PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SMAN 77 JAKARTA PUSAT

dokumen-dokumen yang mirip
Perpustakaan sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Perpustakaan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Promosi Dan Minat Baca Terhadap Kunjungan Pemustaka Ke Perpustakaan SD SALMAN AL FARISI Bandung

Mengukur Kualitas Perpustakaan Sekolah Menggunakan :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

Perpustakaan sekolah SNI 7329:2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB IV ANALISIS RESPON SISWA TERHADAP FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING

Nomor Induk Mahasiswa :. Jenis Kelamin :.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdapat suatu organisasi yang menyediakan layanan-layanan dan

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... PRAKATA...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SARANA DAN PRASARANA PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT KUNJUNGAN SISWA SMP N 1 BATANG ANAI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERLUASAN GEDUNG LANTAI I PERPUSTAKAAN USU

Evaluasi Layanan Sirkulasi Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

Perpustakaan umum kabupaten/kota

PERAN FASILITAS PERPUSTAKAAN TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan digunakan dengan tujuan utama untuk. dinyatakan dalam surat Mujadalah: 11 yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA

PEMANFAATAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN SMAN 1 KINTAMANI

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

SUATU TINJAUAN TENTANG PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PENUNJANG KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SMKN 5 PADANG

PERSEPSI PEMUSTAKA PADA LAYANAN SIRKULASI (UMUM ATAU DEWASA) DI PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

EFEKTIVITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KOTA PAYAKUMBUH

LIBRARY MANAGEMENT AT SD N 2 SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan sejumlah perangkat personalia, gedung, koleksi, serta anggarannya

KUISIONER LAYANAN PERPUSTAKAAN STIE PERBANAS SURABAYA 2012/2013

Pentingnya Perpustakaan Sekolah Sebagai Pusat Sumber Belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elin Asrofah Qobtiah, 2013

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

Perpustakaan umum kabupaten/kota

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN. pada lembaga pendidikan khususnya pada tingkat pendidikan menengah

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

MAANFAAT PENDIDIKAN PEMAKAI DALAM PENGGUNAAN KATALOG UPT PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI MANADO OLEH MAHASISWA

KUESIONER PENELITIAN 1 RE-LAYOUT TATA RUANG PERPUSTAKAAN PADA KANTOR PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum adalah salah satu jenis perpustakaan

Lokasi Gedung Perpustakaan Dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Perpustakaan Umum Kabupaten Gianyar Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan merupakan tempat atau sarana yang sangat diperlukan

PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

BAB I. manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik. Keberhasilan sektor pendidikan merupakan dasar perkembangan terhadap

PERAN PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BACA SISWA KELAS VIII di SMP NEGERI 1 BIROMARU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENDUKUNG PROSES BELAJAR MENGAJAR

KUISIONER LAYANAN PERPUSTAKAAN STIE PERBANAS SURABAYA 2013/2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan rekreasi bagi pemustaka. Salah satu perpustakaan umum

PELAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA DI SD NEGERI GIWANGAN, GOLO DAN UNGARAN I

KOLEKSI TERCETAK TERHADAP KEBUTUHAN PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN UMUM TANJUNG BALAI TAHUN 2006 PETUNJUK PENGISIAN

PARIWISATA METLAND SCHOOL

PEMANFAATAN LITERATUR DALAM MENUNJANG PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 6 PADANG

2015 STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB III HASIL PENELITIAN

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERAN SISTEM MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA PESERTA DIDIK

FAKTOR PENYEBAB KURANGNYA MINAT GURU MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SDN 09 AIR TAWAR BARAT

Peranan User Education Dalam Memahami. Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. Bab ini membahas tentang penggunaan sistem shelving di Perpustakaan

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN ALI ALATAS KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI

KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

PENINGKATAN MINAT BACA SISWA MELALUI PENGGUNAAN PERPUSTAKAAN PADA SMP NEGERI 2 TAKENGON

BAB II TINJAUAN LITERATUR

A. Laporan Kegiatan Di Tempat Magang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN TERHADAP SARANA DAN PRASARANA SERTA TATA RUANG DI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT MEMBACA BUKU BIOLOGI SISWA DI KELAS XI IPA MAN 2 MODEL MEDAN

SIKAP MAHASISWA FISIP UNSRAT TERHADAP JASA LAYANAN UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT. Oleh: Drs. Anthonius M. Golung, SIP

KEBERADAAN LAYANAN REMAJA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA REMAJA DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan informasi, hal ini dibutuhkan untuk. menciptakan sumber daya manusia yang profesional.

Pengaruh Tata Ruang Terhadap Motivasi Berkunjung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

BAB II DESKRIPSI TEMPAT MAGANG. Awal berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kusuma

