BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan di segala

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas. (SDM). Salah satu SDM yang diharapkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan termasuk dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya

2014 MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT CAKE, GATEAUX

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enggis Kartikawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pada era globalisasi semakin tajam dan ketat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

2014 IMPLEMENTASI MEDIA TIGA DIMENSI PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS KAIN DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan di negara Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki fungsi sangat penting dalam membentuk karakter dan

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sedang membangun, menempatkan pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan di segala bidang. Pendidikan dalam suatu Negara memegang peranan yang sangat penting, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Pendidikan diharapkan akan membentuk manusia yang beriman, berakhlak dan mandiri di dalam kehidupannya. Pendidikan di Indonesia dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 mengenai Dasar, Fungsi, dan Tujuan (2006:11) yaitu sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dasar, Fungsi dan Tujuan pendidikan tersebut dapat ditempuh melalui tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan non formal. Pendidikan formal yaitu jalur pendidikan yang dilakukan secara terstruktur dan berjenjang mulai dari Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah sampai Pendidikan Tinggi. Pendidikan Menengah meliputi Sekolah Menengah Umum (SMU), dam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK Negeri 9 Bandung merupakan SMK kelompok pariwisata yang mempersiapkan peserta didiknya sesuai dengan tuntutan dunia kerja, seperti 1

2 disebutkan pada tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), yaitu: 1. Mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional 2. Mempersiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri 3. Mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia kerja dan industri pada saat ini maupun yang akan datang 4. Mempersiapkan tamatan agar menjadi warga negar yang produktif, adaptif, dan kreatif SMKN 9 Bandung merupakan salah satu SMK kelompok Pariwisata yang memiliki 4 jurusan, salah satunya adalah Program Keahlian Tata Busana. Kurikulum SMK Kelompok Pariwisata Program Keahlian Tata Busana memuat sejumlah substansi pembelajaran diantaranya substansi instruksional yang dikelompokkan dalam program adaptif, normatif, dan produktif. Program pembelajaran produktif kelompok mata diklat, membekali peserta didik agar memiliki kompetensi standar atau kemampuan produktif pada suatu keahlian yang relevan dengan tuntutan dunia kerja. Kurikulum Tata Busana terdiri dari mata diklat teori dan praktek. Adapun mata diklat praktek yaitu praktek menjahit yang terdiri dari memotong bahan, menjahit dengan mesin, menyelesaikan busana dengan jahitan tangan, melakukan penyelesaian akhir busana, memelihara alat jahit dan membuat pola dengan teknik konstruksi. Pembelajaran secara praktek bertujuan untuk mengaplikasikan pengetahuan secara teori dan untuk melatih keterampilan peserta didik dalam kegiatan nyata. Pembelajaran secara teori dilaksanakan di dalam kelas sedangkan pembelajaran secara praktek dilaksanakan di laboratorium, untuk kelancaran pembelajaran praktek dibutuhkan laboratorium dengan sarana dan prasarana sesuai dengan tuntutan mata diklat.

3 Laboratorium adalah salah satu sarana penunjang proses belajar mengajar dan merupakan tempat guru dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Kiswanto (1990:16) bahwa laboratorium: 1. Merupakan wadah yaitu tempat, gedung, ruang dengan segala macam peralatan yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah dalam hal ini laboratorium dilihat sebagai perangkat keras. 2. Merupakan sarana media dimana dilakukan kegiatan belajar mengajar. Dalam pengertian ini laboratorium dilihat sebagai perangkat lemahnya (soft ware) di dalam kegiatan ilmiah. 3. Dilihat dari segi kerjanya laboratorium merupakan tempat dimana dilakukan kegiatan kerja untuk menghasilkan sesuatu, dapat juga diartikan sebagai bengkel kerja. Laboratorium sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mempraktekkan pengetahuan dan keterampilannya. Laboratorium yang baik harus bermanfaat dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan peserta didik dalam melakukan aktivitasnya. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk praktek menjahit busana seperti alat jahit besar dan alat jahit kecil. Alat jahit besar terdiri dari mesin jahit umum, mesin jahit khusus, mesin serbaguna dan mesin jahit industri. Alat jahit bantu seperti alat memotong kain, alat jahit, dan alat pemberi tanda pola. Pembelajaran di laboratorium harus dilakukan secara optimal, maka diperlukan peralatan yang memadai, penjadwalan, aturan penggunaan alat, pembimbingan guru, dan job sheet (lembar kerja). Banyaknya laboratorium yang diperlukan tentu tergantung pada banyaknya kela, banyaknya peserta didik yang akan menggunakan laboratorium, banyaknya jam pelajaran perkelas, dan lamanya laboratorium digunakan setiap

4 minggunya. Laboratorium harus cukup luas sehingga peserta didik dapat bergerak leluasa pada waktu bekerja. Luas ruang harus sebanding dengan banyaknya peserta didik di dalam satu kelas, menurut Jenkins Archenhold dan Wood Robinson (Yuni Astianingsih, 1996:22) bahwa: Satu orang peserta didik memerlukan ruang kerja sebesar antara 3 m 2 3,5 m 2. Jika jumlah peserta didik di dalam satu kelas 24 orang maka luas ruang kerja (laboratorium) yang diperlukan berkisar antara 72 m 2 84 m 2. Syarat laboratorium yang baik yaitu ruangan harus cukup luas sesuai dengan jumlah peserta didik, letak meja praktek tidak kurang dari 2 meter dari tempat duduk, Lantai laboratorium tidak boleh licin, memiliki sirkulasi udara yang baik, dan memiliki sistem pengamanan laboratorium yang baik. Laboratorium tata busana memerlukan suatu penanganan atau pengelolaan yang baik untuk kelancaran praktikum, sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap peserta didik dalam meningkatkan proses belajarnya dalam pembuatan busana di sekolah. Laboratorium tata busana yang telah dilengkapi dan digunakan secara baik dan seoptimal mungkin akan membantu peserta didik dalam meningkatkan hasil belajarnya, yaitu hasil belajar pembuatan busana. Penginventarisan alat dan bahan sangat diperlukan pada laboratorium praktek menjahit. Alat-alat dan bahan di laboratorium harus teradministrasi dengan baik yaitu melalui daftar inventaris alat dan bahan. Inventaris dilakukan oleh petugas laboratorium di bawah koordinasi ketua laboratorium dan diketahui oleh guru-guru praktek. Pada daftar inventaris harus tercatat jumlah alat, spesifikasi dan frekuensi penggunaan alat serta tanggal alat dikeluarkan.

5 Laboratorium sangat banyak manfaatnya terhadap proses pendidikan di sekolah, seperti yang dinyatakan oleh Benyamin E Et.al (1986:24) sebagai berikut: 1. Memberikan kelengkapan bagi pengajaran teori yang telah diterima sehingga antara teori dan praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah 2. Memberi keterampilan kerja ilmiah bagi peserta didik 3. Menambah keterampilan dalam mengguanakan alat atau media yang tersedia 4. Memupuk dan membina rasa percaya diri dari keterampilan yang diperoleh serta pengetahuan yang didapat dalam proses kegiatan kerja di laboratorium Praktek menjahit merupakan bagian dari kompetensi menjahit (sewing), melalui kompetensi menjahit peserta didik belajar dan berlatih menjahit busana dengan bimbingan guru. Kompetensi menjahit (sewing) seperti yang terdapat pada Struktur Kurikulum bidang Keahlian Tata Busana mencakup: kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja, alat jahit pokok dan alat jahit bantu, memelihara alat jahit pokok dan alat jahit bantu, persiapan mesin jahit sesuai prosedur, pengoprasian mesin jahit sesuai prosedur, kelengkapan bagian-bagian busana, langkah menjahit bagian busana, sikap kerja. Uraian latar belakang di atas menjadi dasar pemikiran penulis untuk melakukan penelitian yaitu pendapat peserta didik tentang optimalisasi penggunaan laboratorium praktek menjahit dalam upaya pencapaian kompetensi menjahit dengan melakukan penelitian pada peserta didik kelas XI Program Keahlian Tata Busana SMK Negeri 9 Bandung kelompok Pariwisata.

6 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dimaksudkan untuk merumuskan masalah yang akan diungkapkan dalam penelitian sehingga diperoleh masalah yang jelas. Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana pendapat peserta didik tentang optimalisasi penggunaan laboratorium praktek menjahit dalam upaya pencapaian kompetensi menjahit pada peserta didik kelas XI Program keahlian Tata Busana SMKN 9 Bandung kelompok Pariwisata? Laboratorium praktek menjahit sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran proses belajar mengajar bidang busana. Praktek menjahit yang diberikan pada peserta didik kelas XI program keahlian Tata Busana di SMKN 9 Bandung berupa memotong bahan, menjahit dengan mesin, menyelesaikan busana dengan jahitan tangan, melakukan penyelesaian akhir busana, memelihara alat jahit. Praktek pembuatan busana di laboratorium harus dilakukan seoptimal mungkin agar memberikan pengalaman, dan latihan utuk memberikan hasil yang lebih baik pada peserta didik, untuk itu laboratorium harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai, dengan demikian praktek di laboratorium tata busana akan memberikan pengalaman belajar dan bekerja sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kemampuan dan tuntutan dunia kerja. Mengingat ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini cukup luas yaitu menyangkut keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan berfikir penulis maka masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi agar penelitian lebih jelas dan terarah, seperti yang dikemukakan oleh S Nasution (1991:31) bahwa: Tiap

7 masalah pada hakekatnya kompleks sehingga tidak dapat diselidiki segala aspeknya secara tuntas, karena itu peneliti harus membatasi ruang lingkup masalahnya. Penelitian ini dibatasi pada : 1. Pendapat peserta didik tentang optimalisasi penggunaan waktu praktek di laboratorium praktek menjahit dalam upaya pencapaian kompetensi menjahit. 2. Pendapat peserta didik tentang optimalisasi penggunaan fasilitas laboratorium praktek menjahit guna pencapaian kompetensi menjahit. 3. Pendapat peserta didik tentang optimalisasi penggunaan peralatan praktikum di laboratorium praktek menjahit dalam upaya pencapaian kompetensi menjahit. 4. Pendapat peserta didik tentang optimalisasi penggunaan media pembelajaran di laboratorium praktek menjahit dalam upaya pencapaian kompetensi menjahit. C. Definisi Operasional Definisi operasional digunakan untuk memberikan kesamaan pengertian dan persepsi antara pembaca dan penulis dalam mengartikan istilah-istilah yang terdapat pada judul skripsi. Adapun istilah-istilah yang terdapat pada judul Pendapat Peserta Didik Tentang Optimalisasi Penggunaan Laboratorium Praktek Menjahit Dalam Upaya Pencapaian Kompetensi Menjahit dapat penulis uraikan sebagai berikut: 1. Pendapat Peserta Didik a. Pendapat menurut Lukman Ali (1999:209) yaitu pikiran, anggapan, buah pemikiran, atau perkiraan

8 b. Peserta didik dalam UU RI. No. 20 Tahun 2003 yaitu anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, dan jenis pendidikan tertentu. Pendapat peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada pengertian di atas yaitu anggapan dari peserta didik kelas XI Program Keahlian Tata Busana SMKN 9 Bandung Kelompok Pariwisata. 2. Optimalisasi Penggunaan Laboratorium Praktek Menjahit a. Optimalisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:800) didefinisikan sebagai proses, cara, perbuatan mengoptimalkan (menjadikan paling baik, paling tinggi, paling menguntungkan) b. Laboratorium menjahit menurut Eva Gonzales, e. D. (1968:16) adalah laboratorium menjahit merupakan suatu ruangan yang digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar pembuatan pakaian, menghias kain, kerajinan bidang pakaian serta proses pembuatan pakaian, termasuk di dalamnya perlengkapan dan penataan ruang sesuai dengan mata diklat c. Praktek menurut Umi Basiroh (1995:785) yaitu bagian dari pengajaran yang bertujuan agar peserta didik mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dalam teori Optimalisasi Penggunaan Laboratorium Praktek Menjahit yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada pengertian di atas yaitu proses pemakaian ruang dan peralatan dengan baik dan menguntungkan karena digunakan secara tepat guna untuk keperluan menguji dan melaksanakan pengajaran dalam keadaan nyata setelah memperoleh teori.

9 3. Upaya Pencapaian Kompetensi Menjahit a. Upaya menurut Peter dan Yeni Salim (1991:673) yaitu kegiatan yang memerlukan tenaga, pikiran untuk mencapai tujuan b. Pencapaian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:194) yaitu proses, cara, perbuatan mencapai c. Kompetensi menjahit dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:584) yaitu kemampuan menguasai membuat pakaian d. Menjahit menurut Lukman Ali (1990:344) adalah: menyambung dengan jarum dan benang Upaya Pencapaian Kompetensi Menjahit yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada pengertian di atas yaitu kegiatan yang memerlukan tenaga dan pikiran untuk mencapai kemampuan membuat pakaian dengan menggunakan jarum dan benang. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian berfungsi untuk menentukan arah pencapaian suatu permasalahan dalam penelitian. Tujuan pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai optimalisasi penggunaan laboratorium praktek menjahit dalam upaya pencapaian kompetensi menjahit di SMKN 9 Bandung Kelompok Pariwisata.

10 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah memperoleh data tentang: a. Pendapat peserta didik tentang optimalisasi penggunaan waktu praktek di laboratorium praktek menjahit dalam upaya pencapaian kompetensi menjahit. b. Pendapat peserta didik tentang optimalisasi penggunaan fasilitas laboratorium praktek menjahit dalam upaya pencapaian kompetensi menjahit. c. Pendapat peserta didik tentang optimalisasi penggunaan peralatan praktikum di laboratorium praktek menjahit dalam upaya pencapaian kompetensi menjahit. d. Pendapat peserta didik tentang optimalisasi penggunaan media pembelajaran di laboratorium praktek menjahit dalam upaya pencapaian kompetensi menjahit. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak yang berkaitan dengan masalah penelitian ini. Secara lebih khusus penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Peneliti a. Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam penggunaan laboratorium praktek menjahit secara optimal. b. Sebagai calon pendidik hasil penelitian ini dapat diaplikasikan kelak dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik (guru)

11 2. Peserta didik program keahlian Tata Busana SMKN 9 Bandung Kelompok Pariwisata Memberi masukan kepada peserta didik tentang optimalisasi pemanfaatan laboratorium praktek menjahit dalam upaya pencapaian kompetensi menjahit 3. Guru program keahlian Tata Busana SMKN 9 Bandung Kelompok Pariwisata Sebagai masukan bahwa penggunaan laboratorium tata busana secara optimal dapat meningkatkan kompetensi peserta didik. F. Asumsi Asumsi selaras dengan anggapan dasar merupakan dimulainya proses penelitian yang kebenarannya telah diakui. Dalam penelitian ini penulis akan mengemukakan beberapa asumsi, sehingga suatu pendapat dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Asumsi penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Praktikum sangat dibutuhkan oleh peserta didik untuk merealisasikan pelajaran teori yang telah didapat, melalui praktikum peserta didik mendapatkan hasil nyata berupa produk jadi, seperti yang dikemukakan oleh Helmut Nolker (1983:119) bahwa: Praktikum sangat besar efek positifnya terhadap proses belajar 2. Laboratorium menjahit sangat diperlukan oleh peserta didik jurusan Tata Busana untuk mempraktekan pengetahuan dan keterampilannya. Laboratorium menjahit harus digunakan secara optimal dalam kegiatan praktikum pembuatan pakaian, menghias kain, penataan peralatan praktikum, seperti yang dikemukakan oleh Eva Gonzales, e. D. (1968:16), bahwa laboratorium

12 menjahit merupakan suatu ruangan yang digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar pembuatan pakaian, menghias kain, kerajinan bidang pakaian serta proses pembuatan pakaian, termasuk di dalamnya perlengkapan dan penataan ruang sesuai dengan mata diklat 3. Laboratorium praktek menjahit harus dapat digunakan seoptimal mungkin guna pencapaian kompetensi menjahit dan bermanfaat bagi peserta didik, sehingga memudahkanpeserta didik dalam melakukan aktivitasnya, seperti yang dikemukakan oleh Benyamin E Et.al (1986:24) bahwa manfaat laboratorium sebagai berikut: 1. Memberikan kelengkapan bagi pengajaran teori yang telah diterima sehingga antara teori dan praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah 2. Memberi keterampilan kerja ilmiah bagi peserta didik 3. Menambah keterampilan dalam mengguanakan alat atau media yang tersedia 4. Memupuk dan membina rasa percaya diri dari keterampilan yang diperoleh serta pengetahuan yang didapat dalam proses kegiatan kerja di laboratorium G. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian diperlukan sebagai acuan penulis dalam membuat rumusan-rumusan pertanyaan sebagai langkah untuk mengumpulkan data. Pertanyaan di dalam penelitian Pendapat Peserta Didik Tentang Optimalisasi Penggunaan Laboratorium Praktek Menjahit Dalam Upaya Pencapaian Kompetensi Menjahit sebagai berikut: 1. Bagaimana pendapat peserta didik tentang optimalisasi penggunaan waktu praktek di laboratorium praktek menjahit dalam upaya pencapaian kompetensi menjahit.

13 2. Bagaimana pendapat peserta didik tentang optimalisasi penggunaan fasilitas laboratorium praktek menjahit dalam upaya pencapaian kompetensi menjahit. 3. Bagaimana pendapat peserta didik tentang optimalisasi penggunaan peralatan praktikum di laboratorium praktek menjahit dalam upaya pencapaian kompetensi menjahit. 4. Bagaimana pendapat peserta didik tentang optimalisasi penggunaan media pembelajaran di laboratorium praktek menjahit dalam upaya pencapaian kompetensi menjahit. H. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif karena dilakukan pada saat sekarang. Alat pengumpul data berupa angket dan observasi, sedangkan pengolahan data menggunakan statistik sederhana. I. Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi yang telah dipilih dalam penelitian ini yaitu SMKN 9 Bandung Kelompok Pariwisata dengan alamat Jl. Soekarno Hatta KM 10. Alasan pemilihan lokasi di SMKN 9 Bandung karena lokasi dalam penelitian ini tidak terlalu jauh dari tempat tinggal peneliti sehingga dapat menghemat tenaga, waktu dan biaya. Sebagai alumni SMKN 9 Bandung penulis sudah mengenal guru dan staf, sehingga diberi kemudahan untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI Program Keahlian Tata Busana.