BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak lepas dari kualitas sumber daya manusia yang terdapat di dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Raden Aufa Mulqi, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat mutu pendidikan adalah hal yang penting, pembelajaran pun harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : IKA WIWIN. SW.

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Guru berusaha mengatur lingkungan belajar agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin maju menuntut dunia pendidikan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. baik. Oleh sebab itulah perkembangan teknologi ini harus diimbangi dengan. adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Hani Widiyanty, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan syarat perkembangan. Pendidikan harus memperhatikan

BAB I PENDAHULAN. bangsa dan negara. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lidia Susantii, 2015 Optimalisasi partisipasi orang tua dalam pengelolaaan program di PAUD EAGLE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dijadikan sebagai perhatian utama disetiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Upaya meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan proses belajar mengajar yang optimal, sehingga diperoleh hasil belajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kesadaran baik dari siswa sebagai subjek yang harus terlibat secara aktif maupun guru sebagai pendidik sangat dibutuhkan. Karena pada hakekatnya, belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri, baik dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang positif. Pada kenyataannya sistem pendidikan di Indonesia masih banyak mengalami masalah. Permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan yang rendah akan menimbulkan kualitas sumber daya manusia yang rendah pula yang nantinya akan berdampak pada kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya kemampuan guru dalam menggali potensi siswa. Para guru kurang memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Pendidikan seharusnya memperhatikan kebutuhan siswa bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat siswa kurang nyaman dalam menuntut ilmu. Masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia menyebabkan tujuan dari pendidikan nasional belum terwujud secara maksimal. Proses pembelajaran yang kurang menarik menjadi salah satu penyebab rendahnya kualitas pendidikan juga akan membuat minat belajar siswa menjadi kurang. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa: 1

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, Bangsa, dan Negara. Dengan adanya undang-undang tersebut, pendidikan harus menjadi prioritas dan orientasi untuk sekolah. Salah satu tugas pokok sekolah adalah menyiapkan siswa agar mencapai perkembangannya secara optimal. Seorang siswa dapat dikatakan mencapai perkembangan secara optimal apabila seorang siswa tersebut memperoleh pendidikan dan hasil belajar yang sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan yang dimilikinya. Namun, siswa terkadang tidak jarang menghadapi kesulitan belajar. Kesulitan belajar yang timbul ini tidak semata-mata bersumber dari diri siswa, tetapi bisa juga bersumber dari luar diri siswa, misalnya cara penyajian pelajaran yang dilakukan oleh guru yang kurang menarik, sehingga siswa tidak berminat belajar ekonomi. Seorang guru harus dapat merekayasa sistem pembelajaran dengan gaya mengajar yang menarik dan melibatkan siswa secara aktif. Gaya mengajar guru adalah teknik seorang guru dalam menyampaikan isi pengajaran yang disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran tertentu, motivasi siswa, pengelolaan kelas serta evaluasi belajar. Gaya mengajar seorang guru berbeda antara yang satu dan yang lain pada saat proses belajar mengajar walaupun mempunyai tujuan yang sama yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan, membentuk sikap siswa, dan menjadikan siswa terampil dalam berkarya. Disamping guru, faktor lain yang memengaruhi belajar siswa adalah minat. Menurut Ieh Hilgard (Komsiyah, 2012, hlm. 60): Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat cukup berpengaruh besar terhadap proses belajar karena merupakan hal pertama yang harus diperhatikan pada saat belajar. Siswa akan belajar sebaik-baiknya apabila suatu materi pelajaran dirasakan memiliki daya tarik untuk dipelajari, sehingga dengan adanya minat terhadap suatu materi pelajaran diharapkan prestasi belajarnya juga akan memuaskan. 2

Banyak kasus penyebab kegagalan studi disebabkan oleh kurangnya minat terhadap apa yang dilakukan. Dengan tumbuhnya minat dari dalam diri seseorang akan melahirkan perhatian untuk melakukan segala sesuatunya dengan tekun dalam jangka waktu yang lama, lebih berkonsentrasi, mudah untuk mengingat, tidak mudah bosan dengan apa yang dipelajarinya. Gaya mengajar guru di dalam kelas berpengaruh sedikit banyak terhadap minat belajar siswa karena dalam proses belajar mengajar, peranan guru dalam membangkitkan minat belajar ternyata cukup berpengaruh bagi siswa. Seorang guru harus mampu membangkitkan minat semua siswa terhadap pelajaran yang diajarkannya. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut, sehingga diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang optimal. SMA Kartika XIX-1 Bandung merupakan salah satu lembaga pendidikan swasta yang berkualitas, Sekolah ini banyak didukung oleh fasilitas serta sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai. Dengan kelengkapan fasilitasnya tersebut maka, sekolah ini mampu menjalankan proses pembelajaran. Keberhasilan belajar yang dicapai di SMA Kartika XIX-1 Bandung ini tentu tidak terlepas dari kompetensi atau profesionalisme guru dalam menciptakan gaya mengajar di kelas yang menyenangkan, sehingga apa yang diajarkanya tersebut dapat diterima oleh siswa secara tuntas. Namun pada kenyataanya, menurut informasi yang diperoleh dari siswa kelas X IIS di SMA Kartika XIX-1 Bandung, menunjukkan bahwa tidak semua guru mampu menerapkan gaya mengajar dengan baik yang sesuai dengan keadaan siswa. Misalnya, guru cenderung mendominasi saat pembelajaran berlangsung, guru kurang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, serta cara penyajian materi pelajaran yang dirasa kurang menarik. Sehingga, tidak semua materi pelajaran yang disampaikan guru dapat diterima oleh siswa. Berdasarkan hasil observasi pada kelas X IIS di SMA Kartika XIX-1 Bandung, diketahui pula minat belajar siswa kelas X IIS cenderung masih 3

