BAB I PENDAHULUAN. pengajaran. Berdasarkan Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resti Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan upaya. pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut

PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

BAB I PENDAHULUAN. (skill), sikap hidup (attitude) sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 33 Ayat 3 tentang Bahasa Pengantar, bahasa asing dapat

BABI PENDAHULUAN. Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) berhubungan erat

BAB I PENDAHULUAN. awal untuk meningkatkan sumber daya manusia. adalah satu bidang yang tidak mungkin bisa lepas dari kemajuan IPTEK, maka

1. Latar Belakang Kemunculannya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju

By SRI SISWANTI NIM

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun

PEMAKAIAN MEDIA SCRABBLED DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSAKATA KALIMAT DAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

I. PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan

ERROR ANALYSIS ON NARRATIVE PARAGRAPHS OF THE SIXTH GRADE STUDENTS OF MA ARIF INNOVATIVE ELEMENTARY SCHOOL THESIS

BAB I PENDAHULUAN. saing secara nasional dan sekaligus internasional pada jenjang pendidikan dasar

Experiential Learning pada Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB II LANDASAN TEORI

PENINGKATAN KUALITAS SISWA TERAMPIL IPTEK DENGAN EDUKASI KOMPUTER BAGI SISWA SD DI DUSUN WONOLELO

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. mencerna informasi dan mengadaptasi perubahan yang berlangsung sangat cepat.

Appendix 1. Interview Guidelines Research Questions Theory Interview Questions

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perwujudan cita-cita nasional telah ditetapkan Undang- Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Untuk itu perlu langkah strategis pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti ini. Mengapa? karena hal itu disebabkan bahasa

Satu alat penting yang tidak dapat Anda tinggalkan adalah kamus teknis tentang topik yang sedang Anda terjemahkan. Dengan kamus itu, Anda dapat

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lembaga Pendidikan merupakan wadah untuk generasi muda agar menjadi

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini

PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA KEDUA BAGI ORANG ASING MELALUI PROSES ATTITUDE DAN APTITUDE

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan, yang jelas disadari bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendra Setiawan, 2015

TEORI KRASHEN SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN MASALAH KEMAMPUAN BERBICARA PADA PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS DI INDONESIA

Appendices. Appendix 1. The code of questionnaire items. hal penting dalam belajar bahasa Inggris). selalu mencarinya dalam kamus). kamus elektronik).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktifitas menulis adalah suatu bentuk manifestasi kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah


BAB I PENDAHULUAN. Era teknologi ditandai dengan adanya persaingan yang sangat kuat dalam

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan.

Pengajaran Bahasa Inggris di RSBI, Efektifkah? Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :44 -

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sekolah dengan Kategori Mandiri (SKM) dan kelompok Sekolah Biasa (SB). menengah di negara yang tergabung dalam

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sukmadinata (2004: 29-30) bahwa

Variasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan. ayat 3 mengamanatkan pemerintah dan/atau pemerintah daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua menginginkan pendidikan mengedepakan pendidikan sesuai

PENERAPAN PENGGUNAAN MEDIA ANIME TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT YANG MENGANDUNG KATA KERJA BAHASA JEPANG

ERROR ANALYSIS ON THE ARGUMENTATIVE ESSAYS WRITTEN BY THE FOURTH SEMESTER STUDENTS OF STUDY PROGRAM OF ENGLISH THESIS

Appendices PETUNJUK UMUM. Inggris Fakultas Pendidikan Bahasa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, saya

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang Refleksi Program Rintisan

BAB 1 PENDAHULUAN. bahkan perasaan dari seseorang kepada orang lain. Dengan bahasa pula dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BIOLOGI BERKARAKTER KELAS XI SMA NEGERI UNTUK STANDARISASI RPP DI KOTA SOLOK

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

PENGEMBANGAN KURIKULUM SBI Oleh: Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabar 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

PENGEMBANGAN KURIKULUM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (STUDI DI SMP NEGERI 3 PETERONGAN JOMBANG)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. Kata kunci : kinerja keuangan, laporan keuangan, rasio keuangan, prediksi kebangkrutan. vii. Universitas Kristen Maranatha

MATERIAL EVALUATION CHECKLIST

BAB I PENDAHULUAN. Agar tujuan tersebut tercapai dibutuhkan proses yang relatif panjang, dimanapun

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN GAME EDUKATIF MATERI SEJARAH PEMBENTUKAN BUMIPADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA. Oleh: NUR FIANA A

mengembangkan Sekolah Bertaraf Internasional (Septikasari, 2009).

