BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dan menghadapi perubahan-perubahan yang tidak menentu. Salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu cara yang. ditempuh agar tujuan tersebut dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MIFTAHUDIN NIM. A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Suardi, 2012:71). bangsa. Hal ini sebagaiman tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa. manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan disukai siswa. Namun, pada kenyataannya bahwa belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidikan menurut Undang-undang tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan. formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era-globalisasi saat ini kita dituntut untuk siap dalam bersaing dalam segala hal khusunya dalam bidang

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Sampai saat ini, matematika merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi. Mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia guna

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pelatihan untuk. webster s New Word Dictionary Sagala (2007: 1), sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK sekarang ini telah memberikan dampak positif. kemampuan untuk mendapatkan, memilih, dan mengolah informasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. situasi kelas yang termotivasi menurut Brown(1994) pengajar hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk simbol

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh: BIVIKA PURNAMI A

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempelajari fakta dan informasi saja, namun juga harus mempelajari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tekhnologi sangat besar. Semua dapat dilihat dalam fenomena kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan kemajuan pendidikan. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi yang serba canggih seperti saat ini, tentu saja manusia dapat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang diataur dalam undang-undang No.20 tahun 2003

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi ini dimana perkembangan IPTEK yang cukup pesat dan bersaing yang ketat, sangat diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dan menghadapi perubahan-perubahan yang tidak menentu. Salah satu pembinaan sumber daya manusia tersebut yaitu melalui pendidikan.pemerintah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui lembaga pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal. Sekolah menjadi salah satu pusat pendidikan formal yang merupakan perangkat dan diserahkan kewajiban dalam pemberian pendidikan kepada masyarakat. Sekolah merupakan wadah untuk belajar berbagai macam ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat sehingga mencapai suatu tujuan pendidikan. Dalam Undang Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat dan bangsa. Pendidikan yang baik selalu dilakukan dengan cara-cara mendidik yang baik. Cara mendidik yang baik adalah cara yang mendasarkan diri pada teori-teori mendidik hasil pemikiran dan hasil penelitian para ahli. Sehingga tujuan pendidikan yaitu untuk mengembangkan kemampuan peserta didik, untuk memanfaatkan 1

teknologi di masa depan salah satunya diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Hal itu disebabkan karena matematika merupakan salah satu ilmu universal yang turut serta mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya piker manusia. Mengingat peranan penting matematika, maka perlu diperhatikan keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar matematika di sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Djaali yang mengemukakan bahwa selain merupakan pangkal dasar dan pangkal tolak dari perkembangan ilmu ilmu yang lain, matematika juga merupakan landasan yang kuat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 1 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong upaya upaya pembaharuan untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Sehingga hal ini, metode pembelajaran merupakan salah satu bagian yang tidak dapat terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Selama ini kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas berpusat kepada guru, sehingga siswa kurang aktif bahkan bosan terhadap proses pembelajaran dan pembelajaran menjadi kurang bermakna terhadap siswa. Hal ini disebabkan karena pada umumnya siswa menerima begitu saja materi yang diberikan oleh guru tanpa ada umpan balik dari siswa. Jadi, siswa cenderung pasif dan kurang aktif sehingga pemahaman siswa tentang matematika masih rendah. Proses belajar seharusnya tidak hanya sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta, tetapi kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga 1 Hamalik, O.. Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002, hlm:32 2

konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Selain pemahaman siswa yang tidak mudah dilupakan, pengetahuan dari proses belajar tersebut dapat digunakan si pemiliknya untuk menghadapi segala permasalahan hidup di kemudian hari yang ada kaitannya dengan hasil belajarnya itu. Oleh karena itu, perlu dikembangkan variasi dalam pembelajaran untuk mengurangi kejenuhan dan kebosanan pada siswa. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Tujuan pembelajaran matematika yang ingin dicapai pada intinya adalah agar siswa mampu menggunakan atau menerapkan matematika yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari dan dalam belajar pengetahuan lain. Belajar matematika diharapkan pula terbentuk kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui mampu berpikir kritis, logis, sistematis dan memiliki sifat objektif, jujur, dan disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang matematika, bidang lain atau dalam kehidupan seharihari. Keberhasilan proses belajar matematika tidak terlepas dari persiapan siswa dan persiapan para guru di bidangnya. Pembelajaran matematika merupakan salah satu pendidikan yang wajib, akan tetapi kelemahan siswa dalam pelajaran matematika sejauh ini berada pada pemahaman konsep pada materi. Sehingga didominasi bahwa matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang harus dihafal. Dengan demikian, guru harus pandai memberi motivasi kepada siswa dan bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan yang ditemui selama pembelajaran agar mereka aktif dalam belajar matematika. 3

Matematika berangkat dari hal-hal yang bersifat abstrak karena obyek-obyek yang dikaji bersifat abstrak sehingga sulit diterima dan dipahami oleh siswa. Bell menegaskan bahwa obyek-obyek kajian dalam matematika bersifat abstrak. Ini berarti yang dibahas dalam pembelajaran matematika bukanlah obyek-obyek konkrit, obyek yang bisa dilihat langsung, dipegang, diraba atau ditangkap oleh panca indra lainnya. 2 Memang bukan rahasia lagi kalau pelajaran matematika merupakan momok bagi sebagian besar siswa. Mereka menganggap matematika adalah pelajaran yang tidak menarik, sehingga menyebabkan kejenuhan dan kebosanan pada siswa untuk mempelajari matematika, sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar matematika siswa. Oleh karena itu, untuk mengatasi kebosanan siswa, agar selalu antusias, tekun dan penuh partisipasi, perlu adanya keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran. Pembelajaran itu sendiri adalah cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus mempunyai strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang dimaksudkan adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses ;pembelajaran pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Belajar dalam kelompok membentuk pribadi seseorang apakah ia berbuat egois atau tidak, bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan kelompok karena tujuan utama belajar kelompok adalah untuk memperoleh pengetahuan yang sama 2 Thobroni Muhammad & Mustofa,Arif Belajar & Pembelajaran, Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2011 hlm: 18 4

dengan temannya. Jadi tidak lagi pengetahuan itu diperoleh dari gurunya saja melainkan bisa diperoleh dari temannya. Oleh karena itu, dalam belajar kelompok seorang teman haruslah memberikan kesempatan kepada teman yang lain untuk mengemukakan pendapatnya dengan cara menghargai pendapat orang lain dan saling mengoreksi kesalahan dan saling membetulkan satu sama lainya. Dengan suasana kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi siswa secara maksimal.tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk mendorong siswa berdiskusi saling bantu menyelesaikan tugas, menguasai dan pada akhirnya menerapkan keterampilan yang diberikan. Materi yang tepat digunakan dengan menggunakan metode drill adalah materi operasi hitung bilangan karena dengan menggunakan model ceramah siswa lebih kesulitan memahami maksudnya. Metode drill akan lebih mudah membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan karena metode drill mengkondisikan siswa untuk beraktifitas secara kooperatif dalam dua kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Aktifitas tersebut meliputi saling berbagi pengetahuan, ide, menyanggah, memberikan umpan balik dan mengajar rekan sebaya. Seluruh aktifitas tersebut dapat menciptakan lingkungan belajar dimana siswa secara aktif melaksanakan tugas sehingga pembelajaran lebih bermakna. Matematika sebagai ilmu dasar, seharusnya menjadi suatu pelajaran yang diminati dan disenangi oleh siswa. Namun kenyataan secara umum rata-rata prestasi siswa pada pelajaran matematika selalu rendah. Hal ini disebabkan karena materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru tidak dipahami oleh siswa. Pemahaman bukan hanya sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar siswa dapat memanfaatkan 5

materi pelajaran yang dipahaminya dalam kehidupannya. Demikian halnya di MI SEMESTA khususnya kelas IV. Terbukti dari hasil ulangan harian yang dicapai peserta didik tidak memuaskan. Hanya 3 siswa yang tuntas dari 20 siswa dengan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM pelajaran Matematika kelas IV MI SEMESTA Kedungmaling Sooko Mojokerto adalah 70. Dan nilai rata-rata kelas pada ulangan harian pertama materi letak bilangan pada garis bilangan adalah 54,1. Dengan nilai tertinggi yang dicapai oleh siswa yang berinisial KN 88 dan nilai terendah didapat oleh AYHA adalah 15. Jadi persentase hasil belajar siswa hanya 15 % yang mencapai KKM dan 85 % sisanya belum mencapai KKM. Salah satu faktor tidak tercapainya ketuntasan belajar tersebut adalah kurang ketertarikan mereka terhadap pelajaran matematika. Model pembelajaran yang monoton tanpa adanya inovasi dari seorang guru membuat siswa cenderung bosan dan tidak tertarik dengan pelajaran matematika. Beranjak dari landasan seperti ini, maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan berhitung pada pembelajaran matematika bagi siswa kelas IV MI SEMESTA Kedungmaling Sooko Mojokerto, yaitu melalui metode drill. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kekuatan berhitung siswa pada pembelajaran matematika, sehingga anak tidak mengalami kesulitan ketika belajar matematika. B. Batasan Masalah Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan agar tidak melebar dan menimbulkan masalah baru, maka peneliti membatasi masalah masalah yang diteliti adalah sebagai berikut : 1) Metode drill terbatas pada aktivitas pendidik dalam pembelajaran di kelas IV MI SEMESTA Kedungmaling Sooko Mojokerto dalam hal: a. Membentuk kelompok 6

b. Pendidik menyajikan pelajaran/ materi c. Pendidik memberi tugas kepada kelompok d. Pendidik mengevaluasi hasil pembelajaran e. Pendidik memberikan penghargaan kepada kelompok f. Penutup 2) Metode drill terbatas pada aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas IV MI SEMESTA Kedungmaling Sooko Mojokerto dalam hal: a. Saling ketergantungan yang positif b. Tanggung jawab perseorangan c. Interaksi tatap muka d. Komunikasi antar anggota e. Evaluasi proses kelompok 3) Metode drill terbatas pada materi operasi hitung bilangan dalam pembelajaran di kelas IV MI SEMESTA Kedungmaling Sooko Mojokerto yaitu: a. Sifat-sifat operasi hitung 1. Sifat distributif 2. Sifat assosiatif b. Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang peneliti kemukakan, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini agar lebih terfokus pada permasalahan yang akan diteliti. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penerapan metode drill pada pembelajaran matematika bagi siswa kelas IV MI SEMESTA Kedungmaling Sooko Mojokerto? 7

2. Apakah penggunaan metode drill dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada pembelajaran matematika bagi siswa kelas IV MI SEMESTA Kedungmaling Sooko Mojokerto? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode drill pada pembelajaran matemetika bagi siswa kelas IV di MI SEMESTA Kedung Maling Sooko Mojokerto. 2. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode drill dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada pembelajaran matematika bagi siswa kelas IV di MI SEMESTA Kedung Maling Sooko Mojokerto. E. Manfaat Penelitian Suatu penelitian tentunya mempunyai manfaat yang merupakan hasil dari kegiatan penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. a. Secara teoritis Hasil ini diberikan untuk sumbangan atau hazanah ilmu pengetahuan dan pembahasan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan metode drill. b. Secara Praktis 1. Bagi Guru Hasil penelitian ini digunakan sebagai penyusunan dan pelaksanaan program pembelajaran yang lebih baik. 8

2. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini digunakan sebagai pedoman atau dasar yang selanjutnya dipakai untuk mengambil langkah langkah baru untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan, khususnya di MI SEMESTA Kedungmaling Sooko Mojokerto 3. Bagi Siswa Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan minat dan motivasinya terhadap pelajaran matematika. 9