rendah. Hal ini ditunjukkan dengan kurangnya perhatian siswa dalam proses pembelajaran, siswa masih cenderung berbicara dengan temannya ketika guru sedang mengajar, kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Berikut ini adalah tabel rata-rata minat belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X IIS di SMA Kartika XIX-1 Bandung. Tabel 1.1 Presentase Minat Belajar Siswa Kelas X IIS 1 pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Kartika XIX-1 Bandung No. Indikator Minat Belajar Frekuensi Presentase Siswa (orang) (%) 1. Rasa Senang 4 8,7% 2. Ketertarikan Siswa 2 4,3% 3. Perhatian Siswa 8 17,4% 4. Keterlibatan Siswa 3 6,5% Jumlah 17 36,9% Sumber: Kelas X IIS 1 SMA Kartika XIX-1 Bandung Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan siswa kelas X IIS 1 yang berjumlah 46 siswa, hanya 17 orang siswa atau hanya 36,9% siswa yang mempunyai minat belajar mata pelajaran ekonomi. Tabel 1.2 Presentase Minat Belajar Siswa Kelas X IIS 2 pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Kartika XIX-1 Bandung No. Indikator Minat Belajar Frekuensi Presentase Siswa (orang) (%) 1. Rasa Senang 3 6,5% 2. Ketertarikan Siswa 2 4,3% 3. Perhatian Siswa 6 13,1% 4. Keterlibatan Siswa 6 13,1% Jumlah 17 36,9% Sumber: Kelas X IIS 2 SMA Kartika XIX-1 Bandung Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan siswa kelas X IIS 2 yang berjumlah 46 siswa, hanya 17 orang siswa atau hanya 36,9% siswa yang mempunyai minat belajar mata pelajaran ekonomi. 4

Tabel 1.3 Presentase Minat Belajar Siswa Kelas X IIS 3 pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Kartika XIX-1 Bandung No. Indikator Minat Belajar Frekuensi Presentase Siswa (orang) (%) 1. Rasa Senang 4 8,7% 2. Ketertarikan Siswa 3 6,5% 3. Perhatian Siswa 6 13,1% 4. Keterlibatan Siswa 5 10,9% Jumlah 18 39,2% Sumber: Kelas X IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan siswa kelas X IIS 3 yang berjumlah 46 siswa, hanya 18 orang siswa atau hanya 39,2% siswa yang mempunyai minat belajar mata pelajaran ekonomi. Tabel 1.4 Presentase Minat Belajar Siswa Kelas X IIS 4 pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Kartika XIX-1 Bandung No. Indikator Minat Belajar Frekuensi Presentase Siswa (orang) (%) 1. Rasa Senang 4 8,7% 2. Ketertarikan Siswa 5 10,9% 3. Perhatian Siswa 7 15,21% 4. Keterlibatan Siswa 4 8,7% Jumlah 20 43,5% Sumber: Kelas X IIS 4 SMA Kartika XIX-1 Bandung Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan siswa kelas X IIS 4 yang berjumlah 46 siswa, hanya 20 orang siswa atau hanya 43,5% siswa yang mempunyai minat belajar mata pelajaran ekonomi. Permasalahan yang muncul dapat diartikan bahwa masih banyak siswa kurang mempunyai minat untuk belajar ekonomi. Hal ini dipengaruhi oleh gaya mengajar guru yang tidak sesuai dengan keadaan siswa sehingga anak menjadi bosan dan kurang mampu menerima apa yang disampaikan oleh guru. Maka hal tersebut secara tidak langsung dapat mengurangi minat belajar siswa di kelas baik ketika berada di sekolah maupun di rumah saat mengikuti pembelajaran ekonomi. 5

