BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini banyak terjadi kasus-kasus hukum yang

dokumen-dokumen yang mirip
Kredit Macet Rp 52 Miliar, Akuntan Publik Diduga Terlibat Selasa, 18 Mei :37 WIB

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Setiap Kantor Akuntan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan bisnis dan ekonomi Indonesia diera globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kinerja auditor harus berpedoman pada Standar Profesional

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun ini. Menghadapi MEA, keberadaan dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, karena tugas dari akuntan publik yaitu memeriksa dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. semakin terbukanya peluang usaha, maka menyebabkan risiko terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Tuanakotta, 2013:7) (Tuanakotta, 2013:113) (Sukrisno, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. pengambil keputusan dalam menjalankan organisasi, menghasilkan data dalam

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN. lebih meningkatkan kualitas pengelolanya, dalam hal ini aktivitas-aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan-perusahaan besar yang menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas untuk setiap tahunnya. Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis dan

BAB I PENDAHULUAN. pengecualian (unqualified opinion). Faktor yang ikut memberi iklim perkembangan profesi

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan investor, kreditur, dan instansi

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI.

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebelumnya selain itu badan usaha dituntut pula memiliki nilai tambah

BAB I PENDAHULUAN. bidang profesi, tuntutan akan sikap yang profesional telah menjadi hal yang pasti

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebanyakan perusahaan memanfaatkan orang-orang yang ber-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan sejalan dengan berkembangnya berbagai badan usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam usaha agar bisnis yang dikelolanya dapat tetap bertahan. Para

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan apakah sudah sesuai dengan standar yang berlaku umum atau belum.

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini telah menjadi sorotan bagi akuntan publik. Banyaknya kasus

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan audit dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. whistleblower. Beberapa dekade terakhir istilah whistleblower menjadi makin. pemukul kentongan, atau pengungkap fakta.

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Para pemakai laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Peranan auditor sangat dibutuhkan oleh kalangan dunia usaha. Para auditor

PERTEMUAN 1: AUDIT DAN STANDAR AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pada perusahaan tersebut. Akuntan publik atau auditor berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. melakukan ekonomi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. entitas dan memberikan pendapat terhadap saldo akun dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh dan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan. Begitu pula

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan atau entitas terutama yang telah go public diharuskan untuk

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi membawa liberalisasi di segala bidang, termasuk liberalisasi

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya dari klien. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini, dunia bisnis semakin berkembang disertai

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu pengawas intern untuk meminimalisir penyimpangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien

Bab I- Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Suatu profesi adalah suatu lingkungan pekerjaan masyarakat yang

KASUS MANIPULASI LAPORAN KEUANGAN PT. KAI. kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Ini merupakan suatu bentuk penipuan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meluasnya kebutuhan jasa professional akuntan publik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin

BAB I PENDAHULUAN. Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sangat

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melanda hampir ke seluruh negara menjadikan Corporate Governance menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mereka harus menjadikan perusahaannya menjadi lebih efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang disajikan oleh manajeman dapat dipercaya.

perusahaan yang dikelolanya (Tjun, Marpaung, & Setiawan, 2012). Agar laporan perusahaan yang sesungguhnya (Nindita & Siregar, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. ditengah persaingan yang ketat, khususnya dibidang bisnis pelayanan jasa akuntan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi

PIAGAM INTERNAL AUDIT

-2- Untuk itu, dalam rangka menjaga kepercayaan publik terhadap kualitas informasi keuangan, Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan harus menj

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup masyarakat, hal ini seiring dengan tujuan pembangunan yang tertuang

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, dimana bisnis tidak lagi mengenal batas negara,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya penyelamatan dan penyempurnaan yang meliputi produktifitas, efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua yaitu pihak internal dan

BAB I PENDAHULUAN. kesalahan seperti watch dog yang selama ini ada di benak kita sebelumnya.

perusahaan didenda oleh BAPEPAM (Winarno dalam Christiawan, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. baik (good governance), maka diperlukan peran aparat pengawasan intern

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Laporan keuangan dapat dijadikan tolak ukur bagi pengguna

BAB I PENDAHULUAN. luar yang kita kenal sebagai Auditor Eksternal atau Akuntan Publik. usaha, perubahan ekuitas dan laporan arus kas.

