Lingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : konvensional, kolektor surya, turbin ventilator

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH BUKAAN CEROBONG PADA OVEN TERHADAP KECEPATAN PENGERINGAN KERUPUK RENGGINANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Alat Pengering Yang Digunakan Deskripsi alat pengering yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KEMIRINGAN KOLEKTOR SURYA SATU LALUAN TERHADAP WAKTU PROSES PENGERINGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C.

METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat

Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA ABSORBER GELOMBANG TIPE-V

Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE

RANCANG BANGUN PEMANAS AIR TENAGA SURYA ABSORBER GELOMBANG TIPE SINUSOIDAL DENGAN PENAMBAHAN HONEYCOMB OLEH : YANUAR RIZAL EKA SB

Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca

UJI KINERJA ALAT PENGERING LORONG BERBANTUAN POMPA KALOR UNTUK MENGERINGKAN BIJI KAKAO

PENGHITUNGAN EFISIENSI KOLEKTOR SURYA PADA PENGERING SURYA TIPE AKTIF TIDAK LANGSUNG PADA LABORATORIUM SURYA ITB

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

Disusun Oleh : REZA HIDAYATULLAH Pembimbing : Dedy Zulhidayat Noor, ST, MT, Ph.D.

Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap

dengan optimal. Selama ini mereka hanya menjalankan proses pembudidayaan bawang merah pada musim kemarau saja. Jika musim tidak menentu maka hasil

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap

BAB IV. HASIL PENGUJIAN dan PENGOLAHAN DATA

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR

KARAKTERISTIK PENGERINGAN COKLAT DENGAN MESIN PENGERING ENERGI SURYA METODE PENGERINGAN THIN LAYER

ALAT PENGERING HASIL - HASIL PERTANIAN UNTUK DAERAH PEDESAAN DI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan kebutuhan pokok bagi kegiatan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sebagaian besar bekerja sebagai petani, Oleh karena itu, banyak usaha kecil menengah yang bergerak

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING UBI KAYU TIPE RAK DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI SURYA

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

PENGARUH KECEPATAN ANGIN DAN WARNA PELAT KOLEKTOR SURYA BERLUBANG TERHADAP EFISIENSI DI DALAM SEBUAH WIND TUNNEL

Radiasi ekstraterestrial pada bidang horizontal untuk periode 1 jam

PENGERING PADI ENERGI SURYA DENGAN VARIASI TINGGI CEROBONG

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis Energi Unit Total Exist

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air pada tubuh ikan sebanyak mungkin. Tubuh ikan mengandung 56-80% air, jika

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATUBARA PADA SWIRLING FLUIDIZED BED DRYER TERHADAP KARAKTERISTIK PENGERINGAN BATUBARA

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP KECEPATAN PUTAR TURBINE CYCLONE

Analisa Performa Kolektor Surya Tipe Parabolic Trough Sebagai Pengganti Sumber Pemanas Pada Generator Sistem Pendingin Difusi Absorpsi

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN

RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS

ANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang dilalui garis khatulistiwa, negara kita Indonesia

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING PISANG TENAGA SURYA DAN BIOMASSA (Bagian Pemanas)

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING KOPRA DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 6 kg PER-SIKLUS

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.

RANCANG BANGUN OVEN BERKAPASITAS 0,5 KG BAHAN BASAH DENGAN PENAMBAHAN BUFFLE UNTUK MENGARAHKAN SIRKULASI UDARA PANAS DI DALAM OVEN

ANALISA PERFORMA KOLEKTOR SURYA TIPE PARABOLIC TROUGH SEBAGAI PENGGANTI SUMBER PEMANAS PADA GENERATOR SISTEM PENDINGIN DIFUSI ABSORBSI

KAJI EKSPERIMENTAL ALAT PENGERING KERUPUK TENAGA SURYA TIPE BOX MENGGUNAKAN KOSENTRATOR CERMIN DATAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA PENGARUH VARIASI DIAMETER RECEIVER DAN INTENSITAS CAHAYA TERHADAP EFISIENSI TERMAL MODEL KOLEKTOR SURYA TIPE LINEAR PARABOLIC CONCENTRATING

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

RANCANG BANGUN OVEN UNTUK MENGERINGKAN TOKEK DENGAN SUMBER PANAS UDARA YANG DIPANASKAN KOMPOR LPG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi

PENGUJIAN MESIN PENGERING KAKAO ENERGI SURYA

LAJU PENGERINGAN KAPULAGA MENGGUNAKAN ALAT PENGERING EFEK RUMAH KACA DENGAN BANTUAN TUNGKU BIOMASSA

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

POTENSI PENGGUNAAN KOMPOR ENERGI SURYA UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA

KARAKTERISTIK KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR DENGAN VARIASI JARAK (KAJIAN PUSTAKA)

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING PISANG DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 4,5 kg PER-SIKLUS

UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-575

KAJI EKSPERIMENTAL SISTEM PENGERING HIBRID ENERGI SURYA-BIOMASSA UNTUK PENGERING IKAN

PENGUJIAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR LAUT DENGAN MEMBANDINGKAN PERFORMANSI KACA SATU DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

RANCANG BANGUN EVAPORATIVE COOLING

Analisa Pengaruh Variasi Diameter Receiver Dan Intensitas Cahaya Terhadap Efisiensi Termal Model Kolektor Surya Tipe Linear Parabolic Concentrating

I. PENDAHULUAN. Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan

DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO

TEKNOLOGI ALAT PENGERING SURYA UNTUK HASIL PERTANIAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR BERPENUTUP MIRING

Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja

TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI

BAB I PENDAHULUAN I-1

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya ikan laut Indonesia pada tahun 2006 sebesar 4,8 juta ton dan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. seperti kulit binatang, dedaunan, dan lain sebagainya. Pengeringan adalah

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

STUDI EXPERIMENT KARAKTERISTIK PENGERINGAN BATUBARA TERHADAP VARIASI SUDUT BLADE PADA SWIRLING FLUIDIZED BED DRYER.

Transkripsi:

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING IKAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR SURYA PLAT GELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN CYCLONE UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS ALIRAN UDARA PENGERINGAN Lingga Ruhmanto Asmoro NRP. 2109030047 Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP. 19751206 200501 1 002 PROGRAM STUDI D3 Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya 2013 Page 1

Gambar 1. Alat Pengering Ikan menggunakan kolektor surya plat gelombang dengan penambahan cyclone Page 2

Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali industri yang bergerak di bidang pertanian dan perikanan, dan hasilnya mayoritas perlu dikeringkan untuk proses pengawetan. Salah satu contohnya adalah industri ikan asin. Salah satu cara tradisional proses pengeringan ini dilakukan dengan cara penjemuran secara konvensinal yang banyak dilakukan pada rumah tangga. Tentu saja cara seperti ini memerlukan waktu yang lama sehingga kurang efisien dan higienis. Oleh karena itu perlu sekali untuk mencarikan alternatif, salah satu diantaranya adalah dengan memanfaatkan energi surya secara maksimal yang bahannya mudah didapat, murah, ramah lingkungan serta effisien. Page 3

Perumusan Masalah Dari observasi yang dilakukan penyusun di daerah Kenjeran, Surabaya, industri rumahan pengeringan ikan (asin) pada umumnya proses pengeringan ikan dilakukan di tempat terbuka atau langsung terkena sinar matahari. Hal tersebut memiliki beberapa kekurangan, antara lain: 1. Proses pengeringan ikan memerlukan waktu 1-2 hari pada musim kemarau dan 2-3 hari untuk musim penghujan. 2. Ikan yang dikeringkan terkena polusi udara 3. Ikan yang dikeringkan dikerumuni lalat Melihat hal tersebut maka dalam tugas akhir ini penyusun merancang alat pengering ikan yang sekiranya dapat membantu proses pengeringan ikan agar lebih cepat, effisien dan higienis. Page 4

Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah : 1. Menghasilkan desain alat pengering kolektor surya yang sederhana dengan penambahan cyclone. 2. Mengetahui performa dari alat pengering ikan energi surya dengan absorber plat gelombang dengan dan tanpa penambahanah cyclone. 3. Mengetahui besarnya efisiensi dan efektifitas kolektor surya tipe plat gelombang dengan dan tanpa penambahan cyclone. 4. Memperoleh hasil pengeringan yang merata pada ikan. 5. Mengetahui perbandingan massa akhir ikan dan waktu proses pengeringan dengan dan tanpa penambahan cyclone. Page 5

Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat mengeringkan ikan dengan baik dan merata. 2. Dapat mengeringkan ikan dengan lebih cepat. 3. Menumbuhkembangkan pemanfaatan energi surya sebagai alat pengering untuk industri kecil sampai industri menengah. 4. Meningkatkan kapasitas produksi ikan. 5. Menghasilkan produksi ikan yang lebih higienis 6. Dapat menemukan cara memaksimalkan alat pengering dari tenaga surya. Page 6

Gambar 2. Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir Page 7

Prosedur Percobaan/Pengujian Pengujian dilakukan dengan meletakkan alat pengering di bawah sinar matahari, sehingga kolektor akan mendapatkan sinar matahari langsung. Setelah temperatur di dalam ruang kolektor panas dianggap steady (pukul 09.00), maka ikan dimasukkan ke dalam rak-rak di dalam ruang pengering. Setelah itu, proses pengeringan akan berlangsung secara alami (tanpa cyclone) dan dengan penambahan cyclone. Page 8

Gambar dan Jenis Alat-alat yang Dibutuhkan Saat Pengujian 1. Kolektor Surya Dimensi: Panjang : 110 cm, Lebar : 81 cm Tinggi : 5 cm Gambar Free Powerpoint 3. Kolektor Templates Surya Page 9

2. Ruang Pengering Dimensi : Panjang : 80 cm Lebar : 80 cm Tinggi : 40 cm Gambar 4. Ruang Pengering Page 10

3. Ventilator Turbine (Cyclone) Dimensi : (P x L) Cerobong : 20 x 20 cm Tinggi cerobong : 60 cm Diameter Cyclone : 45 cm Gambar 5. Free Ventilator Powerpoint turbine Templates (Cyclone) Page 11

4. Timbangan Alat ini berfungsi untuk mengetahui massa bahan basah maupun bahan kering Gambar 6. Timbangan Digital Page 12

5. Hygrometer Alat ini berfungsi untuk mengukur kelembaban udara ruangan (relative humidity). Gambar 7. Higrometer Page 13

6.Thermometer Alat ini berfungsi untuk mengukur temperatur ( 0 C) Gambar 8.Thermometer Page 14

7. Thermocouple Thermometer Alat ini digunakan untuk mengukur perbedaan temperature (T 1 - T 2 ), temperature cover glass, temperature plat absorbser. Gambar Free 9. Thermocouple Powerpoint Templates Thermometer Page 15

8. Anemometer Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan angin dan temperature di cerobong. Gambar Free Powerpoint 10. Anemometer Templates Page 16

9. Pyranometer Alat ini digunakan untuk mengukur intensitas radiasi matahari. Gambar 11. Pyranometer Page 17

Tata Cara Pengujian Untuk melakukan pengujian, dilakukan beberapa tahap pengujian diantaranya: 1. Tahap Persiapan a. Mempersiapkan alat. b. Menunggu beberpa saat sampai temperatur di dalam ruang kolektor dianggap steady c. Mempersiapkan ikan yang akan dikeringkan. d. Menimbang ikan seberat 2 kg e. Memasukkan ikan ke dalam ruang pengering yang terdiri dari 2 rak. f. Meletakkan alat ukur pada bagian yang akan di ambil datanya. g. Memasang cyclone untuk variasi mendapatkan tambahan kapasitas aliran udara di ruang pengering. Page 18

2. Tahap Pengambilan Data Data - data yang perlu dicatat, antara lain: a. Massa ikan sebelum dikeringkan. b. Temperature ambient (lingkungan) c. Temperatur fluida masuk kolektor. d. Temperatur fluida keluar kolektor menuju ruang pengering. e. Temperatur di dalam ruang pengering. f. Temperatur plat absorber. g. Temperatur cover glass (kaca). h. Temperature cerobong. i. Intensitas cahaya matahari j. Kelembaban udara di dalam ruang pengering (%Rh) k. Kecepatan fluida di cerobong. l. Pengambilan data dilakukan tiap 1 jam. m.massa ikan pada akhir pengujian. Page 19

3. Tahap Pengamatan Proses Pengeringan Bahan Pada saat alat pengering berada langsung di bawah terik matahari selama selang waktu proses pemanasan dengan kolektor, bahan uji di dalam ruang pengering mengalami suatu proses pengeringan uap air dari bahan uji akibat kontak dengan fluida kerja berupa udara panas hasil dari pengumpulan panas radiasi dari kolektor energi surya. Bila terdapat perbedaan suhu antara permukaan basah dari bahan uji dengan fluida yang mengalir maka kalor akan dipindahkan. Bila terdapat perbedaan temperatur antara tekanan parsial uap air di udara dan tekanan parsial uap air pada permukaan basah, maka akan terjadi perpindahan massa uap air. Jadi, seiring bertambahnya waktu proses pengeringan, ikan mengalami penyusutan massa. Page 20

