TINGKAT KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MARET 2013 SEBESAR 15,43 PERSEN RINGKASAN

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MARET 2014 SEBESAR 15,00 PERSEN RINGKASAN

TINGKAT KEMISKINAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEPTEMBER 2013 SEBESAR 15,03 PERSEN

Profil Kemiskinan Daerah Istimewa Yogyakarta Maret 2017

PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWAYOGYAKARTA SEPTEMBER 2016

Tingkat Kemiskinan Jawa Barat Maret 2015

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA MARET 2016 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA MARET 2017 RINGKASAN

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Riau pada Maret 2016 adalah 515,40 ribu atau 7,98 persen dari total penduduk.

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2014 RINGKASAN

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2011

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2012 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 SEBANYAK 223,24 RIBU ORANG.

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Riau pada Maret 2017 adalah 514,62 ribu jiwa atau 7,78 persen dari total penduduk.

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2009

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2008

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI NTT SEPTEMBER 2011 RINGKASAN

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEPTEMBER TAHUN 2016

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2011

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2011

PROFIL KEMISKINAN SULAWESI SELATAN, MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2015


PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI NTT MARET 2010

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2016

KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2013

KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2016

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEPTEMBER TAHUN 2014

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2011 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2011 SEBANYAK 227,12 RIBU ORANG.

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

TINGKAT KEMISKINAN RIAU MARET 2010

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2015

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO MARET 2017

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2015

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2013

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT


TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2007

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG SEPTEMBER PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2015


PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT MARET 2016

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2015

TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MARET 2011

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPSPROVINSI JAWATIMUR

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2016

BADAN PUSAT STATISTIK

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2014

BPS PROVINSI JAWA BARAT

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN.

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2017

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

BPSPROVINSI JAWATIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2010

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAHMARET 2014

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2014

Transkripsi:

BPS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA No. 37/07/34/Th.XV, 1 Juli 2013 TINGKAT KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MARET 2013 SEBESAR 15,43 PERSEN RINGKASAN Garis kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada sebesar Rp 283.454,- per kapita per bulan. Sementara pada September 2012 sebesar Rp 270.110,- per kapita per bulan, atau garis kemiskinan mengalami kenaikan sekitar 4,94 persen. Bila dibandingkan kondisi yang sebesar Rp 260.173,- maka dalam kurun satu tahun terjadi kenaikan sebesar 8,95 persen. Peran komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). Pada, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 71,32 persen, tidak jauh berbeda dengan yang sebesar 71,95 persen. Jumlah penduduk miskin, yaitu penduduk yang konsumsinya berada di bawah garis kemiskinan, pada di Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 550,19 ribu orang. Jika dibandingkan dengan keadaan September 2012 yang jumlahnya mencapai 562,11 ribu orang, berarti jumlah penduduk miskin bekurang sebanyak 11,92 ribu orang dalam setengah tahun. Bila dibandingkan keadaan 2012 yang jumlah penduduk miskin mencapai 565,32 ribu orang, maka selama satu tahun terjadi penurunan sebesar 15,13 ribu jiwa. Tingkat kemiskinan, yaitu persentase penduduk miskin dari seluruh penduduk, di Daerah Istimewa Yogyakarta pada sebesar 15,43 persen. Apabila dibandingkan dengan keadaan September tahun 2012 yang besarnya 15,88 persen berarti ada penurunan sebesar 0,45 poin selama setengah tahun. Sedangkan bila dibandingkan dengan persentase penduduk miskin sebesar 16,05, maka terjadi penurunan sebesar 0,62 poin. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2) pada periode September 2012 mengalami penurunan. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.. Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 37/07/34/Th.XV, 1 Juli 2013 1

1. Garis Kemiskinan - Secara umum kemiskinan didefinisikan sebagai suatu kondisi kehidupan dimana terdapat sejumlah penduduk tidak mampu mendapatkan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok (basic needs) minimum dan mereka hidup di bawah tingkat kebutuhan minimum tersebut (Todaro dan Smith, 2007). Konsep yang dipakai BPS dalam mengukur kemiskinan juga berdasarkan kebutuhan dasar (basic needs approach). Nilai kebutuhan dasar minimum digambarkan dengan garis kemiskinan (GK), yaitu batas minimum pengeluaran per kapita per bulan untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan dan non makanan, yang memisahkan seseorang tergolong miskin atau tidak. Garis kemiskinan pada adalah Rp 283.454,- per kapita per bulan. Jika dibandingkan dengan kondisi yang garis kemiskinannya sebesar Rp 260.173,- per kapita per bulan, terjadi kenaikan sebesar 8,95 persen dan jika dibandingkan dengan kondisi September 2012 yang besarnya Rp 270.110,- per kapita per bulan, maka tampak adanya kenaikan garis kemiskinan sebesar 4,94 persen. Terjadinya peningkatan garis kemiskinan ini sejalan dengan terjadinya inflasi ke yang sebesar 6,36 persen, serta inflasi September 2012 sebesar 3,98 persen. Tabel 1. Garis Kemiskinan menurut Tipe Daerah - Daerah/Tahun Makanan Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Bukan Makanan Total Perkotaan 191 461 83 201 196 430 88 119 206 534 90 856 Perdesaan 178 855 53 000 186 710 55 266 193 711 62 847 Kota+Desa 187 194 72 979 193 133 76 976 202 158 81 296 Sumber: Susenas, September 2012, dan 274 662 284 549 297 391 231 855 241 975 256 558 260 173 270 110 283 454 2 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 31/07/34/Th.XIV, 1 Juli 2013

