Konsep Ekologi PHT. Dr. Akhmad Rizali

dokumen-dokumen yang mirip
Permasalahan OPT di Agroekosistem

EKOSISTEM. Yuni wibowo

Sistem Populasi Hama. Sistem Kehidupan (Life System)

Lampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi

PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

Peran Varietas Tahan dalam PHT. Stabilitas Agroekosistem

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.

PENGELOLAAN HAMA TERPADU (PHT)

ASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS

Kuliah ke-2. R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam

AZAS AZAS DAN KONSEP KONSEP MENGENAI ENERGI DI DALAM EKOSISTEM

Pengelolaan Agroekosistem dalam Pengendalian OPT. Status Pengendalian

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Moch Taufiq Ismail_ _Agroekoteknologi_2013

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aliran energi dalam ekosistem

Modul 1 : Ruang Lingkup dan Perkembangan Ekologi Laut Modul 2 : Lautan sebagai Habitat Organisme Laut Modul 3 : Faktor Fisika dan Kimia Lautan

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM I. K e l a s. Kurikulum 2013

EKOLOGI SEBAGAI DASAR ILMU LINGKUNGAN. Ina Rosdiana Lesmanawati Jurusan Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon

I. PENDAHULUAN. dijadikan sebagai bahan pangan utama (Purwono dan Hartono, 2011). Selain

PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN SECARA TERPADU

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam satu komunitas yang sering disebut dengan. banyak spesies tersebut (Anonimus, 2008).

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam komunitas yang sering disebut kekayaan spesies

Rantai Makanan. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen, konsumen dan decomposer.

Komponen rantai makanan menurut nicia/jabatan meliputi produsen, konsumen, dan pengurai. Rantai makanan dimulai dari organisme autotrof dengan

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BEBERAPA TEKNIK PENGENDALIAN HAMA TERPADU

I. PENDAHULUAN pulau dengan luas laut sekitar 3,1 juta km 2. Wilayah pesisir dan. lautan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan produksi sayuran meningkat setiap tahunnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

KEANEKARAGAMAN PLANKTON. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)

BAB I PENDAHULUAN. seluruh bagian dari tanaman ini dimanfaatkan sebagai obat bagi manusia (Deptan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang di air dan

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 Tentang : Perlindungan Tanaman

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang tergolong

EKOLOGI & AZAS-AZAS LINGKUNGAN. Oleh : Amalia, S.T., M.T.

EKOLOGI DRA. SRI UTAMI, MS

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

I. PENDAHULUAN. khususnya di area persawahan hingga saat ini semakin meningkat, dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan. Tumbuhan yang digunakan meliputi untuk bahan pangan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inventarisasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan data tentang jenis-jenis tumbuhan bawah

BAB I PENDAHULUAN. sampai sub tropis. Menurut Spalding et al. (1997) luas ekosistem mangrove di dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi sekarang, pemanfaatan pestisida, herbisida dan pupuk kimia sangat umum digunakan dalam usaha

TINJAUAN PUSTAKA. I. Ekologi Tanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) baik di daerah tropis (15 LU - 15 LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional,

KONSEP ENERGI DAN PRODUKTIVITAS DALAM PENGELOLAAN SISTEM PERIKANAN

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

BAB I PENDAHULUAN. Agro Ekologi 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV EKOLOGI PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EKOLOGI. Spektrum Biologi. Komponen Biotik. Gene Sel Jaringan Organ Organisme Populasi Komunitas

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

Komponen Ekosistem, Peran dan Interaksinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karena berada di dekat pantai, mangrove sering juga disebut hutan pantai, hutan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Berikut ini beberapa manfaat dan dampak positif perkembangan ilmu biologi :

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga laut dan pesisir pantai (coastal zone) merupakan lingkungan fisik yang

MAKALAH. Jaring-Jaring Makanan di Laut. Tugas Mata kuliah Dasar Akuakultur. Dosen Pendamping : Soko Nuswantoro, S.Pi, M.Si.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Individu adalah satu makhluk hidup, misalnya seekor semut, seekor burung dan sebuah pohon.