Tabel 4.1 Data Penelitian pada Kolektor Surya Plat Gelombang tanpa Penambahan Cyclone tanggal 14 Mei 2013 Sumber : Hasil Pengambilan Data Page 21

Tabel 4.2 Data Penelitian pada Kolektor Surya Plat Gelombang dengan Penambahan Cyclone tanggal 21 Mei 2013 Sumber : Hasil Pengambilan Data Page 22

Tabel 4.3 Data Hasil Perhitungan Koefisien Kehilangan Panas, Energi yang Berguna, dan Effisiensi pada Kolektor Surya plat gelombang pada tanggal 14 Mei 2013 Keteranagan : (1) Perhitungan Nusselt Number Menggunakan analogi Inclined Horizontal Plate (2) Perhitungan Nusselt Number Menggunakan analogi Inclined Channel Page 23

Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Koefisien Kehilangan Panas, Energi yang Berguna, dan Effisiensi pada Kolektor Surya plat gelombang pada tanggal 21 Mei 2013 Keteranagan : (1) Perhitungan Nusselt Number Menggunakan analogi Inclined Horizontal Plate (2) Perhitungan Nusselt Number Menggunakan analogi Inclined Channel Page 24

Analisa Grafik T all = f(intensitas,waktu) pada tanggal 14 Mei 2013 Gambar 12. Grafik T f, all Tanpa penambahan Cyclone Page 25

Analisa Grafik T all = f(intensitas,waktu) pada tanggal 21 Mei 2013 Gambar 13. Grafik T f, all dengan penambahan Cyclone Page 26

Analisa Grafik U L = f(intensitas, waktu) pada tanggal 14 dan 21 Mei 2013 Gambar 14. Free Grafik Powerpoint U L = f(intensitas,waktu) Templates Page 27

Analisa Grafik (Qu) = f(intensitas,waktu) pada tanggal 14 dan 21 Mei 2013 Gambar 15. Grafik (Qu)design = f(intensitas,waktu) Page 28

Analisa Grafik Effisiensi (η) = f(intensitas,waktu) pada tanggal 14 dan 21 Mei 2013 Gambar 16. Grafik Effisiensi (η) = f(intensitas,waktu) Page 29

Analisa Grafik Rh (%) Terhadap Waktu Pada Tanggal 14 dan 21 Mei 2013 Gambar 17. Grafik kelembaban Udara (Rh) terhadap waktu Page 30

Analisa Grafik Massa Bahan (gram) pada tanggal 14 dan 21 Mei 2013 Gambar 18. Grafik massa (gram) terhadap waktu. Page 31

Kesimpulan Rancangan alat pengering kolektor surya plat gelombang dapat meningkatkan penyerapan perpindahan panas sehingga dapat menghasilkan proses pengeringan yang lebih baik. Rancangan alat kolektor surya dengan penambahan cyclone lebih effisien dibandingkan dengan kolektor surya tanpa penambahan cyclone karena pada kolektor surya dengan penambahan cyclone mampu mengalirkan fluida sehingga dapat menambah kapasitas aliran udara pengeringan. Dalam analisis perhitungan energi yang berguna (Qu) design dengan menggunakan analogi Inclined Horizontal Plate tidak jauh berbeda dengan energi yang berguna (Qu) design dengan menggunakan analogi Inclined channel. Page 32

Dalam analisis perhitungan Effisiensi (η) design yang diperoleh dengan menggunakan analogi Inclined Horizontal Plate tidak jauh berbeda dengan Effisiensi (η) design dengan menggunakan analogi Inclined channel. Temperatur yang dihasilkan kolektor surya tanpa penambahan cyclone lebih besar dibandingkan kolektor surya dengan penambahan cyclone tetapi massa ikan yang disusutkan kolektor surya dengan penambahan cyclone lebih besar dibandingkan kolektor surya tanpa penambahan cyclone. Massa ikan pada percobaan alat pengering kolektor surya plat gelombang dengan penambahan cyclone mengalami penyusutan total lebih besar dari massa awal 2000 gram menjadi 1360 gram dibandingkan massa ikan pada percobaan alat pengering tanpa penambahan cyclone yaitu dari massa awal 2000 gram menjadi 1448 gram. Page 33

Sekian dan Terima Kasih Page 34