BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan usia dini (Early childhood education) adalah pendidikan

PENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 1 DIBAL NGEMPLAK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting pada masa ini. Hal ini disebabkan masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehidupan anak tidak dapat dipisahkan dari tumbuh-kembang. Tumbuhkembang

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang dalam mencapai tujuan kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai cermin untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

BAB I PENDAHULUAN. Program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada di masa keemasan the golden age, yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun menurut. Undang-Undang Republik Indonesia, dan 0-8 tahun menurut

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) saja, tetapi masyarakat mulai mengenal PAUD. Dalam hal

2014 UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN SENI MENCETAK DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terjadwal, dan dalam suatu interaksi edukatif di bawah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Taman Kanak-Kanak adalah salah satu. pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling mendasar bagi pembentukan sumber daya manusia di masa mendatang (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang nantinya akan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara. Semakin berkualitas pendidikan anak di usia dininya, maka semakin berkualitas juga sumber daya yang akan dihasilkan generasi selanjutnya. Hal ini disebabkan karena masa usia dini merupakan ajang pembelajaran dan pembiasaan manusia dalam menghadapi tantangan hidup agar mampu bertahan dalam berbagai situasi (TIM PAUD, 2005 : 1). Usia dini, merupakan masa peka bagi anak dimana masa terjadinya pematangan fungsi fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni moral, dan nilai-nilai agama. Untuk itu dibutuhkan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Pendidikan bagi anak usia dini akan lebih bermakna jika dilakukan melalui metode yang menyenangkan, edukatif, sesuai minat dan bakat serta kebutuhan pribadi anak. Pembelajaran yang dikembangkan untuk Pendidikan Anak Usia 1

2 Dini (PAUD) harus sesuai dengan dunia anak yaitu yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk aktif dan kreatif dengan menerapkan konsep belajar melalui bermain. Anak Usia Dini yaitu anak yang berumur 0-6 tahun. Usia tersebut merupakan masa keemasan ( Golden Age ) dimana dalam masa tersebut proses anak akan mengalami perkembangan pada dirinya baik fisik, intelektual, sosial emosional maupun bahasa. Pemahaman tentang pentingnya masa usia dini, berdampak pada kebijakan pemerintah yaitu UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritiual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Secara khusus PAUD bertujuan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Berkaitan dengan optimalisasi perkembangan pada Anak Usia Dini (AUD) diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat menstimulus kecerdasannya. Seperti yang kita ketahui kecerdasan masing-masing anak berbeda tetapi nantinya mempunyai kecenderungan memiliki salah satu kecerdasan yang menonjol dibandingkan dengan kecerdasan lainnya. Menurut Howard Gardner, kecerdasan tidak hanya tunggal, tetapi masing-masing individu

3 memiliki kecerdasan berbeda-beda, yang disebut sebagai kecerdasan majemuk ( Multiple Intelligence ). Salah satu aspek perkembangan anak usia dini yaitu aspek kecerdasan linguistik. Dimana dalam perkembangannya, kecerdasan linguistik mencakup kemampuan membaca, menulis, menyimak, mendengar, berbicara dan berkomunikasi. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, kebudayaan, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan. Bahasa merupakan salah satu cara yang utama untuk mengekspresikan pikiran atau perasaannya. Perkembangan berbahasa anak ditandai dengan adanya kemampuan, yaitu anak mampu menjawab pertanyaan dari guru, anak mampu menceritakan kejadian disekitarnya secara sederhana, anak mampu menjawab pertanyaan dari sebuah cerita yang sudah diceritakan guru, anak mampu menceritakan gambar seri. Kegiatan nyata yang diperkuat dengan komunikasi akan terus meningkatkan kemampuan bahasa anak. Anak belajar bahasa perlu menggunakan berbagai strategi dan penggunaan media-media yang beragam yang mendukung pembelajaran bahasa. Untuk itu peran pendidik sangat besar dalam upaya pengembangan potensi anak usia dini dengan memfasilitasi perkembangan dan belajar melalui penyediaan berbagai pengalaman dan rangsangan yang bersifat mengembangkan, terpadu, dan menyeluruh sehingga anak dapat bertumbuh-

