KETERAMPILAN MENGANYAM PADA ANAK TK KELOMPOK B GUGUS II KECAMATAN PENGASIH KULON PROGO

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KEMAMPUAN MENGENAL POLA ABCD-ABCD PADA ANAK KELOMPOK B DI TK SE-GUGUS 3 KECAMATAN KASIHAN

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menganyam Pada Anak Kelompok A di TK Dharma Bhakti Kepuhrejo Kudu Jombang

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN

PENGARUH PENGGUNAAN MAZE ALUR TULIS TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA KEGIATAN MELIPAT PADA ANAK KELOMPOK B SE-GUGUS XII KECAMATAN WONOSARI GUNUNGKIDUL

Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini di TK Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Peserta Didik Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA ANAK KELOMPOK B1 TK PKK 51 TERONG

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK TK KELOMPOK B KELURAHAN BALECATUR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE DENGAN BERBAGAI MEDIA

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Pada Anak Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK PERTIWI 1

PENGARUH MEDIA BUBUR KORAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA WADUK KECAMATAN TAKERAN KABUPATEN MAGETAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

LINGKUP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS DALAM MELIPAT PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN DI KECAMATAN UMBULHARJO

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

Peningkatan Motorik Halus Melalui Kegiatan Paper Quilling Pada Anak Kelompok B3 Di TK. Darul Falah Cukir Diwek Jombang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Retna Intania, 2014 Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Anak Usia Dini.

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN JURNAL. Oleh

JURNAL. Oleh: MUIN DWI ASTUTI NPM P. Dibimbing oleh : 1. DEMA YULIANTO, M.Psi. 2. ANIK LESTARININGRUM, M.Pd.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNAA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PKK KARTINI PADOKAN KIDUL TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI BENDA REALIA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM PITA DI KELOMPOK A

PENDAHULUAN. Nur Wulan Rahmawati 1, Chumdari 2, Lies Lestari 2 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Eka Kumalasari NIM

KESESUAIAN KETERAMPILAN GERAK LOKOMOTOR DAN MANIPULATIF ANAK USIA 4-5 TAHUN SEGUGUS II KECAMATAN GALUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MERONCE MELALUI METODE DEMONSTRASI ANAK KELOMPOK B

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK GUGUS III KECAMATAN PIYUNGAN BANTUL

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH PADA PELAJARAN IPA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

Farin Kusanggraeni Fardilla 1, Chumdari 2, Karsono

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI PEMBELAJARAN SENI MELIPAT ORIGAMI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B2 TK Sandhy Putra Telkom)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK A TK HARAPAN BANGSA JONO OGE KECAMATAN SIGI BIROMARU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI MEDIA PUZZLE PADA KELOMPOK B DI TK SISWA BUDI I SURABAYA

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B TK PEMBINA PALU

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK MANIPULATIF MELALUI MENGGIRING BOLA PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ABA TLOGOLELO KOKAP KULON PROGO

ADANYA PENGARUH MENEMPEL GAMBAR DENGAN TEKNIK MOZAIK TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

Pengaruh Permainan Futsal Modifikasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 4-5 Tahun

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING PADA KELOMPOK B1 TK ABA GAMBRENGAN

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BENDA KONKRET PADA ANAK KELOMPOK B

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MELIPAT KERTAS PADA ANAK KLAS B TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MEMBUAT GAUN BAYI DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari pemberian tindakan. 1. bilangan anak melalui permainan memancing angka.

ABSTRAK. Kata kunci : Metode Demonstrasi, Kolase, Kemampuan Seni Rupa

TINGKAT PENGETAHUAN STRATEGI DAN TAKTIK BAGIPEMAIN SPIRIT FUTSAL AKADEMI KULON PROGO TAHUN 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

2014/2015. Disusun oleh : A

MENINGKATKANN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

Pembelajaran Sistem Area Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Di TK Purwo Kencono Desa Purworejo

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN PADA ANAK DENGAN PERMAINAN ULAR TANGGA DI KB ABC BLORONG

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA SISWA KELOMPOK B TK MERPATI POS TAHUN AJARAN 2013/2014

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI BERMAIN MENGANYAM PADA KELOMPOK B TK 03 SURUH TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI BERMAIN KARTU ANGKA BERGAMBAR PADA ANAK USIA TK

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK MUTIARA ILMU KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MEDIA BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGANYAM PADA ANAK KELOMPOK B TK AL HUDA KERTEN TAHUN AJARAN 2013/2014

Mahlan Asmar dan Aulia

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG

NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE MENGGUNAKAN BAHAN ALAM

Transkripsi:

KETERAMPILAN MENGANYAM PADA ANAK TK KELOMPOK B GUGUS II KECAMATAN PENGASIH KULON PROGO WEAVING SKILL ON KINDERGARTEN GROUP B CLUSTER II AT PENGASIH KULON PROGO Oleh: Yatra Reski Ardina, pgpaud/paud fip uny y.reskiardina@yahoo.com Keterampilan Menganyam Pada (Yatra Reski Ardina) 430 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan menganyam anak TK kelompok B gugus II Kecamatan Pengasih Kulon Progo. TK yang diteliti yaitu TK Pamardi Putra I, Pamardi Putra III, dan TK Kencana Putra. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif jenis survei. Subjek penelitian ini adalah anak TK kelompok B. Objek penelitian ini adalah keterampilan menganyam. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi. Subyek pada penelitian ini adalah anak TK kelompok B yang berjumlah 92 anak dari 3 TK. Teknik analisis data menggunakan skor persentase yang menghitung seberapa besar keterampilan menganyam anak TK kelompok B gugus II pada masing-masing aspek yang diteliti. Aspek yang diteliti dalam penelitian ini adalah kecepatan, ketepatan, dan kelentukan dalam kegiatan menganyam. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata keterampilan menganyam anak Pengasih menunjukan hasil persentase yang berbeda-beda dalam setiap aspeknya. Pada aspek kecepatan sebesar 89,54%, sedangkan aspek ketepatan menunjukan persentase sebesar 91,30%, dan aspek kelentukan sebesar 92,12%. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata semua aspek yang telah dicapai pada keterampilan menganyam anak Pengasih termasuk dalam kategori sangat baik. Kata kunci: keterampilan menganyam, anak TK Kelompok B Abstract This research aims to know the skill of weaving child kindergarten of group B a cluster II Pengasih Kulon Progo. Kindergarten who researched by TK Pamardi Putra I, TK Pamardi Putra III, and TK Kencana Putra. The research is descriptive of quantitative research sorts of surveys. The subject of this research is child kindergarten group B. The object of this research is skill weaving. Data collection method used in this research is observation and documentation. Subject to research are the kindergarten group b were 92 children of 3 kindergarten. Data analysis technique using a score that counting the percentage of how big skill weaving child kindergarten of group B a cluster II of each aspect researched. The aspects that investigated in this study is the speed, exactness, and flexibility in the activities of weaving. The results of the study show that the skill weaving child kindergarten of group B a cluster II Pengasih Kulon Progo show the results of the percentage of varying in every aspect. From the perspective of the speed of 89,54 %, while aspects of the exactness of showed the percentage of 91,30 %, and flexibility aspects of 92.12%. From the data above it can be concluded that all aspects of that you have achieved in skill weaving child kindergarten of group B a cluster II Pengasih Kulon Progo included in a category very good. Keywords: skill weaving, children kindergarten group B PENDAHULUAN Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Masa anak usia dini juga disebut masa golden age atau usia keemasan yang segala potensinya sangat penting dikembangkan. Seluruh potensi yang dimiliki anak akan dikembangkan di Taman Kanak-kanak dengan seoptimal mungkin.

431 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 4 Tahun ke-5 2016 Pengembangan seluruh potensi anak dapat dilakukan dengan cara belajar dan bermain. Potensi yang penting dikembangkan pada anak salah satunya adalah perkembangan motorik. Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Perkembangan motorik itu sendiri meliputi perkembangan otot kasar dan otot halus. Sumantri (2005: 143), menyatakan bahwa motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek. Perkembangan motorik halus meliputi perkembangan otot halus dan fungsinya. Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan-gerakan bagian-bagian tubuh tubuh yang lebih spesifik, seperti menulis, melipat, merangkai, mengancing baju, mengikat tali sepatu, dan menggunting (Slamet Suyanto, 2005: 50). Berdasarkan observasi peneliti menunjukan bahwa kegiatan pengembangan motorik halus di TK Kelompok B Gugus II Kecamatan Pengasih telah dilaksanakan dengan menggunakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan menggunakan beragam aktivitas yang telah dirancang sesuai dengan kurikulum. Terdapat banyak aktivitas kegiatan pengembangan motorik halus yang diberikan kepada anak, antara lain kegiatan menggunting, menggambar, mencocok, menjahit, menganyam, kolase, membentuk menggunakan plastisin, finger painting. Berdasar dari latar belakang tersebut peneliti melakukan penelitian mengenai pengembangan motorik halus anak TK Kelompok B Gugus II Pengasih. Namun karena banyaknya kegiatan pengembangan motorik halus di TK Gugus II Pengasih tersebut, maka penelitian ini hanya akan menggunakan salah satu kegiatan pengembangan saja agar lebih fokus yaitu pada kegiatan menganyam. Kegiatan menganyam dipilih karena menurut keterangan guru dan hasil observasi yang dilakukan menunjukan bahwa terdapat beberapa masalah yang muncul saat anak melakukan kegiatan menganyam. Menganyam menurut Sumanto dalam skripsi Yunita Munica (2013: 19) adalah kegiatan keterampilan yang menghasilkan aneka benda pakai dan seni yang dilakukan dengan saling menyusufkan atau menumpang tindihkan bagian-bagian bahan anyaman secara bergantian. Selanjutnya dalam skripsi Yunita Munica menguraikan bahwa terhadap kegiatan menganyam tersebut yang diamati adalah cepat, tepat, dan lentuk. Cepat ketika anak mampu menyelesaikan gerakan koordinasi mata dan tangan dalam waktu yang relatif singkat, yaitu jauh sebelum waktu pembelajaran berakhir dan tanpa bantuan. Tepat ketika anak mampu mengontrol gerakan tangan dengan mata sesuai arah, urutan dan tujuan gerakan. Lentuk ketika anak mampu menggerakan jari-jemarinya dengan tidak kaku dan mudah dilekukkan. Keterampilan menganyam pada anak TK ialah untuk meningkatkan perkembangan motorik halus yang melibatkan otot-otot kecil (halus) pada jari jemari dan tangan yang membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata tangan dalam

membuat anyaman dengan menyusun pakan bagian anyaman yang menjulur ke samping (horizontal) untuk disusupkan ke lungsi bagian anyaman yang menjulur keatas (vertical). Sejalan dengan hal tersebut kecepatan, ketepatan, dan kelentukan mengiringi terbentuknya koordinasi antara mata dengan tangan. Menganyam untuk anak usia dini dapat menggunakan berbagai macam bahan untuk meningkatkan keterampilan anak dalam menganyam. Penggunaan berbagai macam bahan pada kegiatan praktek keterampilan menganyam di TK dapat dilakukan untuk melatih anak membuat anyaman yang berbentuk anyaman pita, anyaman yang berupa lembaran/motif anyaman tunggal maupun anyaman ganda. Pada kenyataannya menurut hasil observasi di TK Kelompok B Gugus II, dalam kegiatan menganyam terdapat masalah yang muncul yaitu, beberapa anak masih terlihat jari jemarinya sedikit kaku dan waktu yang digunakan relatif lama hingga waktu pembelajaran berakhir, namun dapat menyelesaikan tugas hingga selesai. Selain itu masih banyak anak yang bertanya cara membuatnya secara berulang-ulang dan juga meminta bantuan kepada guru. Berdasarkan masalah tersebut dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui keterampilan menganyam pada anak TK kelompok B gugus II Kecamatan Pengasih. Guru dapat melakukan penilaian terhadap perkembangan keterampilan menganyam peserta didiknya dalam kegiatan menganyam. Guru dapat melakukan penilaian menggunakan instrumen dengan format observasi. Melalui penelitian ini dapat dinilai seberapa besar kecepatan, ketepatan, Keterampilan Menganyam Pada (Yatra Reski Ardina) 432 kelentukan anak dalam melakukan kegiatan menganyam. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Suharsimi Arikunto (2013: 234) penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala, atau keadaan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif jenis survei karena dalam penelitiannya dilakukan pada populasi yang luas. Survei menurut Nana Syaodih (2006: 82) digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil. Penelitian ini tidak berusaha memberikan atau mengendalikan perlakuan tertentu dan tidak bermaksud untuk menguji hipotesis namun hanya bertujuan untuk melukiskan variabel atau kondisi apa adanya dalam suatu situasi, serta analisis data-nya digambarkan dalam jumlah, ukuran atau frekuensi. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan selama 2 bulan pada semester genap yaitu bulan Maret sampai April tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran dalam kelas, tepatnya adalah ketika pelaksanaan kegiatan menganyam pada anak TK kelompok B. Hal tersebut dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan anak TK kelompok B gugus II Kecamatan Pengasih Kulon Progo dalam kegiatan menganyam.

433 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 4 Tahun ke-5 2016 Subjek Penelitian Subyek pada penelitian ini adalah anak TK kelompok B yang berjumlah 92 anak dari 3 TK di Gugus II Kecamatan Pengasih. 92 anak dari 3 TK tersebut diambil sebagai subyek penelitian karena berdasarkan hasil observasi terdapat beberapa masalah dalam kegiatan menganyam belum sesuai dengan tingkat perkembangan motorik halus anak. Prosedur Langkah-langkah penelitian yang dilakukan meliputi observasi, penyusunan instrumen, pengambilan data, pengolahan data dan penyimpulan. Cara pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan dokumentasi. Data, Instrumen, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Data yang dikumpulkan berupa keterampilan anak dalam kegiatan menganyam selama proses pembelajaran. Instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk mengamati aspek kecepatan, ketepatan, dan kelentukan, serta dokumen berupa RKH untuk mengetahui laporan tingkat perkembangan motorik halus anak pada semester sebelumnya. Teknik pengumpulan data yang dipakai pada penelitian ini yaitu pengamatan (observation) dengan menggunakan checklist angket performance dan dokumentasi (documentation). Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif. Pada analisis data ini didalamnya mencakup penggunaan angka-angka yang masih sederhana yaitu frekuensi dan presentase yang diperoleh dari perhitungan data hasil observasi. Teknik analisis data kuantitatif (persentase) diperoleh melalui hasil pengamatan keterampilan anak pada saat kegiatan menganyam dan dianalisis. Analisis data yang telah diperoleh mendapatkan skor berupa deskripsi penilaian untuk tiap-tiap aspek yang akan diakumulatifkan dalam bentuk tabel dan dipersentasekan dalam bentuk diagram. Rumus penilaian menurut Ngalim Purwanto (2006: 102) adalah sebagai berikut: NP = x 100 Keterangan : NP = Nilai Persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap Dari hasil perhitungan yang telah diperoleh, selanjutnya diinterpretasikan ke dalam 4 kategori persentase yang diambil dari Acep Yoni (2010: 176) sebagai berikut: 1. Kategori sangat baik jika anak memperoleh nilai 76%-100%. 2. Kategori baik jika anak memperoleh nilai 51%-75%. 3. Kategori cukup jika anak memperoleh nilai 26%-50%%. 4. Kategori kurang jika anak memperoleh nilai 0%-25%. Selain itu, penggunaan persentase sebagai alat untuk menyajikan informasi juga mempunyai keuntungan bahwa dengan presentase tersebut pembaca laporan penelitian akan mengetahui

seberapa jauh sumbangan tiap-tiap bagian (aspek) di dalam keseluruhan konteks permasalahan yang dibicarakan (Suharsimi Arikunto, 2013: 267). Keterampilan Menganyam Pada (Yatra Reski Ardina) 434 Data di atas akan diperjelas dalam gambar histogram di bawah ini : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang dilakukan, terlihat bahwa keterampilan disetiap sekolah berbeda beda. Aspek yang dinilai dalam keterampilan menganyam adalah kecepatan, kecepatan, dan kelentukan. Dari tiga TK yang diteliti terdapat 92 anak sebagai responden. Berikut ini adalah analisis data keseluruhan dari keterampilan menganyam yang telah dicapai anak di Pengasih adalah sebagai berikut : a. Kecepatan Berikut adalah Tabel 1 yang berisi persentase kecepatan pada kegiatan menganyam anak Pengasih dari hasil observasi 1 dan observasi 2 yang telah dilakukan. Tabel 1. Kecepatan Menganyam TK Kelompok B Gugus II Kecamatan Pengasih Kategori Cepat Observasi 1 Observasi 2 Jumlah Persentase (%) 66 60 126 68,48 Cepat 13 26 39 21,19 Kurang Cepat Tidak Cepat 13 6 19 10,33 0 0 0 0 Berdasarkan data tersebut maka dapat dilihat bahwa sebesar 68,48% dari 92 responden Pengasih memiliki keterampilan menganyam yang sangat cepat, 21,19% memiliki keterampilan menganyam yang cepat, dan 10,33% memiliki keterampilan menganyam kurang cepat. Gambar 1. Persentase Kecepatan Menganyam Pengasih b. Ketepatan Berikut adalah Tabel 2 yang berisi persentase ketepatan pada kegiatan menganyam anak Pengasih dari hasil observasi 1 dan observasi 2 yang telah dilakukan. Berdasarkan data tersebut maka dapat dilihat bahwa sebesar 66,30% dari 92 responden Pengasih memiliki keterampilan menganyam yang sangat tepat, 32,61% memiliki keterampilan menganyam yang tepat, dan 1,09% memiliki keterampilan menganyam kurang tepat. Tabel 2. Ketepatan Menganyam TK Kelompok B Gugus II Kecamatan Pengasih Kategori tepat Observasi 1 Observasi 2 Jumlah Persentase (%) 57 65 122 66,30 Tepat 33 27 60 32,61 Kurang tepat Tidak tepat 2 0 2 1,09 0 0 0 0

435 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 4 Tahun ke-5 2016 Data di atas akan diperjelas dalam gambar histogram di bawah ini : Data di atas akan diperjelas dalam gambar histogram di bawah ini : Gambar 2. Persentase Kecepatan Menganyam Pengasih c. Kelentukan Berikut adalah Tabel 3 yang berisi persentase kelentukan pada kegiatan menganyam anak Pengasih dari hasil observasi 1 dan observasi 2 yang telah dilakukan. Tabel 3. Kelentukan Menganyam TK Kelompok B Gugus II Kecamatan Pengasih Kategori lentuk Observasi 1 Observasi 2 Jumlah Persentase (%) 64 68 132 71,74 Lentuk 25 21 46 25 Kurang lentuk Tidak lentuk 3 3 6 3,26 0 0 0 0 Berdasarkan data di atas maka dapat dilihat bahwa sebesar 71,74% dari 92 responden Pengasih memiliki keterampilan menganyam yang sangat lentuk, 25% memiliki keterampilan menganyam yang lentuk, dan 3,26% memiliki keterampilan menganyam kurang lentuk. Gambar 3. Persentase Kelentukan Menganyam Pengasih Berikut adalah keterampilan anak secara keseluruhan pada persentase skor total anak TK Kelompok B Gugus II Kecamatan Pengasih. Berdasarkan rerata keterampilan menganyam anak Pengasih di atas, dapat diketahui bahwa masingmasing aspek yang telah dicapai memiliki persentase rerata yang berbeda-beda dalam keterampilan menganyamnya. Pada aspek kecepatan sebesar 89,54%, sedangkan aspek ketepatan menunjukan pesentase sebesar 91,30%, dan aspek pada Tabel 4. kelentukan sebesar 92,12%, seperti Tabel 4. Rerata Keterampilan TK Kelompok B Gugus II Kecamatan Pengasih No Aspek yang dinilai 1 Kecepatan 2 Ketepatan 3 Kelentukan Observasi 1 329 (89,40%) 331 (89,95%) 337 (91,58%) Total Skor Observasi 2 330 (89,67%) 341 (92,66%) 341 (92,66%) Rerata 659 (89,54%) 672 (91,30%) 678 (92,12%) Kategori baik baik baik Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata semua aspek yang

