BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah komunikasi massa. Komunikasi massa dapat di artikan dengan interaksi sosial melalui pesan. Pada proses komunikasi massa, adanya media sebagai alat untuk penyampaian pesan yang di kenal dengan sebutan media massa. Media massa bisa di artikan sebagai alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja di masyarakat, dengan skala yang sangat luas (Morissan dkk, 2010:1). Media massa terbagi dengan media cetak dan media elektronik. Media cetak bisa dilihat dari Majalah, Surat kabar, dan Tabloid. Sedangkan Media Elektronik bisa dilihat dari Film, radio, televisi, dan internet. Beberapa ada yang menyebutkan bahwa internet di sebut sebagai media Online. Sejalan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, media massapun mengalami perkembangan yang begitu cepat. Kebutuhan informasi menjadi sangat penting. Maka itu, dibutuhkan peran media massa sebagai pemenuhan kebutuhan tersebut. 1
2 Televisi sebagai hasil dari ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi salah satu bagian dari media massa, dewasa ini masih memberi pengaruh besar dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya sebagai pemenuhan kebutuhan informasi dan hiburan. Sebagai salah satu media massa yang mana dalam perkembangannya cukup signifikan, televisi menyajikan banyak aspek yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Sebab, televisi mempunyai karekteristik meluas, heterogen, anonim, tersebar dan tidak mengenal batas informasi kultural dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Maka itu informasi yang diberikan dapat diterima secara cepat dan serentak. Televisi memberikan kemudahan masyarakat dalam melihat informasi secara nyata lewat gambar, sehingga televisi berpengaruh dalam membentuk persepsi masyarakat secara luas. Televisi menjadi bagian yang tak terpisahkan oleh masyarakat. Hal itu terlihat, dengan banyaknya masyarakat memilih menghabiskan waktu di depan televisi daripada menghabiskan waktunya untuk membaca buku. Hal inilah, memicu para pemilik modal berlomba-lomba dalam melebarkan sayapnya ke industri pertelevisian. Ini terlihat, di Indonesia makin banyaknya bermunculan stasiun televisi. Awalnya Indonesia hanya memiliki satu stasiun televisi saja yaitu TVRI. TVRI berdiri sejak tahun 1969. Di akhir tahun 1980-an, RCTI muncul sebagai stasiun Televisi swasta pertama, disusul oleh SCTV di tahun 1990, TPI di tahun 1991, ANTV di tahun 1993, INDOSIAR di tahun 1995, METRO TV di tahun 2000, TRANS TV 2001, dan LATIVI (sekarang TVONE) di tahun 2002. Selain itu, muncul pula GLOBAL TV dan
3 TV7 (kini TRANS 7). Jumlah stasiun televisi swasta nasional tersebut belum mencakup stasiun televisi lokal-regional. Dengan banyaknya jumlah stasiun televisi di Indonesia sekarang ini, menyebabkan pertelevisian semakin kompetitif dalam menyajikan program-programnya. Stasiun televisi berusaha selalu menyajikan program-program guna memenuhi kebutuhan para masyarakat sebagai penikmat televisi. Tidak ketinggalan, METRO TV sebagai stasiun televisi sebagai stasiun berita pertama, berupaya menyajikan informasi dengan format program yang berbeda satu sama lain. Dalam perkembangannya, METRO TV memasukkan unsur hiburan di dalam programnya. Dengan knowledge to elevate sebagai mottonya, METRO TV berusaha memberi program-program yang berkualitas guna menarik perhatian khalayak dalam menemukan dan meningkatkan kebutuhan mereka akan sebuah informasi dan hiburan. Salah satu yang menarik perhatian dari program di Metro TV adalah program talkshow Provocative Proactive. Provocative Proactive merupakan program talkshow yang menampilkan diskusi parodi. Dengan konsep warung kopi sebagai tempat diskusi. Talkshow ini menggabungkan format Sitkom (Sinetron Komedi) didalamnya. Dimana pembawa acara tidak menjadi dirinya sendiri, tetapi memerankan tokoh yang mewakili lapisan masyarakat. Talkshow Provocative Proactive jika dalam persenan, merupakan 40% berita dan 60% talkshow. Provocati proactive membahas mengenai berita-berita terpanas selama seminggu kemarin dan talkshow yang dinamai warung kopi.