BAB III PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SMAN 77 JAKARTA PUSAT Mutia Rinanda, Yeni Budi Rachman Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia Email: mutiarinandaa@gmail.com Abstrak Penelitian ini membahas mengenai pemanfaatan perpustakaan oleh siswa dengan menggunakan metode survei. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pemanfaatan perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat yang ditinjau dari segi koleksi, layanan, dan fasilitas. Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang didapat adalah pemanfaatan perpustakaan sekolah SMAN 77 Jakarta Pusat masih rendah, maka dari itu perpustakaan seharusnya dapat meningkatkan kualitasnya dari segi koleksi, layanan, sikap pustakawan, dan fasilitas serta mengadakan kegiatan yang mendukung pemanfaatan perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat. Abstract This research examines how students utilize library school, using survey method. The data gathered by spreading questionaires to students at SMAN 77 Jakarta. This research to describe the utilization of SMAN 77 library school from various aspects: books collection, service, and facilities. The result shows that the utilization of SMAN 77 library school is still low, thus the library need to improve its quality in collection, service and facilities as well as create an activity which can support the utilization of SMAN 77 library school. Key words: Library utilization; school library 1. Pendahuluan Dalam dunia pendidikan keberadaan perpustakaan sangatlah penting dalam menunjang kebutuhan informasi, dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Sulistyo-Basuki (1991:50), perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus dan tujuan pada umumnya. International Federation of Library Associations and Institution (IFLA/UNESCO, 2006) mengeluarkan suatu manifesto tentang perpustakaan sekolah bahwa perpustakaan sekolah menyediakan informasi dan ide yang merupakan dasar keberhasilan fungsional dalam masyarakat masa kini yang berbasis pengetahuan dan

informasi. Perpustakaan sekolah harus menyediakan koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai buku teks wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan pendidik. Selain itu, mengembangkan koleksi lain yang mendukung pelaksanaan kurikulum pendidikan, melayani peserta didik pendidikan kesetaraan yang dilaksanakan di lingkungan sekolah tersebut, mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi, serta mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional sekolah di luar belanja pegawai dan belanja modal untuk pengembangan perpustakaan. Berdasarkan pengertian di atas, perpustakaan sekolah sangat penting bagi pendidikan, karena dengan adanya perpustakaan sekolah dapat menunjang kegiatan belajar siswa/i serta mengembangkan kreatifitas dan pengetahuan mereka. Adanya koleksi-koleksi yang terus diperbaharui, guru yang ikut aktif mengajak siswa/i untuk belajar dan menggunakan koleksi di perpustakaan, meningkatkan fasilitas dan layanan agar yang berkunjung ke perpustakaan mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan kenyamananya, semua itu dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah. Perpustakaan sekolah akan lebih bermanfaat apabila seluruh pihak sekolah ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran siswa/i. Dalam hal ini, pustakawan mempunyai peranan penting, karena tugas pustakawan adalah memberikan dan membantu pemustaka dalam mencari informasi yang diinginkan / dibutuhkan. Pustakawan juga harus mengetahui kebutuhan informasi para siswa/i yang dibutuhkan, melalui koleksikoleksinya. Koleksi tersebut harus selalu diperbaharui dan bervariatif karena akan membuat siswa/i tertarik untuk datang ke perpustakaan dan mengetahui informasi terbaru dari koleksi perpustakaan. Selain itu, fasilitas juga menunjang dari keberadaan perpustakaan itu sendiri. Fasilitas yang memadai dan memenuhi standar, dapat menarik minat pemustaka untuk mengunjungi perpustakaan. Berdasarkan latar belakang mengenai masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa-siswi SMAN 77 Jakarta Pusat ditinjau dari segi koleksi, layanan, sikap pustakawan, dan fasilitasnya? Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang pemanfaatan perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat yang ditinjau dari segi pemanfaatan koleksi, pemanfaatan layanan, sikap pustakawan, dan pemanfaatan fasilitas di perpustakaan. 2. Tinjauan Literatur Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung dalam sebuah sekolah dan dikelola oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan membantu sekolah mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya (Basuki, 1990: 50). Perpustakaan sekolah yang semula hanya menyimpan bahan pustaka (media cetak) kemudian dilengkapi dengan bahan pandang dengar (audio visual materials), adakalanya lemabaga disebut sebagai Pusat Sumber Media (Media Resource Center). Pemanfaatan teknologi informasi, dan masuknya koleksi dalam bentuk digital di perpustakaan dan proses belajarmengajar, akhirnya lembaga itu disebut sebagai Pusat Sumber Belajar (Zen, 1990: 10). Perpustakaan Sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelenggaraan pendidikan sehingga setiap sekolah semestinya memiliki perpustakaan. Perpustakaan Sekolah berada di lingkungan sekolah dan

sepenuhnya dikelola oleh sekolah yang bersangkutan (Saleh, 2009 : 1.17). Sehingga dari beberapa pengertian dapat diambil kesimpulan bahwa, perpustakaan sekolah merupakan salah satu penunjang pendidikan. Adapun standar perpustakaan sekolah menjadikan dasar dalam meningkatkan kualitas. Melalui perpustakaan sekolah diharapkan siswa/i dapat mengembangkan keterampilan untuk mencari informasi yang belum mereka ketahui di dalam kelas serta melalui siswa/i, sekolah beserta komponennya dapat meningkatkan mutu pendidikan dari sekolah itu sendiri. Tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah antara lain meliputi: siswa/i dalam proses belajar sehingga dapat membantu meningkatkan dan mengembangkan minat baca, literasi informasi, bakat serta kemampuan siswa/i. Adapun koleksi perpustakaan merupakan semua jenis bahan pustaka yang dikumpulkan / diadakan, diolah, disimpan, dan dimanfaatkan oleh siswa / guru untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Beberapa jenis dari bahan pustaka adalah buku pelajaran pokok, buku pelajaran pelengkap, buku bacaan, buku rujukan, terbitan berkala, pamflet, media pendidikan, alat peraga, dan kliping (Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, 2001: 11 12). Menurut Sutarno (2004: 66), bahwa koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama dari pemanfaatan perpustakaan, artinya koleksi perpustakaan selalu dikaitkan dengan tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan dalam rangka mencapai misi dan mewujudkan visi perpustakaan yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan visi dan misi perpustakaan sekolah yang berfungsi sebagai penyedia informasi dan berbagai pengetahuan bagi pemustaka di sekolahnya. Di dalam perpustakaan sekolah juga terdapat layanan dan fasilitas yang tersedia. Layanan perpustakaan sekolah bertujuan untuk menyajikan informasi guna kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar dan rekreasi bagi semua anggota masyarakat sekolah dengan menggunakan bahan pustaka. Layanan perpustakaan juga harus ditunjang dengan adanya pustakawan yang aktif dan antisipatif dalam menyongsong kehadiran para siswa untuk menelusuri sumber-sumber informasi yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran di kelas. Sedangkan fasilitas perpustakaan sekolah meliputi sarana perpustakaan sekolah, yaitu segala sesuatu yang diperlukan untuk menjalankan tujuan fungsi, dan kegiatan perpustakaan sekolah. Dalam hal ini, sarana tersebut meliputi meja, koleksi, rak, dan sebagainya. Sedangkan prasarana adalah gedung / ruangan yang berfungsi sebagai tempat dilaksanakannya suatu kegiatan. Pemanfaatan perpustakaan selain dilihat dari koleksi, layanan dan fasilitasnya, dilihat juga dari pengunjungnya. Menurut Zen (1999: 8), untuk mengetahui kinerja perpustakaan dapat dilihat dari jumlah pengunjung yang datang ke perpustakaan. Jika statistik pengunjung semakin meningkat dari waktu ke waktu, maka dianggap perpustakaan tersebut telah menjalankan fungsinya dengan baik. 3. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Subjek penelitian adalah pemustaka yang ada di perpustakaan SMAN 77 Jakarat Pusat. Sedangkan objek penelitiannya adalah pemanfaatan perpustakaan SMAN 77 Jakarta. Populasinya sebanyak 452 orang, yang terdiri dari kelas X, XI IPA dan IPS saja. Sampel yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah 84 orang. Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling yaitu teknik sampling sederhana yang dilakukan secara acak

tanpa memerhatikan strata yang ada dalam populasi. Sehingga dengan teknik sampling ini akan memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi (Arikunto, 2006: 131). Teknik pengumpulan data dari penelitian ini dengan cara penyebaran kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan mengedarkan daftar pertanyaan secara tertulis kepada sejumlah responden. Setelah data dikumpulkan, adalah mengolah data dengan cara penyuntingan data, setelah itu dilanjutkan dengan klasifikasi data yaitu mengelompokan jawaban-jawaban responden sesuai jenisnya dan menghitung frekuensi dengan cara Tabulasi dan disajikan dalam bentuk diagram. Langkah berikutnya adalah mengubah distribusi frekuensi ke dalam distribusi presentase dan hasil pengolahan data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel. 4. Hasil Penelitian Perpustakaan Sekolah SMAN 77 Jakarta Pusat didirikan bertepatan dengan sekolah itu didirikan yaitu pada sekitar tahun 1975-1976. Perpustakaan ini memiliki ukuran ruang sebesar 9m² x 14m². Perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat memiliki visi dan misi untuk mengembangkan perpustakaannya, dalam visinya dijelaskan bahwa perpustakaan ingin menjadikan tempat yang representatif sebagai penyedia informasi dan rekreasi, sedangkan misinya adalah menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang nyaman untuk kegiatan siswa; Memberi pelayanan yang ramah dan tangkas kepada semua pemustaka; Menjadikan perpustakaan sebagai pusat informasi; Meningkatkan kerjasama dengan perpustakaan dan pusat informasi lain. Perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat memiliki 3 orang staf, yang terdiri dari seorang kepala perpustakaan dan dua orang pustakawan dengan latar belakang pendidikan S1 non perpustakaan, namun telah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan dalam bidang perpustakaan di Taman Ismail Marzuki (TIM) yang diselenggarakan dan bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional dan Suku Dinas tahun 2007. Dalam jurnal ini akan dijelaskan mengenai pemanfaatan perpustakaan yang ditinjau dari segi data demografi, pemanfaatan koleksi, pemanfaatan layanan, sikap pustakawan, pemanfaatan fasilitas, dan kegiatan yang diinginkan di perpustakaan. Berdasarkan data penelitian yang berhasil dikumpulkan dari penyebaran kuesioner pada tanggal 9 May 2014 terhadap responden sebanyak 82 siswa/i, yaitu dilihat dari data demografinya yang merupakan karakteristik responden, terdiri dari jenis kelamin, kelas, dan umur adalah sebagai berikut: Tabel 1: Jenis Kelamin Kelas Umur Responden f % Pria 35 42.68% Wanita 46 56.1% X IPA/IPS 39 47.56% XI IPA/IPS 43 52.44% 15-16 34 41.46% 16-17 47 57.32%