EKOSISTEM PERTANIAN SEBAGAI OLEH SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOI FPMIPA UPI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan

Laporan Praktikum IPA Modul 2

Interaksi antarspesies dapat menjadi faktor seleksi yang kuat dalam evolusi

(Pertemuan 5) TANAMAN DAN FAKTOR LINGKUNGAN LINGKUNGAN BIOTIK

PENGELOLAAN HAMA SECARA HAYATI Oleh : Awaluddin (Widyaiswara)

ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) KELAS XII SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hamahama

Ambang Ekonomi. Dr. Akhmad Rizali. Strategi pengendalian hama: keuntungan dan resiko Resiko aplikasi pestisida

Faktor-Faktor Abiotik Utama dalam Persebaran Organisme. Assalamualaikum Wr. Wb. Ina Septi Wijaya BIOLOGI III-A

I. PENDAHULUAN. Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi

II. Pertumbuhan dan aktivitas makhluk hidup

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, subsektor perkebunan mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pestisida

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

Beruang Kutub. (Ursus maritimus) Nana Nurhasanah Nabiilah Iffatul Hanuun

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I. K e l a s. Kurikulum 2006/2013. A. Pengertian Lingkungan Hidup

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 20 mm per hari) begitu pula dengan produksi bijinya. Biji gulma

Transkripsi:

Konsep Ekologi PHT Dr. Akhmad Rizali KONSEP EKOLOGI PHT Tujuan uraian dalam bab ini adalah untuk membentuk konsep dasar dalam mempelajari agroekosistem dan memperkenalkan kepada para mahasiswa tentang beberapa konsep ekologi terutama yang berguna dalam mengembangkan prosedur PHT yang efisien 1

KONSEP EKOLOGI PHT Diversity and stability Trophic pyramid Biological magnification Succession Natural selection Nutrient cycle Island biogeography theory r vs K DIVERSITY AND STABILITY 2

Pendapat Umum Kekayaan spesies yang tinggi memaksimalkan perolehan sumber daya pada setiap tingkat trofik dan penyimpanan sumber daya di dalam ekosistem Keanekaragaman spesies yang tinggi mengurangi risiko timbulnya perubahan besar dalam proses ekosistem sebagai tanggap terhadap variasi lingkungan. Keanekaragaman spesies yang tinggi mengurangi kemungkinan perubahan besar dalam proses ekosistem sebagai tanggap terhadap invasi patogen dan spesies lainnya Lanskap dari kacamata ekologi adalah bentang lahan yang heterogen, yang dibentuk oleh elemen/unit pembentuk lanskap yang disebut Patch, yang saling berinteraksi. Patch adalah area homogen yang dapat dibedakan dari daerah di sekelilingnya "Keseimbangan hayati" mengacu pada keterkaitan antara organisme, termasuk struktur jaring jaring makanan dan kemampuan sistem ekologi untuk mempertahankan diri mereka dari waktu ke waktu. Karakteristik keseimbangan adalah dinamis, bukan tetap. Keanekaragaman hayati dan keseimbangan dalam sistem ekologi sering digunakan untuk menilai kesehatan ekosistem, dan pengurangan keanekaragaman hayati seringkali merupakan respon terhadap polutan atau stres lainnya. Mengembalikan keanekaragaman hayati dan keseimbangan biologis menjadi fokus perhatian PHT Keanekaragaman dan keseimbangan hayati juga menarik karena bagaimana mereka dapat mempengaruhi fungsi dan stabilitas systems ekologi. Sementara para ilmuwan memperdebatkan hubungan yang tepat antara keragaman dan fungsi dan stabilitas sistem ekologi, umumnya sepakat bahwa ketika jumlah spesies di tipe system ekologi tertentu menurun, terdapat potensi kehilangan resilience di dalam system tersebut. Hubungan tersebut dapat bervariasi tergantung pada tipe spesies yang keluar masuk. Resilience adalah kemampuan ekosistem untuk sembuh dari kerusakan yang disebabkan oleh faktor lingkungan 3

Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman hayati adalah "totalitas gen, spesies, dan ekosistem pada suatu daerah". Menurut KTT Bumi "keanekaragaman hayati" adalah "variabilitas antara organisme hidup dari semua sumber, termasuk, 'antara lain', darat, laut, dan ekosistem air, dan mereka adalah bagian dari kompleks ekologi. Termasuk keragaman di dalam spesies, antar spesies dan ekosistem Variasi kehidupan di semua tingkat organisasi biologis adalah ukuran kesehatan ekosistem Keanekaragaman ekosistem tropis lebih kaya daripada ekosistem sub tropis Perubahan cepat di ekosistem dapat memusnahkan biota Tingkat Keanekaragaman Hayati Tingkat keanekaragaman hayati dalam agroekosistem bergantung pada 4 ciri utama agroekosistem (Southwood & Way, 1970) Keanekaragaman vegetasi di dalam dan di sekitar agroekosistem Kepermanenan dari berbagai tanaman dalam agroekosistem Intensitas manajemen Tingkat isolasi agroekosistem dari vegetasi alami 4

Agroekosistem dengan OPT rendah Ciri ciri agroekosistem dengan potensi OPT rendah (Altieri, 1994; Altieri dan Letourneau, 1982, 1984) Keanekaragaman tanaman yang tinggi melalui pencampuran tanaman dalam ruang dan waktu Memutus budidaya monokultur melalui rotasi, penggunaan varietas umur pendek, menggunakan periode tanpa tanaman atau bebas tanaman inang yang disenangi OPT Lahan kecil tersebar menciptakan sebuah mosaik struktural bersebelahan tanaman dengan lahan tidur yang berpotensi menyediakan tempat tinggal dan makanan alternatif bagi musuh alami. Hama juga dapat berkembang biak dalam lingkungan ini tergantung pada komposisi spesies tanaman. Namun, keberadaan populasi hama dan atau inang alternatif yang rendah mungkin diperlukan untuk mempertahankan musuh alami di daerahtersebut. Pertanian dengan komponen tanaman tahunan yang dominan. Perkebunan dianggap sebagai ekosistem semi permanen, dan lebih stabil dibandingkan dengan sistem tanam musiman. Karena perkebunan kurang menderita gangguan dan ditandai dengan keragaman struktur yang lebih besar, kemungkinan untuk penggunaan agen pengendali biologis umumnya lebih tinggi, terutama jika didorong tumbuhnya keanekaragamansemak semak bunga bungaan Kepadatan tanaman yang tinggi atau keberadaan tingkat spesies gulma tertentu yang dapat ditoleransi Keragaman genetik yang tinggi yang dihasilkan dari penggunaan berbagai campuran atau tanaman multilines 5

Nectar-rich flowers on rice bunds in Tien Giang, Vietnam 6

Biodiversity, ecosystem functioning and ecosystem services 7

TROPHIC PIRAMID Piramida ekologi (disebut juga piramida trofik atau piramida energi) adalah representasi grafis yang dirancang untuk menunjukkan biomassa atau produktivitas biomassa pada setiap tingkat trofik dalam ekosistem Piramida trofik adalah struktur dasar interaksi dalam semua komunitas biologi yang ditandai dengan cara di mana energi makanan dilewatkan satu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya sepanjang rantai makanan. Dasar piramida terdiri dari spesies yang disebut autotrof, produsen utama dari ekosistem. Semua organisme lain dalam ekosistem adalah konsumen disebut heterotrof, yang baik secara langsung maupun tidak langsung tergantung pada produsen primer untuk energi makanan. 8

Dalam semua komunitas biologis, energi pada setiap tingkat trofik hilang dalam bentuk panas(sebanyak 80 sampai 90 persen), organisme mengeluarkan energi untuk proses metabolisme seperti tetap hangat dan mencerna makanan Semakin tinggi organisme pada piramida trofik, jumlah energi yang tersedia lebih rendah. Misalnya, tanaman dan autotrof lainnya (produsen utama) mengkonversi hanya sebagian kecil darisejumlah besar energi matahari Herbivora dan detritivora (konsumen utama) mengambil energi kurang tersedia karena mereka dibatasi oleh biomassa dari tanaman yang mereka makan. Karnivora (konsumen sekunder) yang memakan herbivora dan detritivora dan yang memakan karnivora lainnya (konsumen tersier) energi yang tersedia bagi mereka adalah terendah TROPHIC PIRAMID 9