telah dicapai pada keterampilan menganyam anak Pengasih termasuk dalam kategori sangat baik. Data di atas akan diperjelas dalam gambar histogram di bawah ini: Gambar 4. Persentase Rerata Keterampilan Menganyam TK Kelompok B Gugus II Kecamatan Pengasih Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi dan dokumentasi dapat diketahui seberapa besar keterampilan anak dalam kegiatan menganyam pada TK Kelompok B Gugus II Kecamatan Pengasih Kulon Progo. Sebelum kegiatan menganyam dilaksanakan, guru mempersiapkan bahan dan alat yang dipergunakan untuk kegiatan menganyam. Setelah semua alat dan bahan telah siap, guru memberikan contoh cara melakukan kegiatan menganyam dengan memperagakan di depan kelas. Anak diminta untuk mengerjakan sesuai dengan langkah-langkah yang telah dicontohkan guru. Seluruh anak antusias dalam mengerjakan kegiatan menganyam ini. Guru mendampingi anak sambil memberikan motivasi agar anak bersemangat dalam melakukan kegiatan. Disamping itu guru selalu memberikan penguatan positif dengan pujian kepada anak yang telah menyelesaikan karya anyamannya. Kegiatan menganyam berjalan dengan lancar, hanya Keterampilan Menganyam Pada (Yatra Reski Ardina) 436 terdapat beberapa anak yang masih membutuhkan bimbingan dalam mengerjakan kegiatan ini. Hal ini telah sesuai dengan prinsip pembelajaran di TK, yaitu proses Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM). Proses pembelajaran ini dapat dilakukan oleh anak yang telah disiapkan oleh guru melalui kegiatan yang menarik, menyenangkan, untuk membangkitkan rasa ingin tahu, memotivasi anak, dan menemukan hal baru (Depdiknas, 2006: 7). Selain itu metode pembelajaran yang digunakan adalah demonstrasi sesuai dengan pendapat Moeslichatoen yang menyatakan bahwa metode pembelajaran tersebut sesuai dengan karakteristik anak usia TK (2004: 24-28). Kegiatan menganyam ini dilaksanakan untuk mengembangkan motorik halus melalui koordinasi mata dan jari tangan yang dilakukan. Dalam kegiatan ini hampir semua anak mampu menggerakan jari-jarinya secara lentuk serta menyelesaikan karya anyaman dengan hasil yang bagus dan rapi. Sebagaimana yang telah di jelaskan Kamtini dan Husni (2005: 124-125) pengembangan motorik halus merupakan kegiatan yang menggunakan otot halus pada kaki dan tangan. Kegiatan ini memerlukan kecepatan, ketepatan dan keterampilan menggerakan. Kegiatan yang dapat mengembangkan motorik halus salah satunya adalah kegiatan menganyam. Menganyam menurut Haryanto (2000: 52) adalah suatu pekerjaan yang memerlukan ketelitian, ketekunan dan kerapian, maka harus dilakukan dengan penuh kesabaran. Sesuai dengan yang telah dijabarkan di atas kegiatan menganyam yang berhubungan dengan motorik halus, aspek yang menjadi penilaian adalah kecepatan, ketepatan, dan kelentukan. Cepat

437 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 4 Tahun ke-5 2016 dapat dilihat ketika anak mampu menyelesaikan gerakan koordinasi mata tangan dalam waktu yang relatif singkat, yaitu jauh sebelum waktu kegiatan berakhir dan tanpa bantuan. Tepat dapat dilihat ketika anak mampu mengontrol gerakan tangan dengan mata sesuai arah, urutan dan tujuan gerakan. Lentuk ketika anak mampu menggerakan jari-jemarinya dengan tidak kaku dan mudah dilekukkan. Selain untuk mengembangkan motorik halus menganyam juga dapat untuk melatih kognitif anak yaitu konsentrasi dan ketelitian sehingga menghasilkan sebuah karya yang bagus. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Martha Christianti (2007: 90) bahwa selain keterampilan motorik halus yang dikembangkan, menganyam juga dapat digunakan sebagai alat untuk melatih logika anak, belajar matematika, melatih konsentrasi. Pada penelitian ini kegiatan menganyam menggunakan teknik anyaman tunggal, karena teknik ini cenderung lebih mudah. Hal ini sesuai dengan pendapat Basuki (2011: 7-8) bahwa teknik menganyam tunggal merupakan teknik yang cenderung mudah, yaitu dengan teknik menganyam satu helai lungsi dengan menumpangkan satu helai pakan. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan gunting, lem, dan penggaris sesuai dengan pendapat Sumanto (2005: 122). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas asturo berwarna. Sebelum kertas dipotong maka diukur menggunakan penggaris untuk menentukan panjang dan lebar anyaman yang dikehendaki. Setelah diberi garis maka dipotong sesuai pada garis-garis tersebut menggunakan gunting. Dalam proses kegiatan menganyam, kendala yang sering dijumpai guru adalah beberapa anak yang belum mau mengerjakan hingga selesai, dan langkah yang dilakukan belum sesuai dengan yang dicontohkan oleh guru. Untuk mengatasi kendala tersebut, maka guru selalu memberikan motivasi dan bimbingan kepada anak-anak terutama yang masih mengalami kesulitan dalam kegiatan ini. Selain itu guru juga memberikan penguatan positif serta acungan jempol kepada anak agar lebih bersemangat. Guru selalu mengingatkan anak untuk menyusupkan pakan secara perlahan agar kertas lungsi tidak mudah sobek. Pembelajaran pada keterampilan motorik halus melalui kegiatan menganyam dengan kertas dapat membantu memperkenalkan warna kepada anak dan melatih kreativitas anak untuk memilih warna yang digunakan untuk menganyam. Dengan kegiatan ini guru juga membantu anak untuk mempergunakan indera perabanya untuk memegang kertas dan menyusupkan secara langsung menggunakan jari. Anak diminta untuk secara mandiri menyelesaikan kegiatan menganyam tersebut. Hal ini dapat melatih jarijari anak agar tidak kaku atau mudah digerakkan. Kegiatan menganyam memiliki banyak jenis yang dapat diajarkan kepada anak. Guru dapat memilih jenis kegiatan menganyam sesuai kebutuhan. Pada keterampilan menganyam yang dinilai dalam penelitian ini terdapat tiga aspek yaitu, kecepatan, ketepatan, dan kelentukan. Dari aspek kecepatan menunjukan persentase sebesar 68,48% dari 92 responden TK Kelompok B Gugus II Kecamatan Pengasih memiliki keterampilan menganyam yang sangat cepat, 21,19% memiliki keterampilan menganyam yang

