BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hati adalah salah satu organ penting dalam tubuh manusia yang memiliki peran dalam proses penyimpanan energi, pembentukan protein, pembentukan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, menetralkan racun dan obat. Namun pada saat organ hati mengalami peradangan atau terinfeksi, kemampuannya untuk melakukan fungsi-fungsi tersebut menjadi terganggu (Syaifuddin, 2003). Bentuk hepatitis yang paling dikenali adalah virus hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C (HCV) dan hepatitis agen delta, dapat ditularkan secara parental atau non parental. Wening Sari (2008) menjelaskan bahwa masyarakat umumnya sering menganggap bahwa sakit hepatitis adalah sakit kuning karena timbulnya warna kuning pada kulit, kuku, putih bola mata, sedangkan menurut para ahli hepatitis adalah peradangan hati. Hepatitis B merupakan tipe hepatitis yang berbahaya, penyakit ini lebih sering menular dibanding yang lain, dapat menular melalui kontak darah, cairan tubuh yang mengandung virus hepatitis B. Prevalensi HbsAg (hemoglobin serum aqlutinin) ditemukan sebanyak 1/3% pada laki-laki dan 3/6% pada perempuan, Umumnya penularan hepatitis pada donor darah sekitar 2,35-9,1 % sedangkan 0,5-3,4 % bervariasi, dari data epidemologi penyakit hepatitis merupakan 5 besar dari penyakit yang terserang di Indonesia (Ismayadi, 2002). 1
Hepatitis dapat menyebabkan berbagai manifestasi yang kompleks antara lain nafsu makan menurun, nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit dan lekas capek. Pasien hepatitis juga bisa mengalami berbagai komplikasi, komplikasi yang mungkin timbul adalah sirosis hepatis, kanker hati bahkan kematian. Price dan Wilson (2002) menyebutkan bahwa penyakit hepatitis merupakan penyakit yang penularannya sangat besar dan mengakibatkan resiko kematian. Timbulnya berbagai manifestasi dan komplikasi pada pasien hepatitis B dapat mempengaruhi aspek bio-psiko-sosio-kultural spiritual. Pasien hepatitis B yang dirawat di Rumah Sakit akan mengalami beberapa masalah keperawatan, seperti nyeri akut, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, intoleransi aktifitas dan kurang pengetauan. Oleh karena itu pasien dengan hepatitis B perlu dilakukan asuhan keperawatan dengan tepat. Peran perawat sangat penting dalam merawat pasien hepatitis B antara lain sebagai pemberi pelayanan kesehatan, pendidik, pemberi asuhan keperawatan, pembaharu, pengorganisasi pelayanan kesehatan yang khususnya adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil judul hepatitis B guna mendapatkan gambaran lebih jelas tentang bagaimana Asuhan Keperawatan pasien yang mengalami hepatitis B di ruang Umar Rumah Sakit Roemani Semarang. 2
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum: Menggambarkan asuhan keperawatan pada Tn.K dengan hepatitis B di ruang Umar Rumah Sakit Roemani Semarang. 2. Tujuan khusus: a. Mampu melakukan pengkajian selama memberikan Asuhan Keperawatan pada Tn. K dengan hepatitis B di ruang Umar Rumah Sakit Roemani Semarang. b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan selama memberikan Asuhan Keperawatan pada Tn. K dengan hepatitis B di ruang Umar Rumah Sakit Roemani Semarang. c. Mampu merumuskan rencana tindakan selama memberikan Asuhan Keperawatan pada Tn. K dengan hepatitis B di ruang Umar Rumah Sakit Roemani Semarang. d. Mampu melakukan rencana tindakan yang dialami oleh Tn. K dengan hepatitis B di ruang Umar Rumah Sakit Roemani Semarang. e. Mampu melakukan evaluasi pada Tn. K dengan hepatitis B di ruang Umar Rumah Sakit Roemani Semarang. C. Metode dan tekhnik penulisan Metode penulisan yang dipakai dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis mengunakan metode studi deskriptif yaitu menggambarkan suatu keadaan yang sedang terjadi, pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. 3
Tekhnik yang digunakanadalah : 1. Observasi Menggunakan tekhnik pengawasan terhadap keadaan umum klien serta perkembangannya, dimana penulis ikut berpartisipasi dan memberikan asuhan keperawatan. 2. Wawancara Suatu tehnik pengumpulan dan dengan wawancara, Tanya jawab dengan klien, keluarga, perawat dan tenaga lainya atau tenaga kesehatan untuk mendapat informasi yang kita perlukan. 3. Studi dokumentasi Suatu tehnik yang diperoleh dengan mempelajari buku laporan, catatan medis serta hasil pemeriksaan yang ada, mempelajari buku laporan dan catatan mengenai data-data klien. D. Sistematik Karya tulis ilmiah ini disusun secara sistematik yang terdiri dari lima bab yaitu: BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan tehnik pengumpulan data, dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan pustaka, yang menjelaskan tentang konsep dasar penyakit yang meliputi pengertian, klasifikasi, anatomi dan fisiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan, komplikasi, pengkajian fokus, pathways keperawatan, diagnosa keperawatan, fokus intervensi dan rasional. BAB III : Tinjauan Kasus, merupakan tinjauan kasus yang merupakan laporan tentang kasus yang dirawat meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi. 4
BAB IV: Pembahasan, merupakan pembahasan berdasar pada pengkajian, diagnosa keperawatan yang ditegakkan sampai evaluasi dari tiap diagnosa dan kendala yang ditemui serta solusinya. BAB V : Penutup, berisi kesimpulan dan saran yang memaparkan rangkuman dari implementasi keperawatan pada pengelolaan kasus serta saran atau rekomendasi yang operasional berdasarkan bab pembahasan. 5