BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci utama bagi suksesnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan faktor utama yang sangat penting dalam

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu. kemampuan kognitif, afektif, psikomotor, bahasa, sosial emosional dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa: melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi yakni Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat bermain

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas, dan

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1 6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN. orang tua sejak anak lahir hingga dewasa. Terutama pada masa

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini tumbuh subur di masyarakat, baik dalam bentuk formal dan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

BAB I PENDAHULUAN. (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan. spiritual) dan sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama).

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun Dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Pendidikan

I. PENDAHULUAN. masalah, terutama masalah perkembangannya. Oleh karena itu, perkembangan. anak perlu diperhatikan, khususnya oleh orang tua dan guru.

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

Eksistensi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terpadu

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: kualitas peserta didik, maka harus ditingkatkan untuk menjembatani

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya pengajaran dan pelatihan. Secara umum pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang dalam mencapai tujuan kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP SOSIAL DAN KEMANDIRIAN ANAK. Dwi Retno Setiati Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan yang memadai untuk putra-putrinya, terlebih pada saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) hendaknya merupakan suatu proses yang berkesinambungan serta diperhatikan secara serius dan menyeluruh meliputi pengembangan berbagai aspek dan dimensi perkembangan manusia melalui pendidikan. Dalam mempersiapkan sumber daya manusia atau generasi yang unggul, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memegang posisi yang sangat mempengaruhi. Hal ini berarti bahwa pengalaman pendidikan ini dapat memberikan pengaruh yang mendalam, sehingga menjadi pondasi awal proses pendidikan dan perkembangan anak selanjutnya. Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak juga termasuk salah satu golongan penduduk yang berada dalam situasi rentan, dalam kehidupannya ditengah masyarakat. Kehidupan anak dipandang sangat lemah karena memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap orangtua. Jika orangtua lalai menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, maka anak akan menghadapi masalah. Kondisi ini akan sangat merugikan anak karena akan mengganggu proses tumbuh kembang hingga pada masa depan mereka. Penting dilakukan usaha untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga kelak bisa melaksanakan tugas dan tanggung jawab sosialnya sebagai warga dewasa yang siap menghadapi 1

2 tantangan di masa depan, atau sekurang-kurangnya mampu mengurusi dirinya sendiri tanpa menjadi beban orang lain. Pada bidang pendidikan Indonesia memiliki Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional yang menjamin hak anak untuk Pendidikan. Dalam UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 28, ayat 1 menyatakan: Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah salah satu upaya pembinaan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Ki Hajar Dewantara (dalam Ahmadi dan Uhiyati 2003:54) menyatakan dalam perspektif pendidikan terdapat tiga lembaga utama yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat yang selanjutnya dikenal dengan istilah tri pusat pendidikan. Keluarga merupakan tempat pertama untuk anak menerima pendidikan dan pembinaan. Meskipun diakui bahwa sekolah menghususkan diri untuk kegiatan pendidikan, namun sekolah tidak mulai dari ruang hampa. Sekolah menerima anak setelah melalui berbagai pengalaman dan sikap serta memperoleh banyak pola tingkah laku dan keterampilan yang diperolehnya dari lembaga keluarga. Upaya-upaya untuk perbaikan kualitas hidup anak telah ditentukan, akan tetapi, kiranya masih jauh memadai. Rendahnya kualitas hidup anak tercermin dari banyaknya anak putus sekolah dan rendahnya rata-rata tingkat pendidikan anak berdasarkan hasil pendataan Depdiknas tahun 2006, baru sekitar 15,6 persen dari 11,5 juta anak usia 4-6 tahun yang bersekolah di TK, sedangkan untuk anak

3 usia 0-3 tahun, hanya sekitar 15,8 persen yang tersentuh pelayanan anak usia dini. Data itu menunjukkan, bahwa terjadi peningkatan keterlibatan dibanding tahuntahun sebelumnya. Pada tahun 2002, sebanyak 72 persen anak Indonesia usia nol sampai enam tahun belum tersentuh pendidikan anak usia dini, karena pada tahun itu baru 7,34 juta atau 28 persen dari 26,1 juta anak usia 0-6 tahun yang mendapat pendidikan anak usia dini. Karena itu, sangatlah diperlukan upaya yang serius dari berbagai pihak untuk memperbaiki kualitas hidup anak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas hidup anak yaitu melalui keterlibatan orangtua dalam pendidikan. Keterlibatan orangtua merupakan bagian yang tak terpisahkan dari upaya peningkatan kualitas hidup anak sebagai sumber daya manusia. Keluarga merupakan unit terkecil dalam sebuah negara yang memiliki fungsi yang sangat penting dalam usaha membina generasi penerus untuk menggantikan posisi orangtuanya dimasa yang akan datang. Keluarga memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan anaknya meliputi agama, psikologi, jasmani, rohani, meletakkan dasar pendidikan akhlak dan kepribadian. Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan sedarah. Keluarga terdiri dari keluarga inti (ayah, ibu dan anak) dan keluarga yang diperluas (kakek, nenek, adik/ipar dan pembantu) pada umumnya kedua jenis inilah yang didapati di masyarakat Indonesia. Keluarga dan suasana rumah sangat berpengaruh atas taraf-taraf pemula pertumbuhan dan perkembangan anak melalui pendidikan mereka. Dalam Wiyani (2016:1) PAUD diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran kepada

4 anak usia 0 hingga 6 tahun secara aktif dan kreatif agar memiliki kecerdasan emosional dan spiritual, serta kecerdasan intelektual yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pelaksanaan program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pondasi bagi perkembangan kualitas sumber daya manusia selanjutnya. Konsep pada PAUD yaitu bermain seraya belajar serta belajar seraya bermain merupakan pondasi awal yang mengarahkan anak pada pengembangan kemampuan yang lebih beragam, anak tumbuh dan berkembang sesuai tahapan perkembangannya, sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan selanjutnya serta mengarungi kehidupan dimasa dewasa, membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar di sekolah, intervensi dini dengan memberikan rangsangan/stimulasi sehingga dapat menumbuhkan potensi-potensi yang tersembunyi yaitu dimensi perkembangan anak (kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, psikomotorik, minat dan bakat), melakukan deteksi diri terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi yang dimiliki anak. Jeynes (dalam Diadha, 2015:3) mendefenisikan Keterlibatan orangtua sebagai partisipasi orangtua dalam proses dan pengalaman pendidikan anak-anak mereka. Kemudian keterlibatan orangtua dalam pendidikan itu sendiri dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk aktivitas yang dilakukan orangtua baik di rumah ataupun di sekolah, sehingga akan memberikan keuntungan baik bagi orangtua, anak maupun sekolah. Dengan demikian, Keterlibatan orangtua dalam pelaksanaan program pendidikan anak usia dini memegang peranan yang sangat penting. Dengan adanya keterlibatan yang diberikan maka pendidikan anak usia

5 dini akan berjalan dengan baik dan lancar dengan mengoptimalkan seluruh potensi anak. Keterlibatan orangtua dalam pendidikan anak pada umumnya dilakukan dengan mengantar dan menjemput anak, menghadiri kegiatan-kegiatan yang diikuti anak, membayar uang sekolah. Epstein (dalam Prabhawani, 2016:4) mengatakan ada enam bentuk keterlibatan orangtua di sekolah dan di rumah yang terdiri dari: a. Parenting education, berupa kegiatan yang membantu orangtua untuk memahami perkembangan anak, keterampilan pengasuhan yang sesuai, dan membantu sekolah memperoleh informasi tentang anak. b. Komunikasi merupakan bentuk yang efektif antara sekolah dan rumah untuk memberitahukan tentang program sekolah, perkembangan dan kesehatan anak guna meningkatkan kerjasama antara guru dan orangtua tentang anak. c. Volunteering, yaitu kegiatan mengorganisasikan orangtua dengan tujuan membantu mendukung program sekolah dimana anaknya belajar. d. Pembelajaran di rumah yaitu bentuk kemitraan dalam berbagai usaha untuk membantu anak belajar di rumah sehingga ada keberlanjutan proses belajar dari sekolah ke rumah. e. Pengambilan keputusan, sebagai perwujudan rasa memiliki orangtua terhadap lembaga tempat anak mereka belajar f. Berkolaborasi dengan komunitas masyarakat, ikut merecanakan secara bersama-sama kegiatan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas sekolah Keterlibatan orangtua dalam pendidikan akan diperlukan pada setiap jenjang pendidikan terutama pada lembaga PAUD. Sebab Pendidikan Anak Usia dini merupakan masa yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan, baik bahasa, fisik, kognitif/kecerdasan, sosial emosional, Nilai agama moral, seni maupun komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahaptahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Sehingga keterlibatan hendaknya dilakukan orangtua dengan peran yang memadai. Selain melakukan kegiatan domestik (rumah tangga), dan melakukan kegiatan dalam proses

6 produksi untuk membantu pemenuhan ekonomi keluarga, hendaknya orangtua juga harus memberikan upaya terbaiknya dalam pendidikan anak usia dini. Tetapi dilihat dari kondisi yang terjadi dan berdasarkan hasil wawancara dari guru-guru di TK Getsemani, terdapat beberapa orangtua yang telah menyekolahkan anaknya di TK Getsemani Desa Huta Padang namun orangtua lebih mempercayakan pendidikan dan perkembangan anak pada guru di sekolah. Terlihat dari jumlah anak yang mengikuti pendidikan di TK Getsemani sebanyak 50 orang, hanya 40% orangtua yang mau bertanya dan ingin mengetahui sudah sejauhmana program pendidikan anak usia dini dan apa saja yang telah dilakukan anak pada pembelajaran di TK Getsemani dan 60% lagi orang tua anak usia dini hanya menyerahkan anak mereka sepenuhnya kepada lembaga PAUD tanpa bertanya tentang program pelaksanaan yang dilakukan kepada anaknya, karena orangtua sibuk dengan pekerjaannya yang pada umumnya sebagai petani dan pedagang. Selain itu, dari 50 orangtua yang menyekolahkan anaknya di TK Getsemani, hanya 30% orangtua yang tanggap dan antusias ketika pihak sekolah meminta bantuan berupa uang untuk mendukung kelancaran pembelajaran, dan 70% lagi kurang merespon ketika diminta bantuan yang berhubungan dengan uang. Sehingga hal ini seringkali menjadi penghambat keberhasilan program pelaksanaan pendidikan anak usia dini. Pada umumnya orangtua juga kurang berpartisipasi dalam pendidikan anak, terlihat ketika pada pagi hari masih banyak anak yang sering datang terlambat ke sekolah. Kemudian saat melakukan proses pembelajaran, masih ada beberapa anak yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan

7 guru. Kondisi ini akan merugikan anak dan akan mengganggu proses tumbuh kembang mereka. Adapun program pendidikan anak usia dini yang dilaksanakan di TK Getsemani yaitu melalui taman kanak-kanak pada kelompok B. Dimana proses pembelajarannya bermain seraya belajar yang bertujuan untuk membantu meletakkan dasar pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk tingkat penalaran anak didik serta perkembangan selanjutnya. Untuk itu, agar program pendidikan anak usia dini (TK) berjalan dengan lancar dan baik diperlukan keterlibatan dari orangtua untuk mendukung keberhasilan program pendidikan dan pencapaian perkembangan anak. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan Studi Keterlibatan Orangtua Dalam Pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di TK Desa Huta Padang Kabupaten Asahan. 1.2 Identifikasi Masalah Bertitik tolak dari latar belakang, maka identifikasi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Orangtua masih kurang peduli dengan pendidikan anak terlihat ketika masih banyak orangtua yang tidak mau bertanya sejauhmana program pendidikan dan pembelajaran yang telah diikuti anak di TK.

8 2. Pada umumnya, orangtua kurang merespon ketika diminta bantuan berupa uang untuk mendukung kelancaran program Pendidikan Anak Usia Dini 3. Masih banyak anak yang belum mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru 1.3 Batasan Masalah Adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori teori dan agar penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu: Studi Keterlibatan Orangtua pada aspek parenting education, komunikasi, volunteering (sukarelawan), pembelajaran di rumah, pengambil keputusan, dan berkolaborasi dengan komunitas masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di TK Getsemani Desa Huta Padang Kabupaten Asahan. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah Keterlibatan Orangtua Dalam Pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di TK Getsemani Desa Huta Padang Kabupaten Asahan? 1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk keterlibatan orangtua dalam pelaksanaan program

9 Pendidikan Anak Usia Dini di TK Getsemani Desa Huta Padang Kabupaten Asahan. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini menambah wawasan, pengetahuan, dan informasi tentang kajian keterlibatan orangtua dalam pelaksanaan program Pendidikan Anak Usia Dini di TK Getsemani Desa Huta Padang Kabupaten Asahan. b. Manfaat Praktis 1. Bagi masyarakat - Sebagai bahan masukan bagi warga sekitar TK Getsemani untuk bersama-sama mengembangkan program TK yang ada - Sebagai bahan masukan bagi Kepala Sekolah TK Getsemani untuk mampu mengoptimalkan peran PAUD dalam masyarakat 2. Bagi Peneliti Lain - Sebagai sumbangan referensi dan bahan rujukan untuk melakukan penelitian yang lebih luas dan hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan keterlibatan orangtua dalam pelaksanaan program Pendidikan Anak Usia Dini.