BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada prosesnya dilakukan pada bulan Juli Tahun 2011 sampai. 2. BLK Disnaker Kota Bandar Lampung.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Pemilihan Bahan. Proses Pengelasan. Pembuatan Spesimen. Pengujian Spesimen pengujian tarik Spesimen struktur mikro

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

Pengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan dan pembuatan

PENGARUH HEAT TREATMENT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode analisa, yaitu suatu usaha

TUGAS AKHIR ANALISIS KEKUATAN TARIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA BAJA SS400 DENGAN VARIASI ARUS

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. pipa-pipa minyak dan gas bumi maupun konstruksi-konstruksi lainnya

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN dan dilaksanakan di Laboratorium Fisika Material Departemen Fisika

III. METODE PENELITIAN. Adapun tempat pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2. Tempat pembuatan spesimen : kampus Universitas Muhammadiyah. 3. Waktu pelaksanaan : 7 Februari 17 Mei 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

BAB III PENELITIAN DAN ANALISA

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA ST37 PASCA PENGELASAN DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN SMAW. Yassyir Maulana

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

C. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penyambungan antara drum dengan tromol menggunakan teknologi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin

Pembimbing: Prof.Dr.Ir Abdullah Shahab, MSc (Nip: )

PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN.

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

Tugas Akhir. Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan roda gila (flywheel) dilakukan di Laboraturium Mekanika Fluida

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGARUH ARUS, KANDUNGAN SULFUR, DAN GAS PELINDUNG TERHADAP MORFOLOGI LASAN PADA PENGELASAN GTAW DENGAN BUSUR DIAM.

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

Oleh: Agung Mustofa ( ) Muhammad Hisyam ( )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini

III. METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

PROSES PEMBUATAN POROS PENGADUK PADA MESIN PENGKRISTAL GULA JAWA PROYEK AKHIR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,

TUGAS AKHIR S T U DI LAJU KOROSI WELD JOINT M A T ERIAL PHYTRA AGASTAMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB 3 METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Mei 2015 di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

PENGARUH PENDINGINAN CAIRAN RADIATOR COOLANT (RC) AHM TERHADAP KEKUATAN TARIK HASIL PENGELASAN SMAW PADA PLAT BAJA ST 37

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

Dimas Hardjo Subowo NRP

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined.

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

JOB SHEET DAN LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PRAKTIKUM METALURGI LAS

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

BAB I PENDAHULUAN. logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi

Ir. Hari Subiyanto, MSc

NAMA DIKLAT TUJUAN DESKRIPSI DURASI INSTRUKTUR

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB 3 Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS DESAIN MEKATRONIKA II

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

STUDI EKONOMIS PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB XX DEFORMASI PADA KONSTRUKSI LAS

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT

BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN. tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag yang terbentuk.

STUDI PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK PADA PENGELASAN PLAT BAJA St 40 TEBAL 3 mm DENGAN PENGELASAN BUSUR LISTRIK MENGGUNAKAN ARUS 120 A DAN 140 A

Pengukuran Laju Korosi Aluminum 1100 dan Baja 1020 dengan Metoda Pengurangan Berat Menggunakan Salt Spray Chamber

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini pada prosesnya dilakukan pada bulan Juli Tahun 2011 sampai dengan bulan September Tahun 2011 bertempat di 4 tempat yang berbeda pada proses pengerjaannya, yaitu: 1. Bengkel Mulia Jaya Teluk Betung. 2. BLK Disnaker Kota Bandar Lampung. 3. Laboratorium Teknik Hasil Pertanian Jurusan Teknik Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 4. Laboratorium Analisis Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.

40 B. Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Pelat Baja Karbon AISI 1045 Gambar 18. Plat baja karbon AISI 1045 Dimensi Pelat baja karbon AISI 1045 yang digunakan untuk dijadikan benda uji adalah 40 mm x 60 mm x 12 mm sebanyak 3 sampel untuk setiap variasi waktu ekspos ( waktu perendaman ) dan variasi konsentrasi. 2. Busur elektroda Gambar 19. Busur elektroda E 7018 Busur elektroda digunakan untuk proses pengelasan benda uji, dalam penelitian ini busur elektroda yang digunakan adalah tipe E 7018.

