BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sehat adalah suatu keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial serta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kesehatan mental (jiwa) yang sekarang banyak dialami masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang. mencerminkan kedewasaan kepribadiannya (WHO, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

mengalami gangguan jiwa ditemukan di negara-negara berpenghasilan rumah tangga menderita gangguan kesehatan jiwa (Yosep, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Masalah gangguan kesehatan jiwa menurut data World Health

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang. menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 18 pasal 1 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2005). Kesehatan terdiri dari kesehatan jasmani (fisik) dan

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

BAB I PENDAHULUAN. utuh sebagai manusia. Melalui pendekatan proses keperawatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sudut panang medis. Rentang adaptasi-maladaptasi berasal dari sudut sudut

BAB I PENDAHULUAN. terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa Menurut World Health Organization adalah berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan dalam kehidupan dapat memicu seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. signifikan dengan perubahan sosial yang cepat dan stres negatif yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. kuat disertai hilangnya kontrol, dimana individu dapat merusak diri sendiri, orang lain maupun

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut World Health Organization (WHO) adalah. keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang terbebas dari gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. oleh penderita gangguan jiwa antara lain gangguan kognitif, gangguan proses pikir,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). pasien mulai mengalami skizofenia pada usia tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. juga dengan masyarakat (Maslim, 2002 ; Maramis, 2010). masalah yang mesti dihadapi, baik menggunakan fisik ataupun psikologig

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

NASKAH PUBLIKASI. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. W DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan meningkatnya penderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku dimana. individu tidak mampu mencapai tujuan, putus asa, gelisah,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang No. 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, mampu memberikan kontribusi pada komunitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada fungsi mental, yang meliputi: emosi, pikiran, perilaku,

BAB I PENDAHULUAN. Psychiatric Association,1994). Gangguan jiwa menyebabkan penderitanya tidak

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mempunyai masalah,

BAB I PENDAHULUAN. adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut undang undang Kesehatan Jiwa Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. unipolar, penggunaan alkohol, gangguan obsesis kompulsif (Stuart & Laraia,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gangguan jiwa (Neurosa) dan sakit jiwa (Psikosa) (Yosep, hubungan interpersonal serta gangguan fungsi dan peran sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan individu

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, dan sosialisasi dengan orang sekitar (World Health Organization,

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. melainkan mengandung berbagai karakteristik yang positif yang. mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. Menurut data WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. somato-psiko-sosio-kultural-spiritual. Dalam mencari penyebab gangguan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Sejalan dengan definisi kesehatan menurut UU Kesehatan. RI Nomor 23 tahun 1992, menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

BAB I PENDAHULUAN. positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Menkes, 2005). Masyarakat (Binkesmas) Departemen Kesehatan dan World Health

BAB I PENDAHULUAN. faktor peningkatan permasalahan kesehatan fisik dan juga masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa seseorang. yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa.

PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. deskriminasi meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa (Suliswati, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. halusinasi. Meskipun bentuk halusinasinya bervariasi tetapi sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),

BAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengendalian diri serta terbebas dari stress yang serius. Kesehatan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia memiliki tiga komponen utama sehingga disebut. makhluk yang utuh dan berbeda dengan mahkluk lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI-SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DI BANGSAL ABIMANYU RSJD SURAKARTA

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

Transkripsi:

40 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat adalah suatu keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial serta bukan saja keadaan terhindar dari sakit ataupun kecacatan. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosial memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Salah satu dari aspek kesehatan adalah kesehatan mental (jiwa) yang sekarang banyak dialami masyarakat. Kesehatan Jiwa menurut WHO (World Head Organization) adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. Kesehatan Jiwa menurut UU No. 18 tahun 2014 adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan konstribusi untuk komunitasnya. Gangguan jiwa menurut adalah kumpulan dari keadaan-keadaan tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik maupun mental. Keabnormalan tersebut di bagi ke dalam dua golongan yaitu: gangguan jiwa (neurosa) dan sakit jiwa (psikosa). Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam gejala terpenting diantaranya adalah : ketegangan (tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa (convulsive),

41 histeria, rasa lemah, dan tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk dan sebagainya (Yosep & Sutini, 2014). Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrem dari marah atau ketakutan/panik. Perilaku agresif dan perilaku kekerasan sering dipandang sebagai rentang dimana agresif verbal di suatu sisi dan perilaku kekerasan (violence) di sisi yang lain. Suatu keadaan yang menimbulkan emosi, perasaan frustasi, benci atau marah, hal ini akan mempengaruhi perilaku seseorang. Berdasarkan keadaan emosi secara mendalam tersebut terkadang perilaku menjadi agresif atau melukai karena pengginaan koping yang kurang bagus (Kusmawati & Hartono, 2011). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes tahun (2013), prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun keatas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk. Merujuk pada data tersebut, maka masalah kesehatan jiwa seseorang janganlah dianggap enteng. Berdasarkan data nasional di Indonesia meningkat antara 10-20%. Gangguan yang dimaksud adalah gangguan jiwa ringan dan sedang, sedangkan ganguan skizofrenia dengan prilaku kekerasan sekitar 0,8% atau dari 10.000 orang terdapat 8 penderita ganguan jiwa atau kegilaan. Hal ini pula yang membuat angka kriminalitas di indonesia tinggi (Syamsul hadi, 2010). Menurut data Pusdatin Kemenkes (2013) wilayah provinsi Jawa Tengah didapat jumlah

