BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan daerah tujuan wisatawan domestik dan internasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem. yang dapat menjelaskan situasi dan keadaan tempat tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penggabungan antara unsur peta (geografis) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota

BAB I PENDAHULUAN. pinus. Dengan banyaknya desa yang telah disalurkan bantuan bibit pohon pinus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu informasi yang dibutuhkan masyarakat pada saat

BAB I PENDAHULUAN I-1

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I - 1

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3.

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal latihan maupun proses rekaman. Saat ini pengguna jasa penyewaan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi Geografis merupakan salah satu model sistem informasi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang teknologi informasi yang semakin pesat telah

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Timur adalah provinsi di bagian timur Pulau Jawa,

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merupakan Lembaga

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu daerah andalan sektor

BAB I PENDAHULUAN. saja. Dengan berkembanganya teknologi internet, masyarakat semakin di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki pesona alam dan budaya yang beraneka ragam yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun TV dan Radio di Kota Medan. Diharapkan dengan dibuatnya tugas akhir

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi Geografis adalah suatu komponen yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menjelaskan tahapan yang dilakukan dalam penelitian tugas akhir ini. Adapun kerangka kerja yang dilakukan adalah:

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi saat ini fungsinya sudah merambah ke

BAB I PENDAHULUAN. akhir, hal itu menjadi sebuah peluang bagi para pengembang Information

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada Dinas Pendidikan Kota Medan khususnya Medan Selatan, terdapat

BAB I PENDAHULUAN. satu nilai pentingnya adalah menumbuh kembangkan potensi makanan asli daerah

BAB I PENDAHULUAN. dapat kita lihat betapa kompleksnya persoalan persoalan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait. Sedangkan wisata adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Alur Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pusat pasar dengan lokasi yang terlalu jauh sehingga dapat membuang waktu.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan.teknologi telah banyak membantu manusia.berkembangnya teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. diindustri pariwisata. Pemanfaatan teknologi diindustri pariwisata sangat

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ini memaparkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan batasan masalah dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografi (Lisa Ambarwati ;

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

WebGIS-PT Website Geographic Information System - Pariwisata Terpadu 1

BAB I PENDAHULUAN. jenis bisnis dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi di bidang geografis, informasi dapat ditampilkan dengan lebih

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir sebagian besar pemerintah daerah belum memiliki sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

berbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Dengan melakukan pengelompokan (zonasi) tipologi pesisir dari aspek fisik lahan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lokasi yang diinginkan atau sebaliknya dengan memilih informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di dunia, saat ini telah menetapkan sektor pariwisata sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. dari pemikiran-pemikiran manusia yang semakin maju, hal tersebut dapat. mendukung bagi pengembangan penyebaran informasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tempat Pemakaman Umum biasa disingkat TPU merupakan kawasan. tempat pemakaman yang biasanya dikuasai oleh pemerintah daerah dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. data spasial berikut atribut-atributnya, seperti memodifikasi bentuk, warna,

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah uang. Salah satu yang menunjang aktivitas manusia adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. satu caranya adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi seperti layanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat membawa

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) sudah semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. antarmuka, menu yang tersedia pada sistem, form-form masukan, analisis kinerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan ala penelitian berupa perangkat keras

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. (SBNP) juga membuka akses dan menghubungkan wilayah pulau, baik daerah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar 1.2 Latar Belakang Masalah

SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. khasanah budaya bangsa, serta memberikan berbagai layanan jasa lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia sudah sangat terkenal sejak dulu, terutama pantaipantai yang sangat banyak dikarenakan Indonesia merupakan negara kepulauan. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 50 tahun 2010 tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional tahun 2010-2025 mempunyai visi: terwujudnya Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat. Dalam mewujudkan visi tersebut, pemerintah mempunyai misi pembangunan pariwisata yang meliputi: destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, industri pariwisata, kelembagaan kepariwisataan. Pulau rote merupakan salah satu tujuan pariwisata yang juga sedang dikembangkan. Pada Kabupaten Rote Ndao yang mempunyai citra pariwisata Unspoiled, Untouched Indonesia terdapat pantai-pantai yang menjadi tujuan pariwisata terutama wisatawan asing. Informasi yang disediakan tentang pariwisata di Pulau Rote masih terbilang kurang, terutama informasi tentang keamanan pada setiap pantai di pulau tersebut. Pembuatan sistem informasi geografis berbasis web diperlukan untuk mendukung pembangunan pariwisata ini. Menurut Sadagopan (2000), sistem informasi geografis pada internet mempunyai potensi untuk menyediakan dukungan yang luar biasa kepada masyarakat dengan memberdayakan mereka dengan informasi. Dalam penelitiannya, Fischer mengatakan sistem informasi geografis adalah sistem informasi berbasis komputer yang berusaha untuk menangkap, menyimpan, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan geografis yang direferensikan dan terkait data atribut tabular, untuk memecahkan penelitian yang kompleks, perencanaan dan manajemen masalah. Menurut Buckley (1997), Sistem Informasi Geografis (SIG) mempunyai 4 fungsional subsistem utama yaitu: suatu subsistem input data, penyimpanan data dan subsistem pengambilan, manipulasi data, dan subsistem analisis, dan output 1

