PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 44 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN SARANG BURUNG WALET

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGUSAHAAN DAN PENGELOLAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 2 TAHUN 2006 SERI C

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 11 TAHUN 2000

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

Klik Dibatalkan dan Ditindaklanjuti dgn Instruksi Bupati No 8 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 7, TAHUN : 2004 SERI : B NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 21 TAHUN 2001 T E N T A N G PAJAK PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 16 TAHUN T E N T A N G RETRIBUSI, IJIN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET


L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 33 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUP[ATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 06 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 4 TAHUN 2003 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG SRITI DAN ATAU WALET

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN ATAU PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI IZIN PENYELENGGARAAN PELATIHAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK ATAS PENGUSAHAAN BURUNG SRITI DAN ATAU WALET DI KABUPATEN JEMBRANA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG NOMOR : 3 TAHUN : 2006 SERI : C NO.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN BENGKEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR : 17 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI ATAS IJIN PENEBANGAN KAYU RAKYAT (IPKR) DAN SURAT KETERANGAN ASAL USUL (SKAU)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2009

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN USAHA SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE,

PAJAK SARANG BURUNG WALET

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

BUPATI MUSI RAWAS, 6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG,

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR : 12 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENYERTAAN DOKUMEN PELELANGAN PROYEK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 44 TAHUN 2003 SERI A NOMOR 6

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2001 SERI B.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 03 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA TAHUN 2008 NOMOR 31 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 31 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 07 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG NOMOR 7 TAHUN 1999 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH BUPATI KUTAI TIMUR NOMOR 33 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET KABUPATEN KUTAI TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI PENGUMPULAN KAYU RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG. yang. untuk. dalam. usaha

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PERIJINAN PEMANFAATAN KEPEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 06 TAHUN 2003 T E N T A N G IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2005 NOMOR 37 SERI C NOMOR SERI 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 22 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 2

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

b. bahwa atas dasar pertimbangan tersebut di atas perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Izin Bongkar Muat Barang.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 05 TAHUN 2012 TLD NO : 05

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 4 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 52 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR Menimbang : a. bahwa untuk pengendalian dan pengawasan lingkungan serta kelestarian Sarang Burung Walet, dipandang perlu adanya pengaturan mengenai izin pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet ; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209) ; 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Hukum Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419) ; 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa mengenai Keanekaragaman Hayati (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 41) ; 4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685), sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246) ; 5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68) 6. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1994 tentang Perburuan Satwa Baru (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3542) ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3692) ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54) ; 10. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70) ; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah ; 12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1986 tentang Ketentuan Umum Penyidik Pegawai Negeri Sipil ; 13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi ; 14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Retribusi Daerah ; 15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 1999 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet ;

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET. B A B I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur ; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur ; c. Bupati ialah Bupati Tanjung Jabung Timur ; d. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur ; e. Burung Walet adalah satwa liar yang termasuk marga Collocalia yaitu Collocalia Fuchiaphaga, Collocalia Mazima, Collocalia Esculenta, Collocalia Linchi dan sejenisnya ; f. Pengusahaan Burung Walet adalah bentuk kegiatan pengambilan Sarang Burung Walet di luar habitat alami ; g. Pemeliharaan Burung Walet adalah rangkaian pembinaan habitat dan pengendalian populasi Burung Walet di luar habitat alami ; h. Sarang Burung adalah Sarang Burung Walet atau sebangsanya yang dapat diperdagangkan dan digunakan sebagai bahan makanan atau obat-obatan yang terdapat dalam wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur ; i. Tempat Pemeliharaan adalah rumah-rumah, bangunan-bangunan, gua-gua dan tempat lain yang digunakan untuk pemeliharaan sarang burung ;

j. Izin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang burung Walet adalah izin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada Orang Pribadi atau Badan untuk mengusahakan pemeliharaan Burung Walet dalam Kabupaten Tanjung Jabung Timur sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku ; k. Diluar Habitat alami Burung Walet adalah lingkungan tempat Burung Walet hidup dan berkembang yang diusahakan dan dibudidayakan ; l. Lokasi adalah suatu kawasan/tempat tertentu dimana terdapat Sarang Burung Walet di luar habitat alami ; m. Retribusi adalah pembayaran yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan atas pelayanan izin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet yang diberikan oleh Pemerintah Daerah ; n. Retribusi Perizinan tertentu adalah Retribusi yang dipungut oleh Pemerintah Daerah berdasarkan pada tujuan untuk menutupi sebagian atau seluruhnya biaya penyelenggaraan izin yang bersangkutan ; o. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang melakukan Pendaftaran perusahaan ; p. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang ; q. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, untuk mencarii serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya ; r. Penyidik adalah Penyidik pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas melakukan penyidikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; BAB II NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 2 Dengan Nama Retribusi Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan izin pengelolaan dan pengusahaan Sarang Burung Walet. Pasal 3

Objek Retribusi adalah pelayanan pemberian izin pengelolaan dan pengusahaan Sarang Burung Walet. Pasal 4 Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh pelayanan pemberian izin pengelolaan dan pengusahaan Sarang Burung Walet. BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5 Retribusi izin pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet digolongkan sebagai Retribusi Perizinan tertentu. BAB IV KETENTUAN PERIZINAN Pasal 6 (1) Setiap orang pribadi atau Badan yang melakukan kegiatan pengelolaan dan pengusahaan Sarang Burung Walet di luar habitat alami harus memiliki izin Pengelolaan dan pengusahaan sarang Burung Walet dari Pemerintah Daerah ; (2) Permohonan Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan kepada Pemerintah Daerah ; Pasal 7 Untuk memperoleh Izin Pengelolaan dan pengusahaan Sarang Burung Walet sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Mengajukan permohonan kepada Bupati ; b. Melampirkan Photo Copy KTP ; c. Proposal Pengelolaan dan pengusahaan Sarang Burung Walet ;

d. Rekomendasi dari Lurah ; e. Surat Pernyataan sanggup mentaati persyaratan teknis yang ditetapkan oleh Bupati maupun Instansi/Departemen teknis ; f. Photo copy Izin Tempat usaha ; g. Photo copy Izin Undang-undang Gangguan ; h. Photo copy Izin Mendirikan Bangunan ; i. Persetujuan tetangga terdekat yang diketahui oleh Ketua RT setempat ; Pasal 8 (1) Setelah memenuhi semua persyaratan, dilakukan penelitian lapangan tempat Pengusahaan dan Pengelolaan Sarang Burung Walet ; (2) Hasil penelitian lapangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat dalam berita acara, sebagai bahan pertimbangan Bupati dalam penerbitan izin ; Pasal 9 (1) Pemberian atau Penolakan Izin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet diberikan oleh Pemerintah Daerah paling lama 7 (Tujuh) hari kerja setelah permohonan diterima secara lengkap ; (2) Penolakan atas permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan secara tertulis dengan disertai alasan penolakan ; Pasal 10 (1) Izin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet diberikan selama 5 (lima) tahun ; (2) Untuk mempermudah pelaksanaan pengendalian dan pengusahaan maka diwajibkan melakukan pendaftaran ulang (Heregestrasi) setiap 1 (Satu) kali setahun ; Pasal 11 Perubahan dan penambahan bentuk bangunan sebagai tempat Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet harus mendapat persetujuan dari Pemerintah daerah ;

Pasal 12 Izin Pengelolaan dan Pengusahaan sarang Burung Walet dapat dialihkan/dipindahkan kepada pihak lain setelah mendapat persetujuan Pemerintah Daerah ; Pasal 13 (1) Pemerintah Daerah dapat melimpahkan wewenang penandatanganan Izin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet kepada Pejabat lain yang ditunjuk ; (2) Wewenang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB V CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 14 Tingkat penggunaan jasa pelayanan pemberian Izin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet didasarkan atas volume ruangan tempat kegiatan pengelolaan dan pengusahaan Sarang Burung Walet. BAB VI PRINSIP DAN PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 15 Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi dimaksudkan untuk menutupi biaya pelayanan administrasi dan operasional pemberian izin. Pasal 16 (1) Setiap orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan pengelolaan dan pengusahaan Sarang Burung Walet wajib membayar retribusi ;

(2) Struktur dan besarnya tarif dibedakan berdasarkan besar kecilnya kegiatan usaha pengelolaan dan pengusahaan Sarang Burung Walet ; (3) Besarnya tarif retribusi adalah sebagai berikut : a. Usaha yang berskala kecil 0 s/d 75 m3 sebesar Rp. 35.000,-/m3 b. Usaha yang berskala sedang 76 s/d 250 m3 sebesar Rp. 25.000,-/m3 c. Usaha yang berskala besar 251 m3 keatas sebesar Rp. 15.000,-/m3 (4) Pendaftaran ulang (Heregistrasi) dikenakan retribusi sebesar sebagaimana dimaksud dalam ayat (3). BAB VII WILAYAH PUNGUTAN DAN TEMPAT SARANG BURUNG Pasal 17 (1) Wilayah Pemungutan adalah Dalam Kabupaten Tanjung Jabung Timur. (2) Sarang Burung Walet yang berada di luar habitat alami meliputi bangunan rumah dan bangunan lainnya yang dipergunakan untuk Pemeliharaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet ; (3) Sarang Burung Walet sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berada dalam kawasan Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang kondisi dan daya dukung lingkungannya memungkinkan ; Pasal 18 Penempatan lokasi pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet harus memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut : a. Kesehatan lingkungan. b. Keindahan dan Nilai estetika lingkungan. c. Sosial Budaya

Pasal 19 (1) Setiap pengusaha/pemelihara Sarang Burung Walet dalam Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dipungut Retribusi atas Pengusahaan/Pemeliharaan Sarang Burung ; (2) Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini tidak dikenakan kepada tempat pemeliharaan yang diusahakan oleh Pemerintah Daerah ; BAB VIII TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 20 (1) Pemungutan dilakukan dengan menggunakan SKRD atau Dokumen lain yang dipersamakan ; (2) Pemungutan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disetor secara bruto ke Kas Daerah ; (3) Instansi Pemungut adalah Dinas Pendapatan Daerah. Pasal 21 (1) Pembayaran retribusi harus dilunasi sekaligus ; (2) Pembayaran dilakukan di Kas Daerah atau di tempat lain yang ditunjuk oleh Pemerintah ; (3) Dalam pembayaran dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, maka hasil pungutan pembayaran harus diserahkan ke Kas Daerah paling lambat 1x24 Jam. Pasal 22 Setiap pembayaran diberikan tanda bukti pembayaran dan dicatat dalam buku penerimaan. BAB IX PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 23 (1) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Pemerintah daerah memfasilitaskan Pelaksanaan Pengelolaan dan pengusahaan Sarang Burung Walet ; (2) Fasilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berupa penyuluhan, bimbingan teknis dan pemasaran produksi. Pasal 24 Pemerintah Daerah melakukan Pengawasan dan pengendalian sejak Izin pengelolaan dan Pengusahaan sarang Burung Walet diterbitkan. BAB X KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 25 Pemegang Izin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet diwajibkan untuk: a. Memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam izin pengelolaan dan pengusahaan Sarang Burung Walet ; b. Melakukan kegiatan usahanya paling lama 6 (enam) bulan setelah izin diterbitkan ; c. Menjaga kebersihan, keamanan dan ketertiban lingkungan di sekitar tempat usaha pengelolaan dan pengusahaan Sarang Burung Walet ; d. Mentaati semua ketentuan perundang-undangan yang berlaku lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengusahaan Sarang Burung Walet. Pasal 26 Pemegang Izin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet dilarang : a. Melakukan penyimpanan barang-barang yang membahayakan keselamatan masyarakat umum yang berada di sekitar lokasi atau tempat pengelolaamn dan pengusahaan Sarang Burung Walet ; b. Melakukan kegiatan yang membahayakan keamanan Negara ;

c. Mengelola dan mengusahakan sarang burung walet ditempat-tempat Peribadatan, Perkantoran Pemerintah, Sarana pendidikan dan Fasilitas umum ; d. Melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan gangguan lingkungan (kebisingan, getaran, kebauan, pencemaran lingkungan) ; e. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan Peraturan Perundangundangan yang berlaku. BAB XI SANKSI ADMINISTRASI Pasal 27 (1) Setiap orang pribadi atau badan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dikenakan sanksi administrasi berupa denda Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) ; (2) Setiap orang pribadi atau badan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 Ayat (2) dikenakan sanksi administrasi berupa denda dengan tingkatan : a. Tidak melaksanakan Heregistrasi selama 1 s/d 2 tahun denda Rp. 3.000.000,- (Tiga juta rupiah) ; b. Tidak melaksanakan Heregistrasi selama 3 s/d 4 tahun denda Rp. 4.000.000,- (Empat juta rupiah) ; c. Tidak melaksanakan Heregistrasi selama lebih dari 5 tahun denda Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah) ; (3) Setiap orang pribadi atau badan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Ayat (4) dikenakan sanksi administrasi berupa denda Rp. 3.000.000,- (Tiga juta Rupiah ) ; (4) Setiap orang pribadi atau badan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dikenakan sanksi administrasi berupa denda Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah) ; Pasal 28 (1) Setiap orang atau badan yang melakukan pelanggaran terhadap Pasal 25 dan 26 dikenakan sanksi administrasi berupa pencabutan izin pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet ;

(2) Pencabutan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui peringatan tertulis sebanyak 3 (Tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing selama 10 (Sepuluh Hari) ; (3) Apabila peringatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak diindahkan maka dilanjutkan dengan pencabutan izin dan penutupan tempat usaha. BAB XII KETENTUAN PIDANA Pasal 29 (1) Barang siapa menjalankan kegiatan usaha pengelolaan dan pengusahan sarang burung walet yang telah dicabut izin operasionalnya berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 28 Ayat (3) diancam dengan Pidana Kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah) ; (2) Tindak pidana yang dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran. BAB XIII PENYIDIKAN Pasal 30 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet ; (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet agar keterangan dan laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas ; b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana dibidang pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet ;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet ; d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet ; e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut ; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet ; g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa Identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e ; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet ; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau sanksi ; j. Menghentikan penyidikan ; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan ; (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum. BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan ditetapkan lebih lanjut dengan keputusan Bupati

Pasal 32 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Ditetapkan di Muara Sabak Pada Tanggal, 2001 BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR DRS. ABDULLAH HICH Diundangkan di : Muara Sabak Pada Tanggal : 2001 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR SYARIFUDDIN FADHIL LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2001 NOMOR SERI