Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

dokumen-dokumen yang mirip
Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT)

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Cara uji berat jenis aspal keras

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Cara uji daktilitas aspal

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Cara uji sifat tahan lekang batu

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Cara uji penetrasi aspal

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Cara uji sifat dispersif tanah lempung dengan hidrometer ganda

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji kelarutan aspal modifikasi dalam toluen dengan alat sentrifus

Cara uji berat jenis tanah

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

Cara uji kelarutan aspal

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

SNI. Metode Pengujian Berat Jenis Dan penyerapan air agregat halus SNI Standar Nasional Indonesia

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Cara identifikasi aspal emulsi kationik mantap cepat

Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar

METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT

Metode uji CBR laboratorium

Cara uji penyulingan aspal cair

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

Metode uji CBR laboratorium

Cara uji geser langsung batu

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Analisis kadar abu contoh batubara

Cara uji titik nyala dan titik bakar aspal dengan alat cleveland open cup

Metode uji penentuan kadar pasir dalam slari bentonit

SNI Standar Nasional Indonesia

Cara uji kuat tekan beton ringan isolasi

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Cara uji penentuan kadar air untuk tanah dan batuan di laboratorium

PEDOMAN Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Spesifikasi abu terbang dan pozolan lainnya untuk digunakan dengan kapur

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

Cara uji ekstraksi kadar aspal dari campuran beraspal menggunakan tabung refluks gelas

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

SNI 6832:2011. Standar Nasional Indonesia. Spesifikasi aspal emulsi anionik

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Spesifikasi pasir laut untuk campuran beraspal

Semen portland komposit

Revisi SNI Daftar isi

Spesifikasi agregat untuk lapis permukaan jalan tanpa penutup

Metode uji angka pantul beton keras (ASTM C , IDT)

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

Metode penentuan karakteristik gesek (indeks) geosintetik dengan uji geser langsung

Spesifikasi lapis tipis aspal pasir (Latasir)

Cara uji penentuan batas susut tanah

Cara uji ketahanan campuran beraspal terhadap kerusakan akibat rendaman

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

METODE PENGUJIAN KADAR RONGGA AGREGAT HALUS YANG TIDAK DIPADATKAN

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan

Cara uji kepadatan tanah di lapangan dengan cara selongsong

Spesifikasi lapis fondasi agregat dan campuran beraspal panas menggunakan batukarang kristalin

Cara uji slump beton SNI 1972:2008. Standar Nasional Indonesia

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

Kayu lapis - Klasifikasi. Plywood - Classification

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Spesifikasi kompon cair pembentuk membran untuk perawatan beton

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Cara uji pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium

Standar Kompetensi Nasional. Metode Pengujian Berat Isi dan Rongga udara dalam agregat

Semen portland campur

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia ICS 91.100.30 SNI ASTM C123:2012 Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C 123-03,IDT.) Badan Standardisasi Nasional

BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin, menggandakan dan mengumumkan sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

SNI ASTM C123:2012 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Arti dan kegunaan... 2 5 Peralatan... 2 6 Larutan berat... 2 7 Pengambilan contoh uji... 3 8 Prosedur uji... 3 9 Perhitungan... 5 10 Pelaporan... 5 11 Ketelitian dan penyimpangan... 5 12 Kata kunci... 6 Lampiran A (normatif) Istilah dan definisi... 7 Lampiran B (informatif) Daftar penyimpangan teknis dan penjelasannya... 8 Lampiran C (normatif) Contoh formulir uji... 9 Bibliografi... 10 Tabel 1 - Jumlah minimum contoh uji... 3 i BSN 2012

SNI ASTM C123:2012 BSN 2012 Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Metode uji partikel ringan dalam agregat adalah revisi dari SNI 03-3416-1994, Metode pengujian partikel ringan dalam agregat. Standar ini merupakan hasil adopsi identik dari ASTM C 123-03, Standard Test Method for Lightweight Particles in Aggregate. Pada SNI 03-3416-1994 tentang Metode pengujian partikel ringan dalam agregat, jenis larutan yang lebih berat yang digunakan hanya satu jenis yaitu larutan seng klorida (ZnCl 2 ) dalam air, sedangkan pada revisi SNI 03-3416 bisa juga digunakan larutan seng bromida (ZnBr 2 ) dalam air dan campuran kerosin dengan 1,1,2,2 tetrabromoetana. Standar ini dipersiapkan oleh Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan melalui Gugus Kerja Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan. Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman PSN Nomor 03.1: 2007 dan dibahas dalam forum konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 23 Juni 2009 di Bandung, oleh Subpanitia Teknis yang melibatkan para narasumber, pakar dan lembaga terkait. ii

BSN 2012 Pendahuluan iii SNI ASTM C123:2012 Agregat yang mengandung terlalu banyak partikel ringan dapat mengakibatkan terbentuknya pori kapiler dalam proses pemadatan campuran beton sehingga menyebabkan beton menjadi keropos. Metode uji ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan bagi pelaksana, teknisi laboratorium atau produsen dalam melakukan pengujian partikel ringan dalam agregat sehingga kadar partikel ringan dalam agregat dapat diketahui. Secara garis besar metode uji ini mencakup cara menentukan kadar partikel ringan di dalam agregat dengan cara memisahkannya menggunakan larutan yang lebih berat sehingga partikel ringan tersebut terapung. Dalam proses uji ini harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja karena bahan yang digunakan merupakan bahan yang berbahaya dan beracun.

1 Ruang lingkup BSN 2012 Metode uji partikel ringan dalam agregat 1 dari 10 SNI ASTM C123:2012 1.1 Metode uji ini meliputi cara menentukan persentase partikel ringan dalam agregat dengan cara memisahkannya dalam suatu larutan yang lebih berat yang mempunyai berat jenis yang sesuai. 1.2 Angka-angka dinyatakan dalam unit SI sebagai standar. Angka-angka dalam kurung adalah sebagai tambahan informasi. 1.3 Standar ini mencakup bahan-bahan, cara operasional, atau peralatan yang berbahaya. Standar ini tidak mencakup ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja, bila ada menjadi tanggung jawab dari pengguna. Untuk pernyataan yang lebih spesifik mengenai resiko dapat dilihat pada 6.1.4. 2 Acuan normatif 2.1 Standar ASTM C 33, Specification for concrete aggregates. C 125, Terminology relating to concrete and concrete aggregates. C 127, Test method for density, relative density (specific gravity), and absorption of coarse aggregate (SNI 1969:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar). C 128, Test method for density, relative density (specific gravity), and absorption of fine aggregate (SNI 1970:2008, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus). C 702, Practice for reducing field samples of aggregate to testing size. C 1005, Specification reference masses and devices for determining mass and volume for use in the physical testing of hydraulic cements. D 75, Practice for sampling aggregates (SNI 03-6889, Tata cara pengambilan contoh agregat). D 3665, Practice for random sampling of construction materials (SNI 03-6868, Tata cara pengambilan contoh uji secara acak untuk bahan konstruksi). E 11, Specification for wire cloth and sieves for testing purposes (SNI 03-6866, Spesifikasi saringan anyaman kawat untuk keperluan pengujian). E 100, Specification for ASTM hydrometers. 3 Istilah dan definisi 3.1 Istilah dan definisi yang digunakan dalam standar ini mengacu kepada istilah yang ada dalam ASTM C 125 (Lihat lampiran A).

SNI ASTM C123:2012 4 Arti dan kegunaan 4.1 Metode uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan ketentuan pada spesifikasi ASTM C 33 yang berkaitan dengan jumlah partikel ringan dalam agregat kasar dan agregat halus. Larutan yang lebih berat dengan massa jenis 2,0, digunakan untuk memisahkan partikel-partikel yang diklasifikasikan sebagai batu bara atau batu bara muda. Larutan yang lebih berat digunakan untuk memeriksa persentase partikel ringan lain seperti chart dan serpihan (shell) yang mempunyai massa jenis kurang dari 2,40. 4.2 Metode uji ini berguna juga untuk mengetahui partikel agregat yang porous pada kegiatan penelitian atau dalam analisis petrografik. 5 Peralatan 5.1 Timbangan dengan kapasitas: a) minimal 500 gram dengan sensitivitas 0,1 gram untuk menentukan massa agregat halus; b) minimal 5 000 gram dengan sensitivitas 1 gram untuk menentukan massa agregat kasar. Timbangan yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi pada ASTM C 1005 (SNI 03-6414). 5.2 Wadah yang kapasitasnya sesuai untuk mengeringkan agregat dan wadah untuk menempatkan larutan yang lebih berat selama proses pemisahan. 5.3 Kain/kawat penyaring ukuran 300 µm (No. 50) yang sesuai dengan spesifikasi pada ASTM E 11 (SNI 03-6866), ukuran dan bentuknya harus sesuai untuk memisahkan partikel terapung dari larutan yang lebih berat. 5.4 Hot plate atau Oven yang mampu mempertahankan temperatur konstan pada (110 ± 5) o C. 5.5 Saringan ukuran 300 µm (No. 50) dan 4,75 mm (No. 4) yang sesuai dengan spesifikasi pada ASTM E 11 (SNI 03-6866). 5.6 Pengukur massa jenis: Hidrometer atau kombinasi dari gelas ukur dan timbangan yang mampu untuk mengukur massa jenis dengan ketelitian ± 0,01 yang sesuai dengan ASTM E100. 6 Larutan berat 6.1 Larutan berat harus mengandung salah satu dari tiga campuran berikut (lihat 6.1.4) : 6.1.1 Larutan seng klorida (ZnCl 2 ) dalam air (untuk material yang mempunyai massa jenis sampai dengan 2,0). 6.1.2 Campuran kerosin dengan 1,1,2,2 tetrabromoetana, menghasilkan massa jenis yang diinginkan (1,1,2,2-tetrabromoetana mempunyai berat jenis sekitar 2,95). (lihat CATATAN 1). 6.1.3 Larutan seng bromida (ZnBr 2 ) dalam air (untuk material yang mempunyai massa jenis sampai dengan 2,4). BSN 2012 2 dari 10

BSN 2012 3 dari 10 SNI ASTM C123:2012 6.1.4 PERHATIAN: Bahan bahan kimia yang disebutkan dalam 6.1.2 mengandung racun, baik melalui penyerapan oleh kulit dan pernapasan. Bahan-bahan tersebut harus digunakan hanya di dalam ruang terbuka, dan harus berhati-hati untuk menghindari bahan terhisap atau kontak dengan kulit atau mata. Tidak ada bahaya khusus dari uap larutan seng klorida (lihat 6.1.1) atau larutan seng bromida (lihat 6.1.3), tetapi kaca mata pelindung dan sarung tangan harus digunakan untuk mencegah kontak dengan kulit atau mata. 6.2 Massa jenis dari larutan yang lebih berat selama pengujian harus dipertahankan ± 0,01 dari nilai yang ditetapkan. CATATAN 1-1,1,2,2-tetrabromoetana adalah bahan yang sangat berbahaya dan beracun untuk digunakan dan ketika dipanaskan akan memancarkan uap beracun dari brom, hidrogen bromida dan karbonil bromida. Bahan ini dalam penggunaannya harus ditangani oleh orang yang terampil dan terlatih. Penyimpanannya harus di tempat yang aman. 7 Pengambilan contoh uji 7.1 Contoh uji diambil dari kumpulan agregat di lapangan sesuai dengan ASTM D 75 (SNI 03-6889) dan ASTM D 3665 (SNI 03-6868). Contoh uji dikurangi sampai ukurannya sesuai ketentuan dalam ASTM C 702 (SNI 13-6717). 7.2 Sebelum pengujian contoh uji dikeringkan sampai massa tetap pada temperatur (110 ± 5) C dan disaring untuk menghilangkan material di bawah ukuran yang telah ditentukan pada 8.1 dan 8.2. Ukuran minimum dari contoh uji adalah sebagai berikut: Tabel 1 - Jumlah minimum contoh uji Ukuran agregat maksimum nominal Massa minimum (Saringan bukaan persegi) Contoh uji (gram) 4,75 mm (No 4) 200 19,5 mm ( 3 / 8 inci) 1 500 19,0 mm ( 3 / 4 inci) 3 000 37,5 mm (1 1 / 2 inci) 5 000 75,0 mm (3 inci) 10 000 Bila ukuran maksimum nominal agregat yang akan diuji tidak sesuai pada tabel di atas, ukuran berikutnya yang lebih besar dapat digunakan untuk menentukan ukuran contoh uji. 8 Prosedur uji 8.1 Agregat halus Benda uji dari agregat halus yang telah dikeringkan, didinginkan sampai temperatur ruang dan kemudian disaring dengan saringan ukuran 300 µm (No. 50) sampai butiran yang lolos kurang dari satu persen selama 1 menit penyaringan menerus. Massa dari butiran yang tertahan oleh saringan ukuran 300 µm (No. 50) ditentukan sampai ketelitian 0,1 gram dan usahakan butiran ini dalam kondisi jenuh kering permukaan dengan melakukan prosedur seperti yang ditetapkan dalam ASTM C 128/SNI 1970:2008 (lihat 8.1.1),

SNI ASTM C123:2012 kemudian masukkan butiran tersebut ke larutan yang lebih berat (lihat 6.1.4) dalam suatu wadah yang sesuai. Volume larutan sedikitnya tiga kali dari volume padat butiran. Larutan termasuk partikel terapung dituangkan dalam wadah kedua melalui kain/kawat penyaring, lakukan dengan hati-hati sehingga hanya partikel terapung yang dituangkan bersama dengan larutan dan tidak ada agregat halus yang mengendap yang ikut dituangkan pada kain/kawat penyaring. Larutan yang ada di wadah kedua dikembalikan ke wadah pertama selanjutnya benda uji dikocok, ulangi proses penuangan sampai benda uji bersih dari partikel terapung. Partikel ringan yang terdapat pada kain/kawat penyaring dicuci dalam bahan pelarut yang sesuai untuk memisahkannya dari larutan berat. Alkohol digunakan untuk mencuci 1,1,2,2 tetrabromoetana sedangkan air digunakan untuk mencuci seng klorida dan seng bromida. Setelah partikel ringan dituangkan dan dibersihkan, biarkan sampai kering (lihat 8.1.2). Sisa partikel ringan dibersihkan dari kain penyaring ke baki timbangan dan timbang massanya sampai ketelitian 0,1 gram. Jika perhitungan yang lebih tepat diperlukan, partikel ringan dikeringkan sampai massa tetap pada temperatur (110 ± 5) o C untuk menentukan nilai W 1 yang digunakan pada rumus 9.1 (lihat 8.1.3.). 8.1.1 Bila penyerapan yang ditentukan sesuai dengan metode pengujian pada ASTM C 128 (SNI 1970:2008) diketahui, agregat halus dapat dipersiapkan untuk pengujian dengan menambahkan air yang diserap pada massa pasir kering yang tertentu, dicampur dengan merata, dan pasir didiamkan dalam baki tertutup selama 30 menit sebelum digunakan. 8.1.2 Jika selain dari seng klorida atau seng bromida yang digunakan, proses pengeringan harus berlangsung di ruang tebuka. Oven atau plat panas bisa digunakan untuk mempercepat proses pengeringan yang dilaksanakan di ruang terbuka atau oven yang dilengkapi ventilasi udara dan temperatur 115 C tidak dilampaui. 8.1.3 Biasanya perbedaan antara massa kering oven dengan massa jenuh kering permukaan dari partikel ringan tidak banyak mempengaruhi perhitungan persentase dari partikel ringan. 8.2 Agregat kasar Benda uji dari agregat kasar yang telah dikeringkan didinginkan sampai temperatur ruang dan disaring dengan saringan ukuran 4,75 mm (No. 4). Massa dari butiran yang tertahan oleh saringan ukuran 4,75 mm (No. 4) ditentukan sampai ketelitian 1 gram dan buatlah butiran ini kepada kondisi jenuh kering permukaan dengan melakukan prosedur seperti yang ditetapkan dalam ASTM C 127 (SNI 1969:2008) kemudian masukkan butiran tersebut ke larutan yang lebih berat dalam suatu wadah. Volume larutan sedikitnya tiga kali dari volume padat butiran. Dengan menggunakan kain/kawat penyaring, pindahkan partikel yang mengapung ke permukaan, lalu simpan dalam wadah yang lain. Larutan tersebut diaduk kemudian partikel terapung dipindahkan. Hal ini dilakukan berulang kali sampai tidak ada lagi partikel terapung yang naik ke permukaan. Partikel ringan dicuci dalam bahan pelarut yang sesuai untuk memisahkannya dari larutan berat. Setelah larutan yang lebih berat dipindahkan, partikel ringan dibiarkan sampai kering (lihat 8.1.2). BSN 2012 4 dari 10

BSN 2012 5 dari 10 SNI ASTM C123:2012 Massa partikel ringan ditentukan dengan ketelitian 1 gram. Jika perhitungan yang lebih tepat diperlukan, partikel ringan dikeringkan sampai massa tetap pada temperatur (110 ± 5) C untuk menentukan nilai W 1 yang digunakan dalam rumus 9.1 (lihat 8.1.3.). 9 Perhitungan 9.1 Rumus-rumus yang digunakan untuk menentukan persentase massa dari partikel ringan (partikel yang mengapung di atas larutan yang lebih berat) adalah sebagai berikut: a) Untuk agregat halus: W1 L x100 W 2 b) Untuk agregat kasar : W1 L x100 W 3 Keterangan: L adalah persentase massa partikel ringan dari agregat; W 1 adalah massa partikel kering yang terapung, gram; W 2 adalah massa agregat kering yang tertahan di atas saringan 300 µm ( No.50), gram; adalah massa agregat kering yang tertahan di atas saringan 4,75 mm ( No.4), gram. W 3 10 Pelaporan 10.1 Laporan harus mencakup hal-hal berikut: 10.1.1 Identifikasi agregat seperti sumber, jenis, dan ukuran maksimum nominal. 10.1.2 Massa contoh uji yang digunakan. 10.1.3 Jenis dan massa jenis larutan yang lebih berat yang digunakan untuk pengujian. 10.1.4 Persentase massa partikel ringan yang dihitung mendekati 0,1 %. 11 Ketelitian dan penyimpangan 11.1 Ketelitian Tidak ada studi laboratorium yang telah dilakukan dengan menggunakan cara uji ini untuk menentukan indeks ketelitian. Panitia masih mencari data yang berkaitan dari pengguna cara uji ini. 11.2 Penyimpangan Penyimpangan metode uji ini dapat diperkirakan dengan melakukan ketentuan berat jenis dan penyerapan agregat secara terpisah untuk masing-masing partikel pada wadah yang terpisah.

SNI ASTM C123:2012 12 Kata kunci 12.1 Agregat, larutan berat, partikel ringan. 6 dari 10 BSN 2012

BSN 2012 Lampiran A (normatif) Istilah dan definisi 7 dari 10 SNI ASTM C123:2012 A.1 agregat material yang berbentuk butiran, seperti pasir, kerikil, batu pecah atau terak besi hasil pembakaran suhu tinggi A.1.1 agregat halus agregat yang lolos saringan ukuran 4,75 mm (No. 4) dan dominan tertahan saringan ukuran 75 μm (No. 200) A.1.2 agregat kasar agregat yang tertahan di saringan ukuran 4,75 mm (No. 4) A.2 benda uji bagian dari contoh uji yang telah disiapkan dengan cara tertentu dan siap uji di laboratorium A.3 contoh uji material yang diambil dari satu kelompok material dengan cara tertentu sehingga mewakili kelompok tersebut A.4 larutan berat larutan yang mempunyai massa jenis 2,0 sampai dengan 2,95 A.5 massa jenis perbandingan massa benda dengan massa air suling yang sama besar volumenya dalam temperatur yang tetap A.6 partikel ringan partikel yang mengapung di atas larutan yang lebih berat dan mempunyai massa jenis lebih kecil dari larutan berat yang digunakan sesuai material yang diuji

SNI ASTM C123:2012 BSN 2012 Lampiran B (informatif) Daftar penyimpangan teknis dan penjelasannya Uraian / Pasal/Sub Pasal SNI 03-3416-1994 SNI ASTM C123:2012 Judul standar Metode pengujian partikel ringan dalam agregat Metode uji partikel ringan dalam agregat Format penulisan Tidak mengacu pada PSN Nomor 03:1 Tahun 2007 8 dari 10 Perubahan format dan layout SNI sesuai PSN Nomor 03:1 Tahun 2007 Acuan normatif Hanya satu rujukan Banyak rujukannya Istilah dan definisi Sudah ada Ada penambahan beberapa istilah - Ketentuan dan persyaratan - Cara pengujian Masih kurang Perubahan tata letak dan penambahan beberapa materi Prosedur Masih Kurang Penambahan beberapa materi - Formulir uji Sudah ada Ada perubahan - Contoh isian formulir hasil uji

BSN 2012 Lampiran C (normatif) Contoh formulir uji Lampiran surat/lap. no. : Terima tanggal : Pekerjaan : Tanggal uji : Jumlah contoh uji : Diuji oleh : Nomor contoh uji : Dihitung oleh : Jenis contoh uji : Diperiksa oleh : Sumber contoh uji : PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT 9 dari 10 SNI ASTM C123:2012 1.PENENTUAN MASSA PARTIKEL RINGAN DARI AGREGAT HALUS BENDA UJI (gram) I II Massa agregat kering yang tertahan di atas saringan 300 µm ( No.50) (W 2 ) Massa wadah + partikel kering yang terapung Massa wadah kosong Massa partikel kering yang terapung (W 1 ) 2.PENENTUAN MASSA PARTIKEL RINGAN DARI AGREGAT KASAR BENDA UJI (gram) I II Massa agregat kering yang tertahan di atas saringan 4,75 mm ( No.4) (W 3 ) Massa wadah + partikel kering yang terapung Massa wadah kosong Massa partikel kering yang terapung (W 1 ) 3.PENENTUAN KADAR PARTIKEL RINGAN DARI AGREGAT HALUS DAN AGREGAT KASAR BENDA UJI (%) I II a) Untuk agregat halus : W 1 L = x100 W 2 RATA - RATA b) Untuk agregat kasar : CATATAN : W L = 1 x100 W 3 RATA - RATA Mengetahui, Penyelia ( )....,... 20... Teknisi Lab. ( )

SNI ASTM C123:2012 Bibliografi SNI 03-6414, Spesifikasi timbangan yang digunakan pada pengujian bahan. SNI 13-6717, Tata cara penyiapan benda uji dari contoh agregat. PP No.18/1999, Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). PP No.74/ 2001, Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.05/MEN/1996, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). 10 dari 10 BSN 2012

BSN 2012

BSN 2012

BSN 2012

BSN 2012 BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3,4,7,10 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 Telp: 021-574 7043; Faks: 021-5747045; e-mail : bsn@bsn.go.id