BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi membuka peluang interaksi dan komunikasi tanpa batas antar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar negara untuk memenangkan pasar perdagangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia usaha semakin lama semakin tajam dalam era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik industri maupun jasa, termasuk industri consumer goods.

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya perjanjian kerjasama perdagangan antar dua negara atau yang

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan dalam dunia usaha

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Globalisasi bermuara pada masalah tantangan dan peluang yang dihadapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Selain menyangkut permasalahan modal, tingkat kepercayaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan secara efisien, dalam arti, keputusan pendanaan tersebut merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operionalnya ataupun membiayai aktivanya. Pemenuhan dana tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan internal merupakan dana yang berasal dari internal perusahaan seperti

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan investasi di negara ASEAN lainnya. Bagi produsen, permintaan. keuntungan dari penjualan produk antar negara ASEAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembang ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat di era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan adalah dengan mengelola serta memanfaatkan sumber daya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan investasinya serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam masa pembangunan seperti sekarang ini, persaingan usaha di berbagai sektor semakin

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam negeri maupun perusahaan-perusahaan asing yang memiliki modal

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perusahaan lain. Sebagai contohnya perusahaan consumer goods yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang salah satu kegiatan operasionalnya

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebab sifat dari hutang yang tidak permanen, lebih murah untuk diadakan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendirian sebuah perusahaan bukanlah tanpa tujuan. Tujuan didirikannya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Teori struktur modal menjelaskan ada atau tidaknya pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. harus dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan baik seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur modal yang optimal merupakan keputusan keuangan yang penting karena mempengaruhi kinerja dan nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan di dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk bekerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan adanya globalisasi membuat perekonomian dunia semakin terbuka dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktivitas perusahaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pasti memerlukan investasi besar dengan kebutuhan dana

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bidang jasa maupun produksi pasti menginginkan agar perusahaannya dapat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. Peran sektor perbankan dalam memobilisasikan dana

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk beroperasi ataupun mengembangkan usahanya. Untuk memenuhi kebutuhan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. dalam perusahaan yaitu keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam kaitannya dengan kegiatan operasi perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu entitas yang tujuan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Menurut Husnan (2004) nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha dan industri menjadi semakin ketat. Perusahaan dituntut

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi membuka peluang interaksi dan komunikasi tanpa batas antar Negara. Indonesia yang termasuk dalam anggota Negara ASEAN, mulai tahun 2015 akan dihadapi dengan integrasi ekonomi kawasan Asia Tenggara yang akan terwujud dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan komunitas yang dibentuk oleh Negara-negara ASEAN untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN dan membentuk kawasan ekonomi Negara ASEAN yang kuat. MEA memungkinkan adanya kebebasan lalu lintas barang, jasa, modal, dan tenaga kerja di negaranegara kawasan Asia Tenggara. Hal ini diyakini dapat dijadikan kesempatan bagi investor untuk memperluas bisnisnya dengan berinvestasi di kawasan Asia Tenggara. Indonesia sebagai Negara dengan penduduk terbanyak di ASEAN merupakan pasar yang potensial untuk aliran barang, jasa, dan tenaga kerja bagi Negara lainnya di ASEAN, sehingga Indonesia sebagai pasar konsumen terbesar di ASEAN sangat berpotensi untuk dibanjiri barang-barang konsumsi (http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/kepri/documents/41d2 eaa1138a4325819dfc5f4390d3e4box2masyarakatekonomiasean.pdf). Besarnya potensi masuknya barang-barang konsumsi ke Indonesia memberikan dampak yang baik bagi konsumen. Konsumen dapat memiliki lebih 1

banyak pilihan dalam membeli produk, namun bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia hal ini meningkatnya persaingan usaha karena perusahaan tidak hanya bersaing dengan perusahaan lokal namun juga dengan perusahaan-perusahaan asing. Perusahaan yang ingin tetap berdiri dan bertahan dalam persaingan usaha harus mempertahankan kelangsungan usaha, sehingga setiap perusahaan harus mengambil keputusan-keputusan yang tepat dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan harus melakukan kegiatan operasional dan investasi. Dalam melakukan kegiatan tersebut, perusahaan tentunya akan membutuhkan dana. Perusahaan dapat memilih dua alternatif pilihan sumber pendanaan baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Sumber pendanaan dari dalam dapat berupa modal sendiri (dana yang berasal dari dalam perusahaan dapat diperoleh dari laba di tahan) sedangkan sumber pendanaan dari luar perusahaan dapat berupa utang kepada orang lain. Laba di tahan merupakan laba yang diperoleh dari perusahaan namun tidak dibagikan ke pemegang saham. Baik perusahaan memilih untuk menggunakan modal sendiri maupun utang, perusahaan tetap saja akan menghadapi biaya yang biasa dikenal dengan istilah biaya modal, yaitu biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan modal. Perusahaan yang menggunakan utang wajib untuk membayar biaya bunga atas utang yang diambil sedangkan apabila menggunakan modalnya sendiri perusahaan harus menanggung opportunity cost yang berupa kehilangan manfaat pengurangan pajak dari utang. Maka dari itu manajer 2

keuangan harus membuat keputusan pendanaan yang tepat untuk perusahaan dan mengusahakan agar setiap keputusan pendanaan yang dipakai oleh perusahaan baik yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan dapat memberikan biaya modal yang kecil bagi perusahaan namun dapat memberikan banyak keuntungan. Menurut Iriansyah dan Dana (2013), keputusan pendanaan merupakan keputusan yang menyangkut bentuk komposisi pendanaan yang akan digunakan perusahaan dan keputusan pendanaan merupakan salah satu hal yang penting yang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam usahanya untuk memperoleh dana guna memenuhi kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan. Keputusan pendanaan dalam penelitian ini dicerminkan dengan struktur modal perusahaan. keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu keputusan yang berkaitan dengan komposisi utang, saham preferen, dan saham biasa yang harus digunakan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya (Indriani dan Widyarti, 2013). Menurut Indrajaya, dkk (2011), secara sistematis, struktur modal yang optimal adalah proporsi utang dan ekuitas yang menyebabkan biaya modal/wacc (Weighted Average Cost of Capital) perusahaan berada pada tingkat yang minimal. Menurut Indrajaya, dkk (2011), dalam praktiknya dalam menentukan struktur modal memerlukan banyak faktor yang bersifat judgemental yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan, dan terlebih di dalam realitas ekonomi yang sangat berfluktuasi, sehingga dalam menentukan struktur modal perusahaan membutuhkan lebih dari sekedar perhitungan sistematis saja.untuk itu, dalam menentukan keputusan pendanaan, perusahaan perlu mempertimbangkan faktor- 3

faktor yang mempengaruhi struktur modal. Faktor pertama adalah perubahan pajak penghasilan badan. Pajak mempengaruhi keputusan pendanaan karena keputusan pendanaan baik utang maupun modal (ekuitas) memiliki indikasi pengenaan pajak, sehingga pajak seharusnya menjadi pertimbangan potensial (Purnamasari, 2009). Menurut Brigham dan Houston (2011) dalam Iriansyah dan Dana (2013), semakin tinggi pajak perusahaan, maka semakin besar daya tarik penggunaan utang, karena beban bunga yang berasal dari utang perusahaan merupakan beban yang dapat mengurangi pajak perusahaan. Hal ini didukung oleh Purnamasari (2009) yang mengemukakan bahwa perusahaan membayar pajak yang rendah dengan membayar bunga yang tinggi sehingga dapat memunculkan penghematan pajak yang dapat digunakan untuk investasi dan pembagian dividen. Modigliani dan Miller (MM) dalam Maftukhah (2012) juga mengemukakan hal yang sama mengenai hubungan pajak dengan struktur modal, bahwa bila ada pajak maka perubahan struktur modal menjadi relevan. Hal ini disebabkan karena bunga yang dibayarkan berfungsi sebagai tax deductable yaitu beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan. Pengeluaran yang dapat dibebankan sebagai biaya (deductible expense) merupakan pengeluaran yang mempunyai hubungan langsung dengan usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak yang pembebanannya dapat dilakukan dalam tahun pengeluaran atau selama masa manfaat pengeluaran tersebut (Waluyo, 2012). 4

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Badjra (2014) menunjukkan bahwa pajak berefek positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Namun, hal ini tidak didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Iriansyah dan Dana (2013) dan Maftukhah (2013) menunjukkan bahwa Corporate tax (pajak penghasilan perusahaan) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap debt equity ratio (DER). Faktor ke-dua adalah profitabilitas. Chen dan Hammes (2003) dalam Seftianne dan Handayani (2011) mengemukakan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan meminjam uang atau mengeluarkan saham dengan kondisi tertentu agar mendapatkan sumber dana untuk kegiatan operasionalnya. Menurut Iriansyah dan Dana (2013), apabila perusahaan memiliki profitabilitas yang tinggi, maka perusahaan akan lebih banyak menggunakan pendanaan dari dalam perusahaan, karena jika profitabilitas tinggi, maka perusahaan dapat menyediakan laba ditahan dalam jumlah yang lebih besar sehingga penggunaan utang dapat ditekan.hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Sebayang dan Putra (2013) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi cenderung menggunakan utang relatif kecil karena keuntungan atau laba yang diperoleh perusahaan tidak semua dibayarkan pada investor dalam bentuk dividen tetapi juga disimpan dalam laba ditahan yang merupakan sumber pendanaan internal bagi perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lusangaji (2012), profitabilitas yang diproksikan dengan ROE secara parsial memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal. Namun penelitian ini bertolakbelakang dengan 5

penelitian yang dilakukan oleh Seftianne dan Handayani (2011) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak memiliki negatif pengaruh terhadap struktur modal. Faktor ke-tiga adalah pertumbuhan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari perubahan aktiva yang dimiliki perusahaan. Pertumbuhan aktiva perusahaan pada dasarnya menggambarkan bagaimana perusahaan menginvestasikan dana yang ia miliki untuk kegiatan operasi dan investasi, sehingga peningkatan jumlah aktiva baik lancar maupun aktiva tidak lancar membutuhkan dana dengan alternatif pendanaan internal atau dengan pendanaan eksternal (Joni dan Lina, 2010). Menurut Fama dan French (2000), dalam Joni dan Lina (2010), perusahaan yang melakukan investasi melebihi jumlah laba ditahan yang dimiliki perusahaan, maka memungkinkan adanya peningkatan jumlah pinjaman dari pihak kreditur berupa utang. Selain itu, menurut Firnanti (2011), pertumbuhan perusahaan menjadi salah satu tanda dalam menilai kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya dan kemudahan perusahaan untuk memperoleh pendanaan eksternal. Pertumbuhan perusahaan dapat mempengaruhi kepercayaan kreditor terhadap perusahaan dan kesediaan pemodal untuk memberikan pendanaan melalui utang jangka panjang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) dan Maftukhah (2013), pertumbuhan aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap DER. Namun penelitian ini bertolakbelakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Sebayang dan Putra (2013) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap struktur modal. 6

Faktor ke-empat adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan gambaran kemampuan finansial perusahaan dalam suatu periode tertentu (Joni dan Lina, 2010). Menurut Seftianne dan Handayani (2011), ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan dan penentuan besar kecilnya skala perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total aset, rata-rata tingkat penjualan, dan rata-rata total aset. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan ditentukan berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan. Menurut Daniati dan Suhari (2006) dalam Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011), perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil. Menurut Moeljadi (2006) dalam Septiono, dkk (2013), perusahaan besar seringkali mampu membiayai kegiatan operasional mereka sendiri dengan sumber internal daripada sumber eksternal meskipun perusahaan yang berukuran besar lebih mudah memperoleh pinjaman jika dibandingkan dengan perusahaan kecil, hal ini dikarenakan perusahaan besar memiliki pendapatan yang juga besar dibandingkan dengan perusahaan kecil, sehingga tidak perlu bergantung pada sumber pendanaan eksternal. Sesuai dengan pecking order theory, perusahaan lebih mengutamakan pendanaan internal dibandingkan dengan menggunakan pendanaan eksternal, sehingga perusahaan yang besar cenderung menggunakan 7

modal sendiri dibandingkan dengan menggunakan utang, sedangkan perusahaan kecil cenderung menggunakan utang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan besar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Seftianne dan Handayani (2011), ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2013), ukuran perusahaan mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal. Namun, penelitian ini bertolakbelakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) dan Firnanti (2011) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan (Size) tidak berpengaruh positif terhadap keputusan pendanaan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Iriansyah dan Dana (2013). Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang direplikasi adalah: 1. Variabel independen Penelitian ini menambahkan variabel independen ukuran perusahaan yang mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Badjra (2014). 2. Objek penelitian Objek penelitan di dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan objek penelitian yang direplikasi adalah perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Periode penelitian Penelitian ini menggunakan data perusahaan dari Bursa Efek Indonesia 8

periode 2011-2013, sedangkan penelitan yang direplikasi menggunakan data perusahaan dari Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka judul penelitan ini adalah: PENGARUH PERUBAHAN PAJAK PENGHASILAN BADAN, PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PENDANAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013). 1.2. Batasan Masalah Untuk memfokuskan agar permasalahan yang diteliti tidak meluas dari sasaran serta tema pokok permasalahan, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011-2013. Variabel dependen yang diteliti, yaitu keputusan pendanaan yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER). Variabel independen yang mempengaruhi keputusan pendanaan dalam penelitian ini, yaitu perubahan pajak penghasilan badan (Tax), profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Equity (ROE), pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan Growth, dan ukuran perusahaan yang diproksikan dengan logaritma total aset (Size). 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, maka rumusan 9

masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah perubahan pajak penghasilan badan (Tax) berpengaruh terhadap keputusan pendanaan? 2. Apakah profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap keputusan pendanaan? 3. Apakah pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan Growth berpengaruh terhadap keputusan pendanaan? 4. Apakah ukuran perusahaan yang diproksikan dengan logaritma total aset (Size) berpengaruh terhadap keputusan pendanaan? 5. Apakah perubahan pajak penghasilan badan (Tax), profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Equity (ROE), pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan Growth dan ukuran perusahaan yang diproksikan dengan logaritma total aset (Size) berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pendanaan? 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dikemukakan, maka tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh perubahan pajak penghasilan badan (Tax) terhadap keputusan pendanaan. 2. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Equity (ROE) terhadap keputusan pendanaan. 10

3. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan Growth terhadap keputusan pendanaan. 4. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh ukuran perusahaan yang diproksikan dengan logaritma total aset (Size) terhadap keputusan pendanaan. 5. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh perubahan pajak penghasilan badan (Tax), profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Equity (ROE), pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan Growth, dan ukuran perusahaan yang diproksikan dengan logaritma total aset (Size) secara simultan terhadap keputusan pendanaan. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada: 1. Investor Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi investor sebagai bahan pertimbangan untuk memilih melakukan investasi atau tidak pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi dengan melihat faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan perusahaan seperti perubahan pajak penghasilan badan, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan. 2. Manajemen Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi manajemen 11

keuangan perusahaan sebagai bahan referensi dalam penentuan keputusan pendanaan perusahaan, serta memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan perusahaan seperti perubahan pajak penghasilan badan, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan. 3. Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai pengaruh perubahan pajak penghasilan badan, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan secara parsial dan simultan terhadap keputusan pendanaan pendanaan. 4. Mahasiswa dan Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk bahan pembelajaran serta untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan. 1.6. Sistematika Penulisan Penelitian ini terbagi menjadi lima bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TELAAH LITERATUR 12

Bab ini membahas teori-teori yang relevan terkait dengan keputusan pendanaan, pajak penghasilan, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan dari berbagai literatur yang mendukung analisis serta pemecahan masalah yang terdapat dalam penelitian ini. Bab ini juga berisi uraian hipotesis-hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini, serta model penelitian yang akan diuji. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang uraian metode penelitian yang terdiri dari: gambaran umum objek penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis. BAB VI : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab Analisis Data dan Pembahasan menguraikan tentang deskripsi penelitian berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, pengujian dan analisis hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bab Simpulan dan Saran merupakan bagian akhir dari penelitian yang menguraikan hasil pembahasan analisa data penelitian, keterbatasan penelitian yang berkaitan dengan temuan, serta saran untuk memperbaiki, meningkatkan dan mempertimbangkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang. 13