2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Modul 26 PENUTUPAN STOMA (TUTUP KOLOSTOMI / ILEOSTOMI) ( No. ICOPIM 5-465)

Modul 9. (No. ICOPIM: 5-461)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Modul 4 SIRKUMSISI PADA PHIMOSIS (No. ICOPIM: 5-640)

Modul 31. ( No. ICOPIM 5-485)

Modul 34 EKSISI LUAS TUMOR DINDING ABDOMEN PADA TUMOR DESMOID & DINDING ABDOMEN YANG LAIN (No. ICOPIM: 5-542)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Modul 36. ( No. ICOPIM 5-545)

Modul 23 ORCHIDOPEXI/ORCHIDOTOMI PADA UNDESCENSUS TESTIS (UDT) (No. ICOPIM: 5-624, 5-620)

Modul 26 DETORSI TESTIS DAN ORCHIDOPEXI (No. ICOPIM: 5-634)

Modul 20 RESEKSI/ EKSISI ANEURISMA PERIFER (No. ICOPIM: 5-382)

Modul 11. (No. ICOPIM: 5-467)

( No. ICOPIM : )

PADA PERFORASI USUS (No. ICOPIM: 5-454)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

(No. ICOPIM: 5-491, 5-884)

Modul 24 REPOSISI (MILKING) PADA INVAGINASI SALURAN PENCERNAAN (No. ICOPIM: 5-458)

Modul 11 BEDAH TKV FIKSASI INTERNAL IGA ( KLIPING KOSTA ) (ICOPIM 5-790, 792)

Modul 3. (No. ICOPIM: 5-530)

Modul 13 OPERASI REPAIR HERNIA DIAFRAGMATIKA TRAUMATIKA (No. ICOPIM: 5-537)

Modul 1 BIOPSI INSISIONAL DAN EKSISIONAL ( NO.ICOPIM : 1-501,502,599 )

REPAIR PERFORASI SEDERHANA (No. ICOPIM: 5-467)

Modul 16 EKSISI TELEANGIEKTASIS (ICOPIM 5-387)

GASTROSTOMI TEMPORER ( No. ICOPIM 5-431)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Modul 30 Bedah Digestif ABDOMINAL PERINEAL RESECTION OPERASI MILES ( No. ICOPIM 5-484)

Modul 29 Bedah Digestif DRAINASE ABSES APENDIK ( No. ICOPIM 5-471)

Modul 1 EKSISI TUMOR JARINGAN LUNAK KEPALA LEHER (ICOPIM )

Modul 18 Bedah TKV EKSISI HEMANGIOMA (ICOPIM 5-884)

Modul 9. (No. ICOPIM: 5-894)

Modul 2 (ICOPIM 5-311)

EKSTRAKSI CORPUS ALIENUM DI KEPALA DAN LEHER (ICOPIM 5-119)

Modul 22 SIGMOIDEKTOMI, RESEKSI ANTERIOR, LOW RESEKSI ANTERIOR (No. ICOPIM: 5-455)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Modul 2 (ICOPIM 8-835)

Modul 16. (No. ICOPIM: 5-537)

Modul 19 Bedah Digestif GASTROENTEROSTOMI PINTAS (BY PASS) ( No. ICOPIM 5-442)

Modul 7 EKSKOKLEASI KISTA RAHANG (ICOPIM 5-243)

Modul 3. (No. ICOPIM: 5-822)

Modul 5. (No. ICOPIM: 5-530)

(Partial Gastrectomy dengan anastomosis jejujum) (No. ICOPIM 5-437)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Modul 13. (No. ICOPIM: 5-520)

Modul 4. (No. ICOPIM: 5-493)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Modul 12 EKSISI DAN MARSUPIALISASI RANULA (ICOPIM 5-501)

Modul 32. (No. ICOPIM: 5-511)

Modul 6 NEFROSTOMI & DRAINASE PIONEPHROSIS (No. ICOPIM: 5-550)

Modul 11. (No. ICOPIM: 5-871)

Modul 17 BEDAH TKV DEBRIDEMENT DAN AMPUTASI EKTRIMITAS KARENA GANGRENE (ICOPIM 5-847)

PERIKARDIOSENTESIS TERBUKA Bedah TKV (ICOPIM 5-371)

Modul 4 Bedah TKV PEMASANGAN PIPA INTRATORAKAL ATAU WATER SEAL DRAINASE ( WSD ) ( ICOPIM 8-740)

Modul 10 EKSISI KISTA BRANKIALIS (ICOPIM 5-291)

Modul 18 DISEKSI SUBMANDIBULA (ICOPIM 5-262)

Modul 1 PEMASANGAN KATETER VENA SENTRAL (KTS) ( No. ICOPIM : )

Modul 9 REKONSTRUKSI VASKULAR PERIFER (TRAUMA) (ICOPIM 5-380)

Modul 17 (ICOPIM 5-251)

Modul 33. (No. ICOPIM 5-511)

Modul 12. (No. ICOPIM: 5-505)

Modul 4 SISTOSTOMI & PUNKSI BULI-BULI (No. ICOPIM: 5-572)

APENDEKTOMI TERBUKA (No. ICOPIM: 5-470)

MODUL 14 (ICOPIM 5-384)

Modul 11 (ICOPIM 5-311)

MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh

Modul 25 EKSISI LUAS KANKER KULIT (KEPALA LEHER) (ICOPIM 5-899)

Modul 6 OPERASI A-V SHUNT (BRECIA CIMINO) (ICOPIM 5-392)

Modul 3 LOBEKTOMI TOTAL / SUBTOTAL KELENJAR TIROID (ICOPIM 5-061)

APENDEKTOMI TERBUKA (No. ICOPIM: 5-470)

OMPHALOMESENTERIKUS REMNANT

TERAPI INHALASI MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI. : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru. I. Waktu. Mengembangkan kompetensi.

Modul 15 LAPAROTOMI DAN TORAKO-LAPAROTOMI ( No. ICOPIM 5-541)

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien

10 Usaha Kesehatan Sekolah Dan Remaja

LAPORAN PENDAHULUAN PERAWATAN KOLOSTOMI Purwanti,

1 Tumbuh Kembang Anak

PYLORUS STENOSIS HYPERTROPHY

195 Batu Saluran Kemih

Fistula Urethra Batasan Gambaran Klinis Diagnosa Penatalaksanaan

Modul 15 Bedah KL TIROIDEKTOMI SUBTOTAL (ICOPIM 5-062)

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

16 Gangguan Perilaku Pada Anak: Encopresis

PENYAKIT HIRSCHSPRUNG

68 Gagal Ginjal Kronik (GGK)

Sem 9 G M Q 79.3 K6 K6 K6 K6 P5.A3 P5.A3 P5.A3 P5.A5 P5.A5 P5.A Sem 3. Sem 5. Sem 4

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I. PENDAHULUAN. terhentinya migrasi kraniokaudal sel krista neuralis di daerah kolon distal pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Perawat instrument (Scrub Nurse) dan perawat sirkuler di kamar operasi.

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan dalam masyarakat, terutama pada wanita dan usia lanjut. Walaupun penyakit ini

93 Meningitis Tuberkulosa

15 Gangguan Perilaku Pada Anak: Temper Tantrum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONSEP TEORI. 1. Pengertian

PANDUAN TEKNIS PESERTA DIDIK KEDOKTERAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN

Modul 16 (ICOPIM 5-063)

Pengertian : Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan/ bangsal dan staf kamar operasi.

VENTRICULO PERITONEAL SHUNTING (VPS) : PERBANDINGAN ANTARA VPS TERPANDU LAPAROSKOPI & VPS DENGAN TEKNIK BEDAH TERBUKA KONVENSIONAL

Transkripsi:

Modul 10 Bedah Digestif KOLOSTOMI (No. ICOPIM: 5-461) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan Pembelajaran umum: Setelah mengikuti sesi ini, peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dari kolon dan rektum, mengerti dan memahami keluhan dan tanda klinis, diagnosis, pengelolaan, pengobatan, prognosis trauma abdomen, dan karsinoma pada kolon dan komplikasi beserta perawatan pasca operasinya. 1.2. Tujuan Pembelajaran khusus Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk : 1. Mampu menjelaskan anatomi kolon dan rektum 2. Mampu menjelaskan gejala dan tanda klinis serta diagnosis kelainan atau karsinoma pada kolon dan rektum 3. Mampu menjelaskan indikasi dan mengevaluasi kelainan atau karsinoma pada kolon dan rektum 4. Mampu menjelaskan indikasi dan mengevaluasi hasil pemeriksaan imaging dalam rangka diagnostik kelainan atau karsinoma pada kolon dan rektum 5. Mampu menjelaskan indikasi dan mampu melakukan endoskopi (proktoskopi) dalam rangka diagnostik 6. Mampu menjelaskan morfologi dan staging karsinoma kolon dan rektum 7. Mampu menjelaskan indikasi operasi kolostomi baik dengan komplikasi maupun tanpa komplikasi 8. Mampu melakukan operasi kolostomi dan mengatasi komplikasinya 2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN 1. Anatomi kolon dan rektum 2. Etiologi, diagnosis dan rencana pengelolaan kelainan atau karsinoma kolon dan rektum 3. Indikasi operasi kolostomi 4. Teknik operasi kolostomi dan komplikasinya 5. Work-up operasi kolostomi 6. Perawatan penderita pasca operasi kolostomi 3. WAKTU METODE A. Proses pembelajaran dilaksanakan melalui metode: 1) small group discussion 2) peer assisted learning (PAL) 3) bedside teaching 4) task-based medical education B. Peserta didik paling tidak sudah harus mempelajari: 1) bahan acuan (references) 2) ilmu dasar yang berkaitan dengan topik pembelajaran 3) ilmu klinis dasar C. Penuntun belajar (learning guide) terlampir D. Tempat belajar (training setting): rawat jalan, bangsal bedah, kamar operasi, bangsal perawatan pasca operasi. 4. MEDIA 1. Workshop / Pelatihan 2. Belajar mandiri 3. Kuliah 4. Group diskusi 5. Visite, bed site teaching 6. Bimbingan operasi dan asistensi 7. Kasus morbiditas dan mortalitas 8. Continuing Profesional Development = Pengembangan Profesi Bedah Berkelanjutan (P2B2) 5. ALAT BANTU PEMBELAJARAN Internet, telekonferens, audiovisual, dll. 1

6. EVALUASI 1. Pada awal pertemuan dilaksanakan pre-test dalam bentuk essay dan oral sesuai dengan tingkat masa pendidikan, yang bertujuan untuk menilai kinerja awal yang dimiliki peserta didik dan untuk mengidentifikasi kekurangan yang ada. Materi pre-test terdiri atas: Anatomi kolon dan rektum Penegakan diagnosis Terapi ( tehnik operasi ) Komplikasi dan penanganannya Follow up 2. Selanjutnya dilakukan small group discussion bersama dengan fasilitator untuk membahas kekurangan yang teridentifikasi, membahas isi dan hal-hal yang berkenaan dengan penuntun belajar, kesempatan yang akan diperoleh pada saat bedside teaching dan proses penilaian. 3. Setelah mempelajari penuntun belajar ini, mahasiswa diwajibkan untuk mengaplikasikan langkah-langkah yang tertera dalam penuntun belajar dalam bentuk role-play dengan temantemannya (peer assisted learning) atau kepada SP (standardized patient). Pada saat tersebut, yang bersangkutan tidak diperkenankan membawa penuntun belajar, penuntun belajar dipegang oleh teman-temannya untuk melakukan evaluasi (peer assisted evaluation). Setelah dianggap memadai, melalui metoda bedside teaching di bawah pengawasan fasilitator, peserta didik mengaplikasikan penuntun belajar kepada model anatomik dan setelah kompetensi tercapai peserta didik akan diberikan kesempatan untuk melakukannya pada pasien sesungguhnya. Pada saat pelaksanaan, evaluator melakukan pengawasan langsung (direct observation), dan mengisi formulir penilaian sebagai berikut: Perlu perbaikan: pelaksanaan belum benar atau sebagian langkah tidak dilaksanakan Cukup: pelaksanaan sudah benar tetapi tidak efisien, misal pemeriksaan terlalu lama atau kurang memberi kenyamanan kepada pasien Baik: pelaksanaan benar dan baik (efisien) 4. Setelah selesai bedside teaching, dilakukan kembali diskusi untuk mendapatkan penjelasan dari berbagai hal yang tidak memungkinkan dibicarakan di depan pasien, dan memberi masukan untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan. 5. Self assessment dan Peer Assisted Evaluation dengan mempergunakan penuntun belajar 6. Pendidik/fasilitas: Pengamatan langsung dengan memakai evaluation checklist form (terlampir) Penjelasan lisan dari peserta didik/ diskusi Kriteria penilaian keseluruhan: cakap/ tidak cakap/ lalai. 7. Di akhir penilaian peserta didik diberi masukan dan bila diperlukan diberi tugas yang dapat memperbaiki kinerja (task-based medical education) 8. Pencapaian pembelajaran: Pre test Isi pre test Anatomi dari kolon dan rektum Diagnosis Terapi (Tehnik operasi) Komplikasi dan penanggulangannya Follow up Bentuk pre test MCQ, Essay dan oral sesuai dengan tingkat masa pendidikan Buku acuan untuk pre test 1. Buku Teks Ilmu Bedah Schwarzt 2. Buku Teks Ilmu Bedah Norton 3. Buku Teks Maingot s Abdominal Operation 4. Buku Teks Essentials of Anorectal Surgery 5. Buku Ajar Ilmu Bedah Indonesia, De Jong, Sjamsuhidayat 6. Atlas of Surgical Technique Zollinger 7 th ed, McGraw Hill Inc. 7. Engtrom F Paul et all,colon cancer,nccn clinical practice Guidelines in oncology,v.2.2006 2

Bentuk Ujian / test latihan Ujian OSCA (K, P, A), dilakukan pada tahapan bedah dasar oleh Kolegium I. Bedah. Ujian akhir stase, setiap divisi/ unit kerja oleh masing-masing senter pendidikan. Ujian akhir kognitif nasional, dilakukan pada akhir tahapan bedah lanjut (jaga II) oleh Kolegium I. Bedah. Ujian akhir profesi nasional (kasus bedah), dilakukan pada akhir pendidikan oleh Kolegium I. Bedah 7. REFERENSI 1. Buku Teks Ilmu Bedah Schwarzt 2. Buku Teks Ilmu Bedah Norton 3. Buku Teks Maingot s Abdominal Operation 4. Buku Teks Essentials of Anorectal Surgery 5. Buku Ajar Ilmu Bedah Indonesia, De Jong, Sjamsuhidayat 6. Atlas of Surgical Technique Zollinger 7 th ed, McGraw Hill Inc. 7. Engtrom F Paul et all, Colon cancer,nccn clinical practice Guidelines in oncology,v.2.2006 8. URAIAN: KOLOSTOMI 8.1. Introduksi a. Definisi Suatu tindakan membuat lubang pada kolon dan berhubungan dengan dunia luar Merupakan kolonutaneustomi yang disebut juga anus preternaturalis yang dibuat sementara atau menetap. b. Ruang Lingkup Lesi atau kelainan sepanjang kolon sampai ke rektum. Dalam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan lebih lanjut diperlukan beberapa disiplin ilmu yang terkait: patologi anatomi dan radiologi c. Indikasi operasi - Peritonitis lokal dan general yang disebabkan oleh perforasi kolon. - Trauma pada kolon dan rektum proksimal yang tidak menjamin dilakukannya anastomosis primer karena secara teknik sulit dan tanpa /kurang bowel preparation. - Obstruksi yang disebabkan oleh tumor atau karsinoma pada kolon dan rektum. - Divertikulitis sigmoid d. Kontra indikasi Keadaan umum tidak memungkinkan untuk dilakukan tindakan operasi e. Diagnosis banding - Karsinoma kolon dan rektum - Inflamatory bowel disease : penyakit Crohn - Infeksi granulamatous kolon dan rektum : tuberkulosa, amuboma f. Pemeriksaan Penunjang: - Foto polos abdomen 3 posisi - Kolon inloop - Proktoskopi, Kolonoskopi - USG abdomen Setelah memahami, menguasai dan mengerjakan modul ini maka diharapkan seorang ahli bedah mempunyai kompetensi melakukan kolostomi serta penerapannya dapat dikerjakan di RS Pendidikan dan RS Jaringan Pendidikan. 8.2. Kompetensi terkait dengan modul/ List of skill Tahapan Bedah Dasar ( semester I III ) Persiapan pra operasi : o Anamnesis o Pemeriksaan Fisik o Pemeriksaan penunjang o Informed consent Assisten 2, assisten 1 pada saat operasi Follow up dan rehabilitasi Tahapan bedah lanjut (Smstr. IV-VII) dan Chief residen (Smstr VIII-IX ) Persiapan pra operasi : 3

o Anamnesis o Pemeriksaan Fisik o Pemeriksaan penunjang o Informed consent Melakukan operasi ( Bimbingan, Mandiri ) o Penanganan komplikasi o Follow up dan rehabilitasi 8.3 Alogaritma Dan Prosedur Algoritma (tidak ada) 8.4.Teknik Operasi Sebagai model dipilih kolo-tranvesotomi : - Desinfeksi lapangan operasi dengan desinfektan - Lapangan operasi dipersempit dengan linen steril - Insisi dinding abdomen pada kuadran kanan atas (untuk kolo-transvesotomi kanan) atau kuadran kiri atas (untuk kolo-transversotomi kiri). Insisi transversal atau vertikal diatas bagian kolon yang mengalami distensi. Insisi dibuat cukup lebar untuk dapat mengidetifikasi dan memobilisasi kolon yang mengalami distensi. Insisi diusahakan melalui m. Rektus abdominis. - Insisi diperdalam lapis demi lapis dengan membuka fascia anterior, m. rektus dipisahkan, fascia posterior dan peritoneum dibuka secara tajam. - Identifikasi kolon transversum, bila distensi maka dilakukan dekompresi terlebih dahulu. Hindari kontaminasi. Dengan cara demikian maka dapat dihindari lubang abdomen yang besar. - Kolon dimobilisir dan dikeluarkan dari rongga abdomen. Hindari ketegangan dalam memobilisasi kolon. Omentum mayus dideseksi dari kolon transversum. - Dipasang 'rod' dari plastik/ karet pada mesokolon yang avaskuler, untuk mempertahankan kolon. - Peritoneum dan fascia posterior dijahit dengan dinding kolon pada jaringan lemak kolon (fat tab) pada beberapa tempat. Fascia anterior dijahit dengan fat tab pada beberapa tempat. - Fascia dipersempit dengan jahitan, dengan menyisakan 1 jari longgar untuk menghindari gangguan pasase kolon. - Kulit pada beberapa tempat dijahitkan dinding kolon. - Bila disttensi kolon masih berlanjut dapat dilakukan dekompresi pada bagian kolon yang masih distensi dengan memasang pipa (tube) melalui dinding kolon yang difiksasi dengan jahitan 'purse string' Pada keadaan dimana perlu eksplorasi keadaan kolon terlebih dahulu atau terdapat kesulitan mobilisasi kolon maka dilakukan laparotomi secara midline dan selanjutnya tindakan kolostomi seperti tersebut diatas. 8.5.Komplikasi operasi Perdarahan Herniasi parakolostomi. Prolaps kolon. Striktur stoma. Iskaemi dan nekrosis kolon karena gangguan pembuluh darah Iritasi kulit. 8.6. Mortalitas Sesuai kasus yang mendasari 8.7.Perawatan Pasca Bedah - Pasca bedah penderita dirawat diruangan untuk diobservasi kemungkinan terjadinya komplikasi dini yang membahayakan jiwa penderita seperti perdarahan. Diet diberikan setelah penderita sadar dan pasase usus baik. - Stoma dilakukan setelah 48 jam dengan membuka diding kolon. - Jahitan luka diangkat pada hari ke-7. 8.8.Follow-Up - Folllow up terapi terhadap penyakit dasarnya. - Evaluasi kelancaran stoma dengan melakukan irigasi. - Evaluasi terjadinya komplikasi seperti iritasi kulit. 8.9. Kata kunci: Kelainan colon, kolostomi 9. DAFTAR CEK PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR OPERASI 4

No Daftar cek penuntun belajar prosedur operasi PERSIAPAN PRE OPERASI 1 Informed consent 2 Laboratorium 3 Pemeriksaan tambahan 4 Antibiotik propilaksis 5 Cairan dan Darah 6 Peralatan dan instrumen operasi khusus ANASTESI 1 Narcose dengan general anesthesia, regional, lokal PERSIAPAN LOKAL DAERAH OPERASI 1 Penderita diatur dalam posisi terlentang sesuai dengan letak kelainan 2 Lakukan desinfeksi dan tindakan asepsis / antisepsis pada daerah operasi. 3 Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril. TINDAKAN OPERASI 1 Insisi kulit sesuai dengan indikasi operasi 2 Selanjutnya irisan diperdalam menurut jenis operasi tersebut diatas 3 Prosedur operasi sesuai kaidah bedah digestif PERAWATAN PASCA BEDAH 1 Komplikasi dan penanganannya 2 Pengawasan terhadap ABC 3 Perawatan luka operasi Sudah dikerjakan Belum dikerjakan Catatan: Sudah / Belum dikerjakan beri tanda 10. DAFTAR TILIK Berikan tanda dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan 5

memuaskan (1); tidak memuaskan (2) dan tidak diamati (3) 1. Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun 2. Tidak memuaskan Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau penuntun 3. Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh pelatih Nama peserta didik Nama pasien Tanggal No Rekam Medis No 1 Persiapan Pre-Operasi DAFTAR TILIK Kegiatan / langkah klinik Penilaian 1 2 3 2 Anestesi 3 Tindakan Medik/ Operasi 4 Perawatan Pasca Operasi & Follow-up Peserta dinyatakan : Layak Tidak layak melakukan prosedur Tanda tangan pelatih Tanda tangan dan nama terang 6