KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) di Fakultas Agama Islam

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. semuannya dirumuskan oleh Pemerintah. perencana tentang keberadaan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

PENDAHULUAN BABI Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. agar bisa memenuhi kebutuhan pendidikan di masa sekarang dan yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Oleh : Asrifah Imami NIM : K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu komponen penting dari

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING. DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MTs NEGERI SURAKARTA 1 TAHUN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan dilakukan agar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

ABSTRAKSI PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2004

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan yang bermutu atau berkualitas

SKRIPSI. Oleh: DWI ERNAWATI NIM : G

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketahun maka sekolah dasar harus dipersiapkan dengan sebaik baiknya. genersi yang unggul dari sekolah dasar.

BAB V Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang. serta untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan juga merupakan cara yang efektif sebagai proses nation and

PROFESIONALISME GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang unggul baik dalam bidang ilmu pengetahuan,

BAB V P E N U T U P. berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta. perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Peningkatan Mutu Pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. SAW, dimana ayat pertama diwahyukan Allah SWT berbunyi Iqra yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu

SURAKAR SKRIPSI. Oleh: SUPARTINII G

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bukan hanya hak monopoli bidang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Melalui pendidikan akan melahirkan generasi-generasi

BAB I PENDAHULUAN. bisa lepas dari kegiatan administrasi. Oleh karena itu setiap sekolah harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN BAB I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

Standar Nasional Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu

PERENCANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (STUDI KASUS DI SDIT AL- FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011).

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strategi agar sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

Transkripsi:

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) di Fakultas Agama Islam Disusun Oleh : Muhammad Suhandis Safitra NIM. G 000 060 100 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini menuntut semua bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan, dan strateginya agar sesuai dengan kebutuhan, dan tidak ketinggalan zaman. Penyesuaian tersebut secara langsung mengubah tatanan dalam sistem makro maupun mikro, demikian halnya dengan sistem pendidikan. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. Salah satu kompenen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Oleh karena itu sejak bangsa Indonesia memiliki kebebasan untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak bangsanya, sejak saat itu pula pemerintah menyusun kurikulum. Dalam hal ini, kurikulum dibuat oleh pemerintah pusat secara sentralistik, dan diberlakukan bagi seluruh anak bangsa di seluruh tanah air Indonesia. Menurut Sukmadinata (dalam Joko S, 2007: 9-10) mengemukakan bahwa kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan dengan kata lain bahwa kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu pembentukan manusia yang sesuai dengan falsafah hidup bangsa memegang perananan penting

2 dalam suatu sistem pendidikan. Maka kurikulum sebagai alat untuk tujuan harus mampu mengantarkan anak didik sebagai manusia yang bertaqwa, cerdas, terampil dan berbudi luhur, berilmu, bermoral, tidak hanya sebagai mata pelajaran yang harus diajarkan kepada murid semata-mata, melainkan sebagai aktivitas pendidikan yang direncanakan untuk dialami, diterima, dan dilakukan. Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah yang berlaku waktu itu adalah Kurikulum 1994 yang ditetapkan melalui keputusan Mendikbud No. 060/U/1993 dan 61/U/1993, setelah beberapa tahun kurikulum 1994 diimplementasikan, Pemerintah memandang perlu dilakukan kajian dan penyempurnaan sesuai dengan antisipasi berbagai perkembangan dan perubahan yang terjadi baik di tingkat nasional maupun global. Oleh karena itu, sejak tahun 2001, Depdiknas melakukan kegiatan untuk menyempurnakan Kurikulum 1994 dan melakukan rintisan secara terbatas untuk validasi dan mendapatkan masukan empiris. Kurikulum ini disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), karena menggunakan pendekatan kompetensi, dan kemampuan minimal yang harus dicapai peserta didik pada setiap tingkatan kelas dan pada akhir satuan itu, dirumuskan pula materi standar. Penyempurnaan juga dilakukan terhadap struktur kurikulum dan sistem pelaksanaannya. Penyempurnaan Kurikulum 1994 yang dimulai sejak tahun 2001 dan perintisan yang dilakukan beberapa sekolah semula akan diberlakukan penerapannya di sekolah-sekolah tahun ajaran 2004/2005, namun dengan lahirnya Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dan PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, draf kurikulum tersebut perlu disesuaikan kembali. Penyempurnaan dilakukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang terfokus pada dua hal:

3 1. Pengurangan beban belajar kurang-lebih 10 %. 2. Penyederhanaan kerangka dasar dan struktur kurikulum. Kurikulum terbaru itu dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidiakan (Depdiknas, 2006). Sedangkan Mulyasa (2006: 8) menyatakan bahwa KTSP merupakan singkatan dari kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya setempat, dan karakteristik peserta didik. Sekolah dan komite sekolah atau madrasah dan komite madrasah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan di SD. Salah satu sekolah yang berusaha menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah Sekolah Dasar Islam Al-Hilal, yang terletak di daerah Rawalumbu, Bekasi. Sekolah ini membawa misi kurikulum islami, dan berusaha memadukan dengan kurikulum Diknas yang sedang berkembang saat ini yaitu KTSP. Hal ini menarik penulis untuk meneliti sejauh mana kesiapan SDI Al Hilal dalam penerapan KTSP 2006. Mulai dari kesiapan kurikulum, kesiapan pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan, sarana dan prasarana, hingga pembiayaan dalam penerapan KTSP. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai kesiapan SDI Al Hilal dalam penerapan KTSP dengan judul KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL HILAL, RAWALUMBU BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009.

4 B. Penegasan Istilah Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari istilah yang dimaksud dalam judul skripsi di atas, maka perlu adanya batasan pengertian judul yang dirumuskan: 1. Kesiapan Sekolah "Jika sekolah akan menerapkan KTSP maka komponen yang harus dipersiapkan adalah: Kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan dan pembiayaan, sarana dan prasarana, hubungan masyarakat, dan layanan khusus. (Depdiknas, 2001:18-19). 2. Penerapan "Perihal mempraktekan" (Depdikbud, 1999: 1044). 3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan "Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masingmasing satuan pendidikan (Depdiknas, 2006: 5). 5. Sekolah Dasar Islam Al-Hilal, Rawalumbu Bekasi Adalah Sekolah Dasar Islam alternatif, sekolah yang memadukan antara kurikulum Diknas dengan kurikulum diniyah. Sekolah Dasar Islam Al-Hilal merupakan institusi pendidikan dasar Islam yang mengintegrasikan aspek afektif, kognitif, dam psikomotorik. Program unggulan sekolah ini adalah hafalan Al Qur'an dan life skill. Kurikulum umum diadopsi dari kurikulum Diknas dan diselaraskan dengan kurikulum Al Hilal. Sekolah Dasar Islam Al Hilal dengan berbagai inovasi dalam

5 program dan metode pembelajarannya, komitmen mengembangkan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) siswa secara optimal dan terpadu sehingga terwujud generasi islam yang beraqidah benar, shalih, cerdas, dan santun. Dengan demikian yang dimaksud dengan "Kesiapan sekolah dalam penerapan KTSP di Sekolah Dasar Islam Al Hilal Tahun ajaran 2008/2009" adalah kelengkapan sekolah dalam mempraktekan KTSP. Adapun komponen KTSP yang akan menjadi kajian dalam penelitian ini adalah kurikulum dan pengajaran, pendidik dan tenaga kependidikan, kesiswaan, pengelolaan sarana dan prasarana, hubungan masyarakat, layanan khusus, serta pembiayaan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalah yang menjadi kajian penelitian yaitu: 1. Bagaimana kesiapan sekolah dalam penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan di SD Islam Al-Hilal, Rawalumbu Bekasi Tahun ajaran 2008/2009 bila ditinjau dari komponen-komponen yang mendukung pelaksanaan KTSP?. 2. Apa faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kesiapan sekolah dalam penerapan KTSP?

6 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kesiapan sekolah dalam penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan di SD Islam Al- Hilal Tahun ajaran 2008/2009 bila ditinjau dari komponen-komponen yang mendukung pelaksanaan KTSP. 2. Mengindentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat penerapan KTSP di SD Islam Al-Hilal Bekasi. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pelaksana sekolah di SD Islam Al Hilal untuk perbaikan pendidikan, serta pengelolaan manejemen sekolah guna keberhasilan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan keberhasilan sekolah. Selain itu dapat menyumbangkan hasil penelitian ini bagi sekolah dasar lain yang belum melaksanakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). E. Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan uraian singkat hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang masalah yang sejenis, selain itu juga dapat berupa buku yang telah diterbitkan. Kajian pustaka ini sebagai data otentik tentang orisinilitas/ keaslian penelitian (Sumantri. Dkk, 2002 :6). Diantara penelitian yang sejenis yang telah dilakukan dan buku yang telah diterbitkan adalah sebagai berikut : 1. E. Mulyasa, (2006) dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis, menyatakan bahwa KTSP merupakan kurikulum

7 operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan. Pelaksanaan diserahkan kepada pelaksana pendidikan (guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan pendidikan) untuk mengembangkan berbagai kompetensi pendidikan pada setiap satuan pendidikan, di sekolah dan di daerah masing-masing. Untuk itu sosialisasi kepada masyarakat dan pejabat pada semua jalur pendidikan merupakan salah satu kunci sukses pendukung keberhasilan KTSP. Demikian pula politicall will dari pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Apakah kita sudah siap dengan perubahan mendasar sistem pengembangan kurikulum dan pengelolaan pendidikan demi terwujudnya kualitas pembelajaran yang lebih baik?. 2. Parmini (Universitas Muahmmadiyah Surakarta, 2005) dalam skripsinya yang berjudul Kesiapan Sekolah dalam Penerapan Kurikilum Berbasis Kompetensi (KBK) Studi Kasus di SMP Muhammadiyah I Surakarta, menyimpulkan bahwa: a. Meskipun belum menerapkan KBK, SMP Muhammadiyah I Surakarta telah memiliki kesiapan yang matang untuk melaksanakan atau menerapkan KBK serta telah memenuhi beberapa kriteria sebagaimana sekolah dalam penerapan KBK. b. Upaya sekolah dalam penerapan KBK meliputi peningkatan fasilitas atau sarana prasarana untuk mendukung KBK. Peningkatan

8 profesionalisme guru melalui pengiriman guru ke diklat ataupun melalui penataran tentang KBK, sehingga baik dari segi fasilitas maupun tenaga pengajarnya telah memungkinkan untuk menerapkan KBK. Berdasarkan pada beberapa penelitian di atas, tampak belum ada yang meneliti tentang : "Kesiapan Sekolah dalam Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SD Islam Al Hilal, Rawalumbu Bekasi Tahun ajaran 2008/2009, dengan demikian masalah yang diangkat dalam penelitian ini memenuhi unsur kebaruan. Kesiapan sekolah perlu didukung oleh elemen-elemen sekolah sebagai berikut: 1. Output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan oleh proses pembelajaran dan manajemen sekolah. 2. Proses Sekolah yang efektif pada umumnya memilki sejumlah karakteristik proses sebagai berikut: a. Proses Belajar Mengajar yang Efektifitasnya Tinggi b. Kepemimpinan Sekolah yang Kuat c. Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif d. Sekolah Memilki Budaya Mutu e. Sekolah Memilki "Team Work" yang kompak, Cerdas, dan Dinamis f. Sekolah Memilki Kemandirian

9 g. Partisipasi Warga Sekolah dan Masyarakat h. Sekolah Memilki Keterbukaan (Transparasi) Manajemen i. Sekolah Memilki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik) j. Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan 3. Input Pendidikan a. Memiliki Kebijakan, Tujuan, dan Sasaran Mutu yang Jelas b. Sumberdaya Tersedia dan Siap c. Memilki Harapan Prestasi yang Tinggi d. Fokus pada Pelanggan (Siswa) e. Input Manajemen F. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dimana usaha itu dilakukan dengan metode ilmiah, sehingga penelitian tersebut mempunyai nilai-nilai ilmiah. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk kategori penelitian lapangan (Field Research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu suatu pendekatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan menguraikannya secara menyeluruh dan diteliti sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan (Iqbal Hasan, 2002: 33)

10 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam skripsi ini adalah Sekolah Dasar Islam Al Hilal, Raswalumbu Bekasi karena sekolah tersebut berusaha untuk menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah. Sedangkan objek penelitian dalam skripsi ini adalah tentang kesiapan Sekolah Dasar Islam Al Hilal, Rawalumbu Bekasi. 3. Tehnik Pengumpulan Data a. Observasi Metode observasi adalah suatu metode mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Nana Syaodih, 2006: 220). Observasi ini dilakukan ini dilakukan untuk memperoleh data tentang letak geografis, keadaan sekolah, keadaan guru, sarana prasarana, keadaan siswa dan kegiatan pendidikan di Sekolah Dasar Islam Al-Hilal, Bekasi. b. Interview Metode interview yaitu percakapan dengan maksud tertentu, percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (Interviewe) yang memberikan atas pertnayaan itu (Maleong, 1990: 135). Metode ini digunakan untuk mencari informasi, tanggapan, penilaian dan saran dari kepala sekolah, serta staf karyawan tentang sekolah dan upaya-upaya penerapan KTSP.

11 c. Dokumentasi Suharsimi Arikunto (1998: 149) berpendapat bahwa metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh catatan-catatan dokumen atau agenda-agenda lainnya. Metode ini digunakan untuk memperolahdata tetang seluruh komponen pelaksanaan pendidikan di Sekolah Dasar Islam Al-Hilal Bekasi yaitu data tentang struktur sekolah, daftar nama guru, jumlah siswa, inventarisasi sekolah dan wujud kesiapan sekolah di Sekolah Dasar Islam Al-Hilal, Bekasi. G. Metode Analisis Data Untuk menganalisis data yang diperoleh penulis, melakukan pendekatan deskriptif yaitu mendeskripsikan suatu fenomena atau keadaan dan data yang diperoleh kemudian dikumpulkan, diseleksi dan disusun untuk menarik kesimpulan data yang disusun. Adapun metode yang digunakan adalah metode analisis komparatif yaitu dengan melakukan perbandingan antara kerangka teoritik dengan fakta yang ada di lapangan, sehingga dari hasil komparasi tersebut dapat ditarik kesimpulan yang berupa data-data yang bersifat kualitatif (Maleong, 1991: 3). Adapun metode berfikir yang penulis gunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini adalah deduktif dan induktif. 1. Deduktif "suatu cara penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan khusus menuju pertanyaan yang sifatnya umum" (Suharsimi, 1996: 159)

12 2. Induktif yaitu "suatu cara penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan umum menuju pada pernyataan yang sifatnya khusus" (Sutrisno, 1993: 97) 3. Komparasi yaitu "suatu cara melakukan perbandingan antara kerangka teoritik dengan fakta yang ada di lapangan, sehingga dari hasil komparasi tersebut dapat ditarik kesimpulan yang berupa data-data yang bersifat kualitatif" (Maleong, 1991: 3). H. Sistematika Penulisan Tujuan penulisan sistematika penulisan skripsi adalah untuk memudahkan pembaca dalam mempelajari dan memahami skripsi ini. Dalam skripsi ini penulis membagi penulisan dalam tiga bagian utama, yaitu: Bab I : Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, analisis data, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II : Kriteria Sekolah Pelaksana Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang terdiri dari sub judul, yang pertama konsep dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berisi pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP, pelaksanaan pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kedua tentang Kriteria sekolah pelaksana Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) meliputi kompenen-komponen sekolah

13 yang terdiri dari: kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan, sarana dan prasarana, serta pembiayaan. Bab III : Kesiapan Sekolah Dasar Islam Al-Hilal dalam penerapan KTSP. Berisi tentang gambaran umum Sekolah Dasar Islam Al-Hilal, Bekasi yang meliputi : latar belakang histories berdirinya, letak geografis, visi dan misi, tujuan pendidikan, keunggulannya, kurikulum, keadaan pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaannya, sarana dan prasarana pelaksanaan KTSP, serta pembiayaan. Bab IV: Analisis Data meliputi (A) Kesiapan sekolah dalam penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Dasar Islam Al- Hilal, Bekasi, (B) Faktor-faktor pendukung dan penghambat kesiapan sekolah dalam penerapan penerapan KTSP di Sekolah Dasar Islam Al-Hilal Bekasi. Bab V: Penutup, yang berisi kesimpulan dan saran-saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN