BAB I PENDAHULUAN. tujuan. 2 Evaluasi pendidikan diartikan dengan penilaian pendidikan, yakni kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
3. Fungsi dan Peran Kepala Sekolah C. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Definisi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam memahami Psikologi anak Usia SD, SMP, dan SMA, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 219.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Soenarjo, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag RI, 2003), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dina Indriana, Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, Diva Press, Yogyakarta, 2011, hlm.5 2. Ibid, hlm.5 3

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sesungguhnya.pendidikan dirancang untuk membentuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Heri Noer Aly dan Munzier S, Watak Pendidikan Islam, Friska Agung Insani, Jakarta, 2003, hlm. 1. 2

p BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya.1 Pendidikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. Soetjipto. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 59 Ibid, hlm. 60

Throwing untuk meningkatkan kemampuan siswa

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

IMPLEMENTASI EVALUASI AUTENTIK MATA PELAJARAN FIKIH DI MI NEGERI PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 2 Hasan Basri, Landasan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm Ibid., hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kalamullah yang merupakan mu jizat yang diturunkan

Penelitian kualitatif memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Setting alami atau wajar, 2) Instrumen manusia (Human Instrumen).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan permasalahan peserta didik pada proses

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendidikan akan selalu muncul dan orangpun tak akan berhenti untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

PENGEMBANGAN E- MODUL MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN GEOGEBRA PADA MATERI BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN. hlm Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 2-3

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2006,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran, antara lain guru sebagai penginisiatif moral dan pengasuh serta. memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm.1. 2 Tatang S, Ilmu Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm.14.

BAB I PENDAHULUAN. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2012, hal iii

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PAI MATERI PUASA MELALUI STRATEGI LEARNING TOURNAMENT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2011, hlm Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hlm5

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 36

A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diadakan di dalam kelas dan lebih difokuskan pada masalah-masalah

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: FELLA ULYA FAHMA A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Siti Muawanah SD Negeri 2 Sumberejo, Durenan, Trenggalek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Sinar Baru, Surabaya, 1997, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam rangka mengimbangi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Nasional merumuskan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB III METODE PENELITIAN

peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan saranasarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Moh.Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Pres, Yogyakarta, 2010, hlm

Transkripsi:

tujuan. 2 Evaluasi pendidikan diartikan dengan penilaian pendidikan, yakni kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan prinsip pendidikan seumur hidup seperti yang diamanatkan dalam Garis-Garis Besar Halauan Negara, manusia belajar sepanjang hidupnya. Melalui belajar manusia berusaha mengaktualisasikan potensi dirinya dan lingkungannya seoptimal mungkin agar tercapai kenikmatan hidup dalam penyesuaian yang harmonis, dinamis, berkesinambungan, antara dirinya dengan lingkungannya. 1 Dalam setiap kegiatan yang termasuk kategori resmi dan besar, misalnya pelaksanaan kegiatan proyek atau yang sifatnya rutin, yaitu kegiatan pendidikan, memerlukan satu langkah penting yang dikenal dengan Monitoring dan Evaluasi. Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengetahui tingkat kesesuaian kegiatan dengan rancangan yang sudah disusun, dan mengetahui sejauh mana ketercapaian menilai yang terjadi dalam aktivitas pendidikan. 3 Evaluasi merupakan suatu proses memahami, memberi, mendapatkan, dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi keperluan pengambil keputusan. Dalam evaluasi selalu mengandung proses. Proses evaluasi harus tepat terhadap tipe tujuan yang biasa dinyatakan dalam bahasa perilaku. Dikarenakan tidak semua perilaku dapat dinyatakan dengan alat evaluasi yang sama, maka evaluasi menjadi salah satu hal yang sulit dan menantang, yang harus disadari oleh guru. Menurut Undang- Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1), evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pihak- 1 Slameto, Evaluasi Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2001, hlm. v. 2 Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta,2004, hlm. v. 3 Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam Pustaka Setia, Bandung, 2009, hlm. 142. 1

2 pihak yang berkepentingan, diantaranya terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan. 4 Diakui bahwa kritik-kritik sering muncul tentang sistem pendidikan yang sering berubah dan tidak seimbang, kurikulum yang kurang tepat dengan mata pelajaran yang terlalu banyak dan tidak berfokus pada hal-hal yang seharusnya diberikan, dan lain sebagainya. Namun masalah yang paling parah pada setiap sistem pendidikan yaitu kurangnya evaluasi yang efektif. Sering terjadinya perubahan dalam sistem pendidikan mungkin terutama disebabkan oleh kurangnya informasi yang dapat diandalkan tentang hasil pendidikan, tentang praktek, dan programnya. Kesadaran akan hal tersebut merupakan salah satu langkah ke arah perbaikan, evaluasi dapat memberikan pendekatan yang lebih banyak lagi dalam memberikan informasi kepada pendidikan untuk membantu perbaikan dan pengembangan sistem pendidikan. Oleh sebab itu, orang-orang yang berpengaruh dalam pendidikan, pakar-pakar pendidikan, dan para pemimpin menyokong dan menyetujui bahwa program pendidikan harus dievaluasi. 5 Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. Evaluasi program dimaksudkan untuk melihat pencapaian target program. Untuk menentukan seberapa jauh target program yang sudah tercapai, yang dijadikan tolak ukur adalah tujuan yang sudah dirumuskan dalam tahap perencanaan kegiatan. Evaluasi program biasanya dilakukan untuk kepentingan pengambil kebijaksanaan untuk menentukan kebijaksanaan selanjutnya. Dengan evalusi program, langkah evaluasi bukan hanya dilakukan serampangan saja tetapi sistematis, rinci, dan menggunakan prosedur yang sudah diuji secara cermat. Dengan metode-metode tertentu maka akan diperoleh data yang andal dan dapat dipercaya. Penentuan kebijaksanaan akan tepat apabila data yang digunakan sebagai dasar pertimbangan tersebut benar, akurat, dan lengkap. 6 4 Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan, Teras, Yogyakarta, 2009, hlm. 46. 5 Farida Yusuf Tayibnapis, Ealuasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hlm. 2. 6 Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta,2004, hlm. v.

3 Pada semua mata pelajaran pasti terdapat evaluasi, tidak terkecuali pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). PAI sebagai salah satu kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan, serta cara pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Diadakannya PAI di sekolah, dimaksudkan agar peserta didik berkembang sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, memiliki pengetahuan Islam yang luas, dan berakhlaqul al-karimah. Untuk itu dibutuhkan kurikulum PAI yang kontekstual dan dapat melayani harapan masyarakat. PAI di MTs terdiri atas Al-Qu an dan hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Masing-masing tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi, dan melengkapi. Agama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai sistem adalah materi atau kurikulum, hal ini mengandung pengertian bahwa materi yang diajukan telah disusun secara sistematis dengan tujuan yang hendak dicapai. Untuk pengendalian sistem mutu pendidikan yang telah diprogramkan, maka diperlukan acuan standar sistem penilaian, sesuai tuntutan standar penilaian pendidikan nasional, dan kondisi masing-masing sekolah dalam mengukur keberhasilan program yang dikembangkan. Oleh karena itu, sekolah atau madrasah perlu menetapkan ramburambu Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) belajar, sistem penilaian maupun kriteria kelulusan sesuai kondisi lembaganya masing-masing. Ketuntasan belajar itu, berisi tentang kriteria dan mekanisme penetapan ketuntasan minimal per mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah. 7 Demi pencapaian standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya pelajaran Aqidah Akhlak, pendidik harus memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar dikelas, seperti media pembelajaran, penyampaian materi, serta evaluasi yang digunakan. Sama juga seperti mengevaluasi proyek atau program, evaluasi juga dapat dievalusi kembali yang 7 http://library.walisongo.ac.id/digilib/download.php?id=20833 Diakses 24/1/16 pukul 3:18.

4 disebut dengan evaluasi meta. Dengan adanya evaluasi meta diharapkan evaluasi yang digunakan benar-benar tepat dan efisien, selain itu evaluasi meta juga dapat meningkatkan motivasi dan inovasi guru dalam membuat evaluasi pembelajaran bagi siswa. Oleh sebab itu evaluasi meta atau mengevaluasi evaluasi penting adanya. Sesuai dengan kondisi riil yang ada di MTs Miftahul Huda Bulung Kulon, kepala sekolah melakukakan kegiatan evaluasi meta, guna mewujudkan evaluasi yang efisien dan dapat mencapai target yang ditentukan. Dalam hal ini yang menjadi target utama yaitu untuk meningkatkan pencapaian standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. Adapun KKM tersebut yaitu 70. Dengan adanya evaluasi meta diharapkan mampu mampu meningkatkan pencapaian standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. Berdasarkan deskripsi diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang akan dituangkan dalam skripsi dengan judul Pelaksanaan Program Evaluasi Meta oleh Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Pencapaian Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Miftahul Huda Bulung Kulon Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Fokus Penelitian Fokus penelitian memuat rincian tentang cakupan atau topik-topik pokok yang akan diungkapkan atau digali dalam suatu penelitian. 8 Fokus penelitian dapat mempermudah alur penelitian pada tahap selanjutnya. Penelitian ini adalah tentang Pelaksanaan Program Evaluasi Meta oleh kepala sekolah untuk Meningkatkan Pencapaian Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Miftahul Huda Bulung Kulon Tahun Pelajaran 2015/2016. 8 Muhammad Saekhan, Metodologi Penelitian Kualitatif, Nora Media Enterprize, Kudus, 2010, hlm. 106.

5 C. Rumusan Masalah Dari uraian di atas dapat diambil permasalahan yang menjadi bahan kajian peneliti, yaitu: 1. Bagaimana pelaksanaan program evaluasi meta oleh kepala sekolah pada mata pelajaran Aqidah Akhlak yang ada di MTs Miftahul Huda Bulung Kulon? 2. Bagaimana peningkatkan pencapaian standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak setelah dilakukan evaluasi meta di MTs Miftahul Huda Bulung Kulon? 3. Apa saja kendala yang dihadapi dan bagaimana cara mengatasinya dalam pelaksanaan program evaluasi meta di MTs Miftahul Huda Bulung Kulon? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan program evaluasi meta oleh kepala sekolah pada mata pelajaran Aqidah Akhlak yang ada di MTs Miftahul Huda Bulung Kulon. 2. Untuk mengetahui peningkatkan pencapaian standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak setelah dilakukan evaluasi meta di MTs Miftahul Huda Bulung Kulon. 3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dan cara mengatasinya dalam pelaksanaan program evaluasi meta di MTs Miftahul Huda Bulung Kulon. 4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Menambah pengetahuan kepustakaan mengenai ilmu pendidikan agama Islam terutama terkait dengan peningkatan pencapaian standar Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) dengan pelaksanaan evaluasi meta.

6 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan kepada beberapa pihak, diantaranya : a. Bagi Madrasah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan masukan yang bermanfaat, dalam rangka peningkatan pencapaian standar Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak. b. Bagi Siswa Hasil penelitian ini mampu meningkatkan pencapaian standar Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak. c. Bagi Guru Dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan menambah pengetahuan guru dalam upaya meningkatkan kefasihan pencapaian standar Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak.