbbi.web.id/, 21-10-2013.

2 etika dalam profesi adalah sebagai alat pengendali hati nurani. Oleh karena itu etika profesi merupakan refleksi ilmiah dalam perilaku pemegang profesi dari sudut norma-norma baik dan buruk. 2 Jika dipahami secara dalam tugas-tugas polisi sangatlah mulia dan baik, akan tetapi tugas tersebut akan menjadi sebaliknya manakala di dalam pelaksanaannya tidak mengindahkan norma-norma yang ada dalam masyarakat, baik norma hukum, kesopanan, sosial dan agama. Fungsi kepolisian yang menyelenggarakan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, tertuju pada pemeliharaan dan menjaga tetap berlakunya dan ditaatinya normanorma yang ada dimasyarakat tersebut, sehingga kehidupan dalam masyarakat menjadi aman, tenteram, tertib, damai dan sejahtera. 3 Demi terciptanya suatu keadilan, keamanan, kenyamanan serta ketertiban masyarakat tersebut anggota kepolisian sebagai aparat penegak hukum juga mempunyai wewenang yang telah diatur didalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang didalamnya terdapat aturan yang mengatur mengenai wewenang anggota kepolisian. Hakekat wewenang yang diberikan kepada lembaga penegak hukum adalah menjaga dan mengawal hukum agar tetap ditaati dan dipatuhi oleh masyarakat termasuk aparat penegak hukum sendiri, sehingga hukum akan berfungsi dan bekerja sesuai dengan cita-cita dan tujuannya (rechtsidee). Dengan 2 Drs. H. Pudi Rahardi, M.H., 2007, Hukum Kepolisian : Profesionalisme dan Reformasi POLRI, Cetakan ke-1, Laksbang Mediatama, Surabaya, hlm. 145. 3 Dr. Sadjijono, SH, M.Hum., 2005, Fungsi Kepolisian Dalam Pelaksanaan Good Governance, Edisi I, Laksbang Yogyakarta, Yogyakarta, hlm. 232.

3 demikian nilai-nilai yang ada dalam hukum tetap terjaga untuk menuju tujuan dibentuknya hukum. 4 Namun terlepas dari tugas dan wewenang sebagai aparat penegak hukum, ada oknum anggota kepolisian yang bukannya menjalankan tugas dan fungsinya sebagai anggota kepolisian, tetapi malah menyalahgunakan kewenangannya sebagai aparat penegak hukum. Sebagai contoh dalam hal perjudian dan prostitusi, pihak kepolisian sudah berencana untuk melakukan razia perjudian dan razia di tempat prostitusi, namun ada oknum polisi yang menjadi pelindung di tempat perjudian dan tempat prostitusi itu sehingga ketika pihak kepolisian melakukan razia tempat perjudian dan tempat prostisusi itu tempat-tempat tersebut sudah tidak ada satupun orang yang dapat ditemui oleh pihak kepolisian karena kabar razia tersebut telah dibocorkan oleh oknum polisi yang menjadi pelindung di tempat-tempat tersebut. Selain itu, kita juga masih bisa melihat ada oknum polisi yang tidak mencerminkan sebagai aparat penegak hukum yaitu mengendarai kendaraan yang tidak sesuai dengan standar, melanggar rambu-rambu lalu lintas dan bahkan menerima dan/atau meminta uang disaat menilang masyarakat yang melanggar lalu lintas. Hal tersebut senyatanya tidak sesuai dengan apa yang tercantum didalam PP No.2 Tahun 2003, pada Pasal 5 huruf a, huruf g, Pasal 6 huruf a, huruf i, huruf k, maka hal ini membuktikan bahwa masih lemahnya suatu penerapan atau Implementasi suatu peraturan perundang-undangan terhadap oknum polisi yang menyebabkan kurang percayanya masyarakat terhadap hukum maupun aparat penegak hukum khususnya kepolisian, sehingga demi tercapainya 4 Dr. Sadjijono,SH., M.HUM, 2008, Polri Dalam Perkembangan Hukum di Indonesia, Cetakan ke-1, LaksBang PRESSIndo Yogyakarta, Yogyakarta, hlm. 69.

