BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, tetapi banyak istri yang bekerja juga. Wanita yang pada zaman dahulu hanya berperan sebagai seorang ibu rumah tangga saja, kini mempunyai peran kedua yaitu sebagai wanita karier. Fenomena ibu rumah tangga yang sekaligus menjadi wanita karier kini semakin banyak dan kompleks. Tuntutan ekonomi, aktualisasi diri, dan kesetaraan gender, serius digaungkan sebagai alasan seorang wanita dalam membuat keputusan sebagai seorang wanita karier yang dihadapkan antara keluarga dan pekerjaan. Dalam situasi seperti ini, para wanita yang menjalankan peran ganda mengharapkan adanya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarganya. Mereka harus menempuh jalan sukses dalam pekerjaannya, tetapi harus sukses dalam kehidupan keluarganya. Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan adalah sebuah konsep yang mendukung upaya karyawan untuk membagi waktu dan energi antara kerja dan aspek-aspek penting lainnya dalam hidup mereka. Keseimbangan pekerjaan dan
kehidupan sehari-hari adalah upaya untuk membuat waktu untuk keluarga, teman, partisipasi masyarakat, spiritualitas, pertumbuhan pribadi, perawatan diri, dan kegiatan pribadi lainnya disamping tuntutan tempat kerja. Keseimbangan pekerjaan dan kehidupan dibantu oleh pimpinan perusahaan dengan kebijakan, prosedur, tindakan, dan harapan yang memungkinkan karyawan untuk dengan mudah mengejar kehidupan yang lebih seimbang. Mengejar keseimbangan pekerjaan dan kehidupan mengurangi pengalaman stres pada karyawan. Ketika mereka menghabiskan sebagian besar hari-hari mereka pada pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan dan seolah-olah mereka merasa mengabaikan komponen penting lainnya dari kehidupan mereka, seperti stres dan perasaan tidak bahagia. Keseimbangan pekerjaan dan kehidupan memungkinkan karyawan untuk merasa seolah-olah mereka memperhatikan semua aspek penting dari kehidupan mereka, (dalam Heatfield, 2012). Seseorang yang memiliki peran ganda atau work-family balance mendapatkan tantangan bagi kehidupannya. Seorang wanita karier yang sekaligus menjadi ibu rumah tangga, harus mampu menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupannya. Hal tersebut sudah menjadi tuntutan seseorang yang memiliki peran ganda, karena setiap harinya mereka menjalankan tuntutannya sebagai seorang wanita karier dan bertanggung jawab atas kehidupan keluarganya. Menurut Goleman (dalam Desmita, 2005) kecerdasan emosional merujuk kepada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain,
kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Seseorang tidak cukup hanya pintar di bidangnya saja, karena dunia pekerjaan penuh dengan interaksi sosial dimana mereka harus cakap dalam menangani dirinya sendiri maupun orang lain. Orang yang cerdas secara intelektual di bidangnya akan mampu bekerja dengan baik. Di sinilah kecerdasan emosional membantu seseorang untuk mencapai keberhasilan yang lebih jauh. Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, kemampuan seseorang menangani beban kerja, stress, interaksi sosial, pengendalian diri, menjadi kunci penting dalam keberhasilan. Seseorang yang sukses dalam pekerjaan biasanya adalah orang yang mampu mengelola dirinya sendiri, memotivasi diri sendiri dan orang lain, serta secara sosial memiliki kemampuan dalam berinteraksi secara positif dan saling membangun satu sama lain. Dengan gambaran atau keadaan yang dialami oleh wanita yang memiliki peran ganda, pastinya mereka memiliki harapan agar dapat menyeimbangkan posisi keduanya. Dukungan sosial di tempat kerja dan keluarga, dapat mepengaruhi seseorang dalam keseimbangan hidupnya, karena dukungan sosial memiliki sisi positif yang mampu meningkatkan kinerja dan mengurangi stress baik dalam kehidupan pekerjaan maupun keluarga.
Tuntutan pekerjaan berhubungan dengan tekanan yang berasal dari beban kerja yang berlebihan dan deadline atau tenggang waktu pekerjaan yang harus diselesaikan. Sementara tuntutan keluarga berhubungan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menangani tugas-tugas rumah tangga. Tuntutan keluarga ini ditentukan oleh besarnya keluarga, komposisi keluarga dan jumlah anggota keluarga yang memiliki ketergantungan terhadap anggota yang lain, Yang et al., (2012). Keluarga adalah unit atau satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Keluarga biasanya terdiri dari suami, istri, dan juga anak-anak yang selalu menjaga rasa aman dan ketentraman ketika menghadapi segala suka duka hidup dalam eratnya arti ikatan luhur hidup bersama. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan pusat utama dalam kehidupan manusia yang senantiasa mendampingi dan mengiringi seorang manusia sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, keluarga kerap kali menjadi sorotan saat seseorang berhasil atau gagal dalam menghadapi masalahnya. Keluarga adalah pendukung utama bagi individu yang mengalami masalah, (dalam Fadly, 2012). Usaha menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan merupakan kunci dalam setiap permasalahan dengan tuntutan yang bertentangan dengan karier, anakanak, dan kehidupan pribadi mereka. Oleh karena itu, dukungan sosial merupakan hal terpenting bagi wanita yang bekerja untuk memungkinkan kesuksesan mereka didalam pekerjaan dan kehidupan keluarganya. Karena untuk menciptakan dan
mencapai tingkat keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan tidaklah mudah bagi seseorang yang menjalankan peran ganda. Biasanya tanpa dukungan keluarga, rasanya sangat sulit untuk menjalani hidup sukses didalam pekerjaan maupun kehidupan keluarganya. Apabila seluruh keluarga mendukung dan memberikan semangat, segalanya akan berjalan dengan lancar. Tanpa adanya keseimbangan seorang istri mungkin tidak akan mampu menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya. Tanpa keseimbangan pula, seorang ibu rumah tangga yang merangkap sebagai wanita karier, belum tentu mampu menjadi profesional yang baik didalam pekerjaannya. Hanya dengan menjaga kehidupan yang seimbang (lifebalance), seorang wanita bisa memerankan kariernya, sekaligus menjadi istri yang baik di rumah. Karena hidup merupakan suatu pilihan, suka tidak suka, apabila kita dihadapkan pada sebuah pilihan yang terkadang sulit. Disaat seorang wanita harus memilih satu diantara pekerjaan dan keluarganya, meski harus mengambil pilihan yang dinilai memiliki pengaruh yang lebih, mereka harus mempersiapkan diri menanggung semua konsekuensi dari pilihan yang mereka anggap baik bagi kehidupanya. Menyeimbangkan pekerjaan dengan urusan rumah tangga adalah impian para ibu yang memiliki peran ganda. Namun jangan pernah memaksakan diri untuk meraih keseimbangan antara karir dan rumah tangga, karena hanya stress berkepanjangan yang akan diperoleh. Bagi wanita karier yang sekaligus menjadi seorang ibu pasti mengerti sekali keadaan ini. Profesi sebagai wanita karier saja sudah memberi beban
pekerjaan yang tidak sedikit, belum lagi sampai di rumah anak dan suami menuntut perhatian. Ini masih ditambah jika ada konflik dengan atasan atau rekan kerja di kantor, anak bermasalah di sekolah atau sedang bertengkar dengan suami. Jelas beban yang diterima ibu bekerja dua kali lipat lebih banyak daripada yang harus dipikul wanita karir yang masih single, (dalam Puspa, 2012). Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan antara kecerdasan emosi dan dukungan sosialdengan work-life balance pada wanita karier. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, hal yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah Apakah ada Hubungan antara kecerdasan emosi dan dukungan sosial dengan worklife balance pada wanita karier?. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan work-life balance pada wanita karier. b. Untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan work-life balance pada wanita karier.
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang hubungan antara kecerdasan emosi dan dukungan sosial dengan work-life balance pada wanita karier, sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak yang membutuhkan, serta menambah ilmu pengetahuan bagi pengembangan ilmu Psikologi. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai Hubungan antara kecerdasan emosi dan dukungan sosialdengan work-life balance pada wanita karier, sehingga setiap wanita yang memiliki peran ganda, dapat menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan keluarganya dengan lebih baik lagi.