4 kembang secara sehat dan optimal sesuai dengan nilai dan norma kehidupan yang dianut. Upaya pengembangan tersebut dilakukan dengan kegiatan belajar melalui bermain. Pada kenyataannya salah satu permasalahan yang mucul dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan aspek kecerdasan linguistik di KB Mutira Hati Aisyiyah Tawangmangu pada tahun pelajaran 2012/2013 adalah anak tampak kesulitan untuk mengekspresikan perasaan ataupun pendapat ketika diberi kesempatan untuk bercerita dalam kegiatan berbagi pengalaman ketika kegiatan apersepsi untuk menceritakan pengalaman di rumah atau sebelum berangkat ke sekolah maupun dalam kegiatan penutup ketika diminta mendiskusikan pengalaman main yang telah mereka dapatkan pada saat bermain di kegiatan inti. Sebagian besar anak harus dipancing oleh guru dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada cerita pengalaman tersebut, misalnya di kegiatan awal ketika guru mengajak anak membahas tentang kegiatan sebelum berangkat sekolah guru bertanya, Apa kegiatan yang dilakukan Ananda, sesudah bangun tidur tadi pagi?. Sebagian anak mampu menjawab pertanyaan kemudian melanjutkan jawaban itu dengan ceritanya tetapi sebagian besar anak hanya menjawab pertanyaan kemudian diam tidak melanjutkan dengan cerita pengalamannya. Ketika seorang anak sedang diberi giliran bercerita anak-anak lain biasanya diberi kesempatan untuk bertanya kepada anak tersebut. Pada saat seperti ini anak-anak yang mendengarkan cerita biasanya juga hanya diam bahkan ketika dimotivasi atau diberi gagasan oleh guru untuk bertanya mereka juga akan bertanya dengan

5 pertanyaan tersebut tanpa mengekspresikan pertanyaan atau pendapatnya sendiri. Ketika anak diajak mendiskusikan pengalaman main sebagian besar anak juga hanya menjawab pertanyaan guru mengenai jenis kegiatan bermain yang mereka lakukan. Dari fenomena yang ada Guru memegang peranan penting dalam hal pendidikan. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, seorang guru harus mempersiapkan perencanaan pembelajaran melalui RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) dengan menggunakan beberapa metode yang disesuaikan dengan kondisi yang ada. Secara umum, perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa perencanaan pembelajaran yang dipersiapkan oleh seorang guru sangat vital dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian, di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efesien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. Dari uraian latar belakang di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian di Kelompok Bermain Mutiara Hati Aisyiyah Tawangmangu berjudul Upaya Meningkatkan Kecerdasan Linguistik Melalui Metode Karya Wisata pada Anak Usia Dini di Kelompok Bermain Mutiara Hati Aisyiyah Tawangmangu Tahun Pelajaran 2012/2013.

6 B. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini hanya dibatasi masalah sebagai berikut : 1. Kecerdasan linguistik dibatasi pada kemampuan menerima dan mengungkapkan bahasa 2. Penerapan metode karya wisata dalam pembelajaran C. Perumusan Masalah Dari uraian yang telah disampaikan diatas maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Apakah melalui metode karya wisata dapat meningkatkan kecerdasan linguistik anak Kelompok Bermain Mutiara Hati Aisyiyah Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk meningkatkan kecerdasan linguistik anak melalui metode karya wisata dalam pembelajaran. 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui peningkatan kecerdasan linguistik melalui metode karya wisata dalam pembelajaran pada anak Kelompok Bermain Mutiara Hati Aisyiyah Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

7 E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Mampu memberikan sumbangan kepada lembaga pendidikan anak usia dini baik formal maupun non formal dalam pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan linguistik anak. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peserta didik Memberikan kesempatan serta menambah pengalaman nyata pada anak sehingga dapat meningkatkan kecerdasan linguistik anak. b. Bagi guru Membantu serta memberikan masukan kepada guru PAUD dalam memperbaiki pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kecerdasan linguistik anak dan kemampuan lain pada umumnya. c. Bagi Kelompok Bermain Sebagai gambaran awal kegiatan belajar mengajar yang terjadi disekolah dengan segala problematika sehingga dapat menentukan langkah-langkah antisipasi dan pemecahannya serta perkembangan bagi sekolah kedepannya.