Bila dilihat komponen Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada sumbangan GKM terhadap GK sebesar 71,95 persen dan 71,32 persen pada. Pada garis kemiskinan di daerah perkotaan sebesar Rp 297.391,- per kapita per bulan, mengalami kenaikan 8,28 persen dibanding keadaan yang sebesar Rp 274.662,- per kapita per bulan. Garis kemiskinan di daerah perdesaan pada sebesar Rp 256.558,- per kapita per bulan, mengalami kenaikan 10,65 persen dibanding keadaan yang mencapai Rp 231.855,- per kapita per bulan. 2. Perkembangan Penduduk Miskin di Daerah Istimewa Yogyakarta Jumlah penduduk miskin di Daerah Istimewa Yogyakarta pada periode 2008- mengalami fluktuasi, meskipun ada kecenderungan menurun. Pada periode 2008-2011 cenderung menurun dari tahun ke tahun, tetapi dari 2011- mengalami sedikit kenaikan dan turun kembali pada periode -. Jumlah penduduk miskin pada 2008 tercatat 616,30 ribu orang dan pada 2011 turun menjadi 560,88 ribu, namun pada bulan jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 565,32 ribu. Sementara pada periode - mengalami penurunan. Perkembangan jumlah penduduk miskin seperti terlihat pada Gambar 1. Gambar 1. Jumlah Penduduk Miskin di Daerah Istimewa Yogyakarta 2008 - (dalam ribu orang) 616.30 585.78 577.30 560.88 564.23 565.32 562.11 550.19 2008 2009 2010 2011 Sept 2011 2012 2013 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 37/07/34/Th.XV, 1 Juli 2013 3

Penduduk miskin tersebar di perkotaan (57,34 persen) maupun perdesaan (42,66 persen). Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan pada sebanyak 315,47 ribu orang, bertambah bila dibandingkan keadaan yang mencapai 305,89 ribu orang. Jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan pada sebanyak 234,73 ribu orang, mengalami penurunan dari keadaan yang jumlahnya mencapai 259,44 ribu orang. Tabel 2. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin menurut Tipe Daerah, - Daerah/Tahun Jumlah penduduk miskin (000) Persentase penduduk miskin Perkotaan Perdesaan Kota+Desa 305,89 306,51 315,47 259,44 255,60 234,73 565,32 562,11 550,19 13,13 13,10 13,43 21,76 21,29 19,29 16,05 15,88 15.43 Sumber: Susenas, September 2012 dan 3. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta Tingkat kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada periode 2008 - cenderung mengalami penurunan. Persentase penduduk miskin pada 2008 sebesar 18,32 persen, turun menjadi 15,43 persen pada. Perkembangan angka kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta selengkapnya seperti terlihat pada Gambar 2. Tingkat kemiskinan di daerah perkotaan lebih kecil daripada di perdesaan. Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada sebesar 13,43 persen mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan keadaan yang besarnya mencapai 13,13 persen. Persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada adalah 19,29 persen, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan keadaan yang besarnya mencapai 21,76 persen. 4 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 31/07/34/Th.XIV, 1 Juli 2013

Gambar 2. Persentase Penduduk Miskin di Daerah Istimewa Yogyakarta 2008-19 18.32 18 17 17.23 16.83 16 16.08 16.14 16.05 15.88 15.43 15 2008 2009 2010 2011 Sept 2011 Sumber: Susenas, September 2012 dan 4. Kualitas Kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta Persoalan kemiskinan bukan hanya berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman (poverty gap index) dan tingkat keparahan (poverty severity index) dari kemiskinan. Artinya, selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan berkaitan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan tingkat keparahan kemiskinan itu. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) pada periode 2012- mengalami penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 3,47 pada keadaan menjadi 2,40 pada keadaan. Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan turun dari 1,14 persen menjadi 0,55 pada periode yang sama (Tabel 3). Penurunan nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin juga semakin menyempit. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) pada di daerah perkotaan lebih rendah dari pada perdesaan. Pada bulan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) untuk perkotaan hanya 2,08, sementara di daerah perdesaan mencapai 3,02. Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) di daerah perkotaan 0,50 sementara di daerah perdesaan mencapai 0,63. Hal ini berarti rata-rata defisit pengeluaran konsumsi penduduk miskin terhadap garis kemiskinan di perdesaan lebih besar dibandingkan defisit di perkotaan. Kesenjangan pengeluaran konsumsi antar penduduk miskin di daerah perdesaan juga lebih lebar dibandingkan dengan di daerah perkotaan. Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 37/07/34/Th.XV, 1 Juli 2013 5

Tabel 3. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) di Daerah Istimewa Yogyakarta Menurut Daerah, - Tahun Kota Desa Kota + Desa Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) 3,56 3,29 3,47 September 2012 2,29 4,07 2,89 2,08 3,02 2,40 Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) 1,32 0,79 1,14 September 2012 0,58 1,10 0,75 0,50 0,63 0,55 6 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 31/07/34/Th.XIV, 1 Juli 2013