BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dilepaskan dari tanggung-jawab pemerintah, yang dalam ajaran Islam. bertujuan untuk mensejahterakan masyarakatnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakat bersama-sama mengelola sumber daya yang. perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan kewenangan dan kemampuan menggali sumber. keuangan sendiri, yang didukung oleh pemerintah pusat dan daerah

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui otonomi daerah, maka ditetapkan Undang-Undang Nomor 32

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah dan dikelola oleh pemerintah. Beberapa ciri yang melekat pada retribusi daerah yang saat ini

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK TARIF PARKIR PROGRESIF DI PUSAT PERBELANJAAN MATAHARI KAWASAN SIMPANG LIMA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan perpajakan Indonesia dari sistem Official Assessment ke sistem Self

BAB I PENDAHULUAN. Jenis pajak yang ada di Negara Indonesia dibagi menurut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah. Otonomi membuka kesempatan bagi daerah untuk mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang berdasarkan kepada firman Allah SWT yang. termaktub didalam Al-Qur an dan sunnah Rasulullah saw.

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana. mandiri menghidupi dan menyediakan dana guna membiayai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pembangunan nasional telah ditempuh berbagai upaya perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. pungutan, tetapi hanya merupakan pemberian sukarela oleh rakyat kepada raja

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat (sentralistik) telah menimbulkan kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II)

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan karena dianggap tidak menghargai kaidah-kaidah demokrasi. Era reformasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban ruhiyah (spritual) dan maliyah (material) tanpa terpenuhinya

BAB I PENDAHULUAN. ini. Hal ini tidak terlepas dari keinginan umat Islam di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-undang No.25 Tahun 2000 tentang Program. Pembangunan Nasional , bahwa program penataan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. pada sensus penduduk yang dilakukan pada 1 Mei 15 Juni 2010 tercatat paling

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang. Setiap negara pasti memiliki potensi-potensi yang tinggi baik

BAB IV PEMBAHASAN. Pendapatan Asli Daerah Kota Semarang terdiri dari : dapat dipaksakan untuk keperluan APBD.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang mensejahterakan rakyat dapat dilihat dari tercukupinya

BAB I PENDAHULUAN. seperti jalan, jembatan, rumah sakit. Pemberlakuan undang-undang tentang

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung kemaslahatan bagi umat manusia, kecuali hal-hal yang telah dilarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No.12

BAB I PENDAHULUAN. diberi kewenangan untuk menjalankan pemerintahan, 1 pembangunan. nasional merupakan serangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya seorang individu harus menukarnya dengan barang atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat membiayai pengeluaran pemerintah dalam rangka menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan informasi, komunikasi, dan transportasi dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fenomena yang selalu berkembang di masyarakat. Pajak memiliki fungsi sebagai sumber penerimaan Negara (Budgeter) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara membutuhkan pendanaan dalam menggerakan dan

BAB III TINJAUAN TEORI. senantiasa berpacu untuk meningkatkan pendapatan daerah, salah satunya

BAB I PE DAHULUA. sesuai dengan perkembangan masyarakat dan Negara baik di bidang. kenegaraan maupun di bidang sosial dan ekonomi. Pada mulanya pajak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) bertujuan sebagai salah satu syarat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kitab suci, tetapi juga didalamnya berisi ajaran kebajikan dan larangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah sebagai pengatur dan pembuat kebijakan telah memberi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan otonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II) merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan baik melalui administrator pemerintah. Setelah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu bagian dari pendapatan yang diterima oleh negara. Di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga keuntungan selisih nilai tukar rupiah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pembangunan daerah juga

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi diperoleh dari perpajakan sebesar Rp1.235,8 triliun atau 83% dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan daerah otonom yang luas serta bertanggung jawab. Tiap

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang besar dan penduduk yang padat. Untuk mengatur dan menjalankan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan dari pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus yang sifatnya memperbaiki dan

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah di Indonesia mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah memberikan wewenang kepada daerahnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan kemasyarakatan harus sesuai dengan aspirasi dari

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu Negara, ketersediaan data dan informasi menjadi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya disebut dengan UU Pemda) yang selanjutnya mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan

ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. meningkatkan nilai tambah sumber daya alam. Sumber daya potensial yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah dan pelayanan terhadap masyarakatnya. Daerah otonom

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan pajak dalam kehidupannya, sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

EVALUASI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan daerahnya sendiri, membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan ekonomi sekarang ini, tidak dapat dilepaskan dari intervensi pemerintah. Begitu juga dalam kehidupan perekonomian masyarakat tidak dapat dilepaskan dari tanggung-jawab pemerintah, yang dalam ajaran Islam bertujuan untuk mensejahterakan masyarakatnya. Permasalahan ekonomi sendiri merupakan masalah yang terpenting dalam perekonomian suatu negara, baik mencakup pertumbuhan ekonomi, pengangguran, inflasi, ketidakseimbangan neraca perdagangan serta neraca pembayaran, bahkan juga masalah perpajakan. Menurut Islam, negara memiliki hak untuk ikut campur dalam kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh individu-individu, baik untuk mengawasi kegiatan maupun untuk mengatur atau melaksanakan beberapa macam kegiatan ekonomi yang tidak mampu dilaksanakan oleh individu-individu. Intervensi pemerintah terhadap masalah-masalah perekonomian rakyat, menurut sebagian ulama berlandaskan pada firman Allah swt. berikut: 1 1 Ismail Nawawi, Ekonomi Islam: Perspektif Teori, Sistem, dan Aspek Hukum, (Surabaya: Media Nusantara, 2009), h. 184.

2. Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S. an-nisa: 59). 2 Salah satu kebijakan pemerintah di bidang ekonomi adalah dibidang fiskal, yaitu berkenaan dengan urusan pajak dan keuangan negara atau pendapatan negara. Kebijakan fiskal dilakukan oleh pemerintah dalam rangka melayani umat. Sejarah Islam mencatat, perkembangan kebijakan fiskal dalam sistem ekonomi Islam, mulai dari awal Islam sampai kepada puncak kejayaan Islam pada jaman pertengahan ternyata peran fiskal sangat penting untuk menunjang kehidupan ekonomi masyarakat dan negara. Pada zaman tersebut bagaimana Rasulullah saw. menerapkan tentang ghanimah, jizyah, ushr, al-kharaj dan adhdharibah. Semua tersebut merupakan sumber pendapatan negara yang sangat bermanfaat untuk kepentingan masyarakat Islam. 3 Dengan demikian, peran fiskal, khususnya pajak sangat penting bagi keberlangsungan perekonomian suatu negara. Begitu juga halnya dengan pemerintahan saat ini, sektor utama yang memberikan kontribusi sebagai penopang pembangunan di negaranya adalah sektor pajak, bahkan setiap tahunnya pendapatan negara dari sektor pajak selalu ditingkatkan dan target 2 Tim Penerjemah Al-Qur an Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur an, 1995), h. 990. 3 Mahjuddin, Masailul Fiqhiyah: Berbagai Kasus yang Dihadapi Hukum Islam Masa Kini, (Jakarta: Kalam Mulia, 2003), h. 163.

3 setiap tahunnya mengalami peningkatan (kenaikan) jumlahnya. 4 Dalam hal ini nampak sekali bahwa pajak merupakan sumber pemasukan terbesar negara yang jumlahnya mencapai 1200 triliun setahunnya. Di negara kita (Indonesia), saat ini pajak merupakan sektor pendapatan utama negara, dan merupakan sumber untuk pembiayaan pembangunan, penunjang kegiatan ekonomi dan pembayaran gaji pegawai pemerintah (eksekutif, TNI, POLRI dan PNS) dan anggota legislatif,. Begitu juga halnya dengan pemerintah daerah, maka mereka juga diberikan hak untuk memungut pajak yang ada di wilayahnya masing-masing sebagai bagian dari pendapatan asli daerah (PAD). Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang pemerintahan daerah pada Pasal 157 ayat (a) poin 1 dan 2, bahwa sebagai pencerminan dari otonomi daerah, bagi daerah diberikan otonomi untuk menentukan kebijakan mengenai pajak di daerahnya sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD). Berarti setiap daerah berhak menggali sumber-sumber pendapatan daerah melalui sektor pajak. Adapun bunyi pasalnya adalah: 1. Pajak daerah; 2. Retribusi daerah; 3. Bagian laba Badan Umum Milik Daerah (BUMD); 4. Penerimaan-penerimaan dari Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Kesehatan, dan dinas yang lainnya. 5. Pendapatan daerah lainnya seperti hasil penjualan milik daerah, penjualan barang-barang bekas, cicilan rumah yang dibangun oleh Pemerintah Daerah, dan lainnya 5 4 Lihat Pidato Akhir Tahun Presiden Susilo Bambang Yudhowono (SBY) di Depan MPR dan DPR tentang RAPBN 2012, Metro TV, 16 Agustus 2011. 5 Undang-undang otonomi Daerah 2004, (Bandung: Citra Umbara, 2009), h. 123.

4 Adapun jenis pajak menurut golongan, sifat dan pemungutannya adalah: 1. Pajak menurut golongan, yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung. 2. Pajak menurut sifat, yaitu pajak subjektif dan pajak objektif. 3. Pajak menurut pungutan, yaitu pajak pusat (negara) dan pajak daerah. 6 Dengan demikian, pendapatan asli daerah (PAD) merupakan satusatunya sumber penerimaan daerah yang benar-benar murni dikelola oleh pemerintah daerah. Oleh karenanya keberhasilan daerah dalam menghadapi otonomi daerah dapat dilihat dari penerimaan daerah dalam sektor ini. Begitu dengan penggalian pajak sebagai pendapatan asli daerah (PAD) pada penerimaan retribusi parkir. Apabila penerimaan retribusi parkir setiap tahunnya mengalami peningkatan maka dengan sendirinya pendapatan asli daerah akan mengalami peningkatan atau mempengaruhi besarnya pendapatan asli daerah. Dalam Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang tentang pajak daerah dan retribusi daerah Pasal 2 ayat (2) disebutkan bahwa: jenis-jenis pajak daerah yang dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah, yaitu: (1) pajak hotel, (2) pajak restoran, (3) pajak hiburan, (4) pajak reklame, (5) pajak penerangan jalan, (6) pajak pengambilan bahan galian golongan C, dan (7) pajak parkir. 7 Kalau kita kaitkan Undang-undang Nomor 34 tahun 2009 dengan Kota Banjarmasin saat ini, maka sebenarnya banyak yang dapat digali untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Saat ini, jumlah toko-toko swalayan, mini 6 Supramono dan Teresia Woro Damayanti, Perpajakan Indonesia, Meksnisme dan Perhitungan, (Yogyakarta: Andi, 2005), h. 2. 7 Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Atas perubahan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

5 market, hotel, restoran dan tempat hiburan jumlahnya semakin meningkat setiap tahunnya. Bahkan jumlah mobil dan sepeda motor juga setiap tahunnya bertambah banyak pula. Banyaknya tempat-tempat tersebut dan kendaraan bermotor tentunya memberi dampak pula pada sektor pajak parkir dan retribusi parkir. Fakta menunjukkan bahkan pajak dan retribusi parkir merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang sangat mendukung lajunya pembangunan di kota Banjarmasin. Untuk itu, UPT (Unit Pelaksana Teknis) Perparkiran yang merupakan salah satu bidang dari Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin harus mengoptimalkan penerimaan parkir dan retribusi parkir agar dapat meningkatnya pendapatan asli daerah. Hal ini penting karena semua hasil pendapatan tersebut kemudian dimasukkan ke Dinas pendapatan daerah (Dispenda) Kota Banjarmasin yang menampung semua pendapatan daerah dari berbagai dinas di Kota Banjarmasin. Terpenuhinya target pendapatan daerah disektor pajak parkir dan retribusi parkir tentunya ikut memperlancar penyelenggaraan kegiatan ekonomi di Kota Banjarmasin. Fakta menunjukkan bahwa selama ini memang pajak parkir dan retribusi parkir dalam pemungutannya sering terjadi kendala atau permasalahan. Misalnya masih banyaknya parkir liar (tanpa ijin) sehingga pungutan retribusi parkir tidak masuk ke Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perparkiran Dinas Perhubungan. Selain itu, terdapat lahan parkir yang belum tergarap secara optimal. Padahal kalau parkir liar dapat dikelola dengan baik dan lahan yang

6 belum tergarap dapat dioptimalkan, tentunya berpengaruh pula terhadap naiknya atau terdongkraknya pendapatan asli daerah Kota Banjarmasin. Tentunya pula biaya untuk pembangnan infra struktutur dan pembangunan daerah meningkat dan mudah terlaksana. Memperhatikan lebih mendalam mengenai seberapa besar realisasi dari penerimaan pajak dan retribusi parkir di Kota Banjarmasin dan pengaruhnya terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kota Banjarmasin Oleh karenanya penulis mencoba menelitinya lebih mendalam. Dari penelitian lapangan yang diperoleh, kemudian dituangkan dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul: Kontribusi Pajak Parkir dan Retribusi Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Banjarmasin (Perspektif Ekonomi Islam). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka dirumuskan pokok-pokok permasalahan yang diteliti, yaitu: 1. Bagaimana realisasi penerimaan pajak parkir dan retribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah Kota Banjarmasin? 2. Bagaimana kontribusi pajak parkir dan retribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah Kota Banjarmasin? 3. Bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap kontribusi pajak parkir dan retribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah Kota Banjarmasin? C. Tujuan Penelitian

7 Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, maka ditetapkanlah tujuan penelitian ini, yaitu: 1. Mengetahui realisasi penerimaan pajak parkir dan retribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah Kota Banjarmasin. 2. Mengetahui kontribusi pajak parkir dan retribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah Kota Banjarmasin. 3. Mengetahui tinjauan ekonomi Islam terhadap kontribusi parkir dan retribusi pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah Kota Banjarmasin. D. Signifikansi Penelitian Dari penelitian yang penulis lakukan ini, diharapkan berguna sebagai: 1. Bahan kajian ilmiah disiplin ilmu kesyariahan khususnya bidang ekonomi Islam yang salah satu kajiannya tentang permasalahan pengaruh pajak dan retribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah Kota Banjarmasin, sehingga dapat menambah wawasan keilmuan dan pemikiran. 2. Bahan kajian ilmiah untuk menambah khazanah pengembangan keilmuan pada kepustakaan IAIN Antasari Pusat Banjarmasin. 3. Bahan informasi ilmiah bagi penelitian lain yang berkeinginan untuk mengkaji masalah seperti dari aspek berbeda. E. Definisi Operasional Untuk memudahkan dalam memahami maksud penelitian ini, dijelaskan dalam definisi operasional berikut:

8 1. Kontribusi, ialah uang iuran, sumbangan yang diberikan, uang yang diberikan untuk pemasukan. 8 2. Pajak, ialah: iuran wajib yang dibayar oleh rakyat sebagai sumbangan kepada negara, ada banyak macamnya menurut apa yang dipakai dasar pemungutan iuran itu, seperti bumi (tanah), kendaraan dan lainnya. 9 3. Retribusi parkir, ialah pungutan yang dikenakan terhadap pemakai kendaraan parkir yang memarkir kendaraannya pada tempat fasilitas parkir. 10 4. Pendapatan asli daerah (PAD) Kota Banjarmasin, ialah penerimaan atau pendapatan yang diperoleh dari sumber-sumber yang ada dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di wilayah kota Banjarmasin. Dapat disimpulkan, maksud dari penelitian ini adalah membahas sesuatu yang dapat ditimbulkan atau diakibatkan penerimaan atau pendapatan yang diperoleh dari pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan yang disediakan oleh pengusaha parkir swasta dan pungutan yang dikenakan terhadap pemakai kendaraan parkir yang memarkir kendaraannya pada tempat fasilitas parkir yang merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) di wilayah kota Banjarmasin. 8 W.J.S. Poerwadarmintha, Kamus Umum Bahasa Indonesia, di olah kembali oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), Edisi III, h. 613. 9 Ibid, h. 822. 10 Marihot P. Siahaan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h. 408.

9 F. Kajian Pustaka. Skripsi yang diangkat ini pada dasarnya adalah bersumber dari kajian lapangan tentang permasalahan dan fakta mengenai kontribusi dari pajak parkir dan retribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah Kota Banjarmasin dari tahun 2006-2010. Dari penelusuran penulis, skripsi mengenai permasalahan tentang pajak pada Jurusan Ekonomi Islam, ternyata hanya ada sebuah skripsi yang membahasnya, yaitu: Penerapan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2003 Tentang Pajak restoran Pada Usaha Warung Makan di Kecamatan Kandangan (Perspektif Ekonomi Islam), oleh Raudatul Munawarah, NIM. 0701150013. Isi skripsi ini tentang fenomena yang terjadi di beberapa kota besar di Indonesia yang melakukan penerapan pajak restoran sebesar 10% pada usaha warung tegal (warteg). Begitu juga dengan adanya perda yang dikeluarkan oleh Pemda Hulu Sungai Selatan terkait pajak restoran. Dengan tujuan untuk mengetahui isi dari Perda No. 3 Tahun 2003 Tentang pajak Restoran, cara penerapan atau pemberlakuan pajak restoran pada warung makan yang ada di Kecamatan kandangan. Skripsi tersebut nampak sekali bahwa dari segi judulnya, permasalahannya dari aspek subjek dan objeknya adalah berbeda dengan skripsi yang penulis angkat ini. G. Sistematika Penulisan

10 Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut: 11 Bab I merupakan pendahuluan dari penelitian, terdiri atas: latar belakang masalah diangkatnya penelitian ini mengenai permasalahan dan fakta yang terjadi mengenai kontribusi pajak parkir dan resribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah Kota Banjarmasin. Kemudian dirumuskanlah permasalahan penelitian ini dan ditetapkan tujuan penelitian. Lalu disusunlah signifikansi penelitian, definisi operasional, kajian pustaka, dan sistematika penulisan. Bab II merupakan landasan teoritis, yang menjadi bahan acuan untuk menganalisis data yang diperoleh, berisikan mengenai beberapa hal tentang pajak dalam ekonomi Islam, terdiri atas: pengertian pajak, dasar hukum kewajiban pajak dalam ekonomi Islam, ciri-ciri dan asas pemungutan pajak, dan kebijakan pajak (fiskal) oleh negara. Bab III merupakan metode penelitian, yang merupakan cara untuk melakukan penelitian di lapangan, yang terdiri atas: jenis dan sifat penelitian, lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian ini, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tenik pengolahan dan analisis data, dan tahapan penelitian. Bab IV merupakan penyajian data dan analisis, terdiri atas: Pertama, penyajian data, berupa laporan hasil penelitian yang telah dilakukan. Kedua, analisis terhadap hasil penelitian berdasarkan landasan teoritis yang telah disusun 11 Fakultas Syari ah IAIN Antasari Banjarmasin, Keputusan Rektor IAIN Antasari No. 72 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penulisan Skripsi Program Sarjana (S.1) IAIN Antasari Banjarmasin, h. 3.

11 tentang kontribusi pajak parkir dan resribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah Kota Banjarmasin, kemudian ditarik kesimpulannya. Bab V merupakan penutup dari penelitian yang dilakukan ini, terdiri atas: simpulan dan saran.