4 Sebagaimana warung kopi dikenal sebagai bagian dari budaya masyarakat Indonesia, dimanapun warung kopi menjadi tempat untuk bersosialisasi, bercerita, dan nongkrong. Maka itulah, filosofi yang timbul dalam konsep warung kopi itu adalah : semua orang sama, dan semua orang dapat membahas apapun yang menjadi perhatian mereka. Maka itu, provocative proactive tiap minggunya hadir dalam pembahasan politik negeri ini dan juga permasalahan-permasalahan yang menjadi berita seminggu kemarin. Provocative Proactive bertujuan untuk dari yang tidak tahu menjadi tahu. Maksudnya, di tengah ketidak peduliannya remaja pada negaranya, Provocative provoactive hadir dengan tujuan membuat kesadaran dalam diri remaja sebagai target audience program ini terhadap negaranya. Dipilihnya remaja sebagai target audience sangat beralasan dengan tujuan adanya program ini, yaitu menjadi salah satu media untuk belajar dan mengetahui politik negeri ini bagi remaja, berupaya untuk mengajak remaja melek akan politik. Menyadarkan kepada remaja bahwa politik tidak hanya milik para orang tua, namun remaja juga menjadi penting dalam mengetahui politik negeri ini. Maka hal inilah, membuat provocative proactive berusaha menghadirkan format ringan khas remaja, namun tetap berbobot dalam penyampaian isi tayangan dan pesan yang terfokus pada politik dan berita di negeri ini dengan tujuan supaya remaja melek akan politik. Penulis menyadari, bahwa mahasiswa sebagai bagian dari remaja, menjadi kajian penting dalam melihat seberapa besar perhatian dalam hal ini yang menimbulkan persepsi dalam diri mahasiswa terhadap tayangan tersebut, terutama dalam bidang
5 politik. Sebab, tayangan ini bisa dikatakan sebagai media edukasi mengenai politik. Mahasiswa menjadi bagian penting dalam mengenal negerinya lewat kepeduliannya di bidang politik dan permasalahan-permasalahan yang terjadi di negeri ini. Oleh sebab itulah penelitian ini mencoba melihat pengaruh tayangan terhadap persepsi mahasiswa di bidang politik. Dari pertanyaan itu, maka dalam penulisan skripsi ini berjudul Pengaruh Tayangan talkshow Provocative Proactive di METRO TV Terhadap Persepsi Mahasiswa di bidang politik. Dengan survei terhadap Mahasiswa komunikasi Pemasaran BINUSIAN 2013 BINUS University. Alasan menjadikan Mahasiswa jurusan Komunikasi Pemasaran sebagai objek yang teliti adalah Mahasiswa Komunikasi Pemasaran berperan sebagai mahasiswa yang aktif dalam melihat perkembangan yang ada. Sebagai mahasiswa komunikasi pemasaran, penguasaan terhadap informasi adalah menjadi nilai penting. Penguasaan terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi di negeri ini baik dalam bidang politik, menjadi bagian yang harus di ketahui oleh Mahasiswa komunikasi pemasaran. Sebab, hal ini juga berkaitan dengan teori yang di pelajari mahasiswa komunikasi pemasaran di bangku perkuliahan. 1.2 Ruang Lingkup Penelitian Untuk tidak meluasnya pembahasan mengenai masalah dari topik permasalahan, untuk itu penulis membuat batasan masalah, dimana ruang lingkup pembahasan ini mengenai pengaruh tayangan talkshow Provocative Proactive di METRO TV terhadap persepsi mahasiswa di bidang politik. Target audience talkshow ini adalah remaja
6 dengan rentan usia 15-23 tahun. Dimana mahasiswa adalah termasuk dari target audience dari tayangan talkshow tersebut. Program atau tayangan ini membahas isyuisyu berita dan politik selama seminggu belakangan dengan format ringan. Perpaduan talkshow dan sitkom (sinetron/situasi komedi), yaitu menampilkan warung kopi sebagai tempat diskusi yang melibatkan beberapa pemain di dalamnya. Beberapa pemain ini berperan sebagai yang mewakili lapisan masyarakat. Beberapa pemain ini disatukan dalam satu tongkrongan mereka, yaitu warung kopi. Mereka membahas topik-topik yang menjadi isu terhangat selama seminggu belakangan. 1.3 Rumusan Masalah Adakah pengaruh tayangan Talkshow Provocative Proactive di METRO TV terhadap persepsi Mahasiswa di bidang politik? 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan Penulisan Untuk mengetahui pengaruh tayangan talkshow Provocative Proactive terhadap persepsi mahasiswa di bidang politik.
7 Manfaat Bagi Penulis Dari hasil penelitian, diharapkan dapat mengetahui mengenai pengaruh tayangan terhadap persepsi mahasiswa di bidang politik. Bagi Televisi Sebagai acuan referensi untuk menciptakan tayangan talkshow dengan target audience remaja, terutama Mahasiswa. Bagi Dunia Pendidikan Sebagai sumber informasi dan sumber bagi pihak yang berkompeten terhadap masalah yang dibahas, juga sebagai perbandingan dari penelitian sejenis yang pernah dibuat sebelumnya. 1.5 Hipotesis Penulis memberi kesimpulan sementara, yang harus di buktikan kebenarannya. Hipotesisnya yaitu : Diduga bahwa ada pengaruh tayangan talkshow Provocative Proactive terhadap persepsi mahasiswa di bidang politik, dimana hipotesa diberi simbol : Ha: Adanya pengaruh tayangan talkshow Provocative Proactive terhadap persepsi mahasiswa di bidang politik
8 H0: Tidak adanya pengaruh tayangan talkshow Provocative Proactive terhadap persepsi mahasiswa di bidang politik 1.6 Metodologi Dalam penelitian ini, penulis memakai metode eksplanatif, dimana menghubungkan dua variabel, dengan sifat penelitian adalah korelasional. Pendekatan yang dipakai dalam metode ini adalah pendekatan kuantitatif. 1.7 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Di Bab ini, berisikan mengenai Latar Belakang Masalah, Ruang Lingkup penelitian, Rumusan masalah, Tujuan dan Manfaat, Hipotesis dan Sistematika Penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Di Bab ini, mengemukakan referensi atau tinjauan pustaka yang mendukung kajian dan analisis teori umum dan teori khusus, dimana yang berhubungan dengan hal-hal yang dibahas, dan Kerangka Berpikir. Bab III : INTI PENELITIAN Di Bab ini, menerangkan tentang segala sesuatu yang terkait dengan gambaran umum objek penelitian.
9 Bab IV : HASIL PENELITIAN Di Bab ini berisikan tentang analisis terhadap data, analisis tayangan talkshow Provocative Proactive, dan analisis terhadap persepsi mahasiswa di bidang politik, dan juga pembahasan hasil penelitian. Bab V : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang mungkin berguna dalam industri pertelevisian sebagai bahan masukan.