42 penduduk diatas 15 tahun 24.089.433 jiwa, prevalansi gangguan mental emosional (GME) 4,75% jumlah absolut GME 1.132.203 jiwa. Ada berbagai macam gangguan jiwa, salah satunya adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah penyakit yang mempengaruhi otak yang menebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, perilaku yang aneh dan terganggu (videback, 2008). Adapun jenis jenis skizofrenia antara lain : skizofrenia paranoid, tidak teratur, katatonik, residual, dan tidak terdifensiasi. Skizorenia dapat ditemukan pada semua kelompok masyarakat dan di berbagai daerah insiden dan tingkat prevalansisepanjang hidup secara kasar hampir sama diseluruh dunia (Shadock, 2008) Berdasarkan data yang diperoleh dari ruang nakula RSUD banyumas periode 1 Januari 31 Desember 2016 diperoleh data 639 pasien. Dengan kriteria ganguan jiwa yang terdiri dari masalah halusinasi (sensori dan auditori) sebanyak 311 jiwa, halusinasi dengan menunjuk ke risiko perilaku kekerasan 306 jiwa, harga diri rendah sebanyak 13 jiwa, isolasi sosial sebanyak 9 jiwa. Data tersebut menunjukan masalah halusinasi nenuju ke risiko perilaku kekerasan. dari semua pasien yang ada di instalasi jiwa kebanyakan masuk dengan permasalahan resiko perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon terhadap stresor yang dihadapi oleh seseorang. Respon ini dapat menimbulkan kerugian baik kepada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Melihat dampak dari kerugian yang ditimbulkan, maka penangann pasien dengan perilaku kekerasan perlu

43 dilakukan secara cepat dan tepat oleh tenaga-tenaga profrsional (Keliat dan akemat, 2009). Berdasarkan data yang diperoleh menyebutkan peningkatan klien dengan skizofrenia yang berdampak pada perilaku kekerasan yang semakin meningkat, maka resiko yang mungkin terjadi dari skizofrenia tersebut adalah perilaku kekerasan. Sedangkan gangguan jiwa skizofrenia dengan perilaku kekerasan ini jika tidak dapat segera diatasi dapat merugikan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Dari data diatas maka penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Keperawatan Jiwa pada klien skizofrenia dengan risiko perilaku kekerasan dengan judul Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. A dengan Risiko Perilaku Kekerasan di Ruang Nakula RSUD Banyumas. B. Tujuan Penulis Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah : 1. Tujuan Umum Tujuan umumini adalah untuk melaporkan kasus Asuhan Keperawatan secara optimal pada Tn. A dengan Risiko Perilaku Kekerasan dan di Ruang Nakula RSUD Banyumas. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus karya tulis ini oenulis mampu melakukan dokumentasi proses keperawatan secara komprehensif, penulis mampu melakukan : a. Mendiskripsikan pengkajian pada Tn. A dengan Risiko Perilaku Kekerasan.

44 b. Mendeskripsikan analisa data pengkajian dan menetukan diagnosa keperawatan pada Tn. A dengan Risiko Perilaku Kekerasan. c. Mendeskripsikan rencana tindakan keperawatan Tn. A dengan Risiko Perilaku Kekerasan. d. Mendeskripsikan implementasi keperawatan pada Tn. A dengan Risiko Perilaku Kekerasan. e. Mendokumentasi evaluasi terhadap implentasi yang telah dilakukan pada Tn. A dengan Risiko Perilaku Kekerasan. C. Pengumpulan Data Pengumpulan data Tugas Akhir ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Wawancara atau interview Teknik pengumpulan data dilakukan langsung pada klien dan perawat ruangan dengan cara tanya jawab untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk merencanakan asuhan keperawatan. 2. Pengamatan atau observasi Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan atau observasi kepada klien secara langsung. 3. Studi pustaka Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mempelajari bukubuku bcaan dan internet sebagau bahan referensi yang relevan yang berhubungan dengan tugas akhir.

45 4. Studi dokumentasi Teknik pengumpulan data dilakukan melaui sumber-sumber dan masukan dalam dokumen penulisan. D. Tempat dan Waktu Proses Asuhan Keperawatan Jiwa dilakukan di Ruang Nakula RSUD Banyumas pada tanggal 22 Mei 24 Mei 2017. E. Manfaat Penulisan Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam pengelolaan kasus risiko perilaku kekerasan. Juga diharapkan menjadi informasi bagi tenaga kesehatan lain terutama dalam pengelolaan kasus yang bersangkutan. F. Sistematika Penulisan Adapun sitematika penulisan karya tulis ilmiah terdiri : Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, pengumpulan data, tempat dan waktu serta manfaat penulisan. Bab II : Tujuan teori laporan pendahuluan dari berbagai sumber. Bab III : Laporan kasus yang terdiri dari pengkajian, Analisa Data, Implementasi dan Evaluasi. Bab IV : Pembahasan yang menguraikan tentang laporan kasus yang menguraikan teori dengan masalah laporan kasus dalam hal pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi serta solusi permasalahannya

46 Bab V : Kesimpulan dan saran yang berisi tentang kesimpulan dari pembahasan laporan kasus secara teori dan keadaan secara langsung di lapangan serta saran yang penulis berikan kepada berbagai pihak. Karya Tulis Ilmiah ini diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran.