I. PENDAHULUAN Sejak diberlakukan Hukum Laut Internasional pada tahun 1982, luas laut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah negara dengan konsumsi ikan sebesar 34 kilogram per

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ikan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi. protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3.

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah pangan yang perlu disediakan untuk dikonsumsi. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kandungan protein yang tinggi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I LATAR BELAKANG

: Laila Wahyu R NIM :

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP) adalah kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Indonesia memiliki beragam surnberdaya pangan dalam bentuk mak03nan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

I. PENDAHULUAN. Tingginya prevalensi gizi buruk dan gizi kurang, masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan

I. PENDAHULUAN. Harmonized System (HS). Di pasar internasional, kacang tanah diperdagangkan Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

BAB I PENDAHULUAN. bagi konsumennya sehingga tercipta persaingan yang cukup ketat. Produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

USAHA BAKSO SARI LAUT ANEKA BENTUK SEBAGAI PELUANG BISNIS BARU BERNILAI GIZI TINGGI

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB 2 PRODUK DAN JASA

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan merupakan salah satu sumber protein hewani yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. bantuan makanan melalui program PMT (Program Makanan Tambahan). 1)

BAB I PENDAHULUAN. berlimpah, salah satunya adalah perikanan laut. Tetapi soal mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. laut Indonesia diperkirakan sebesar 5.8 juta km 2 dengan garis pantai terpanjang

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN lndonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar yaitu sekitar 204,4

BAB I PENDAHULUAN. anak diharapkan dapat terpenuhi secara lengkap melalui konsumsi susu, termasuk zatzat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi. diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. BASO KEJU NATURA Baso Isi Keju Berlapis Sayuran Berbasis Empat Sehat Lima Sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. Pada kondisi pasar seperti sekarang ini, kosumen memiliki. berbagai alasan memilih suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

PERILAKU KONSUMSI IKAN PADA WANITA DEWASA DI WILAYAH PANTAI DAN BUKAN PANTAI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Nia Kurniawati

BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

PENDAHULUAN. ekonomi yang masih lemah tersebut tidak terlalu memikirkan akan kebutuhan

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.

Analisis usaha industri tempe kedelai skala rumah tangga di kota Surakarta

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

I. PENDAHULUAN. hanya bisa didapatkan dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari (Rasyid, 2003;

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional

PERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. mengandung nilai gizi yang tinggi. Gizi yang tinggi ini merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis pembuatan kerupuk kulina (kulit ikan nila) merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi yang

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAYA DUKUNG PERTANIAN LAHAN KERING TERHADAP KETERSEDIAAN PANGAN DI PROVINSI NTT

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dasar bagi penyusunan strategi pemasaran pada perusahaan. dalam keputusan pembelian yang dilakukan.

I. PENDAHULUAN. di antara pulau lain, namun tingkat endemik masih kalah dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak. dikonsumsi masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Kekayaan dan keragaman sumber daya laut tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era perkembangan zaman seperti ini telah terjadi perkembangan

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan Tempat dan Waktu Penelitian. Kg/Kap/Thn, sampai tahun 2013 mencapai angka 35 kg/kap/thn.

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tolo adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sudah

I. PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan

PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hasil laut yang berlimpah terutama hasil tangkapan ikan. Ikan merupakan sumber

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat setiap tahunnya. Konsumsi daging ayam pada tahun 2013

inovatif, sekarang ini kita kenal rice burger yang berasal dari Jepang yang mengganti

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak diberlakukan Hukum Laut Internasional pada tahun 1982, luas laut yang menjadi kewenangan Indonesia untuk memanfaatkan dan mengelolanya bertambah dari 3,l juta kilometer persegi menjadi 5,8 juta kilometer persegi. Adapun potensi lestari sumberdaya ikan laut yang ada di perairan Indonesia tersebut diperkirakan sekitar 6,18 juta ton per tahun, namun tingkat pemanfaatannya hingga saat ini baru mencapai sekitar 58%. Dengan demikian, kita masih dapat meningkatkan tingkat pemanfaatannya sebesar 32% dan 10% disisakan sebagai faktor pengaman kelestarian stok ikan (Dahuri, 1999). Besamya potensi perikanan laut Indonesia tersebut, tidak sebanding dengan tingkat konsumsi ikannya oleh masyarakat Indonesia yang masih relatif rendah yaitu baru mencapai 20 kgkapitdtahun. Sedangkan tingkat konsumsi ikan yang ideal adalah sebesar 26,5 kgkapitdtahun. Untuk meningkatkan tingkat konsumsi ikan tersebut dalam rangka upaya perbaikan gizi masyarakat, pada peringatan Hari Pangan Sedunia ke XVI pada tahun 1996, Pemerintah telah mencanangkan Gerakan Makan Ikan Tingkat Nasional (Dinas Perikanan DKI Jakarta, 1999). Dahuri (1999) menambahkan bahwa tingkat konsumsi ikan oleh masyarakat memiliki korelasi positif dengan tingkat kecerdasan masyarakat, karena ikan banyak mengandung asam-asam amino esensial dan asam lemak omega-3 yang diperlukan bagi perkembangan otak manusia, menurunkan kadar

kolesterol dan mencegah berbagai penyakit generatif. Di samping itu, ikan laut banyak mengandung berbagai sumber mineral yang penting bagi tubuh seperti besi, fosfor, iodin, kalsium, magnesium, selenium, seng dan tembaga (Sudarisman dan Elvina, 1996). Terbukti dari data FA0 Dahuri (1999) yang menyebutkan bahwa masyarakat Jepang dengan tingkat konsumsi ikan yang tinggi yaitu sebesar 80 kglkapitaltahun memiliki tingkat kecerdasan yang relatif lebih tinggi dibandingkan negara-negara berkembang yang memiliki tingkat konsurnsi relatif rendah. Di samping itu, di negara dengan tingkat konsumsi ikan tinggi tersebut menunjukkan tingkat harapan hidup yang lebih panjang. Masyarakat Jepang memiliki tingkat harapan hidup relatif lebih lama yaitu sekitar 80 tahun dibandingkan masyarakat Indonesia yang memiliki tingkat harapan hidup sekitar 60 tahun. Di wilayah DKI Jakarta, Dinas Perikanan DKI Jakarta memiliki tugas pokok sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perikanan yaitu menyelenggarakan penyuluhan, pembinaan dan pengembangan usaha perikanan, pengolahan, perlindungan surnberdaya hayati perikanan serta pengembangan keterampilan nelayantpetani ikan. Dengan digalakannya pembangunan subsektor perikanan, salah satu sasaran yang dapat dicapai hingga akhir tahun 1999 adalah peningkatan konsumsi ikan penduduk di DKI Jakarta sekitar 2,5% (Dinas Perikanan DKI Jakarta, 1999). Dalam rangka memasyarakatkan gerakan makan ikan di DKI Jakarta, telah dilakukan upaya-upaya penyuluhan terhadap masyarakat umum berupa peragaan aneka olahan ikan dan pemberdayaan perikanan di Posyandu lima wilayah

kotamadya DKI Jakarta. Peragaan aneka olahan ikan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam melakukan diversifikasi pengolahan ikan. Melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat memenuhi keinginan masyarakat yang beragam sesuai dengan selera mereka untuk mengkonsumsi bahan yang mengandung protein. Dengan demikian, minat masyarakat dalam mengkonsumsi ikan dapat meningkat sesuai yang diharapkan. Pemberdayaan perikanan di Posyandu di lima wilayah kotamadya DKI Jakarta bertujuan agar masyarakat, khususnya ibu hamillmenyusui dan balita mengetahui manfaat makan ikan serta dapat meningkatkan status gizi makanan mereka. Salah satu diversifikasi pengolahan ikan yang disukai oleh masyarakat adalah bakso iltan. Pada dasamya, bakso ikan dapat dibuat dari berbagai jenis ikan laut maupun ikan air tawar. Namun dari pengalaman yang telah dilakukan oleh beberapa produsen bakso ikan di wilayah DKI Jakarta, jenis ikan laut Mata Besar (Priacanthus tayenus) merupakan ikan yang harganya relatif murah namun rasanya gurih. Menurut beberapa produsen, bakso ikan yang menggunakan bahan baku daging ikan Mata Besar lebih mudah untuk dibentuk menjadi bulatanbulatan bakso, ltarena daging ikan jenis tersebut dapat menghasilkan emulsi daging ikan yang baik dan tidak membutuhkan terlalu banyak tepung tapioka sebagai bahan pengentalnya. Dari beberapa jenis ikan yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan bakso ikan, Wibowo (1999) telah melakukan penyusunan komposisi kimiawi beberapa jenis bakso ikan serta dibandingkan dengan komposisi yang dimiliki oleh bakso daging sapi seperti.diuraikan lebih lanjut pada Tabel 1. Pada Tabel 1

terlihat bahwa bakso ikan pada umumnya merniliki kandungan protein, abu dan lemak yang lebih tinggi dibandingkan bakso daging sapi. Menurut Wibowo (1999), jenis bakso ikan yang memiliki kadar protein tertinggi adalah bakso ikan dari bahan baku paduan antara ikan hiu dan ikan cakalang. Tabel 1. Komposisi Kimiawi Beberapa Jenis Bakso Ikan dibandingkan dengan Bakso Daging Sapi (dalam %) Jenis Bakso Air Protein Lemak Karbohidrat Abu Garam Sumber : Wibowo (1999) Jumlah produsen bakso ikan yang semakin banyak, khususnya di wilayah DKI Jakarta, tentu saja menyebabkan tingkat persaingan yang semakin ketat. Oleh sebab itu, setiap produsen berusaha meraih pasar dengan berbagai cara, misalnya dengan memberikan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan produsen bakso ikan lainnya. Meskipun demikian, konsumen tidak hanya melihat harga yang ditawarkan, melainkan juga kualitas bakso ikan yang lebih baik. Tidak jarang produsen menawarkan harga yang lebih murah, namun tidak diikuti dengan upaya mempertahankan atau bahkan meningkatkan kualitas bakso ikannya. Akibatnya, konsumen akan beralih kepada produk bakso ikan yang dihasilkan oleh produsen lain dengan kualitas dan harga sesuai dengan keinginan konsumennya. Hal ini sesuai dengan ungkapan yang dilontarkan oleh Buttle dalam Kusumawaty (1999) bahwa produsen makanan yang tidak mempertimbangkan keb~tuhan, keinginan dan perilaku dari konsumen melainkan

hanya memikirkan seleranya sendiri, akan mengalami kegagalan dalam usahanya. Lain halnya apabila produsen tersebut mampu memahami tentang perilaku konsumennya, maka peluang usaha pemasaran produk yang diasilkan menjadi lebih besar. Namun perusahaan bakso ikan, di mana sebagian besar merupakan perusahaan skala kecil-menengah atau rumah tangga, belum terinventarisasi dengan baik oleh instansi yang benvenang, misalnya Dinas Perikanan DKI Jakarta dan Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan DKI Jakarta. Hal ini menyulitkan untuk mengetahui besarnya pangsa pasar yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau produsen bakso ikan. Salah satu perusahaan produsen bakso ikan yang beroperasi di wilayah Muara Baru Jakarta Utara adalah UD. Jaya Bersama. Merek yang digunakan untuk produk bakso ikannya adalah "ASIONG". Untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam terhadap produk bakso ikan, UD. Jaya Bersama memproduksi bakso ikan dalam berbagai ukuran dan jenis yang terdiri dari bakso ikan ukuran kecil (BK), bakso ukuran tanggung atau sedang (BT), bakso ukuran besar (BB), bakso ukuran besar dengan kualitas spesial (SPL), bakso ukuran besar dengan kualitas super (SPR), bakso rebus berbentuk pipih (GP) dan bakso goreng berbentuk pipih (GR). Di samping bakso ikan sebagai produk utama yang dihasilkan oleh UD. Jaya Bersama, perusahaan tersebut memproduksi pula produk makanan hasil olahan perikanan lainnya yaitu otak-otak ikan. Untuk memahami keinginan dan perilaku dari konsumen produk bakso ikan dalam rangka meningkatkan penjualan dan konsumsi bakso ikan khususnya

yang diproduksi oleh UD. Jaya Bersama, produsen bakso ikan tersebut perlu mengetahui preferensi konsumen mengenai bakso ikan yang dihasilkannya. Diharapkan dengan diketahuinya preferensi konsumen bakso ikan ini, UD. Jaya Bersama selanjutnya dapat menyusun suatu bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi produk (product), harga (price), promosi (promotion) dan distribusi (distribution). B. Perurnusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka dilakukan perumusan masalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana bauran pemasaran perusaham untuk dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkannya agar keuntungan yang diperoleh perusahaan dapat meningkat 2. Bagaimana preferensi konsumen terhadap bakso ikan merek Asiong 3. Bagaimana pengenalan konsumen terhadap merek bakso ikan C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan : 1. Menganalisis preferensi konsumen dan kesadaran konsumen terhadap merek produk bakso ikan Asiong 2. Merekomendasikan alternatif bauran pemasaran bagi UD. Jaya Bersama berdasarkan preferensi konsumen dan kesadaran konsumen terhadap merek produk bakso ikan Asiong.

D. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat bagi manajemen perusahaan dalam mengimplementasikan rekomendasi bauran pemasaran, sehingga produk yang dihasilkan dapat diterima oleh konsumen serta meningkatkan keuntungan perusahaan. E. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada analisis preferensi konsumen untuk produk bakso ikan merek Asiong yang dihasilkan oleh UD. Jaya Bersama. Di samping itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan altematif bauran pemasaran untuk UD. Jaya Bersarna, sedangkan tahap implementasinya diserahkan kepada manajemen perusahaan.