4 cita-cita supremasi hukum serta penegakan hukum yang baik, penulis tertarik untuk memperdalam Implementasi suatu peraturan perundang-undangan dengan harapan tegaknya hukum di Indonesai ini diikuti aparat penegak hukum yang bijak serta melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan kewajiban dan wewenangnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah implementasi PP No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia terhadap oknum polisi yang melakukan tindakan penyalahgunaan wewenang? C. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : Mengetahui implementasi PP No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia terhadap oknum polisi yang melakukan tindakan penyalahgunaan wewenang. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pemikiran khususnya tentang implementasi PP No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara

5 Republik Indonesia terhadap oknum polisi yang melakukan tindakan penyalahgunaan wewenang. 2. Manfaat Praktis a) Bagi Aparat Penegak Hukum Anggota Kepolisian 1) Sebagai pengingat aparat penegak hukum khususnya anggota kepolisian yang memiliki fungsi dan tugas yang diemban mereka sangatlah mulia, figur anggota kepolisian yang dapat memberikan teladan demi tercapainya cita-cita supremasi hukum di Indonesia sehingga anggota kepolisian harus memiliki dedikasi yang tinggi dalam menegakkan hukum dan dalam pengambilan keputusan agar terciptanya rasa keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum bagi masyarakat. 2) Aparat penegak hukum anggota kepolisian adalah orangorang yang terdepan dalam penegakan hukum, untuk itu diperlukan adanya implementasi yang sesuai dengan suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku agar hukum dapat ditegakkan di dalam masyarakat. b) Bagi Penulis Menambah wawasan pengetahuan bagi penulis di bidang hukum dan secara khusus untuk lebih mendalami pentingnya implementasi suatu peraturan perundang-undangan dalam menegakkan hukum.

6 E. Keaslian Penelitian Judul Skripsi : Implementasi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Polisi Republik Indonesia di Polres Sukoharjo Identitas Penulis : Febri Indra Nugraha Abstrak : Penelitian ini mengkaji dan menjawab permasalahan mengenai implementasi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 2 Tahun 2003 Tentang Peraturan Disiplin Anggota Polisi Republik Indonesia di POLRES Sukoharjo dan mengetahui apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi serta penyelesaiannya dalam implementasi disiplin Anggota Polisi di POLRES Sukoharjo. Penelitian ini termasuk jenis penelitian empiris yang bersifat deskriptif. Data penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer merupakan data utama dalam penelitian ini. Sedangkan data sekunder digunakan sebagai pendukung dari data primer. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan studi lapangan dan juga studi kepustakaan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dengan model interaktif. Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah POLRES Sukoharjo. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis dapat

7 menyimpulkan bahwa di POLRES Sukoharjo pelaksanaan Peraturan Disiplin Anggota sudah ditegakkan, terbukti dengan diangkat dan ditindak lanjutinya setiap diketahui ada anggota yang terbukti melanggar peraturan disiplin sesuai dengan Peraturan Pemerintah no. 2 Tahun 2003 Tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri Negara Republik Indonesia. Hambatan-hambatan yang berhubungan dengan implementasi PP No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah tidak banyaknya kasus pelanggaran yang terungkap, adanya budaya kultur power, hambatan yang berasal dari saksi dalam memberikan kesaksian mengenai pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh anggota Kepolisian. Penyelesaian dari hambatan-hambatan tersebut adalah dengan meningkatkan kesadaran dan kredibilitas anggota Kepolisian, menegakkan norma-norma hukum/ kode etik serta keprofesionalitasan anggota Kepolisian dan memberikan ajakan secara persuasif kepada para saksi yang bersangkutan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi POLRES Sukoharjo dan Pemerintah dalam hal penegakan disiplin bagi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia. F. Batasan Konsep 1. Pengertian Implementasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pelaksanaan; penerapan, jadi Implementasai itu suatu penerapan

8 atau pelaksanaan terhadap sesuatu yang telah disepakati, misal Peraturan Perundang-undangan. 5 2. Pengertian Oknum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang seorang; perseorangan; orang atau anasir (dengan arti yg kurang baik), jadi Oknum itu orang, perseorangan atau anasir yang bertindak sewenang-wenang. 6 3. Pengertian Polisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah badan pemerintah yg bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum (menangkap orang yg melanggar undang-undang); anggota badan pemerintah (pegawai negara yg bertugas menjaga keamanan), jadi polisi itu adalah badan pemerintah yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum. 7 Pengertian Polisi menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 4. Pengertian Penyalahgunaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan menyalahgunakan; penyelewengan, jadi Penyalahgunaan itu proses, cara, atau perbuatan yang tidak sebagaimana mestinya dilakukan, misalnya orang yang suka 5 http://kbbi.web.id/, 27-10-2013 6 Ibid. 7 Ibid.

9 mementingkan kepentingan pribadinya cenderung untuk kekuasaan yang dimilikinya atau jabatannya. 8 5. Pengertian Wewenang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hak dan kekuasaan bertindak; kewenangan, kekuasaan membuat keputusan, memerintah dan melimpahkan tanggung jawab kepada orang lain, jadi Wewenang itu hak dan kekuasaan yang dimiliki seseorang untuk bertindak, membuat keputusan, memerintah serta melimpahkan tanggung jawab kepada orang lain. 9 G. Metode Penelitian Penelitian hukum yang berjudul Implementasi PP No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia terhadap oknum yang melakukan tindakan penyalahgunaan wewenang ini dilakukan dengan cara: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian secara yuridis normatif yakni mengkaji dan menganalisis tentang Implementasi PP No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia terhadap oknum yang melakukan tindakan penyalahgunaan wewenang serta diperkaya dengan data dari berbagai sumber dan buku-buku yang diperoleh secara studi kepustakaan sebagai sumber data utama. 2. Sumber Data 8 Ibid. 9 Ibid.

10 Berdasarkan jenis penelitian yang dilakukan maka sumber data penelitian ini menggunakan data sekunder sebagai data utama yakni meliputi : a. Bahan Hukum Primer 1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). 2) Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. 3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Republik Indonesia. 4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder yang dipakai berupa pendapat hukum yang diperoleh melalui kepustakaan, yang terdiri dari : teori, asas-asas hukum, pendapat ahli, hasil penelitian yang berkaitan dengan permasalahan mengenai implementasi PP No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia terhadap oknum polisi yang melakukan tindakan penyalahgunaan wewenang. 3. Metode Pengumpulan Data Metode yang dipergunakan dalam pengumpulan data adalah :

11 a. Dengan cara studi kepustakaan, yakni pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang terdapat di dalam undang-undang, peraturan-peraturan, buku-buku tentang Implementasi, artikel-artikel, melalui internet serta dokumentasi lainnya yang berhubungan dengan materi penelitian. b. Dengan cara melakukan wawancara dengan narasumber, yakni Bapak AKP Sutiyono dari Bidang Propam POLDA DIY. 4. Metode Analisa Data Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah mengkaji tentang implementasi PP No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia terhadap oknum polisi yang melakukan tindakan penyalahgunaan wewenang sebagi sumber hukum utama yang akan dianalisis dan diolah secara kualitatif. Data hasil penelitian dari kepustakaan ini akan disusun secara sistematis kemudian ditarik kesimpulan dengan metode berpikir deduktif artinya metode berpikir dari hal-hal yang bersifat umum kemudian ditarik pada kesimpulan yang bersifat khusus, dalam hal ini menggunakan penalaran diskriftif sehingga diperoleh jawaban terhadap permaslahan yang dipaparkan. H. Sistematika Penulisan Hukum/Skripsi Berkaitan dengan penulisan hukum mengenai implementasi PP No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia terhadap oknum polisi yang melakukan tindakan penyalahgunaan

12 wewenang, maka sistematika dalam penulisan yang akan dijabarkan meliputi beberapa materi yaitu : BAB I Pendahuluan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan Konsep, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan Hukum/Skripsi. BAB II Tinjauan Umum Tentang Penyalahgunaan Wewenang Oleh Oknum Polisi Anggota Kepolisian : Pengertian Anggota Kepolisian, Fungsi dan tugas, wewenang anggota kepolisian. Penyalahgunaan wewenang secara umum, Penyalahgunaan wewenang oleh oknum polisi, Berbagai contoh kasus penyalahgunaan wewenang oleh oknum polisi. Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 bagi Oknum Polisi Pelaku Penyalahgunaan Wewenang, Hasil penelitian. BAB III Penutup Bab penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.