BAB I PENDAHULUAN. Kedudukannya jauh dari sekedar alat produksi dan penggerak aktivitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan tempat atau alat dilaksanakannya berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. tujuan bersama yang diinginkan serta terlibat dengan peraturan-peraturan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik atau tidak. Disiplin juga merupakan bentuk pengendalian diri bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang orang yang memiliki satu tujuan dengan dengan dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai wadah atau tempat dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi memiliki prosedur kerja yang baik, struktur organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi hal yang teramat penting pada

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah dilantik. Bandung mempunyai tugas pokok membantu kepala daerah dalam

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. arti luas yaitu sebagai Aset utama dalam organisasi yang harus dikelola dengan

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sudah bersifat global. Perubahan-perubahan kondisi ekonomi menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembagian daerah di Indonesia pada dasarnya diatur dalam undangundang

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu usaha, baik yang bergerak di bidang jasa maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin ketatnya persaingan antar perusahaan khususnya yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari bahasa Latin, yakni communico, communication atau communicare yang

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut dikarenakan para karyawan bahkan pimpinan kurang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan salah satu cara manusia untuk dapat berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. positif. Menurut Undang-undang Ketenagakerjaan RI no.25 Tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai bentuk tantangan dan resiko. Oleh karena itu, suatu. tersebut akan dapat berjalan dengan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, dan juga memiliki teknologi, tetatpi di dalam organisasi tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. ketat dan terbuka, perusahaan harus mampu memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan sumber daya dan potensi yang ada di daerah harus dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. oraang-orang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. proses administrasi negara yang baik dan benar, yaitu penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB I P E N D A H U L U A N. Pembukaan UUD 1945, perwujudannya berupa pembangunan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan maka akan dapat diketahui kesalahan-kesalahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan salah satu penggerak utama atas

BAB I PENDAHULUAN. wadah, organisasi relatif bersifat statis, sedangkan sebagai suatu rangkaian

I. PENDAHULUAN Otonomi daerah di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998 telah

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam sektor jasa yang mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Saat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, birokrasi dipergunakan untuk menyebut badan-badan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mendunia. Dampak yang secara langsung dirasakan adalah adanya

BAB I PENDAHULUAN. PT.POS Indonesia adalah salah satu perusahaan BUMN yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. diketahui hasil pekerjaan pegawai dan kinerja organisasi. Sistem peningkatan kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam ilmu pengetahuan, sosial budaya, ekonomi, dan politik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pemerintahan, para aparatur pemerintah/pegawai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggara setiap organisasi dalam melakukan kegiatan kerjasama

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

PENGARUH PENGAWASAN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA DI DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA SURAKARTA SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin tingginya tingkat kehidupan di masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Fokus utama suatu organisasi adalah untuk mencapai suatu keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, untuk

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN, DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi yang sangat berbeda ketika masih berada dalam kandungan.

BAB I PENDAHULUAN. Wujud otonomi daerah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara berbagai macam perusahaan retail membuat manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat atau wadah dimana semua orang berkumpul, berkerjasama secara rasional

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sumber daya yang dimiliki oleh organisasi antara lain financial/modal,

BAB 1 PENDAHULUAN. harus didukung dengan sebuah kinerja yang baik yang harus terus

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan perusahaan yang lemah akan mengalami kemunduran dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BAB I PENDAHULUAN. bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses pengawasan yang sesuai

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa pegawai dapat. tinggi dan berkualitas dalam bidang pekerjaannya.

BAB l PENDAHULUAN. faktor manusia merupakan masalah utama setiap kegiatan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu lembaga teknis di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Awal

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Daerah, bahwa Peraturan Daerah tentang Recana