2 data dan subsistem display. SIG juga mempunyai beberapa komponen penting seperti hardware, software, data, manusia, metode. Elella et al (2006) mengatakan, terdapat lima jenis pertanyaan yang bisa dijawab oleh SIG, yaitu: Location, What is at.? Pertanyaan pertama ini mencari tahu apa saja yang terdapat dalam suatu lokasi. Sebuah lokasi dapat dideskripsikan dengan banyak cara misalnya menggunakan kode pos atau acuan geografis seperti bujur dan lintang. Condition, Where is it? Pertanyaan kedua ini merupakan kebalikan dari yang pertama dan memerlukan data spasial untuk menjawabnya. Bukannya mengidentifikasi apa yang ada di lokasi tertentu, tetapi mungkin ingin mencari lokasi di mana kondisi tertentu dipenuhi. Trends, What has change since? Pertanyaan ketiga mungkin melibatkan kedua pertanyaan sebelumnya dan berusaha menemukan perbedaan dari waktu ke waktu. Misalnya dalam penggunaan lahan atau elevasi. Pattern, What spatial patterns exists? Pertanyaan ini lebih mendalam, mungkin ada yang menanyakan pertanyaan ini untuk menentukan apakah tanah longsor sebagian besar terjadi di dekat sungai. Mungkin sama pentingnya untuk mengetahui berapa banyak anomali yang ada yang tidak sesuai dengan pola. Modelling, What if? Pertanyaan yang diajukan ini untuk menentukan apa yang terjadi, misalnya, jika jalan baru ditambahkan ke jaringan atau jika merembes zat beracun ke dalam pasokan air tanah setempat. Menjawab pertanyaan jenis ini membutuhkan informasi baik geografis dan lainnya (serta model tertentu). Hal ini memungkinkan terjadinya operasi spasial.

3 Seperti halnya Sistem Informasi lainnya, sistem ini mempunyai kemampuan untuk melakukan searching, filtering, memberikan informasi tentang keamanan pantai, sejarah informasi pantai, dan menampilkan data spasial maupun non-spasial sekitar pantai. Komputer sebagai hardware-nya, menggunakan beberapa tool yang ada, dan basis data yang siap diolah menggunakan metode decision tree C4.5, wisatawan yang menggunakan sistem ini dapat terbantu dalam merencanakan perjalanan wisata pantainya. Pada penelitian yang dilakukan Fletcher et al (2009), pemantauan pantai yang dilakukan dengan menambahkan parameter curah hujan, arus, salinitas, kecepatan angin, arah angin, dan pasang surut dapat menjadi faktor penting dalam mempertimbangkan konsentrasi bakteri yang terkandung dalam air laut. Salah satu bahaya yang terdapat di daerah pesisir pantai adalah rip current. Menurut Short and Hogan (1994), rip current merupakan bahaya yang signifikan untuk para pengunjung pantai karena kombinasi dari arus cepat, pendalaman saluran, dan potensi untuk menghancurkan gelombang di titik keluar dari robekan. Bahaya rip current ini telah memakan banyak korban di penjuru dunia. Pada penelitian yang dilakukan Kumar dan Prasad (2013), korban tenggelam yang diakibatkan rip current mencapai 78%, bunuh diri dan kecelakaan kapal mencapai 5%, kecelakaan terjadi di pelabuhan sekitar 10% dan sisanya tidak diketahui penyebabnya. Melakukan perpaduan parameter-parameter yang terdapat pada skala rip current, sistem ini dapat mengambil keputusan menjadi beberapa kategori mengenai keamanan pada sebuah pantai. Pengambilan keputusan ini menggunakan Decision Tree, sehingga sistem dapat mengolah data dan memberikan informasi kepada pengguna, bahwa pantai tersebut berada pada tingkat keamanan yang mana. Menurut Bennet dan Blue (1996) Decision tree merupakan teknik yang efektif untuk masalah pengklasifikasian yang telah terbukti. Training set yang terdiri dari beberapa sample point dengan n atribut pada masing-masing setiap kelasnya. Decision Tree dibangun untuk membedakan antara set tersebut. Dalam

4 kasus ini, decision tree sangat membantu dalam pengambilan keputusan tingkat keamanan pantai. Jing-ti dan Yu-jia (2009) menyatakan bahwa C4.5 merupakan algoritma yang terkenal di dunia yang diterapkan ke Decision Tree. Dalam Taherkhani (2010), Kotsiantis juga menyatakan bahwa, algoritma tersebut telah digunakan secara luas dan merupakan algoritma yang paling dikenal dalam pembangunan Decision Tree. Beberapa sudut pandang utamanya diringkas sebagai berikut: 1. Menghitung entropi yang berbeda dibawah atribut yang berbeda untuk membuat pengelompokan. 2. Menghitung keuntungan informasi terkait (gain). 3. Memilih atribut untuk mengklasifikasikan dengan informasi yang paling menguntungkan atau nilai gain terbesar sebagai kriteria klasifikasi. 4. Melanjutkan algoritma pengelompokan sampai daunnya. Karena berhubungan dengan cuaca, maka diperlukan data dari BMKG. Data tersebut diusahakan selaras dengan update dari BMKG itu sendiri. Sehingga sistem ini dapat update dan berubah sejalan dengan perubahan data yang ada di BMKG. Setiap hari, update data akan dilakukan. Jadi perubahan data terjadi perharinya. Map yang digunakan berasal dari jasa google map, penentuan titik-titik pantai akan dilakukan secara manual. Nama-nama pantai dan lokasinya didapat dari hasil survey ke warga setempat. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini akan membuat sistem informasi berbasis web yang memberi informasi tentang tingkat keamanan pantai di Pulau Rote. Metode pengambilan keputusan yang digunakan adalah decision tree dan untuk membuat desain dari decision tree tersebut digunakan algoritma C4.5. Beberapa penelitian mengenai kemunculan rip currents diteliti dengan melihat hubungan keadaan sekitar pantai dengan kemunculannya. Dalam hal ini, decision tree dapat digunakan untuk menghubungkan antara keadaan sekitar

5 pantai dengan kemunculan rip currents. Keadaan sekitar pantai akan menjadi masukan dan keputusannya risiko kemunculan rip currents. Algoritma C4.5 digunakan sebagai pembangkit decision tree karena algoritma C4.5 merupakan ekstensi dari algoritma ID3 dimana menurut Dai (2014), kriteria awal pada algoritma C4.5 dalam memisahkan atribut adalah gain ratio. Bukan menggunakan gain saja seperti ID3. Dengan memanfaatkan nilai dari gain ratio, bias dari pemilihan multi-atribut dapat dihindari. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah yaitu Apakah membuat SI untuk risiko kemunculan rip current menggunakan decision tree C4.5 dapat memberikan informasi yang akurat kepada wisatawan?. 1.3 Batasan Masalah Untuk mendapatkan hasil seperti yang diharapkan dan penelitian yang terarah, maka permasalahan dalam penelitian ini akan dibatasi sebagai berikut: 1. Daerah pariwisata pantai yang akan menjadi objek adalah Pulau Rote. 2. Pengambilan keputusan dalam tingkat keamanan pariwisata pantai menggunakan decision tree C4.5. 3. Sistem yang akan dibangun berbasis web. 4. Parameter yang digunakan adalah parameter kemunculan rip current yang digunakan oleh Kumar dan Prasad (2013) yaitu, ketinggian gelombang laut, periode golmbang laut, arah gelombang laut, arah penyebaran, dan ketinggian pasang surut laut. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah menerapkan decision tree dengan algoritma C4.5 dalam pengambilan keputusan tingkat keamanan pantai pada kemunculan rip current agar memberikan informasi yang lebih lengkap dan akurat kepada wisatawan yang akan mengunjungi pulau rote dalam dunia internet.

6 Adapun manfaat dari penelitian ini: 1. diharapkan dapat membantu wisatawan untuk melihat kondisi pantaipantai yang akan dikunjungi di pulau Rote sehingga wisatawan bisa memutuskan kapan dan pantai mana saja yang akan dikunjungi. 2. dapat digunakan sebagai acuan, untuk studi tentang keamanan lingkungan pantai. 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian tentang decision tree sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya. Penggunaan decision tree sebagai pengambilan keputusan untuk informasi kesehatan pada daerah pantai dan rekreasi air pernah dilakukan oleh Fletcher et al (2009) dan Porter et al (2010). Pembangkitan decision tree menggunakan algoritma C4.5 pernah dilakukan oleh Quinlan (2006), Taherkani (2010), dan Muniyandi et al (2010). Penelitian mengenai skala rip current pernah dilakukan oleh Lushine (1991), Lascody (1998), Engle (2003), Schrader (2004), Nelko dan Dalrymple (2008), dan Kumar dan Prasad (2013). Penelitian ini berupaya mengkombinasikan skala rip current yang dimodelkan ke dalam model decision tree yang dibangkitkan menggunakan algoritma C4.5. Pemodelan pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih akurat daripada penelitian sebelumnya. 1.6 Metodologi Penelitian 1. Pengumpulan informasi: Wawancara Melakukan wawancara dengan warga setempat guna mendapatkan informasi lokasi pantai-pantai sekitar pulau Rote. Wawancara juga akan dilakukan dengan BMKG pusat untuk mendapatkan informasi terkait yang diperlukan dalam pembangunan sistem yang lebih akurat. Studi kepustakaan

7 Informasi yang dapat menunjang penelitian tentang sistem informasi geografis dan algoritma C4.5 juga didapat dari studi pustaka yaitu dengan mempelajari beberapa buku teks, jurnal, dan karya ilmiah lainnya yang relevan dengan topik penelitian yang sedang dilakukan. Pengumpulan data Data dalam penelitian ini menggunakan beberapa set data dari layanan web yang telah disediakan dari BMKG pusat dan juga terjun langsung ke lokasi pantai-pantai untuk mendapatkan kordinat, nama lokasi dari setiap pantai yang ada, mengambil sampel bakteri setiap hari dan mencatat lokasi saluran pembuangan limbah. Pengumpulan data tentang ekosistem laut sekitar pantai juga dilakukan. 2. Tahap analisis, melakukan analisis terhadap kebutuhan sistem sesuai dengan pendekatan yang digunakan, algoritma yang diterapkan, spesifikasi perangkat lunak, dan fungsionalitas. 3. Tahap perancangan, tahap ini melakukan perancangan sistem mulai dari pembentukan decision tree dengan algoritma pembangkitnya hingga pembangunan sistem informasi geografis. 4. Tahap implementasi, melakukan implementasi rancang bangun sistem dengan bahasa pemrograman dari model yang telah didesain dan juga penggunaan API yang tersedia. 5. Tahap evaluasi dan perbaikan, tahap ini melakukan evaluasi sistem dan perbaikan jika terdapat kesalahan maupun kekurangan pada sistem. 6. Tahap pengujian melakukan pengujian kualitas dan kinerja terhadap sistem yang telah dibangun. 7. Tahap penulisan laporan, tahap ini melakukan penulisan laporan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan penelitian ini diorganisasikan ke dalam tujuh bab, secara garis besar dipaparkan sebagai berikut:

8 1. Bab I Pendahuluan, diuraikan mengenai latar belakang dan permasalahan yang perlu diselesaikan dalam informasi keamanan pantai. 2. Bab II Tinjauan Pustaka, diuraikan tentang informasi hasil penelitian terdahulu dan menghubungkannya dengan masalah penelitian yang sedang diteliti. 3. Bab III Landasan Teori, dijelaskan tentang dasar teori dan detail implementasi terkait dengan pendekatan yang digunakan untuk penelitian tentang pengambilan keputusan. 4. Bab IV Analisis dan Rancangan Sistem, akan dibahas tentang analisis dan rancangan detail sistem informasi yang akan diimplementasikan. 5. Bab V Implementasi, akan dibahas implementasi sistem informasi geografis sesuai dengan rancangan sistem, dan di bagian akhir akan dilakukan evaluasi pengujian terhadap penelitian yang dilakukan. 6. Bab VI Hasil Penelitian dan Pembahasan, akan dibahas hasil temuan yang di peroleh dalam penelitian dan perbandingan hasil penelitian dengan penelitian terdahulu. 7. Bab VII Kesimpulan dan Saran, akan dibahas kesimpulan tentang hasil penelitian yang diperoleh dan saran berkaitan dengan penyelesaian permasalahan untuk penelitian lebih lanjut.