BAB VI PENUTUP. Pajak Bumi dan Bangunan tergolong sangat efektif dengan kontribusi sebesar 118,2%,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan usaha terencana dan terarah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

ANALISIS KONTRIBUSI DAN EFEKTIVITAS PAJAK SERTA RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BEKASI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan revisi dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. semua itu kita pahami sebagai komitmen kebijakan Pemerintah Daerah kepada. efisien dengan memanfaatkan sumber anggaran yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan nasional, Indonesia menganut

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah. Otonomi membuka kesempatan bagi daerah untuk mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan kemasyarakatan harus sesuai dengan aspirasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II)

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

BAB I PENDAHULUAN. (Bratahkusuma dan Solihin, 2001:1). Menurut Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pembangunan daerah juga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, melalui pengeluaran-pengeluaran rutin dan pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN JEMBER

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. No.22 tahun 1999 dan Undang-undang No.25 tahun 1999 yang. No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan, yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. didalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I : Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 22 Tahun 1999 yang telah diganti dengan UU No. 34 Tahun 2004

EVALUASI SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan istilah pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi Undang-

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

KONTRIBUSI REALISASI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan daerahnya sendiri, membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

Oleh : Drs. Yonathan Palinggi,MM Peneliti adalah Dosen Fakultas Ekonomi dan Ketua Program Studi Pasca Sarjana Manajemen Administrasi Publik Unikarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan otonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II) merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat. Dalam rangka mewujudkan tujuan

JURNAL SKRIPSI EVALUASI POTENSI PENDAPATAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB I PENDAHULUAN. dan UUD 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap orang, oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah dan pelayanan terhadap masyarakatnya. Daerah otonom

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. RI secara resmi telah menetapkan dimulainya pelaksanaan otonomi daerah sesuai

ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan baik melalui administrator pemerintah. Setelah

BAB I PENDAHULUAN. negara. Hasil dari pembayaran pajak kemudian digunakan untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat provinsi maupun tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2009 NOMOR 01 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan disegala sektor. Hal ini berkaitan dengan sumber dana

ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK DAN RETRIBUSI SEBAGAI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN MINAHASA(PERIODE )

EVALUASI EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, daerah harus mampu menggali potensi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fenomena yang selalu berkembang di masyarakat. Pajak memiliki fungsi sebagai sumber penerimaan Negara (Budgeter) yang

EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan perekonomiannya, Indonesia harus meningkatkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

ANALISIS KONTRIBUSI DAN EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat (sentralistik) telah menimbulkan kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari yang semula terpusat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pulihnya perekonomian Amerika Serikat. Disaat perekonomian global mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana. mandiri menghidupi dan menyediakan dana guna membiayai kegiatan

Keywords: Local Revenue, Local Taxes, effectivity and Contributions

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Transkripsi:

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Efektivitas Pajak Daerah. Pajak Bumi dan Bangunan tergolong sangat efektif dengan kontribusi sebesar 118,2%, Pajak Restoran juga tergolong sangat efektif dengan kontribusi sebesar 117,7% selanjutnya Pajak Penerangan Jalan sebesar 108,9% sedangkan yang tergolong kurang efektif yaitu Pajak Parkir sebesar 79,81%. 2. Efektivitas Peranan Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah. Pajak Penerangan Jalan tergolong sangat mempunyai peranan dengan kontribusi sebesar 22,08%, Pajak Bumi dan Bangunan juga tergolong sangat mempunyai peranan dengan kontribusi sebesar 10,28% selanjutnya Pajak BPHTB sebesar 10,19% sedangkan Pajak Parkir tergolong tidak mempunyai peranan dengan kontribusi sebesar 0,96%. 3. Faktor penghambat yang dihadapi pemerintah daerah Kota Kupang dalam meningkatkan peranan pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Kupang adalah rendahnya kesadaran para wajib pajak dalam kedisiplinannya membayar pajak daerah, sebagian masyarakat belum memahami sistem perpajakan, dan sistem kontrol yang kurang baik. 6.2 Saran Untuk meningkatkan penerimaan pajak daerah sehingga bisa memberikan kontribusi atau peranan yang lebih besar terhadap Pendapatan Asli Daerah, maka dapat disarankan sebagai berikut :

1. Pemerintah daerah Kota Kupang perlu mengelola dan mengembangkan sumber-sumber penerimaan pajak daerah yang belum dikelola secara optimal guna menunjang pendapatan asli daerah Kota Kupang. 2. Pihak Dispenda dan Pemerintah Daerah setempat perlu memberikan penerangan, pengawasan dan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh wajib pajak. 3. Perlu diadakan penataran-penataran yang berkesinambungan bagi petugas-petugas pemungut dan penyuluh pajak daerah. DAFTAR PUSTAKA Abdurahmat. 2003, Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Adisasmita. 2010, Otonomi daerah merupakan kewenangan bagi kepala daerah untuk mengurus sendiri rumah tangganya. Badan Pusat Statistik Provinsi NTT. Bratakusumah dan Solihin. 2001, Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber keuangan daerah yang digali dari dalam wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan asli daerah lain-lain yang sah.

Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang, 2010-2014. Erly Suandy. 2001, Pajak merupakan pungutan berdasarkan Undang-Undang oleh pemerintah, yang sebagian dipakai untuk penyediaan barang dan jasa publik. Fajarwati, Istriyah Nikmah. 2008, Analisis Efisiensi dan Efektivitas Pemungutan Pajak Daerah (Studi Kasus Pemerintah Kota Surakarta), Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hidayat. 1986, Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002. Lohyu. 2003, Pendapatan daerah sendiri dapat diartikan sebagai penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayah sendiri Mahmudi. 2001. Manajemen Keuangan Daerah. Erlangga. Yogyakarta. Mamesah. 1995, Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban yang dapat dimulai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang Mardiasmo. 2003. Perpajakan. Yogyakarta: Andi Offset. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Kabupaten atau Kota. Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Republik Indonesia. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Republik Indonesia. Undang-Undang 1945 pasal 23A. Santosa. 1995, Hal-hal yang menyebabkan rendahnya Pendapatan Asli Daerah Saragih. 2003, Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diurus dan diusahakan oleh daerah sendiri yang digunakan untuk membiayai pembangunan daerah yang ditetapkan setiap tahun dalam bentuk anggaran daerah. Selo Soemardjan. 1993, Perubahan sosial budaya merupakan segala perubahan pada berbagai lembaga masyarakat dalam suatu lingkungan masyarakat yang memengaruhi sistem sosial Sjaiful. 2004, Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan daerah yang diurus dan diusahakan oleh daerah sendiri yang digunakan untuk membiayai pembangunan daerah yang ditetapkan setiap tahun dalam bentuk anggaran daerah Soeratno, dan Lincon A, 2003, Metodologi Penelitian, Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta. Suparmoko. 2002, Pajak daerah mempunyai peran ganda yaitu sebagai sumber pendapatan daerah (budgetary) dan sebagai alat pengaturan alokasi dan distribusi kegiatan ekonomi dalam suatu daerah tertentu. Tambajong, Antonius Luntungan dan Jacline Sumual, 2013, Analisis Tingkat Efektivitas Pajak dan Retribusi Sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Minahasa, Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Tjahja Supriatna, Keuangan daerah adalah kemampuan pemerintah daerah untuk mengawasi daerah untuk mengelola mulai dari merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengendalikan, dan mengevaluasi berbagai sumber keuangan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah Warsito. 2001, Pendapatan Daerah merupakan komponen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Yulastiana, dan I Wayan Suartana. 2013, Analisis Efesiensi dan Efektivitas Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Klungkung, Fakultas Ekonomi Udayana, Bali. LAMPIRAN DATA

5.3.1 Efektivitas Pajak hotel Efektivitas pajak hotel yakni perbandingan antara realisasi pajak hotel dengan target pajak hotel yang ditetapkan. Efektivitas pajak hotel Kota Kupang tahun anggaran 2010-2014 dapat dihitung sebagai berikut: = 110,4% = 102,7% = 119,9% = 84,8% = 110,7%

5.3.2 Efektivitas pajak restoran = 105,7% = 99,51% = 106,3% = 121,9% = 155,1% 5.3.3 Efektivitas pajak hiburan Efektivitas pajak hiburan yakni perbandingan antara realisasi pajak hiburan dengan target pajak hiburan yang ditetapkan. Efektivitas pajak hiburan Kota Kupang tahun anggaran 2010-2014 dapat dihitung sebagai berikut: = 116,6% = 126,7% = 113,8%

= 79,39% = 80,77% 5.3.4 Efektivitas pajak reklame Efektivitas pajak reklame yakni perbandingan antara realisasi pajak reklame dengan target pajak reklame yang ditetapkan. Efektivitas pajak reklame Kota Kupang tahun anggaran 2010-2014 dapat dihitung sebagai berikut: = 102,3% = 91,7% = 107,1% = 84,14% =130,04% 5.3.5 Pajak penerangan jalan Efektivitas pajak penerangan jalan yakni perbandingan antara realisasi pajak penerangan jalan dengan target pajak penerangan jalan yang ditetapkan. Efektivitas pajak penerangan jalan Kota Kupang tahun anggaran 2010-2014 dapat dihitung sebagai berikut:

= 101,8% = 112,4% = 109,1% =105,7 % = 115,9% 5.3.6 Efektivitas Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C Efektivitas pajak pengambilan bahan galian golongan c yakni perbandingan antara realisasi pajak pengambilan bahan galian golongan c dengan target pajak hotel yang ditetapkan. Efektivitas pajak pengambilan bahan galian golongan c Kota Kupang tahun anggaran 2010-2014 dapat dihitung sebagai berikut: = 110,1% = 40,53%

= 123,6% = 136,9% = 89,47% 5.3.7 Efektivitas Pajak Parkir Efektivitas pajak pengambilan bahan galian golongan c yakni perbandingan antara realisasi pajak pengambilan bahan galian golongan c dengan target pajak hotel yang ditetapkan. Efektivitas pajak pengambilan bahan galian golongan c Kota Kupang tahun anggaran 2010-2014 dapat dihitung sebagai berikut: 1. Tahun 2011 = 170,9% 2. Tahun 2012 = 91,7% 3. Tahun 2013 = 67,15% 4. Tahun 2014 = 69,3% 5.3.8 Efektivitas Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah atau Bangunan (BPHTB)

Efektivitas pajak BPHTB yakni perbandingan antara realisasi pajak BPHTBdengan target pajak BPHTB yang ditetapkan. Efektivitas pajak BPHTB Kota Kupang tahun anggaran 2010-2014 dapat dihitung sebagai berikut: 1. Tahun 2011 = 129,2% 2. Tahun 2012 = 121,8% 3. Tahun 2013 = 120,1% 4. Tahun 2014 = 128,9% 5.3.9 Efektivitas Pajak Air Tanah Efektivitas pajak air tanah yakni perbandingan antara realisasi pajak air tanah dengan target pajak air tanah yang ditetapkan. Efektivitas pajak air tanah Kota Kupang tahun anggaran 2010-2014 dapat dihitung sebagai berikut: 1. Tahun 2013 = 56,38% 2. Tahun 2014 = 115,3% 5.3.10 Efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan 1. Tahun 2014

= 118,2% 5.4.1 Efektivitas Peranan Pajak Hotel Terhadap PAD (EPPHTP) Efektivitas peranan pajak hotel terhadap PAD yaitu untuk mengetahui seberapa besar kontribusi atau sumbangan pajak hotel untuk pembentukan PAD dengan membandingkan realisasi pajak hotel dengan realisasi PAD tahun bersangkutan. = 5,04% = 4,94% = 5,89% =5,54 % = 6,64% 5.4.2 Efektivitas Peranan Pajak Restoran Terhadap PAD (EPPRTP) Efektivitas peranan pajak restoran terhadap PAD yaitu untuk mengetahui seberapa besar kontribusi atau sumbangan pajak restoran untuk pembentukan PAD dengan membandingkan realisasi pajak restoran dengan realisasi PAD tahun bersangkutan. = 5,08%

= 5,03% = 4,99% =6,90 % = 8,78% 5.4.3 Efektivitas Peranan Pajak Hiburan Terhadap PAD (EPPHTP) Efektivitas peranan pajak hiburan terhadap PAD yaitu untuk mengetahui seberapa besar kontribusi atau sumbangan pajak hiburan untuk pembentukan PAD dengan membandingkan realisasi pajak hiburan dengan realisasi PAD tahun bersangkutan. = 0,98% = 1,43% = 1,68% =2,04%

= 1,54% 5.4.4 Efektivitas Peranan Pajak Reklame Terhadap PAD (EPPRTP) = 1,96% = 1,77% = 1,92% = 1,64 % = 2,40% 5.4.5 Efektivitas Peranan Pajak Penerangan Jalan Terhadap PAD (EPPPJTP) = 17,1% = 18,1% = 25,5%

= 24,3% = 25,4% 5.4.6 Efektivitas Peranan Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C Terhadap PAD (EPPPBGCTP) = 1,58% = 0,48% = 1,10% = 1,32% = 0,94% 5.4.7 Efektivitas Peranan Pajak Parkir Terhadap PAD (EPPPTP)

1. Tahun 2011 = 0,30% 2. Tahun 2012 = 0,14% 3. Tahun 2013 = 0,14% 4. Tahun 2014 = 0,17% 5.4.8 Efektivitas Peranan Pajak PBHTB Terhadap PAD (EPPPTP) 1. Tahun 201 = 9,75% 2. Tahun 2012 = 10,12% 3. Tahun 2013 = 10,61% 4. Tahun 2014 = 10,28% 5.4.9 Efektivitas Peranan Pajak Air Tanah Terhadap PAD (EPPATTP)

1. Tahun 2013 = 0,07% 2. Tahun 2014 = 0,18% 5.4.10 Efektivitas Peranan Pajak Bumi dan Bangunan Terhadap PAD (EPPBBTP) 1. Tahun 2014 = 8,88%