BAB I PENDAHULUAN. penduduk negara yang bersangkutan. Pelayanan publik disediakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mungkin sehingga kinerja karyawan meningkat. tersebut sudah memiliki financial yang kuat, bahan baku yang terpenuhi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik (Public Service) merupakan segala macam kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena Reformasi Birokrasi yang bergulir menuntut perubahan dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi, sumber daya manusia memiliki peran penting. Kedudukannya jauh dari sekedar alat produksi dan penggerak aktivitas organisasi, sumber daya manusia memiliki andil menentukan maju atau berkembangnya suatu organisasi. Kemajuan suatu organisasi ditentukan pada kualitas dan kapabilitas orang-orang yang terlibat di dalamnya, di semua jenis organisasi, organisasi pemerintah, bisnis, dan nirlaba. Organisasi yang baik bersifat pemerintah maupun swasta sudah sepantasnya menyesuaikan hasil kerja dengan perkembangan situasi kelembagaan yang dihadapi. Sumber daya manusia yang handal dan berkualitas merupakan salah satu modal utama yang paling penting dominan didalam menghadapi era globalisasi sekarang ini. Menyadari betapa pentingnya sumber daya manusia ini, bahkan dapat dikatakan telah menjadi lebutuhan pokok bagi organisasi-organisasi sehingga semuanya berusaha membenahi diri melalui manajemen sumber daya manusia agar dapat hidup dan mampu menjawab tantangan zaman. Tantangan yang akan dihadapi oleh umat manusia dimasa depan adalah untuk menciptakan organisasi yang 1

semakin beraneka ragam tetapi sekaligus menuntut pengelolaan yang semakin efisien, efektif, dan produktif. 2 Organisasi yang mengemban misi pelayanan kepada masyarakat, seperti halnya kebanyakan organisasi pemerintah, pegawai dituntut memiliki kualitas dan kapabilitas bekerja dengan cermat. Alasannya, keberhasilan organisasi jenis pelayanan seperti itu dinilai dari seberapa tinggi stakeholders (pihak yang menerima layanan) merasa puas atas layanan yang diperolehnya. Di sisi lain tingkat kepuasan stakeholder itu bervariasi dan tidak mudah untuk diukur. Dalam konteks ini lah, seorang pegawai perlu memiliki tingkat disiplin yang baik sehingga ia tetap mampu menjaga dan mempertahankan ciri sifat pelayanannya. Pengawasan merupakan proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk mengumpulkan data dalam usaha mengetahui ketercapaian tujuan dan kesulitan apa yang ditemui dalam pelaksanaan itu. Dengan adanya pengawasan pimpinan dapat mengetahui kegitan-kegiatan nyata dari setiap aspek dan setiap permasalahan pelaksanaan tugas-tugas dalam lingkungan satuan organisasi yang masing-masing selanjutnya bilamana terjadi penyimpangan, maka dapat dengan segera langsung mengambil langkah perbaikan dan tindakan seperlunya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3 Tugas seorang pemimpin untuk mengawasi para karyawan yang ada dalam lingkup organisasinya dalam proses pelaksanaan pekerjaan maupun faktor-faktor yang ada dalam setiap diri individu karyawan yang menyebabkan karyawan tersebut giat dalam bekerja dan mempunyai disiplin yang tinggi dalam bekerja. Organisasi yang baik memiliki struktur organisasi dan tugas yang jelas, sehingga fungsi pengawasan yang menjadi tugas para pimpinan dapat dengan mudah dilaksanakan. Terjadinya penyimpangan mengakibatkan hasil kerja menurun karena itu setiap kegiatan yang sedang berlangsung dalam organisasi haruslah berdasarkan fungsi-fungsi manajemen, dimana salah satu diantaranya adalah fungsi pengawasan agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif. Pelaksana suatu organisasi tanpa adanya suatu pengawasan, dapat mengakibatkan secara otomatis disiplin kerja menurun dan akan berpengaruh langsung kepada kegiatan-kegiatan lainnya. Dibutuhkan suatu sistem pengawasan yang efektif sehingga diharapkan dapat menghasilkan dampak yang positif untuk perkembangan organisasi tersebut. Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolok ukur untuk mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak. Disiplin juga merupakan bentuk pengendalian diri pegawai dan pelaksanaan yang teratur menunjukan tingkat kesungguhan tim kerja dalam sebuah organisasi, tindakan disiplin menuntut

4 adanya hukuman terhadap pegawai yang gagal memenuhi standrad yang ditentukan. Tindakan disiplin tidak diterapkan secara sembarangan, melainkan memerlukan pertimbangan bijak. Kedisiplinan merupakan salah satu fungsi operatif dari manajer. Tanpa disiplin pegawai yang baik, sulit bagi instansi pemerintahan untuk mencapai hasil yang optimal. Disiplin kerja pegawai dapat dilihat dari kehadiran pegawai setiap hari. Ketepatan jam kerja, mengenakan pakaian kerja dan tanda pengenal, serta ketaatan pegawai terhadap peraturan. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang profesional dan melaksanakan pemerintahan yang bersih sesuai dengan visi dan misinya, Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Sumedang memerlukan pengawasan yang kuat untuk dapat meningkatkan kualitas aparatur (sumber daya aparatur) dan dapat mewujudkan dan melaksanakan pemerintahan yang kompeten. Informasi yang diperoleh mengungkapkan, bahwa masih ada pegawai yang tidak mematuhi peraturan, padahal telah ada kesempatan kepada para Pegawai Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Sumedang selama 12 hari dalam setahun. Tugas dari para Pegawai Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Sumedang makin dituntut bekerja dengan memberikan pelayanan yang maksimal.

5 Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan di Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Sumedang, peneliti menemukan masalah yang rendah disiplin kerja. Hal ini dapat terlihat dari indikasi, sebagai berikut : 1. Ketepatan waktu pegawai yang masih sering terlambat kehadirannya. Hal tersebut terlihat kurangnya pengawasan Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan kepada pegawai, membuat pegawai menjadi semakin berleha-leha dan tidak disiplin. (Terlampir Berdasarkan Laporan Absensi Sekretariat bulan Februari 2017). 2. Tanggung jawab yang tinggi bawahan yang kurang terhadap pekerjaan. Hal tersebut terlihat kurang aktifnya Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan dalam mengawasi pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan kurangnya arahan dari Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan. Berdasarkan masalah diatas, peneliti menduga disebabkan salah satunya oleh pengawasan yang belum maksimal, yaitu sebagai berikut : 1. Karakteristik tepat waktu. Adanya pengawasan yang tepat waktu, maka pegawai menjadi tidak terlambat lagi masuk kerja dan jam pulang kerja juga sesuai yang dijadualkan.

6 2. Karakteristik diterima para anggota organisasi. Pengawasan harus mampu mengarahkan pelaksanaan kerja para anggota dengan Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan harus aktif dalam pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas kepada bawahannya dengan memberikan arahan yang cukup jelas agar pegawai dapat menyelesaikan pekerjaannya yaitu membuat laporan pelaksanaan tugas. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut yang dituangkan ke dalam Skripsi yang berjudul Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja di Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Sumedang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut maka peneliti mengidentifikasikan masalahnya, sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja di Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Sumedang? 2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam pengawasan terhadap disiplin kerja di Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Sumedang?

7 3. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan untuk mengatasi hambatanhambatan pelaksanaan pengawasan terhadap disiplin kerja di Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Sumedang? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1. Menganalisis pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja di Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Sumedang. 2. Menganalisis hambatan yang dihadapi dalam pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja di Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Sumedang. 3. Menganalisis usaha-usaha mengenai pengawasan terhadap disiplin kerja di Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Sumedang. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian terdiri dari kegunaan teoritis yang berdasarkan pertimbangan konstektual dan konseptual dan kegunaan praktis untuk perbaikan bagi lembaga yang bersangkutan. Kegunaan penelitian ini dijelaskan, sebagai berikut : a. Kegunaan teoritis, peneliti ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta memperoleh wawasan dalam menerapkan teori-teori yang peneliti peroleh selama perkuliahan di

8 Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya mengenai pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja. b. Kegunaan praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dan pertimbangan atau sumbangan pemikiran yang bermanfaat mengenai masalah pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja di Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Sumedang. 1.4 Kerangka Pemikiran Berkaitan dengan topik permasalahan pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja di Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Sumedang serta untuk mempermudah pemecahan masalah dalam suatu penelitian ini diperlukan dasar pemikiran, tolak ukur atau landasan dari peneliti yang disintetiskan dari fakta-fakta, observasi ataupun telaah kepustakaan. Kerangka pemikiran memuat teori, dalil atau konsep-konsep dari para ahli yang dijadikan dasar dalam penelitian. Peneliti akan menuangkan definisi tentang pengawasan. Menurut Handoko (2015 : 357) mengemukakan bahwa : Pengawasan adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen dapat tercapai. Menurut George R. Terry yang dikutip oleh Manullang (2008:172) mengemukakan, bahwa pengawasan dapat diartikan sebagai Suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya

dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. 9 Pengawasan dalam mencapai tujuannya sesuai dengan yang diharapkan maka menurut Handoko (2015 : 371) pengawasan yang efektif dapat dilakukan melalui karakteristik-karakteristik pengawasan yang, meliputi : 1. Akurat 2. Tepat waktu 3. Obyektif dan menyeluruh 4. Terpusat pada titik-titik pengawasan stratejik 5. Realistik secara ekonomi 6. Realistik secara organisasional 7. Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi 8. Fleksibel 9. Bersifat sebagai petunjuk 10. Diterima para anggota organisasi Guna mempermudah pemecahan masalah dalam penelitian, maka diperlukan suatu anggapan dasar yang bertitik tolak dari pendapat para ahli mengenai disiplin kerja. Peneliti mengemukakan pendapat Alfred R. Lateiner, dalam Soedjono (2002 :72) mengemukakan bahwa : Disiplin kerja merupakan suatu kekuatan yang selalu berkembang di tubuh para pekerja yang membuat mereka dapat mematuhi keputisan dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Kemudian menurut Rivai (2004 : 444) mengemukakan, bahwa : Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati

semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. 10 Disiplin kerja dalam mencapai tujuannya sesuai dengan harapan, maka menurut Alfred R. Lateiner dalam Soedjono (2002 : 72) ada beberapa indikator yang dapat mempengaruhi tingkat disiplin kerja suatu organisasi diantaranya: 1. Ketepatan waktu 2. Pemanfaatan sarana 3. Tanggung jawab yang tinggi 4. Ketaatan terhadap aturan kantor Hubungan pengawasan dengan disiplin kerja mempunyai hubungan yang sangat erat karena untuk mencapai kerja yang maksimal salah satu hal yang harus diperhatikan yaitu dari disiplin pegawai yang teratur. Pengawasan terhadap disiplin kerja sangat diperlukan agar kerja pegawai yang berkualitas dan sesuai harapan. 1.5 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, peneliti mengemukakan hipotesis penelitian, yaitu : Pengawasan besar pengaruh terhadap disiplin kerja di Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Sumedang. Hipotesis diatas masih bersifat subtantif dan verbal maka harus diterjemahkan ke dalam hipotesis statistik.

11 Hipotesis statistik : a. H : ρ =0 pengawasan : disiplin kerja = 0, pengawasan (X) disiplin kerja (Y) Artinya, tidak adanya pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja. b. 0 pengawasan : disiplin kerja 0, pengawasan (X) disiplin kerja (Y) Artinya, adanya pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja. Berikut ini uraian paradigma penelitiannya : έ X Y Gambar 1.1 Paradigma Pengawasan (X) terhadap Disiplin Kerja (Y) Keterangan gambar : X : Pengawasan Y : Disiplin kerja

έ :Variabel lain diluar pengawasan yang tidak diukur yang dapat berpengaruh terhadap disiplin kerja. 12 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.6.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Sumedang yang beralamat Jl. Empang No.1 Telp. (0261) 201334 Fax. (0261) 202540 Sumedang 45311, website bkd.sumedangkab.go.id. E-mail humasbkppsumedan2@gmail.com. 1.6.2 Waktu Penelitian Lama penelitian yaitu dilaksanakan selama Bulan Januari-Juni 2017, untuk lebih rinci tersaji pada Tabel 1.1.

13 Tabel 1.1 Jadual Penelitian Tahun 2016 No Kegiatan Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Minggu I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 1. TAHAPAN PERSIAPAN a. Perizinan b. Penjajagan c. Pengajuan Judul d. Studi Kepustakaan e. Pembuatan Proposal f. Perbaikan Proposal 2. TAHAP PELAKSANAAN a. Observasi b. Wawancara 3. TAHAP PENYUSUNAN a. Pengolahan Data b. Analisis Data c. Pembuatan Draft Skripsi 4. TAHAP PENGUJIAN a. Pengolahan Draft Skripsi b. Perbaikan Skripsi c. Sidang