Pada Tabel 1, mengenai karakteristik responden bahwa yang terbanyak mengisi kuesioner ini adalah wanita (46 responden = 56.1%). Untuk bagian kelas, untuk kelas X IPA / IPS sebanyak 39 responden (47.56%) dan kelas XI IPA / IPS sebanyak 43 responden (52.44%), serta untuk bagian umur adalah yang berumur 15 16 tahun sebanyak (34 responden = 41.46%) dan yang berumur 16 17 tahun sebanyak (47 responden = 57.32%). Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Koleksi perpustakaan sekolah adalah semua jenis bahan pustaka yang dikumpulkan / diadakan, diolah, disimpan, dan dimanfaatkan oleh siswa / guru untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Hal penting juga dapat dilihat dari segi koleksinya, yaitu jumlah koleksi yang memadai dan dapat memenuhi kebutuhan penggunanya. Di bawah ini merupakan data yang telah didapat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, sebagai berikut: Diagram 1: Koleksi Perpustakaan Koleksi (bahan bacaan) perpustakaan Diperbaharui/update Tidak diperbaharui (kuno/lama) Variatif Tidak variatif 43% 18% 38% 1% Pada Diagram 1, mengenai koleksi perpustakaan dinyatakan bahwa koleksi perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat dinilai masih banyak yang tidak diperbaharui (38%) dan tidak bervariatif (43%). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perpustakaan belum memenuhi harapan pengguna untuk terus memperbaharui koleksinya. Padahal seharusnya, diperlukan penambahan setiap tahunnya kurang lebih 10% dari jumlah koleksi yang ada. Pada tahun yang kesepuluh pertumbuhan itu hanya untuk pemeliharaan dan pergantian buku yang sudah off to date (Petunjuk Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca Siswa, 1997 : 40).

Diagram 2: Koleksi Yang Dimanfaatkan Siswa/i Koleksi yang sering dimanfaatkan oleh siswa/i Buku non fiksi (buku teks pelajaran, dsb) Koleksi refeerensi (ensiklopedia, kamus, dll) Majalah/Koran 23% 34% 43% Koleksi (bahan bacaan) yang banyak dibaca/dimanfaatkan saat di perpustakaan adalah koleksi referensi (ensiklopedia, kamus, dll) yang diperoleh dengan hasil 43%. Akan tetapi, berdasarkan hasil pengamatan secara umum, koleksi referensi yang dimiliki SMAN 77 Jakarta Pusat kurang bervariatif. Dengan mengetahui bahwa koleksi referensi juga sering dimanfaatkan oleh siswa, maka diharapkan pihak perpustakaan dapat meningkatkan koleksi referensi. Koleksi yang sesuai dengan harapan pengguna dinilai dapat menjadi salah satu daya tarik bagi pengguna perpustakaan, dalam hal ini siswa/i SMAN 77 Jakarta untuk datang berkunjung dan memnafaatkan perpustakaan. Diagram 3: Koleksi Yang Disukai Koleksi (bahan bacaan) yang disukai Buku fiksi (novel) Buku non fiksi (buku teks pelajaran) Majalah/Koran 23% 42% 35% Pada Diagram 3, dinyatakan bahwa siswa/i yang pernah mengunjungi perpustakaan lebih menyukai koleksi (bahan bacaan) yaitu buku fiksi (novel) sebanyak 42%. Buku fiksi (novel) adalah bahan bacaan yang memberikan suatu hiburan / rekreasi dan ini sesuai dengan salah satu fungsi dari perpustakaan sekolah, yaitu fungsi rekreatif adalah perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang, seperti pada waktu istirahat dengan membaca buku cerita, novel, majalah, dan sebagainya. Selain itu, hal ini dilatar belakangi oleh usia siswa/i, secara psikologis usia remaja cenderung mencari bahan bacaan

yang bersifat hiburan / rekreasi dan informasi aktual atas masalah yang berkaitan dengan usia mereka seperti yang dikatakan Marshall (dalam Pusnamawati, 1999 : 38) bahwa para remaja lebih menyukai bahan bacaan bergambar. Diagram 4: Jumlah Koleksi Yang Dipinjam Jumlah koleksi yang dipinjam selama sebulan 1-2 Buku 2-3 Buku Tidak Pernah Meminjam 3% 9% 88% Perhitungan pada jumlah peminjaman koleksi (bahan bacaan) merupakan salah satu tolak ukur dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah. Dapat dilihat diatas, pada Diagram 4, mengatakan bahwa jumlah peminjaman dalam sebulan masih rendah, karena siswa/i yang meminjam koleksi hanya 1 2 buku saja (88%). Bahkan dalam sebulan, terdapat 9% siswa/i tidak pernah meminjam koleksi yang telah disediakan di perpustakaan. Adapun faktor - faktor yang menyebabkan tingkat peminjaman rendah, antara lain: koleksi yang sedikit dan jarang diperbaharui. Sehingga, pihak sekolah harus lebih memperhatikan apa saja penyebab siswa/i tidak mempergunakan koleksi koleksi tersebut dan apa saja yang harus diperbaiki agar jumlah peminjaman dapat meningkat. Diagram 5: Koleksi Perpustakaan Membantu Kegiatan Belajar Koleksi (bahan bacaan) membantu dalam kegiatan belajar Sangat Membantu Cukup Membantu Tidak Membantu 28% 9% 63% Dalam Diagram 5, bahwa koleksi di perpustakaan masih cukup membantu siswa/i SMAN 77 Jakarta Pusat untuk mengerjakan tugas atau hanya sekedar untuk hiburan dengan presentase sebesar 63%. Koleksi yang membantu siswa/i dalam kegiatan belajar, yaitu koleksi fiksi (novel) untuk mengerjakan tugas dalam mata

pelajaran Bahasa Indonesia. Biarpun koleksinya tidak diperbaharui dan tidak bervariatif. Dalam hal ini, mengenai koleksi perpustakaan yang membantu dalam kegiatan belajar merupakan salah satu hal penting dari pentingnya sebuah keberadaan koleksi koleksi perpustakaan, karena koleksi perpustakaan dapat diartikan sebagai semua jenis bahan pustaka yang dikumpulkan / diadakan, diolah, disimpan, dan dimanfaatkan oleh siswa / guru untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Dengan mengetahui bahwa kebutuhan siswa/i akan koleksi perpustakaan cukup tinggi, diharapkan koleksinya dapat diperbaiki lagi dan ditingkatkan kembali kualitasnya. Diagram 6: Cara Mencari Koleksi (Bahan Bacaan) Cara mencari koleksi yang dibutuhkan Bertanya kepada pustakawan Langsung ke rak-rak buku Menggunakan katalog online (OPAC) 3% 10% 87% Untuk memperoleh koleksi (bahan bacaan) yang mereka inginkan / butuhkan, siswa/i langsung mencari ke rak rak buku, yaitu dengan perolehan presentase sebesar 87%. Beberapa siswa/i mengatakan bahwa dengan koleksi yang belum begitu banyak, mereka dapat mencari langsung ke rak rak, karena mereka tidak menemui kesulitan saat mencari koleksi (bahan bacaan) yang mereka butuhkan / inginkan. Selain itu, siswa/i mencari koleksi (bahan bacaan) dengan bertanya kepada pustakawan (10%), dengan alasan beberapa siswa/i tersebut menemui kendala dalam pencarian informasi. Akan tetapi, yang tidak pernah bertanya kepada pustakawan, siswa/i tersebut memberikan alasannya, dikarenakan pustakawannya jarang sekali berada di tempatnya, mereka juga mengatakan bahwa pustakawannya kurang begitu peduli dengan keadaannya perpustakaannya. Perolehan terkecil dalam cara mencari koleksi (bahan bacaan) adalah menggunakan katalog online (OPAC), hal tersebut dapat terjadi karena banyak siswa/i tidak mengetahui keberadaan katalog online (OPAC). Hal ini juga mungkin, dikarenakan kurangnya sosialisasi dari pustakawan.

Diagram 7: Keadaan Fisik Koleksi Keadaan fisik koleksi Baik (bersih, tersampul, tidak sobek, tidak berbau) Tidak Baik (sobek, berbau, tidak tersampul) 34% 66% Hasil penelitian ini menunjukan sebanyak 66% responden menilai bahwa keadaan fisik koleksi buku di perpustakaan masih terbilang baik, yaitu dalam keadaan bersih, tersampul, tidak sobek, dan tidak berbau. Dari pembahasan yang telah dipaparkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sementara mengenai pemanfaatan dari koleksi adalah banyak sekali koleksi yang tidak diperbaharui dan tidak bervariatif, itu semua yang menyebabkan siswa/i hanya meminjam buku tidak lebih dari 2 dalam kurun waktu satu bulan. Dalam hal ini, pengadaan koleksi terbaru sangatlah dibutuhkan, mengingat tingginya kebutuhan dan minat siswa/i akan hal tersebut. Apabila sudah diakuisisi koleksi baru, pustakawan dapat memberitahukan dengan cara membuat daftar koleksi terbaru, kemudian disebarkan ke tiap-tiap kelas, menaruhnya di majalah dinding sekolah, atau membuat satu rak khusus untuk koleksi koleksi terbaru yang ditempatkan secara strategis agar dapat dilihat jelas oleh siswa/i. Pemanfaatan Layanan Perpustakaan Layanan perpustakaan sekolah bertujuan untuk menyajikan informasi guna kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar dan rekreasi bagi semua anggota masyarakat sekolah dengan menggunakan bahan pustaka. Berbagai aktifitas layanan perpustakaaan sekolah, seperti meminjamkan buku, melayani kebutuhan pelajaran dalam kelas, menyediakan sumber sumber informasi bagi murid atau guru dan menjawab pertanyaan pertanyaan murid atau guru tentang berbagai jenis sekolah, mendidik anak untuk dapat mencari informasi secara mandiri, dan melatih anak untuk mahir dalam menggunakan bahan bacaan. Dibawah ini adalah penjelasan mengenai layanan yang merupakan hasil dari kuesioner yang dibuat dalam bentuk diagram, yaitu:

Diagram 8: Layanan Informasi Yang Diberikan Pustakawan Layanan informasi yang diberikan pustakawan Memuaskan Cukup Memuaskan Tidak Memuaskan 7% 54% 39% Pustakawan SMAN 77 Jakarta Pusat tidak memuaskan (54%) dalam memberikan informasi yang dibutuhkan kepada pemustakanya sedangkan dalam teorinya, tugas utama pustakawan adalah penyebar informasi. memberikan layanan yang maksimal sehingga koleksi dimanfaatkan pemustaka. Pustakawan dituntut aktif dan proaktif. Jika tidak demikian, perpustakaan akan ditinggalkan pemustakanya (Zen, 1999: 10 12). Diagram 9: Layanan Yang Sering Dimanfaatkan Layanan yang sering dimanfaatkan Layanan Sirkulasi (Peminjaman dan Pengembalian Buku) Layanan Referensi (Jasa Informasi) Layanan Fotocopy/Print) Layanan Baca Di Tempat 18% 17% 11% 54% Layanan yang sering digunakan oleh siswa/i adalah layanan fotocopy/print (54%). Layanan yang paling jarang dimanfaatkan adalah layanan referensi (11%), hal ini dikarenakan pustakawan jarang ada di tempatnya, sehingga siswa/i yang ingin memanfaatkan layanan ini mendapatkan kesulitan dalam mempergunakannya.