Dari latar belakang pemikiran di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang pengaruh gaya mengajar guru dalam kaitannya dengan minat belajar siswa dari penelitian tersebut penulis berniat untuk menulis sebuah skripsi yang berjudul PENGARUH GAYA MENGAJAR PERSONALISASI TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X IIS DI SMA KARTIKA XIX-1 BANDUNG. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ada, diantaranya: 1. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran ekonomi; 2. Kurangnya perhatian siswa dalam proses pembelajaran; 3. Tidak adanya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran; 4. Masih terdapat siswa yang lebih cenderung berbicara dengan temannya dari pada memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi. 5. Guru mendominasi saat proses pembelajaran; 6. Sulitnya mata pelajaran ekonomi; 7. Siswa merasa jenuh dalam proses pembelajaran; 8. Rendahnya interaksi guru dan siswa pada saat proses pembelajaran; 9. Guru kurang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. C. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan pembahasan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana gaya mengajar personalisasi pada mata pelajaran ekonomi kelas X IIS di SMA Kartika XIX-1 Bandung? b. Bagaimana minat belajar siswa kelas X IIS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Kartika XIX-1 Bandung? c. Seberapa besar pengaruh gaya mengajar personalisasi terhadap minat belajar siswa kelas X IIS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Kartika XIX-1 Bandung? 6

2. Batasan Masalah Guna menghilangkan kerancuan dan agar penelitian lebih terfokus dalam pembahasan sehingga sasaran yang ditinjau sesuai dengan tujuan penulis, maka penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Gaya mengajar personalisasi pada mata pelajaran ekonomi di SMA Kartika XIX-1 Bandung; b. Penelitian dilaksanakan pada proses pembelajaran ekonomi kelas X IIS; c. Subjek yang akan diteliti adalah guru dan siswa kelas X IIS di SMA Kartika XIX-1 Bandung; d. Minat yang diungkap melalui penelitian ini adalah minat belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui gaya mengajar personalisasi pada mata pelajaran ekonomi kelas X IIS di SMA Kartika XIX-1 Bandung; 2. Untuk mengetahui minat belajar siswa kelas X IIS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Kartika XIX-1 Bandung; 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya mengajar personalisasi terhadap minat belajar siswa kelas X IIS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Kartika XIX-1 Bandung. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, meliputi: 1. Manfaat secara Teoritis a. Sebagai bahan acuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian berikutnya. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi ilmiah dan sekaligus motivasi untuk meneliti faktor-faktor yang memengaruhi minat belajar siswa. c. Sebagai sarana untuk menambah referensi dan bahan kajian dalam khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan dan hasil penelitian 7

dapat dijadikan sebagai bekal untuk menjadi tenaga pendidik yang professional. d. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian baik secara teoritis maupun praktik. 2. Manfaat secara Kebijakan a. UU No. 20 Pasal 35 Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan. b. UU No. 20 Pasal 45 Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. 3. Manfaat secara Praktis a. Bagi Pihak Sekolah Dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran ekonomi dilihat dari sudut pandang gaya mengajar personalisasi dan minat belajar. b. Bagi Guru Dapat memberikan masukan dalam mengelola kelas dan memberikan pertimbangan tentang bagaimana gaya mengajar personalisasi dan bagaimana cara menumbuhkan minat belajar siswa. c. Bagi Peserta Didik Memberikan sumbangan bagi siswa dalam usaha meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi dilihat dari sudut pandang gaya mengajar personalisasi. 4. Manfaat dari Segi Isu dan Aksi Sosial Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan agar para calon pendidik menimbulkan rasa ingin tahu yang tinggi untuk terus meneliti 8

tentang pembelajaran dan terus mengembangkan gaya mengajar untuk kemajuan pendidikan. F. Definisi Operasional Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik. 1. Gaya Mengajar Personalisasi Menurut Muhammad Ali (2010, hlm. 60), gaya mengajar yang dimiliki oleh seorang guru mencerminkan pada cara melaksanakan pengajaran, sesuai dengan pandangannya sendiri. Di samping itu landasan psikologis, terutama teori belajar yang dipegang serta kurikulum yang dilaksanakan juga turut mewarnai gaya mengajar guru yang bersangkutan. Gaya mengajar personalisasi adalah pembelajaran yang dilakukan berdasarkan atas minat, pengalaman, dan pola perkembangan mental siswa. Dominasi pembelajaran ada di tangan siswa, dimana siswa dipandang sebagai suatu pribadi. (Muhammad Ali, 2010, hlm. 60) 2. Minat Belajar Minat belajar adalah kecenderungan siswa terhadap aspek belajar. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan memengaruhi belajar selanjutnya serta memengaruhi penerimaan minat-minat baru. (Kompri, 2015, hlm. 268) Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikutip di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada diri seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang. G. Sistematika Skripsi Dalam skripsi ini penulis membaginya ke dalam lima bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut: 9

BAB I Pendahuluan Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran Bab ini berisi tinjauan pustaka bagi teori-teori yang mendasari, relevan dan terkait dengan subjek dan permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan skripsi. BAB III Metode Penelitian Kemudian dalam bab ini penulis memaparkan secara sistematis dan terperinci mengenai langkah-langkah dan cara yang digunakan dalam menjawab permasalahan dan memperoleh simpulan. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi hal utama yaitu yang pertama mengenai temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian. Dan yang kedua, pembahasan temuan penelitian untuk menjawab petanyaan penelitian yang telah dirumuskan. BAB V Simpulan dan Saran Yaitu berisi kesimpulan dan saran penulis berkaitan dengan analisa dan optimalisasi berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. 10