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. para akuntan masih buruk. Pelanggaran-pelanggaran tersebut membuat timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. untuk menaikan tingkat keandalan laporan perusahaan-perusahaan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi suatu kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan tersebut. Internal

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat diiringi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tujuan untuk mendukung keuangan negara dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. De Angelo (1981) dalam Kurnia et al. (2014) mendefinisikan kualitas. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan ekonomi. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan

BABI PENDAHULUAN. penghilangan dokumen, dan mark-up yang merugikan keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini banyak terjadi kasus-kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi. Sehingga profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Tugas seorang auditor internal adalah melakukan evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaan pengendalian internal, manajemen resiko dan proses tata kelola perusahaan. Selain itu auditor internal juga melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi bidang keuangan, operasional sumber daya manusia, dan teknologi informasi. Hasil audit diharapkan bisa memberikan jaminan tidak ada penyimpangan dalam perusahaan. Selain itu auditor internal, juga memberikan jalan keluar permasalahan yang dihadapi, memberi motivasi peningkatan efesiensi dan efektivitas perusahaan. Keuntungan audit yang dilaksanakan bersamaan kegiatan adalah hasilnya lebih efektif dan efisien. Rekomendasi dan tindak lanjut bisa dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berjalan atau sebelum kegiatan berakhir. Sehingga pada saat kegiatan selesai tidak ada perbedaan antara yang seharusnya dan sebenarnya (Abu; 2013). Auditor Internal merupakan kunci keberhasilan audit internal yang efektif. Auditor Internal harus bekerja secara profesional dan mempunyai kompetensi dalam bidangnya, independen dan bebas dari pengaruh pihak luar sehingga menghasilkan kualitas kerja audit yang baik. Saat auditor menjalankan profesinya, auditor akan diatur sesuai dengan kode etiknya yang dikenal dengan Kode Etik Akuntan. Dian (2011) menjelaskan 1

2 bahwa masyarakat mampu menilai auditor yang telah bekerja sesuai dengan standar-standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya melalui kode etik. O Leary dan Cotter (2000) menyatakan bahwa etika merupakan isu yang selalu berada di garis depan untuk dibahas dalam setiap diskusi yang berkaitan dengan profesionalisme dunia akuntansi dan auditing. Menurut Harahap (2008) memberikan penilaian bahwa meskipun sejumlah profesi termasuk profesi akuntansi memiliki etika profesi namun etika itu dibangun atas dasar nasionalisme ekonomi belaka, sehingga wajar etika tersebut tidak mampu menghindarkan manusia dari pelanggaran moral dan etika untuk mengejar keuntungan material. Menurut Goleman (2015) terdapat beberapa faktor lain yang ikut mempengaruhi tingkat pemahaman seseorang terhadap suatu hal salah satunya adalah kecerdasan emosional. Kemampuan akademik bawaan, nilai raport, dan prediksi kelulusan pendidikan tidak memprediksi seberapa baik kinerja seseorang setelah bekerja atau seberapa tinggi sukses yang dicapainya dalam hidup. Sebaliknya kecerdasan emosional mampu melatih kemampuan individu yang meliputi kemampuan mengolah perasaannya, memotivasi dirinya, bekerja sama dengan orang lain, berempati dan berinisiatif. Masyarakat beranggapan bahwa Intellectual Quotient menentukan keberhasilan seseorang. Masyarakat beranggapan bahwa semakin tinggi IQ seseorang semakin berhasil orang tersebut dalam pekerjaanya. Namun kenyataanya tidak demikian, IQ hanya memberikan kontribusi 20% dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang dan 80% lainya ditentukan oleh faktor lain. Faktor inilah yang dinilai berdasarkan kecerdasan emosional (Alwani; 2007).

3 IQ tinggi tanpa disertai EQ yang baik dapat mendorong pada perilaku penipuan atau hal tidak etis yang berpotensi merugikan orang banyak, seperti kasus kredit macet di BRI yang diambil dari media kompas.com hari Selasa, 1 November 2016 dalam judul Akuntan Publik Diduga Terlibat berikut ini: Dalam kasus perbankan seorang akuntan publik yang menyusun laporan keuangan Raden Motor yang bertujuan mendapatkan hutang atau pinjaman modal senilai Rp. 52 miliar dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Jambi pada tahun 2009 diduga terlibat dalam kasus korupsi kredit macet. Terungkapnya hal ini setelah Kejati Provinsi Jambi mengungkap kasus tersebut pada kredit macet yang digunakan untuk pengembangan bisnis di bidang otomotif tersebut. Fitri Susanti, yang merupakan kuasa hukum tersangka Effendi Syam, pegawai BRI Cabang Jambi yang terlibat kasus tersebut pada Selasa, 18 Mei 2010 menyatakan bahwa setelah kliennya diperiksa dan dicocokkan keterangannya dengan para saksi-saksi telah terungkap adanya dugaan keterlibatan dari Biasa Sitepu sebagai akuntan publik pada kasus ini. Hasil pemeriksaan prosedur dan tahapan pengajuan permohonan kredit yang diperuntukkan kepada Raden Motor disalahgunakan oleh penerima kredit, sehingga dalam kasus ini ada dugaan kuat telah terjadi konspirasi staf audit internal BRI Cabang Jambi bagian pengawasan dan pengendalian pengajuan kredit dengan Raden Motor. Pihak Intelejen Kejati Jambi terhadap kasus ini sesuai dengan UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam UU No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi. Kemudian dikonfrontir keterangan tersangka dengan para saksi Biasa Sitepu, terungkap ada terjadi kesalahan dalam

4 pelaporan keuangan perusahaan Raden Motor dalam pengajuan pinjaman modal ke BRI Cabang Jambi. Ada 4 aktivitas laporan keuangan Raden Motor yang tidak dimasukan kedalam laporan keuangan yang diajukan ke Bank BRI, hingga menjadi sebuah temuan serta kejanggalan dari pihak kejaksaan untuk mengungkap kasus kredit macet ini. Keterangan serta fakta tersebut terungkap setelah tersangka Effendi Syam, diperiksa dan dibandingkan keterangannya dengan keterangan saksi Biasa Sitepu yang berperan sebagai akuntan publik dalam kasus ini di Kejati Jambi. Seharusmya data-data laporan keuangan Raden Motor yang diajukan harus lengkap, tetapi di dalam laporan keuangan yang diberikan oleh tersangka Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor ada data-data yang diduga tidak disajikan dengan seharusnya dan tidak lengkap oleh akuntan publik. Menurut Mardiasmo (2004) saat ini masih terdapat beberapa kelemahan dalam melakukan audit di Indonesia yang menyebabkan munculnya kasus-kasus kecurangan yang merugikan perusahaan. Sektor publik sering dinilai sebagai sarang inefisiensi, pemborosan, dan sumber kebocoran dana. Terdapat beberapa kasus kecurangan yang terjadi pada BUMN dan instansi pemerintahan di Indonesia.

5 Tabel 1.1 Kasus Kecurangan pada BUMN di Kota Bandung No Nama BUMN Tahun Kasus Kecurangan 1 PT. BIOFARMA 2010 Saat penyerahan 191.000 unit barang, panitia tidak kembali memeriksa mutu sesuai spesifikasi teknis, barang berupa Rapid Diagnosa Kit tersebut tidak sesuai spesifikasi dan tidak dapat digunakan untuk mendeteksi virus A1 secara cepat. Akhirnya barang-barang itu ditarik dan tidak dipergunakan. Akibat perbuatan tersebut, negara dirugikan sebesar Rp 14,89 Miliar. 2 PT. DIRGANTARA INDONESIA (Sumber : http://news.detik.com) 2010 Biaya imbal jasa dan bagi hasil kepada PT. Bumiloka Tega Perkasa dalam penjualan helikopter kepada TNI AD seharusnya tidak ditanggung PT DI, sehingga PT DI dirugikan sebesar Rp 1,64 Miliar. 3 PT. POS INDONESIA (Sumber: http://www.jurnas.com) 2011 Ditemukan adanya penyimpangan Giro Pos Online yang menyebabkan kerugian negara sebesar Rp 4,3 Miliar, juga manipulasi data penyetoran pajak sebesar Rp 910 juta. (Sumber : http://banjarmasin.tribunnews.com)

6 Tabel 1.1 Lanjutan 4 PT. PERKEBUNAN 2012 Terdapat koreksi fiskal positif atas biaya NUSANTARA VIII penyusutan dan amortisasi hak guna usaha senilai Rp 106,35 miliar yang belum dilakukan mengakibatkan perhitungan penghasilan kena pajak PTPN VIII (Persero) tahun 2011 harus dikoreksi positif senilai Rp 106,35 miliar yang berpotensi menambah penerimaan negara senilai Rp 26,58 miliar, serta terdapat biaya terkait gaji/upah tanaman belum mengahasilkan sebesar Rp 72,43 miliar yang belum dikoreksi fiskal negatif sehingga perhitungan penghasilan kena pajak PTPN VIII (Persero) tahun 2011 harus dikoreksi negatif senilai Rp 72,43 miliar yang berpotensi mengurangi penerimaan negara senilai Rp 18,10 miliar. (Sumber: majalahfaktaonline.blogspot.co.id) 5 PT PLN 2014 PT. PLN melakukan tindakan korupsi atas pembangunan gardu sebanyak 21 yang dananya bersumber dari APBN 2011 sampai dengan 2013. Diduga pembangunan gardu tersebut dilaksanakan sesuai dengan laporan program fisik. Kasus ini merugikan negara sebesar Rp 33 miliar.

7 6 PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA (Sumber: tribunnews.com) 2014 Diduga melakukan korupsi pada dana program kemitraan bina lingkungan (PKBL) sebesar Rp 45 miliar yang diselewengkan oleh Direktur Utama PT. Telekomunikasi Indonesia Arief Cahya dan Senior General Manager Community Development Center (SGM CDC) Nur Hassim Rusdi. Menurut sumber mekanisme penyaluran dana PKBL senilai Rp 8 miliar atau menyalahi aturan dalam hal tersebut disetujui oleh SGM CDC. (Sumber: wordpress.com) Asosiasi Auditor Internal Pemerintah Indonesia (AAIPI) menyatakan bahwa 94% Aparat Pengawas Internal Pemerintah di Jawa Barat tak bisa mendeteksi terjadinya korupsi. Hal tersebut merupakan salah satu hasil pemetaan data Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) berdasarkan Internal Audit Capability Model (IACM) terhadap AAIPI. Kejadian-kejadian yang terjadi mencerminkan bahwa pengawasan dan pengendalian internal pada perusahaan BUMN dapat dikatakan tergolong lemah. Pengawasan dan pengendalian internal dalam sebuah perusahaan, baik swasta maupun milik negara sangatlah penting untuk menghindari pelanggaran peraturan perundang-undangan tersebut. Fungsi pengawasan dalam sebuah perusahaan dijalankan oleh komisaris independen yang dijalankan di dalam komite audit.

8 Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Etika Profesi dan Kecerdasaan Emosional Auditor Internal Terhadap Kinerja Auditor Internal (Studi Kasus Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Bandung) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh etika profesi terhadap kinerja auditor internal. 2. Bagaimana pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja auditor internal. 3. Bagaimana pengaruh etika profesi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja auditor internal. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dijelaskan diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh etika pofesi terhadap kinerja auditor internal. 2. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja auditor internal. 3. Untuk mengetahui pengaruh etika profesi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja auditor internal.

9 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari hasil penelitian dan studi kepustakaan, penulis mengharapkan diperolehnya informasi yang relevan yang dapat berguna bagi pihak pihak terkait, yaitu : 1. Auditor Internal Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang manfaat yang dapat diambil oleh auditor internal akan kesadaran pentingnya etika profesi dan kecerdasan emosional. 2. Pihak lain Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana atau studi literatur bagi pembaca mengenai pentingnya etika profesi dan kecerdasan emosional demi mencapainya efektivitas kinerja auditor internal yang optimal. 3. Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai saran mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dan menambah pengetahuan penulis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor internal. 1.5 Lokasi dan Waktu Peneltian Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian pada PT Bank Rakyat Indonesia di Kota Bandung. Untuk memperoleh data yang diperlukan

10 sesuai dengan objek yang akan diteliti, maka penulis akan melaksanakan penelitian dari bulan Januari 2017 sampai dengan bulan Maret 2017.