Diagram 10: Pustakawan Membantu Dalam Mencari Informasi Pustakawan membantu dalam mencari informasi Membantu Kadang-kadang Tidak Membantu 12% 53% 35% Dalam mencari informasi yang dibutuhkan atau diinginkan oleh pemustaka, peran pustakawan sangatlah penting karena pustakawan dapat mempermudah pemustakan mendapatkan kebutuhannya yang diinginkannya. Akan tetapi, siswa/i SMAN 77 Jakart Pusat ini tidak merasa terbantu (53%) oleh adanya seorang pustakawan. Pustakawan tersebut tidak aktif. Bahkan perpustakaan sering ditutup karena pustakawannya sering pergi, jarang sekali berada ditempat. Walaupun pustakawan berada ditempat, siswa/i merasa tidak nyaman, dikarenakan pustakawan jutek dan cuek. Sikap Pustakawan Para pustakawan harus bersikap pro aktif dan antisipatif dalam menyongsong kehadiran para siswa untuk menelusuri sumber sumber informasi yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran di kelas. Baik pustakawan maupun guru harus bekerja sama dalam memberikan bimbingan dan layanan terhadap siswa (Muchyidin, 1998: 7). Berikut ini adalah diagram mengenai sikap pustakawan: Diagram 11: Sikap dan Perilaku Pustakawan Sikap dan perilaku pustakawan Ramah Cukup Ramah Kurang Ramah 16% 54% 30%

Dengan demikian, teori diatas tidak sebanding dengan kenyataannya, karena pustakawan di SMAN 77 Jakarta pusat, sikap dan perilakunya kurang ramah, yaitu dengan perolehan sebesar (54%), siswa/i SMAN 77 Jakarta Pusat mengatakan bahwa pustakawannya kurang ramah, sehingga hal tersebut merupakan salah satu penyebab siswa/i tidak nyaman berada di perpustakaan. Diagram 12: Keterampilan dan Kecepatan dalam Memberikan Layanan Keterampilan dan kecepatan pustakawan dalam memberi layanan Memuaskan Cukup Memuaskan Kurang Memuaskan 3% 56% 41% Pada Diagram 12, mengenai keterampilan dan kecepatan pustakawan dalam memberikan layanan menurut siswa/i kurang memuaskan (56%). Pustakawan seharusnya sudah memiliki kemampuan dasar dalam memuaskan pemustakanya, karena mereka sudah mengikuti pelatihan yang telah diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional dan Suku Dinas. Dengan adanya pustakawan yang terampil dan cepat dalam memberikan pelayanannya, dapat membuat perpustakaan tersebut menjadi lebih baik, bahkan pengunjung yang datang dapat meningkat. Jadi, berdasarkan penjelasan diatas mengenai layanan perpustakaan sekolah dapat dikatakan bahwa masih banyak sekali yang harus diperbaiki, yaitu dari pustakawannya. Pustakawannya diharapkan untuk aktif, misalnya pustakawan dapat mempromosikan buku buku terbaru dengan cara menyebarkannya ke tiap tiap kelas, dan itu merupakan salah satu cara menarik siswa/i untuk datang ke perpustakaan serta bersikap ramah, karena apabila tidak demikian, perpustakaan akan ditinggalkan pemustakanya. Pemanfaatan Fasilitas Perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat Fasilitas perpustakaan sekolah meliputi sarana dan prasana, yaitu sarana perpustakaan sekolah adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk menjalankan tujuan fungsi, dan kegiatan perpustakaan sekolah. Dalam hal ini, sarana tersebut meliputi meja, koleksi, rak, dan sebagainya. Sedangkan prasarana adalah gedung / ruangan yang berfungsi sebagai tempat dilaksanakannya suatu kegiatan. Pada bagian ini terdapat hasil diagram mengenai pemanfaatan fasilitas perpustakaan di SMAN 77 Jakarta Pusat, sebagai berikut:

Diagram 13: Lokasi Ruangan Perpustakaan Lokasi ruangan perpustakaan Strategis Cukup Strategis Kurang Strategis 22% 15% 63% Dalam hal lokasi gedung / ruangan perpustakaannya dapat dikatakan cukup strategis (63%) karena perpustakaan berada di lantai 2 dan berada dekat tangga sehingga masih banyak siswa/i yang melewati perpustakaan. Pada penetapan ruangan terdapat standar yang tedapat di Standar Nasional Perpustakaan (SNP 009 : 2011), yaitu: Pengaturan ruang secara teknis mengikuti ketentuan yang diatur dalam Permendiknas No.24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah (SD / MI), Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah (SMP / MTs), dan Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah (SMA / MA). Diagram 14: Keadaan Di Dalam Ruangan Perpustakaan Keadaan di dalam ruangan perpustakaan Nyaman (bersih, penerangan cukup, tidak pengap) Tidak Nyaman (berdebu, pengap) 35% 65% Keadaan di dalam ruangan dapat mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan, dalam hal ini dikatakan dalam (Perpustakaan sekolah : petunjuk untuk membina... 1994: 25 28) bahwa dari segi penerangan, jika mungkin menggunakan cahaya matahari sebagai penerangan ruangan dengan catatan jangan sampai langsung terkena buku, pantulan sinar benda bergerak di luar (tidak mengganggu). Jika menggunakan lampu listrik, pergunakan jenis lampu yang tidak menghasilkan sinar yang menyilaukan. Suhu udara dana kelembapan perlu diperhatikan. Ruangan perpustakaan diusahakan agar sejuk (suhu udara yang baik adalah 22 derajat Celcius dan kelembapan adalah 45% - 50%) sehingga para pengunjung senang

berada di perpustakaan. Maka dari itu, Perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat dapat dikatakan nyaman (65%) dan sejalan dengan teori di atas. Penerangan yang cukup baik dengan menggunakan lampu listrik serta memiliki ventilasi yang tepat pada ruang perpustakaan tersebut. Udara atau suhu yang terdapat di perpustakaan juga sejuk, tidak terlalu dingin atau panas. Akan tetapi, berdasarkan komentar yang muncul pada kuesioner, tata ruangan perpustakaan dinilai belum menarik oleh sebagian besar responden. Diagram 15: Keadaan Fasilitas Di Perpustakaan Keadaan fasilitas/sarana (meja, kursi, rak buku, dll) yang tersedia Baik Cukup Baik Kurang Baik 22% 25% 53% Fasilitas yang meliputi sarana perpustakaan sekolah, yaitu: meja, koleksi, rak, dan sebagainya dinyatakan bahwa cukup baik (53%) dikarenakan sudah sesuai dengan standarnya yaitu dengan rak buku yang tersusun rapi terdiri dari 12 unit dengan menggunakan penyusunan / klasifikasi buku yang berdasarkan kepada DDC. Jumlah bangku ada 12 dan meja 8, dilengkapi 4 unit komputer serta pendingin ruangan (AC) terdapat 2 unit. Di bagian depan ruangan terdapat meja kerja pustakawan dan memiliki 1 unit printer (black and colour). Perpustakaan ini juga memiliki ruangan referensi (lesehan), ruang baca, dan ruang klasikal. Diagram 16: Luas Ruang Membaca Perpustakaan Luas ruang membaca di perpustakaan Luas Cukup Luas Kurang Luas 5% 53% 42%

Prasarana perpustakaan sekolah adalah gedung / ruangan yang berfungsi sebagai tempat dilaksanakannya suatu kegiatan. Gedung / ruangan belum memenuhi standar atau kurang luas (53%) karena perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat memiliki luas 8m² x 12m², luas ruangan tersebut belum dapat menampung seluruh kelas X, XI, dan XII yang berjumlah 683 siswa/i. Standar yang ditentukan dari Standar Nasional Perpustakaan (SNP 009 : 2011) adalah Perpustakaan menyediakan gedung / ruang yang cukup untuk koleksi, staf dan pemustakanya dengan ketentuan bila 1 sampai 6 rombongan belajar seluas 56 m², 7 sampai 12 rombongan belajar seluas 84 m², 13 sampai 24 rombongan belajar seluas 112 m², Lebar minimal ruang perpustakaan 5 m². Dengan demikian, mengenai pemanfaatan fasilitas perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat ialah cukup baik dengan memenuhi standar dan kriteria yang sudah ditentukan. Akan tetapi, diharapkan pihak sekolah dapat meningkatkan fasilitas dari perpustakaannya, seperti memperluas dan menata ruangan lebih menarik lagi, agar pengunjung lebih nyaman, lebih senang berada di perpustakaan. Kegiatan Yang Diinginkan Di Perpustakaan Sekolah SMAN 77 Jakarta Pusat Salah satu cara dalam memanfaatkan perpustakaan dan meningkatkan kualitasnya adalah dengan cara mengadakan kegiatan kegiatan di perpustakaan. Kegiatan yang bisa dilakukan adalah seperti bedah buku, pelatihan penelusuran di internet yaitu bagaiman cara menggunakan OPAC, kunjungan perpustakaan (belajar di perpustakaan), dan perlombaan (review buku). Kegiatan kegiatan tersebut dapat dilakukan saat jam pelajaran kosong atau jam istirahat, karena jam jam tersebut siswa/i banyak yang mengunjungi perpustakaan. Dibawah ini adalah hasil presentase dari kegiatan kegiatan yang siswa/i SMAN 77 Jakarta Pusat inginkan, sebagai berikut: Diagram 17: Kegiatan di Perpustakaan Kegiatan di perpustakaan Bedah Buku Pelatihan Penelusuran melalui Internet Kunjungan Perpustakaan (belajar di perpustakaan) Perlombaan (review buku) 28% 29% 21% 22%