RANTAI MAKANAN DAN JARING JARING MAKANAN Karena semua spesies mengkhususkan diri dalam makanan mereka, masing masing piramida trofik terdiri dari serangkaian hubungan makan yang saling berhubungan disebut rantai makanan. Kebanyakan rantai makanan terdiri dari tiga atau empat tingkat trofik. Urutan khas mungkin tanaman, herbivora, karnivora, top karnivora. Urutan lain adalah tanaman, herbivora, parasit herbivora, dan parasit parasit Banyak herbivora, detritivores, karnivora, dan parasit, makan lebih dari satu spesies, dan sejumlah besar spesies hewan memakan makanan yang berbeda pada berbagai tahap sejarah hidup mereka. Banyak spesies memakan baik tumbuhan dan hewan sehingga makan pada lebih dari satu tingkat trofik. Akibatnya, rantai makanan bergabung menjadi jaring makanan yang sangat kompleks 10

11

12

13

BIOLOGICAL MAGNIFICATION (PEMBESARAN BIOLOGIS) Pembesaran biologis, atau biomagnifikasi, mengacu pada akumulasi racun dalam tingkat trofik yang lebih tinggi dari jaring jaring makanan. Racun memasuki jaring jaring makanan pada tingkatan lebih rendah, terakumulasi dalam konsentrasi yang lebih besar sebagai pencemar, kemudian bergerak ke atas melalui rantai makanan. Melalui pembesaran biologis, racun dalam konsentrasi rendah di lingkungan dapat terakumulasi ke tingkat merugikan bagi predator puncak PROSES BIOMAGNIFIKASI Penggunaan Pestisida Persisten Manusia menciptakan pestisida yang persisten di alam, pestisida tidak dapat mengalami biodegradasi dengan segera. Produsen primer, misalnya tanaman atau ganggang dapat keliru mengabsorbsi pestisida persisten yang mempunyai kemiripan secara kemis dengan nutrisi yang mereka butuhkan untuk tumbuh Penimbunan Lemak Polutan yang larut dalam lemak disimpan dalam lemak organisme dan hanya bisa dihilangkan melalui aktivitas enzim tertentu. Jika organisme tidak memiliki enzim tersebut, atau jika tingkat penyerapan polutan yang larut dalam lemak lebih besar dari penghapusan enzimatik, maka substansi akan ditimbun dalam tubuh organisme. Contoh polutanadalahlogam danpestisida hidrokarbon ber khlor 14

Proses ekologis pembesaran biologis Suatu polutan yang ditimbun di dalam lemak oleh produsen primer mungkin tidak pernah mencapai konsentrasi yang cukup tinggi untuk membahayakan organisme tersebut. Di sinilah konsep kunci pembesaran biologis. Organisme yang lebihtinggi dalamrantaimakananmengandung polutan pada konsentrasi lebih tinggi. Setiap konsumen primer makan banyak produsen sehingga mengumpulkan konsentrasi polutan yang lebih besar. Berikutnya,konsumen sekunder makan banyak konsumen primer, menyebabkan konsentrasi polutan berlanjut. Pengaruh terhadap Organisme Ketika polutan mencapai konsentrasi tertentu dalam organisme tertentu, mulai dapat mengurangi fungsi dan bahkan merusak secara permanen berbagai sistem tubuh. Organisme di puncak rantaimakananberisiko mengalami kerusakan lebih besar akibat biomagnifikasi Merkuri dapat merusak sistem saraf, pencernaan dan kardiovaskular. Keracunan merkuri menjadi perhatian khusus bagi janin yang belum lahir dan anak anak, itulah sebabnya ibu hamil dan menyusui dianjurkan untuk menghindari ikan, yang seringkali mengandung kadar merkuri yang tinggi (Tragedi Minamata). Organisme di puncak rantai makanan dipengaruhi oleh berbagai polutan yang bersifat karsinogenik dan beracun terhadap sistem reproduksi, sistem saraf dan kekebalan tubuh. DDT, misalnya, dapat menyebabkan kemandulan dan kulit telur tipis terhadap burung predator 15

Penyemprotan rawa untuk mengendalikan nyamuk malaria menyebabkan residu DDT menumpuk di sel sel organisme air mikroskopis, yaitu plankton. Kerang dan ikan pemakan plankton memanen makanan dan juga DDT. Konsentrasi DDT di dalam tubuh kerang 10 kali lebih besar daripada di plankton. Burung yang memakan kerang, dapat mengakumulasi DDT sampai 40 kali lebih besar daripada konsentrasi di dalam mangsanya, terjadi peningkatan 400 kali lipat Biological Magnification 16

Biological magnification of DDT in a food chain Biological Magnification 17

Terimakasih 18