41 3. Larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) Gambar 20. Larutan H 2 SO 4 sebagai media pengkorosi Larutan H 2 SO 4 yang digunakan sebagai media pengkorosi pada penelitian ini adalah larutan H 2 SO 4 dengan konsentrasi larutan 5%, 10%, 15%, dan 20%. 4. Larutan HCl Gambar 21. HCL sebagai larutan pembersih pelat baja Pada penelitian ini sebelum dilakukannya perendaman benda uji ke dalam media pengkorosi benda uji harus benar-benar terbebas dari korosi terlebih dahulu karena nantinya benda uji akan ditimbang berat awalnya, kemudian setelah selesai proses perendaman pada benda uji, berat dari benda uji pun di butuhkan, untuk itulah dibutuhkan HCl ini yang nantinya digunakan

42 untuk membersihkan benda uji dari korosi/kotoran yang ada pada benda uji. 5. Aquades Gambar 22. Aquades ( Air Suling ) Aquades merupakan air yang sudah benar-benar bersih (Air suling). Aquades ini digunakan untuk membuat konsentrasi yang di inginkan pada larutan media pengkorosi dan juga untuk membersihkan benda uji dari korosi setelah benda uji dibersihkan dengan HCl. C. Alat yang digunakan Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Gergaji

43 Gambar 23. Gergaji mekanik digunakan untuk memotong pelat baja Gergaji mekanik ini digunakan untuk memotong pelat baja sesuai dengan kebutuhan untuk dijadikan benda uji yang nantinya akan digunakan dalam pengujian korosi. 2. Gerinda sebagai alat penghalus permukaan pelat baja. Gambar 24. Mesin Gerinda Gerinda digunakan untuk menghaluskan benda uji dari sisa-sisa potongan yang terdapat pada benda seusai dipotong dengan gergaji mekanik. 3. Las listrik. Gambar 25. Mesin las listrik

44 Pada penelitian ini benda uji yang akan digunakan dalam pengujian korosi adalah hasil pengelasan baja karbon AISI 1045, untuk itu maka digunakanlah mesin las listrik untuk melakukan pengelasan pada pelat baja karbon AISI 1045. 4. Safety tools pengelasan. Gambar 26. Safety tools yang digunakan untuk pengelasan Safety tools pengelasan ini digunakan dalam proses pengelasan guna melindungi tubuh dan merupakan perlengkapan yang umum dipakai dalam proses pengelasan. 5. Box Gambar 27. Box tempat meletakkan benda uji korosi Pada penelitian ini benda uji yang telah siap untuk digunakan dalam pengujian korosi akan direndam di dalam larutan H 2 SO 4 untuk proses

45 perendaman itu dibutuhkan sebuah tempat (wadah) sebagai tempat dituangkannya larutan media pengkorosi maka digunakanlah box seperti gambar di atas. 6. Kamera digital. Gambar 28. Kamera digital Pada penelitian ini kamera digital ini digunakan untuk mengambil foto dari benda uji 7. Timbangan digital Gambar 29. Timbangan digital untuk menimbang berat benda uji Timbangan digital ini digunakan untuk menimbang berat awal dan berat akhir benda uji karena dalam proses korosi akan terjadi perubahan berat

46 pada benda uji yang nantinya selisih dari perubahan berat itu akan digunakan dalam perhitungan laju korosi. 8. Alat pengukur kadar asam larutan (ph Meter). Gambar 30. ph meter ph meter ini digunakan untuk mengukur kadar asam media pengkorosi karena selama waktu ekspos akan terjadi perubahan kadar asam dari kedua larutan media pengkorosi. 9. Jangka Sorong Digital Gambar 31. Jangka sorong digital

47 Jangka sorong ini digunakan untuk mengukur dimensi benda uji yang nantinya ukuran/dimensi dari benda uji ini akan digunakan dalam perhitungan laju korosi. D. Prosedur Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi 5 tahap antara lain : 1. Pembuatan kampuh V. Proses pembuatan kampuh V dilakukan dengan menggunakan mesin skrap dengan sudut kampuh adalah 60 0, artinya tiap ujung benda uji di skrap dengan kemiringan 30 0. Proses pembuatan kampuh ini dilakukan di Bengkel Mulia Jaya Teluk Betung. 2. Proses Pengelasan. Proses pengelasan ini dilakukan dengan menggunakan las busur listrik elektroda terlindung / shielded metal arc welding (SMAW). Pengelasan SMAW ini menggunakan elektroda tipe E7018 dengan diameter 2,5 mm dan arus pengelasan yang digunakan adalah arus 90 ampere. Peneliti menggunakan elektroda tipe E7018 ini karena berdasarkan spesifikasi besar arus menurut tipe elektroda yang terdapat pada lampiran menjelaskan bahwa tipe elektroda E7018 sesuai untuk arus pengelasan 90 ampere. Elektroda jenis E7018 dapat dipakai dalam semua posisi pengelasan. 3. Pembuatan konsentrasi larutan H 2 SO 4. 4. Waktu ekspos yang dilakukan adalah 5 hari, 10 hari, 15 hari, dan 20 hari.

48 5. Pengujian korosi. Skema penelitian yang dilakukan: 1 2 3 5 4 Gambar 32. Skema penelitian 1. Material awal diberikan kampuh V. 2. Material yang telah diberi kampuh V kemudian di las dengan menggunakan elektroda tipe E 7018 dengan arus 90 Ampere dan dengan diameter elektroda sebesar 2,5 mm. 3. Material yang telah di las kemudian dipotong untuk dijadikan benda uji sesuai dengan keperluan dimensi untuk pengujian korosi yakni 40 mm x 60 mm x 12 mm. 4. Material yang telah dipotong menjadi benda uji kemudian ditimbang beratnya untuk kemudian diletakkan di dalam sebuah box yang telah berisi larutan media pengkorosi (direndam total) selama 5 hari,10 hari, 15 hari dan 20 hari (waktu ekspos) dengan variasi konsentrasi larutan 5%, 10%, 15%, dan 20%. 5. Pembuatan konsentrasi larutan H 2 SO 4

49 Larutan korosif yang digunakan dalam pengujian ini adalah Sulfurous Acids (H 2 SO 4 ) 98 % dan cairan aquades. Besarnya konsentrasi larutan yang diinginkan misalnya 10% yaitu dengan campuran 10% larutan asam sulfat dan 90% aquades dengan total larutan sebesar 6 liter, sesuai dengan persamaan dibawah ini [Syukri, S, 1999]: V 1. M 1 = V 2. M 2.pers. (10) Dimana: V 1 = Volume H 2 SO 4 teknik M 1 = Konsentrasi awal H 2 SO 4 yaitu 98% V 2 = Volume akhir larutan( H 2 SO 4 + Aquades) yaitu 6 liter M 2 = Konsentrasi larutan H 2 SO 4 yang diinginkan misalnya 10% 6. Pada tenggang waktu perendaman akan dilakukan pengukuran kadar asam larutan H 2 SO 4 dengan menggunakan alat ukur kadar asam larutan yaitu ph Meter. 7. Setelah benda uji direndam dalam larutan media pengkorosi sesuai waktu ekspos, maka benda uji diangkat dan dibersihkan dengan menggunakan HCL dan Aquades, kemudian ditimbang kembali beratnya, setelah ditimbang akan dilakukan foto terhadap benda uji.

50 E. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian. Penulis melakukan penelitian ini dengan alur sebagai berikut : MULAI Persiapan benda uji Pembuatan benda uji dan pembuatan larutan pengkorosi Pengujian benda uji dan pengambilan data Perubahan berat dan laju korosi Pembahasan Kesimpulan SELESAI Gambar 33. Diagram Alir Penelitian