Dalam kuesioner pada bagian pertanyaan Kegiatan apa yang diinginkan di perpustakaan siswa/i SMAN 77 Jakarta Pusat menjawab bahwa mereka menginginkan kegiatan bedah buku (29%) dan perlombaan (review buku) sebanyak 28%. Dengan diadakannya kegiatan kegiatan tersebut diharapkan siswa/i senang berkunjung ke perpustakaan dan dapat meningkatkan minat baca mereka. 5. Kesimpulan Hasil penelitian mengenai pemanfaatan perpustakaan sekolah SMAN 77 Jakarta Pusat bahwa hampir sebagian responden (93%) pernah mengunjungi perpustakaan sekolah, sedangkan sisanya, sebanyak (7%) menyatakan tidak pernah mengunjungi perpustakaan. Selain itu, pemanfaatan perpustakaan dari segi kunjungan siswa/i dapat terbilang rendah, dikarenakan dalam satu bulan, siswa/i hanya berkunjung 1 2 kali saja dengan waktu kunjungan selama ± 30 menit. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan, yaitu: Dari segi koleksi, sebagian besar responden menilai bahwa koleksi (bahan bacaan) yang ada di perpustakaan banyak yang belum diperbaharui dan kurang bervariatif. Oleh sebab itu, siswa/i lebih banyak mencari informasi yang dibutuhkan / diinginkan dari internet; Dari segi layanan, hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa/i lebih banyak memanfaatkan layanan cetak dokumen dibandingkan layanan sirkulasi, referensi, dan katalog online (OPAC). Hal ini amat disayangkan, mengingat inti dari kegiatan perpustakaan adalah layanan; Dari segi sikap pustakawan, sebagian besar responden menilai bahwa sikap yang ditunjukan pustakawan dirasakan kurang ramah dalam memberikan layanan. Selain itu, pustakawan juga jarang berada ditempatnya, sehingga disaat siswa/i mengalami kesulitan seperti mencari buku yang dibutuhkan, mereka akan langsung mencarinya sendiri ke rak; Dari segi fasilitas, meskipun perpustakaan telah berupaya menyediakan meja, kursi, dan rak yang memadai, ruangan perpustakaan juga dirasakan belum dapat sepenuhnya menampung siswa/i yang akan berkunjung. Selain itu, tata ruang yang kurang menarik menjadikan siswa/i merasa enggan untuk berkunjung. 6. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada Perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat, yaitu: Dari segi koleksi, perpustakaan diharapkan dapat senantiasa memperbaharui dan menambah variasi koleksi, seperti koleksi rujukan dan koleksi fiksi. Hal ini diperlukan untuk dapat menarik para siswa/i agar senantiasa memanfaatkan koleksi perpustakaan; Dari segi layanan dan sikap pustakawan, sistem katalog online diharapkan segera diperbaiki, agar mempermudah dalam penelusuran koleksi serta peminjaman dan pengembalian buku. Selain itu, diharapkan pustakawan berada ditempat saat jam operasional agar memudahkan siswa/i untuk bertanya apabila menemui kesulitan akan informasi. Pustakawan juga diharapkan dapat lebih ramah dan turut aktif dalam menjalankan layanan serta mempromosikan perpustakaan SMAN 77 Jakarta Pusat agar dapat dimanfaatkan oleh siswa/i. Hal ini dapat dilakukan dengan cara, mengadakan kegiatan bedah buku, perlombaan, maupun pelatihan penelusuran di internet; Dari segi fasilitas, hendaknya tata ruang di perpustakaan dapat diatur menjadi lebih menarik agar para siswa/i tertarik untuk datang berkunjung ke perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi, Prof. Dr. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Badan Standardisasi Nasional Indonesia (BSNI). 2009. Standar Nasional Indonesia: Perpustakaan Sekolah (SNI 7329:2009). Jakarta: BSNI. IFLA/UNESCO School Library Manifesto, 2006. Diakses dari http://www.ifla.org/vii/s11/pubs/schoolguidelines.htm pada tanggal 21 Maret 2014. Indonesia. 2007. Undang-Undang RI Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta. Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Jakarta. Iskandar, Hanny B. (1996). Merangsang siswa mendayagunakan perpustakaan melalui kurikulum dan pengajaran, Prosiding Rapat Kerja Pusat VIII dan Seminar Ilmiah Ikatan Pustakawan Indonesia, Kuta- Denpasar, Bali 8-11 Desember : 32-37. Kasmadi dan Sunariah, Nia Siti. (2013). Panduan modern : penelitian kuantitatif. Bandung : Alfabeta. Koentjaraningrat (1993). Metode-metode penelitan masyarakat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Kurikulum Sekolah Menenngah Umum (SMU) : petunjuk teknis pengelolaan perpustakaan (1996). Jakarta : Depdikbud. Muchyidin, Ase S. (1998). Kerjasama pustakawan dan guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah. makalah Kongres ke-8 dan Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia di Bandung, 2 6 Desember : 1 10. Pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan sekolah. 2001. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI. Perpustakaan sekolah : petunjuk untuk membina, memakai, dan memelihara perpustakaan di sekolah (1999). Jakarta : Perpustakaan Nasional RI. Purnamawati, Linda. 1999. Tingkat pemanfaatan perpustakaan umum oleh pelajar SMU : kajian berdasarkan kedekatan lokasi. Skripsi. Depok : Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra, Univeristas Indonesia. Saleh, Abdul Rahman dan Rita Komalasari. 2009. Buku Materi Pokok Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka. Sevilla, Consuelo G. et al. 1993. Pengantar metodologi penelitian. Jakarta : UI Press. Standar Nasional Perpustakaan: Perpustakaan Sekolah (SNP 009:2011). Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.

Sugiyono Dr. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Sutarno, NS. 2004. Manajemen perpustakaan: suat pendekatan praktik. Jakarta : Samitra Media Utama. Wasito, Hermawan (1992). Pengantar Metodologi Penelitian : panduan mahasiswa. Jakarta : Gramedia. Zen, Zulfikar (1999). Perpustakaan dan Pendidikan dalam Era Informasi. Makalah pada Pelatihan Perpustakaan Perguruan Tinggi Kerjasama Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia dengan Proyek Pendidikan Tenaga Akademik (PPAT) Dirjen Dikti di Jakarta, September Oktober : 1 16.