BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

HUBUNGAN ASUPAN GIZI DENGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK PADA KELOMPOK A DI TK PERTIWI 2 BLIMBING SAMBIREJO SRAGEN TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN TEBAK NAMA DI TK AISYIYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian PerSyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini ALIMATUL FADLIYAH

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

Eksistensi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terpadu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Karena anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai pendidikan dan dengan pendidikan manusia menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 tentang Sistem. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Kanatuddiiniyah Haris Purnomo, 2015

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. perhatian, minat, dan kemampuan dalam belajar. Segala yang ia lihat, ia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun. masyarakat. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting bagi kehidupan di masa depan. Dengan pendidikan seseorang dapat mengetahui apa yang sebelumnya tidak diketahui. Pendidikan dapat dinikmati oleh siapa saja, baik kalangan anak sampai dewasa agar wawasannya semakin luas. Pendidikan adalah salah satu usaha untuk meningkatkan ilmu dan pengetahuan. Pendidikan adalah wahana untuk mempersiapkan manusia dalam memecahkan problem kehidupan dimasa kini maupun dimasa yang akan datang. Masa depan bangsa terletak dalam generasi sekarang. Mutu bangsa di kemudian hari tergantung pada pendidikan yang disuguhkan dan dinikmati oleh anak-anak Indonesia sekarang terutama melalui pendidikan formal disekolah. Hal ini merupakan rangkaian dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. (Djumali, 2013:1) Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS yakni: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujdkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah jalur pendidikan untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik memngembangkan potensi yang dimilikinya, menjadi dasar terbentuknya individu yang berkepribadian baik, berakhlak mulia, cerdas dan berketrampilan yang berguna untuk diri sendiri dan orang sekitar. Dalam tingkatan jalur pendidikan terdapat beberapa tingkatan, salah satunya adalah Pendidikan Anak Usia Dini. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk dari penyelenggaraan pendidikan nonformal. 1

2 Pendidikan anak usia dini adalah tempat pendidikan dasar untuk memberikan pengetahuan-pengetahuan. Proses keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dasar ini juga dapat berpengaruh pada pendidikan selanjutnya. Tujuan dari pendidikan anak usia dini yaitu membentuk anak yang berkualitas, sehingga pada saat memasuki pendidikan dasar anak dapat menuju kehidupan di masa dewasa. Pendidikan Anak Usia Dini pada hakikatnya ialah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Oleh karena itu, PAUD memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian anak. (Suyadi, 2013:17) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Kebutuhan pendidikan yang mendasar untuk anak haruslah di sadari oleh para orang tua sejak dini. Karena dapat mendorong untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak serta membantu anak mengenal perkembangan-perkembangan dirinya. Saat ini sudah banyak beberapa satuan pendidikan penyelenggara pendidikan anak usia dini, diantaranya: taman kanakkanak (TK), Raudatul Athfal (RA), Bustanul Athfal (BA), Kelompok Bermain (KB) dll. Taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk jalur pendidikan formal pada usia 0-6 tahun. Secara menyeluruh taman kanak-kanak bertujuan untuk membina tumbuh kembang anak melalui rangsangan terhadap seluruh aspek perkembangan yang dimiliki anak meliputi aspek fisik dan non fisik (motorik, emosional, sosial, dan kepribadian). Pendidikan di taman kanak-kanak adalah sebagai jalan antara lingkungan keluarga dan masyarakat yang lebih luas. Dalam

3 pelaksanaan taman kanak-kanak pendidikan diberikan secara menyeluruh dan terpadu. Layanan tersebut memberikan layanan pendidikan dan kesehatan gizi serta layanan terpadu baik kepada anak usia dini maupun keluarga dan masyarakat. Peran Pendidik dalam taman kanak-kanak yaitu berorientasi pada kebutuhan anak untuk mendapatkan mutu layanan pendidikan yang baik dan berkesinambungan. Dalam proses tumbuh kembang anak memiliki beberapa faktor, salah satu faktor tersebut adalah faktor nutrisi atau gizi. Apabila faktor tersebut tidak terpenuhi maka proses tumbuh kembang anak dapat terhambat. Gizi mempunyai peranan penting bagi tubuh, karena dapat menunjang kelangsungan proses tumbuh kembang anak. Selama masa tumbuh kembang, anak membutuhkan gizi yang baik seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air. Pengetahuan gizi sangatlah penting diberikan kepada orangtua, guru dan anakanak TK. Pemenuhan gizi yang baik bukan hanya dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak yang baik, serta dapat memberikan dampak baik bagi tubuh. Kesadaran orangtua untuk memberikan makanan yang sehat dan bergizi sangatlah berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena dari mereka dapat mengubah kesadaran pentingnya menjaga kesehatan melalui makanan. Dengan terpenuhinya kebutuhan gizi, maka tumbuh kembang anak menjadi optimal. Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dari ketidak seimbangan antara asupan dan kekurangan zat gizi (nutritional imbalance) yaitu asupan yang melebihi keluaran atau sebaiknya, di samping kesalahan dalam memilih makanan untuk disantap. Buah dari ketergantungan ini utamanya berupa penyakit kronis, berat badan lebih dan kurang, pica, karies dentis, serta alergi. (Arisman 2014:66) Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses perencanaan, absorsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kahidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Menurut Irianto dalam bukunya Panduan Gizi

4 Lengkap Keluarga dan Olahraga (2007: 2), istilah gizi berasal dari bahasa arab giza yang berarti zat makana. Di dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan ilmu gizi. (Rusilanti 2015:1) Sebagian orangtua yang belum paham dengan asupan gizi yang baik sangat berdampak jangka panjang untuk anak. Peran orangtua dalam memberikan asupan makanan pada anak sangatlah berpengaruh untuk jangka panjang kedepan. Terdapat banyak sekali manfaat dalam pemenuhan gizi untuk anak, salah satunya adalah untuk perkembangan otak anak. Pemberian makanan yang bergizi amatlah sangat menunjang dalam kecerdasan otak anak. Sehingga tidak hanya dalam tumbuh kembang saja tetapi juga dalam perkembangan kecerdasan otak anak. Peran guru disekolah juga dapat membantu dalam pemenuhan gizi anak. Menurut Piaget (dalam Jahja, 2011: 115) Teori perkembangan kognitif yang dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas muncul dan diperolenya schemata-skema tentang bagaimana seseorang mempersepsikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dnegan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin cangguh seiring pertambahan usia. Teori kognitif menekankan pikiran-pikiran sadar mereka. Teori kognitif didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang

5 fundamental dan yang membimbing anak. Dengan kemampuan kognitif ini, maka anak dipandang sebagai individu yang secara aktif membangun sendiri pengetahuan mereka tentang dunia. Dewasa ini studi tentang perkembangan kognitif didominasi oleh dua teori, yaitu teori perkembangan kognitif Piaget dan teori pemrosesan informasi. (Desmita, 2010:45) Berdasarkan observasi awal di kelompok A sekolah Pertiwi 2 Blimbing, Sambirejo, Sragen perkembangan kognitif anak belum berkembangan optimal. Hal ini disebabkan karena guru sering kali menggunakan metode klasikal yang pembelajarannya berpusat pada guru sehingga anak cenderung menjadi kurang aktif. Kemudian selain kegiatan pembelajaran yang masih monoton dan kurang bervariasi, terkadang guru hanya menyuruh anak mengerjakan Lembar Kerja Siswa sehingga anak merasa bosan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas membuat penulis tertarik mengambil judul : Hubungan Asupan Gizi Dengan Perkembangan Kognitif Anak Pada Kelompok A di TK Pertiwi 2 Blimbing Sambirejo Sragen Tahun Ajaran 2016/2017. B. Identifikasi Masalah 1. Asupan Gizi Asupan gizi yang baik diharapkan anak menjadi sehat dan perkembangannya dapat menjadi optimal salah satu yang utama yaitu perkembangan kognitifnya. 2. Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan anak untuk mengeksplorasi lingkungan karena bertambah besarnya koordinasi dan pengendalian motorik, maka dunia kognitif anak berkembangan pesat, makan kreatif, dan imajinatif. C. Pembatasan Masalah Agar permasalahan dapat dikaji secara mendalam oleh peneliti maka dibuat pembatasan masalah. Maka permasalahan ini dibatasi oleh hubungan

6 asupan gizi dengan perkembangan kognitif anak. Perkembangan kognitif yang dimaksudkan adalah kegiatan proses belajar yang dilakukan di sekolah. D. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan beberapa pokok permasalahan dalam skripsi sebagai berikut: Apakah asupan gizi terdapat hubungan dengan perkembangan kognitif anak pada kelompok A di TK Pertiwi 2 Blimbing Sambirejo Sragen Tahun ajaran 2016/2017? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan asupan gizi dengan perkembangan kognitif anak pada kelompok A di TK Pertiwi 2 Blimbing Sambirejo Sragen Tahun ajaran 2016/2017. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui hubungan asupan gizi dengan perkembangan kognitif anak. 2. Manfaat Praktisi a. Bagi murid dan orang tua 1) Orangtua serta siswa dapat mengetahui manfaat asupan gizi 2) Orang tua serta siswa dapat terbiasa untuk mengkonsumsi makanan bergizi b. Bagi guru Dapat menambah wawasan dalam memberikan asupan gizi c. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat membantu memperbaiki pelayanan asupan gizi terhadap siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.