cepat, dan 10,33% memiliki keterampilan menganyam kurang cepat. Aspek yang dinilai selanjutnya adalah ketepatan dalam menganyam. Dari persentase yang didapat aspek ketepatan menunjukan sebesar 66,30% dari 92 responden Pengasih memiliki keterampilan menganyam yang sangat tepat, 32,61% memiliki keterampilan menganyam yang tepat, dan 1,09% memiliki keterampilan menganyam kurang. Sedangkan untuk aspek yang terakhir adalah kelentukan. Dari persentase yang didapat aspek kelentukan menunjukan sebesar sebesar 71,74% dari 92 responden TK Kelompok B Gugus II Kecamatan Pengasih memiliki keterampilan menganyam yang sangat lentuk, Keterampilan Menganyam Pada (Yatra Reski Ardina) 438 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa rata-rata keterampilan menganyam anak TK Kelompok B Gugus II Kecamatan Pengasih menunjukan hasil persentase yang berbeda-beda dalam setiap aspeknya. Pada aspek kecepatan sebesar 89,54%, sedangkan aspek ketepatan menunjukan persentase sebesar 91,30%, dan aspek kelentukan sebesar 92,12%. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata semua aspek yang telah dicapai pada keterampilan menganyam anak Pengasih termasuk dalam kategori sangat baik. 25% memiliki keterampilan menganyam yang lentuk, dan 3,26% memiliki keterampilan Saran menganyam kurang lentuk. Setelah itu dari data di atas dapat diperoleh rata-rata skor semua aspek yang telah dicapai anak dalam keterampilan menganyam. Pada aspek kecepatan sebesar 89,54%, sedangkan aspek ketepatan menunjukan persentase sebesar 91,30%, dan aspek kelentukan sebesar 92,12%. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ratarata semua aspek yang telah dicapai pada keterampilan menganyam anak TK Kelompok B Gugus II Kecamatan Pengasih termasuk dalam kategori sangat baik. Hal tersebut diinterpretasikan ke dalam 4 kriteria persentase yang diambil dari Acep Yoni (2010: 176) bahwa persentase sebesar 76%-100% termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru Guru hendaknya lebih banyak memberikan kegiatan belajar untuk membuat anyaman dengan variasi gambar yang banyak, untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Selain itu, guru diharapkan untuk memotivasi anak dengan membuat anyaman tidak hanya dari bahan kertas melainkan dari bahanbahan yang lain, seperti daun pisang, janur ataupun karet. Sehingga kreativitas anak lebih meningkat dan dapat memupuk rasa percaya diri anak atas kemampuannya. 2. Bagi Sekolah Diharapkan untuk dapat menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang dibutuhkan dalam mengembangkan kemampuan anak, khususnya untuk mengembangkan kemampuan fisik motorik halus anak. Selain itu

439 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 4 Tahun ke-5 2016 pihak sekolah hendaknya dapat memberikan pelatihan dan memotivasi guru agar lebih kreatif dalam memberikan kegiatan-kegiatan yang bervariasi dalam pembelajaran, seperti kegiatan menganyam dengan membuat media-media yang lebih variatif. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian sekiranya dapat menjadi sumber informasi bagi peneliti selanjutnya mengenai masalah yang sama, baik pada jenis penelitian yang sama maupun jenis penelitian yang berbeda. Diharapkan untuk mengoreksi atau menambahkan hal-hal yang masih belum terdapat dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Acep Yoni. (2010). Menyusun penelitian tindakan kelas. Yogyakarta: Familia. Basuki Raharjo. (2011). Seni kerajinan pandan. Klaten: PT. Macanan Jaya. Depdiknas. (2006). Pedoman pembelajaran di taman kanak-kanak. Jakarta: Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Haryanto. (2000). Buku pegangan kuliah pendidikan keterampilan. Yogyakarta: FIP UNY. Kamtini dan Husni. (2005). Bermain melalui gerak dan lagu di taman kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas. ac.id/sites/default/files/penelitian/marthac hristianti,m.pd./babvi.pdf. Moeslichatoen R. (2004). Metode pengajaran di taman kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta. Nana Syaodih S. (2006). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ngalim Purwanto. (2006). Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Slamet Suyanto. (2005). Dasar-dasar pendidikan anak usia dini. Yogyakarta: Hikayat Publishing. Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2013). Manajeman penelitian (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Sumanto. (2005). Pengembangan kreativitas seni rupa anak tk. Jakarta: Depdiknas. Sumantri. (2005). Model pengembangan keterampilan motorik anak usia dini. Jakarta: Depdiknas. Yunita Dewanti M. (2013). Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menganyam pada anak kelompok b di TK PKK Sindumartani Ngemplak Sleman. Skripsi, tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Yogyakarta. Martha Christianti N. (2007). Bab IV menganyam untuk AUD. Diakses tanggal 23 November 2015 dari http://staff.uny.