BAB I PENDAHULUAN. alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini banyak terjadi perubahan dan pembaharuan ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan potensi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUHAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) tahun 2006 lalu, pendidik tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses pengajaran. Apabila ingin meningkatkan hasil belajar, tentunya tidak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat menghasilkan generasi generasi bangsa yang cerdas, kreatif, inovatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pernapasan manusia adalah sistem organ yang terjadi dalam tubuh manusia. Pada materi ini siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikanlah peserta dapat memiliki kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. anak untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. digunakan sebagai pijakan untuk mencapai hal yang diinginkan atau hal yang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi matematika masih menjadi sebuah permasalahan bagi banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Merupakan suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Majunya

BAB I PENDAHULUAN. yang bermutu atau berkualitas tinggi. Demikian satu-satunya wadah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

A UMS - Copy SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu siswa supaya bisa belajar secara baik. yang baik dan merupakan unsur yang penting di dalam keseluruhan sistem

mengembangkan potensi diri mereka melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. lulus tidaknya seorang siswa. Oleh sebab itu mutu pelajaran Bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan. kurikulum yakni dari CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), KBK (Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Swasta Eria Medan peneliti mengamati bahwa proses pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan seseorang dapat meningkatkan potensi yang ada pada dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat meningkatkan dan hasil belajar siswa. terbaik dalam menyampaikan materi pelajaran. Agar proses belajar mengajar

BAB 1 PENDAHULUAN. kinerja pendidikan akan tercermin dalam kualitas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan pola dan urutan kegiatan guru dan siswa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari pesert didik, digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia terdidik sesuai dengan tuntutan jaman. adalah situasi yang mempengaruhi pertumbuhan individu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Guru berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswanya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana dan wahana yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan memiliki kompetensi dan mampu bersaing di dunia global. Namun

BAB I PENDAHULUAN. tugas serta tanggung jawab yang besar dalam pengelolaan proses pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. ke arah yang lebih baik. Menurut Tirtaraharja (2005: 37) Tujuan pendidikaan memuat

BAB I PENDAHULUAN. Berikut tabel nilai ulangan terakhir siswa dengan KKM = 80. Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Ekonomi Siswa Kelas X Sos 1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa, mengembangkan penggunaan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses pembelajaran. Proses Belajar Mengajar (PBM) merupakan salah satu unsur yang paling penting yang harus diperhatikan karena dengan pelaksanaan proses belajar mengajar yang baik tersebut maka tujuan pendidikan akan tercapai, pengembangan kemampuan profesional guru untuk mengelola program pembelajaran yakni guru mempunyai strategi atau metode pembelajaran yang efektif di kelas dan mampu menerapkan model pembelajaran yang bervariasi sehingga meningkatkan motivasi siswa dalam menjalani aktivitas belajar. Salah satu masalah yang dihadapi di dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Menurut Wulandari (dalam Jumarni:2013): Pada umumnya guru masih sering menggunakan metode konvensional yaitu penyampaian materi pelajaran dengan ceramah, sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru menjadi sumber materi dalam pelajaran, sedangkan siswa hanya menerima informasi dari guru dan 1

2 dipandang sebagai orang yang belum mengetahui apapun tentang materi yang diajarkan padahal materi dapat dikaitkan dengan pengalaman siswa. Menurut Rakhmawati (2012:1) keberhasilan dari suatu proses belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada, salah satunya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Berdasarkan pendapat tersebut dikemukakan bahwa guru sebagai faktor eksternal dalam pembelajaran memegang peranan penting dalam mengimplementasikan suatu pembelajaran. Dalam penelitian ini penulis menggunakan model pembelajaran pada mata pelajaran Akuntansi. Pelajaran akuntansi merupakan pelajaran yang dianggap membosankan karena sifatnya praktek dan teoritis. Hal ini menyebabkan siswa kurang tertarik untuk mempelajarinya sehingga aktivitas siswa dalam kelas cenderung rendah sehingga berakibat pada hasil belajar yang rendah. Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat langsung pada nilai yang diperoleh siswa karena belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan oleh sekolah. Pada aktivitas siswa juga menunjukkan keberhasilan siswa pada suatu pembelajaran. Karena aktivitas itu sendiri merupakan suatu proses kegiatan belajar yang menimbulkan perubahan-perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Pada kenyataannya, berdasarkan hasil pengamatan dan pengakuan guru bidang studi akuntansi melalui wawancara yang dilakukan diperoleh informasi siswa yang aktif hanya 25%. Pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa kurang memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat, takut bertanya jika mereka kurang mengerti penjelasan guru yang berkaitan dengan materi pelajaran akuntansi. Ketika guru memberikan tugas untuk dikerjakan secara individu di rumah pada saat guru memeriksa hasil pekerjaan siswa sering kali guru mendapati

3 jawaban yang sama persis antara siswa yang satu dengan siswa lainnya. Hal ini cukup membuktikan aktivitas dan hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Berikut data nilai ulangan harian siswa kelas X AK 1 SMK Swasta Tunas Karya Batang Kuis: Tes Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian 1,2 dan 3 Kelas X AK 1 SMK Swasta Tunas Karya Batang Kuis Tuntas Tidak Tuntas KKM Jumlah Siswa % Jumlah Siswa % UH 1 75 12 36,95 20 63,05 UH 2 75 13 38,63 19 61,37 UH 3 75 15 45,45 17 54,35 Sumber: Tata usaha SMK Swasta Tunas Karya Batang Kuis Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa hasil nilai ulangan siswa yang berjumlah 32 orang, siswa yang lulus pada ulangan harian 1 sebanyak 12 orang (36,95%), yang tidak lulus sebanyak 20 orang (63,05%). Pada ulangan harian 2 yang lulus sebanyak 13 orang (38,63%) dan yqang tidak lulus sebanyak 19 orang (61,37%). Pada ulangan harian 3 yang lulus sebanyak 15 orang (45,45%) dan yang tidak lulus sebanyak 17 orang (54,35%) dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah adalah 75. Fenomena kesulitan belajar siswa tampak jelas dari menurunnya prestasi belajarnya, yang dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehaviour) siswa seperti kesukaan berteriak- teriak di dalam kelas, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan minggat dari sekolah.

4 Faktor- faktor penyebab timbulnya aktivitas belajar siswa menjadi rendah yakni faktor intern dan ekstern siswa. Faktor intern siswa meliputi gangguan fisik siswa yang bersifat kognitif, antara lain seperti labilnya emosi dan sikap; yang bersifat psikomotorik, antara lain seperti terganggunya penglihatan dan pendengaran. Sedangkan faktor ekstern siswa meliputi semua kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga, lingkungan teman sepermainan yang nakal dan lingkungan sekolah yang alat-alat pendukung sarana belajar yang berkualitas rendah. Rendahnya tingkat ketuntasan siswa dalam proses belajar mengajar, menuntut seorang guru harus mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang lebih baik. Dengan demikian guru sebagai pendidik harus mampu merancang dan mengembangkan model pembelajaran sesuai dengan jenis, materi dan tujuan pembelajaran. Sehingga diharapkan siswa akan lebih aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat ditingkatkan. Peningkatan kualitas pembelajaran tidak terlepas dari peningkatan aktivitas dan hasil belajar yang dilakukan oleh siswa pada saat proses belajar mengajar. Sebagaimana halnya aktivitas merupakan proses mentransformasi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Oleh karena itu, dengan adanya pengetahuan dan keterampilan dalam diri siswa akan menjadikan siswa berusaha mengembangkan dirinya baik secara fisik maupun mentalnya dalam mencapai hasil belajar yang baik.

5 Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu adanya perubahan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan pengetahuan, bekerja memecahkan masalah, menemukan suatu hal untuk dirinya dan saling mendiskusikan masalah tersebut dengan teman-temannya. Untuk itu diperlukan suatu bentuk pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan bermanfaat dalam pembelajaran Akuntansi yaitu pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Berdasarkan masalah tersebut maka digunakan suatu model pembelajaran yang dapat memudahkan siswa menerima pelajaran dengan baik. Maka perhatian siswa tertuju sepenuhnya pada pelajaran, siswa tersebut harus diikut sertakan secara fisik maupun kejiwaan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, perlu diadakan berbagai pendekatan mengajar menggunakan metode yang tepat dengan strategi pembelajaran yang dapat membantu menghubungkan pengetahuan lama dengan yang baru dan memanfaatkannya. Untuk itu guru harus mengembangkan pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah pembelajaran Think Pair Share. Model pembelajaran Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi di kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share dapat

6 memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Model pembelajaran Think Pair Share ini dapat melatih siswa untuk bekerja sama dan saling membantu dengan siswa yang lain untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam pelaksanaannya, masing- masing siswa memiliki peran dalam menelaah materi pembelajaran yang diberikan guru yaitu berpikir, berpasangan, dan berbagi. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi di SMK Swasta Tunas Karya Batang Kuis T.P 2016/2017. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Rendahnya aktivitas belajar siswa saat proses belajar mengajar. 2. Rendahnya hasil belajar siswa saat proses belajar mengajar karena masih dibawah KKM. 3. Penerapan model pembelajaran Think Pair Share sebagai alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Akuntansi siswa kelas X Akuntansi SMK Swasta Tunas Karya Batang Kuis T.P. 2016/2017?

7 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah penerapan model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di kelas X AK SMK Swasta Tunas Karya Batang Kuis T.P. 2016/2017? 2. Apakah penerapan model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas X AK SMK Swasta Tunas Karya Batang Kuis T.P. 2016/2017? 1.4 Pemecahan Masalah Kualitas pendidikan yang masih rendah merupakan masalah pokok yang dihadapi di Indonesia saat ini. Model pembelajaran konvensional yang bersifat monoton dan menjemukan membuat siswa bosan dan sulit untuk memahami materi yang diajarkan, sehingga tujuan pembelajaran sering tidak tercapai. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat pada saat proses pembelajaran guna menciptakan kondisi belajar yang akatif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Adapun solusi untuk menciptakan pembelajaran yang baik adalah dengan menerapkan model pembelajaran tipe Think Pair Share. Dalam model ini, langkah pertama yang dilakukan dalam pembelajaran adalah dengan menjelaskan pelajaran dengan cara pengembangan dan pengarahan siswa terhadap pelajaran. Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru. Kemudian diadakan diskusi kelompok dengan teman sebelahnya (kelompok

8 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. Dalam Model pembelajaran Think Pair Sahre yang paling utama adalah siswa dapat belajar serta mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan pribadi dan kemampuan kerjasama. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah dengan penerapan model pembelajaran Think Pair Sahre diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Akuntansi siswa kelas X Akuntansi di SMK Swasta Tunas Karya Batang Kuis T.P. 2016/2017. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Peningkatan aktivitas belajar Akuntansi dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share pada siswa kelas X AK SMK Swasta Tunas Karya Batang Kuis T.P. 2016/2017. 2. Peningkatan hasil belajar Akuntansi dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share pada siswa kelas X AK SMK Swasta Tunas Karya Batang Kuis T.P. 2016/2017. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai penerapan model pembelajaran Think Pair Share terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa di sekolah.

9 2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mendorong guru untuk menerapkan model pembelajaran Think Pair Share kepada siswa dalam rangka meningkatkan hasil belajar. 3. Sebagai bahan masukan yang berguna bagi pembaca khususnya rekan-rekan mahasiswa Unimed agar dapat dipergunakan untuk penelitian selanjutnya khususnya di bidang Think Pair Share.