BAB. I PENDAHULUAN. Milenium ketiga merupakan tonggak bagi bangsa-bangsa untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Melalui pendidikan manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor yang menentukan perkembangan suatu negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2009 TENTANG

ANALISIS KESALAHAN PADA PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINAT OLEH SISWA KELAS XI SMA N 3 MANADO JURNAL. Oleh. Marcelyn Maya Liza Dolonseda.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KEMAHIRAN MENYIMAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. Muh. Jabir

EJOURNAL. diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) SRI TULARSIH NIM

Tesis. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Inggris yang memadai, para lulusan SMA akan menghadapi banyak masalah dalam

PENERAPAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL DI INDONESIA. Oleh Judyanto Sirait (Fisika, PMIPA, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak)

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi era globalisasi, bangsa yang memiliki kemampuan bersaing akan memperoleh keuntungan dan tidak akan tersingkir dari arena persaingan. Bangsa yang tidak memiliki kemampuan bersaing akan menuai kerugian dan mengalami ketertinggalan. Untuk dapat bersaing dengan bangsa lain, pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Undang Undang Dasar 1945 menjamin hak setiap warga negara Indonesia untuk mendapatkan pengajaran. Berdasarkan Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sejalan dengan usaha pemerintah mempersiapkan SDM yang unggul, melalui Undang - Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Pasal 50 Ayat 3 menyebutkan bahwa Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang - kurangnya

satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional. Oleh karena itu, banyak sekolah yang berbasis internasional menggunakan bahan bacaan dalam pengajaran dan pembelajaran yang umumnya berbahasa Inggris, sehingga untuk memperoleh ilmu secara mudah dan cepat dari bangsa - bangsa yang lebih maju diperlukan generasi muda Indonesia yang tangguh dalam bahasa Inggris. Dengan kemampuan bahasa Inggris yang memadai, generasi muda akan mudah mengakses/memperoleh informasi/ilmu yang baru dari negara - negara maju. Selain untuk mengakses ilmu, bahasa Inggris juga merupakan bahasa komunikasi antar bangsa. Pemerintah menyadari pentingnya pendidikan yang bermutu bagi generasi penerus bangsa Indonesia. Pendidikan memberikan sumbangan nyata terhadap pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan tenaga kerja yang berpengetahuan, menguasai teknologi, dan mempunyai keahlian dan keterampilan. Dengan program Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) diharapkan dapat memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan mengacu pada standar pendidikan sehingga dapat menjadi salah satu negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan sehingga lulusannya memiliki mutu/kualitas yang tidak hanya bertaraf nasional tetapi juga bertaraf internasional. Icon SBI di mata masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari bilingual sebagai medium of instruction, multimedia dalam pembelajaran di kelas, berstandar internasional.

Kualitas pendidikan nasional mengacu kepada delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang meliputi standar kompetensi lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dana, pengelolaan, dan penilaian (Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005). Di dalam SBN, peningkatan mutu pendidikan adalah syarat utama untuk meningkatkan mutu kualitas SDM untuk itu pemerintah menetapkan delapan kebijakan standar nasional yang harus dipenuhi oleh setiap lembaga pendidikan untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Delapan standar pendidikan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Pendidikan, yaitu : standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Bagi lembaga pendidikan yang telah memenuhi kedelapan standar itulah yang akan memenuhi syarat untuk menjadi sekolah berstandar nasional atau yang disebut sekolah mandiri namun bagi lembaga yang belum dapat memenuhi standar tersebut di kategorikan sebagai sekolah standar. Oleh karena itu, dewasa ini pemerintah melahirkan program standar pendidikan Indonesia dengan cara mengelompokkan sekolah menjadi Sekolah Bertaraf Nasional (SBN) dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Untuk mencapai predikat SBI, salah satu faktor keunggulan yang harus dimiliki pihak sekolah adalah dengan memberdayakan guru untuk mengajar semua bidang studi dalam bahasa Inggris melalui proses penggunaan dwi bahasa (bilingual).

Saat ini banyak sekolah dari mulai tingkat SD hingga SMA sederajat baik sekolah negeri maupun swasta berlomba - lomba meningkatkan pengajaran dengan menggunakan bahan ajar (buku) dua bahasa yaitu penerapan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di dalam kelas. Penerapan bahasa Inggris merupakan suatu kebutuhan mutlak yang dibutuhkan di dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, penulis merasa tertarik untuk mengambil satu buku bilingual (dwi bahasa) bahasa Indonesia - bahasa Inggris yang telah digunakan oleh beberapa sekolah. Buku ini adalah buku Economics 2B Bilingual untuk SMA Kelas XI. Peneliti memilih buku Economics ini sebagai sumber data karena buku ini adalah buku dwi bahasa (bilingual) yang banyak digunakan beberapa sekolah di dalam proses belajar mengajar. Dipilihnya gramatika (frase, klausa, diksi) dan kolokasi sebagai bahan penelitian dikarenakan komponen komponen tersebut merupakan bagian yang paling penting dan mendasar (fundamental) dalam pembentukan sebuah kalimat sederhana maupun kalimat yang lebih kompleks. Tata bahasa (gramatika) berfungsi untuk mengatur penyusunan kata menjadi sebuah kalimat yang benar dan dapat dimengerti. Kolokasi pada dasarnya menggunakan pola gramatika akan tetapi polanya lebih spesifik. Sebelum kita membentuk sebuah kalimat, kita harus memilih kata yang tepat untuk digunakan dalam kalimat. Lalu, dari kata kata tersebut akan membentuk frase (ungkapan) yang akhirnya menjadi klausa dan dirangkaikan dengan kalimat sempurna sehingga kalimat tersebut bisa berdiri sendiri dan memiliki pengertian yang lengkap.

Berdasarkan pengamatan awal pada buku Economics 2B ini, telah diketahui terdapat kesalahan kesalahan (error) seperti dalam tata bahasa (grammar) dan kolokasi. Contoh yang dapat diambil dalam kutipan buku tersebut adalah: Source Language ( Indonesia ) Agar informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan tidak mengakibatkan terjadinya kesalahan pengambilan keputusan, maka ada syarat syarat kualitas informasi yang harus dipenuhi. Target Language (Inggris) So that the information conveyed in financial reports will not be misinterpreted, causing incorrect decisions to be made, certain information quality standards must be met. Pada kalimat di atas dapat dilihat adanya suatu kalimat yang kurang tepat menurut kaidah tata bahasa Inggris baik dari sisi tata bahasa (grammar) maupun dari sisi kolokasinya. Jika kesalahan tersebut tetap ada di dalam buku tersebut, dikhawatirkan akan menyebabkan kesalahan pemahaman pada siswa terhadap isi buku tersebut. Di dalam standar tata bahasa menurut TOEFL (Test of English As a Foreign Language), tata bahasa terjemahan tidak boleh berlebihan (redundant). Dianjurkan bagi pembelajar untuk menggunakan kalimat yang lebih singkat tetapi tetap menurut tata bahasa benar. There are grammatical errors even in his silence (Ada kesalahan gramatika meski dalam keterdiamannya) Stanislaw J. Lec (1909-1966). Dalam pembahasan atau penulisan bahasa kedua atau bahasa asing, kesalahan (error) adalah penggunaan istilah linguistik (misalnya sebuah kata, istilah tata bahasa,

tindak bahasa, dan lain - lain) dengan pembicara atau penutur asli suatu bahasa yang menganggapnya sebagai suatu kesalahan atau ketidak-lengkapan (Richards, 2002). Dengan adanya kesalahan para pembelajar, peneliti error analysis (EA) membuat perbedaan antara error dan mistake technically two very different phenomena (Brown, 2004:216). Brown (2004) juga menyatakan bahwa mistake dapat dikoreksi sendiri, tapi error tidak bisa. Oleh karena itu, penutur asli dapat mengidentifikasi dan memperbaikinya dengan cepat karena mereka sepenuhnya menyadari bahasa ibu mereka dari struktur dan aturan tata bahasa (grammar). Yang bukan penutur asli atau para pembelajar tidak hanya membuat mistake, tetapi juga mereka melakukan error dalam tulisan - tulisan mereka karena kurangnya pengetahuan mereka tentang struktur dan aturan tata bahasa (grammar) yang tidak baik. Untuk membuat terjemahan terstruktur dengan baik, kita harus menguasai tata bahasa. Seperti yang disarankan oleh Brown (2004:298) before the learner becomes familiar with the system of the second language, the native language is the only linguistic system upon which the learner can draw. Therefore, not having enough knowledge in this sense will lead learners to use their own system of syntax in the TL and this interference(s) makes them Erroneous. Oleh karena itu, tampaknya tidak mungkin untuk belajar bahasa tanpa belajar tata bahasa. Aspek lain yang harus dipertimbangkan dalam terjemahan adalah kosa kata. Llach (2005:46) menyatakan bahwa language learning starts up with vocabulary, words are the first linguistic

items acquired by the learner and no language acquisition at all can take place without the acquisition of lexis. Menurut Read dan Chappel (2001:48) vocabulary is one of the basic components of language. Kedua peneliti dan guru ini meyakini bahwa orang harus meningkatkan pengetahuannya tentang kosakata (lexis) di bidang terjemahan karena kekurangan pengetahuan dan kosakata adalah masalah yang umum bagi pembelajar untuk membuat kesalahan seperti penyalahgunaan kata - kata. Karena itu, sebagai pembelajar bahasa, diharapkan mampu meningkatkan kosakata orang lain untuk menggunakan bentuk yang benar dalam terjemahannya. Erdogan (2005:263) menekankan, Error analysis deals with the learners performance in terms of the cognitive processes they make use of in recognizing or coding the input they receive from the target language. Therefore, a primary focus of error analysis is on the evidence that learners errors provide with an understanding of the underlying process of second language acquisition. Dengan analisis kesalahan, guru akan dapat memiliki pengetahuan pada bagian mana yang harus difokuskan di dalam jenis bahan yang dibutuhkan di dalam kelas. Jadi, dengan analisis kesalahan, pertama, para guru bahasa dapat mengembangkan desain kurikulum dan memilih bahan yang membantu pembelajar. Kedua, seperti yang disampaikan oleh Ferris (2002:56) adalah there is fairly conclusive evidence that teacher feedback leads to more accurate revisions by students but this improvement could be drawing only on explicit knowledge. Jadi, kesalahan siswa adalah masukan berharga dan berdasarkan dari kesalahan mereka,

beberapa perbaikan dalam mengajar dapat dilakukan. Jadi, dengan melakukan analisis kesalahan, kita harus menghabiskan lebih banyak perhatian dan penekanan dalam pengajaran mereka. Oleh sebab itu, penelitian diperlukan. Dalam arti, teori analisis kesalahan (error) dengan teori lain telah memperkaya teori belajar bahasa kedua. 1.2 Rumusan Masalah Dalam hal ini penelitian difokuskan pada kesalahan tata bahasa dan kolokasi dalam terjemahan pada buku Economics 2B Bilingual SMA Kelas XI. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Jenis kesalahan gramatika dan kolokasi apa saja yang terdapat dalam buku Economics 2B SMA Kelas XI? 2. Jenis kesalahan gramatika dan kolokasi apa saja yang dominan yang terdapat dalam buku Economics 2B SMA Kelas XI? 3. Mengapa kesalahan - kesalahan gramatika dan kolokasi yang dominan itu terjadi pada proses penerjemahan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah 1. mengidentifikasi jenis kesalahan gramatika dan kolokasi yang terdapat dalam terjemahan buku Economics 2B SMA Kelas XI. 2. mengidentifikasi jenis kesalahan gramatika dan kolokasi yang dominan yang terdapat dalam terjemahan buku Economics 2B SMA Kelas XI.

3. mendeskripsikan penyebab terjadinya kesalahan - kesalahan gramatika dan kolokasi yang dominan yang terdapat dalam terjemahan buku Economics 2B SMA Kelas XI. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoretis Penelitian ini menghasilkan temuan yang dapat bermanfaat secara teoretis, yaitu memberikan masukan teoretis perihal kesalahan terjemahan tata bahasa pada buku Economics 2B SMA Kelas XI. 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: 1. memberikan pandangan atau masukan bagi penerjemah, khususnya penerjemah buku Economics 2B SMA Kelas XI agar lebih teliti lagi dalam hal penggunaan tata bahasa dan kolokasi yang tepat dalam penerjemahan. 2. memberikan pandangan atau masukan bagi penerbit, pengkritik, korektor, dan lainnya tentang hal - hal tersebut di atas.