BAB I PENDAHULUAN. atraumatic care atau asuhan yang terapeutik. 500/ penduduk dengan angka kematian antara 0,6 5 %.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penduduk tiap tahunnya. Insiden tertinggi demam thypoid terdapat pada anakanak. kelompok umur 5 tahun (Handini, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menyerang seperti typhoid fever. Typhoid fever ( typhus abdominalis, enteric fever ) adalah infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella Typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah individu yang berusia 0-18 tahun dipandang sebagai n

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mentalnya bertambah, pada masa ini juga anak-anak sudah mulai. mengenal dunia luar sehingga pada masa ini anak-anak sangat rentan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN ). Penyakit Typhoid Abdominalis juga merupakan masalah kesehatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. R. DENGAN DEMAM TYPHOID DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

BAB I PENDAHULUAN. Bayi dan anak-anak di bawah lima tahun mengalami tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu pertama di indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella

BAB I PENDAHULUAN. dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler. (Heardman,2012). Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau

BAB I PENDAHULUAN. D. Latar Belakang. Allah SWT memberikan sebuah anugrah kepada seluruh umat manusia yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

BAB. I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah kejadian penyakit Tifoid (Thypus) di masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. komunitas miskin dan berpendidikan rendah. Meningkatnya kesehatan ibu

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi. penerus bangsa memiliki kemampuan yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. inflamasi akut, demam, otalgia, dan iritabilitas. (WHO, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN. kesadaran (Rampengan, 2007). Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. penuaan (Madjid dan Suharyanto, 2009). tindakan untuk mengatasi BPH yang paling sering yaitu Transurethral

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah masalah kejadian demam tifoid (Ma rufi, 2015). Demam Tifoid atau

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB I PENDAHULUAN. tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi-decelerasi) yang

BAB I PENDAHULUAN. faktor peningkatan permasalahan kesehatan fisik dan juga masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang. Berdasarkan laporan regional World Health Organzation (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit yang cukup banyak mempengaruhi angka kesakitan dan angka. kematian yang terjadi di kawasan Asia Tenggara (WHO, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penularan penyakit demam typhoid adalah penderita yang aktif,

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. atau komplikasi tumor (Samsuhidayat, 1999). atau yang paling sederhana memiliki struktur dinding yang tipis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

HIPERTERMIA PADA An. A DENGAN FEBRIS TYPHOID DI RUANG CEMPAKA RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

I. PENDAHULUAN. besar di Indonesia, kasus tersangka tifoid menunjukkan kecenderungan

BAB I PENDAHULUAN. besar di Indonesia bersifat sporadic endemic dan timbul sepanjang tahun. Kasus

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Tahun 2006, World Health Organization melaporkan lebih dari seperempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

BAB I PENDAHULUAN. Proses persalinan merupakan proses kompleks untuk. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC).

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sudut panang medis. Rentang adaptasi-maladaptasi berasal dari sudut sudut

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat pada tahun terdapat

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DEMAM TIFOID DI BANGSAL ANGGREK RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan anugerah Tuhan yang Maha Kuasa. Sudah semestinya

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. rendah, cenderung meningkat dan terjadi secara endemis. Biasanya angka

BAB I PENDAHULUAN. utuh sebagai manusia. Melalui pendekatan proses keperawatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang terbebas dari gangguan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Penyakit Paru Obstruktif Kronik selanjutnya disebut PPOK atau

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kematian ( Padila 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. kuman Salmonella Typhi (Zulkoni, 2011). Demam tifoid banyak ditemukan. mendukung untuk hidup sehat (Nani dan Muzakir, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering

BAB I PENDAHULUAN. cair, dengan atau tanpa darah dan atau lendir, biasanya terjadi secara

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh agens infeksius. Kasus pneumonia tidak memiliki kriteria usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penurunan angka kematian ibu per kelahiran hidup masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah biaya kesehatan sejak beberapa tahun ini telah banyak menarik

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menurunkan tingkat kesadaran (Rahmatillah et al., 2015). Demam tifoid

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak terjadi pada masa balita. Masa balita merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah

BAB I PENDAHULUAN. Hiperplasia (BPH) dilaporkan terus meningkat yang banyak dijumpai pada


BAB I PENDAHULUAN. dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan individu

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. baik pada usia produktif maupun usia lanjut (Junaidi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan

mengalami gangguan jiwa ditemukan di negara-negara berpenghasilan rumah tangga menderita gangguan kesehatan jiwa (Yosep, 2009).

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sebagai klien tidak lagi dipandang sebagai miniature orang dewasa, melainkan sebagai makhluk unik yang memiliki kebutuhan spesifik dan berbeda dengan orang dewasa (Supartini,2004). Tindakan yang dilakukan dalam mengatasi masalah anak, apapun bentuknya, harus berlandaskan pada prinsip atraumatic care atau asuhan yang terapeutik. Angka rata-rata kesakitan demam typhoid di Indonesia mencapai 500/100.000 penduduk dengan angka kematian antara 0,6 5 %. Berdasar kan Riset Kesehatan Dasar (RIKESDA) yang dilakukan oleh departemen kesehatan tahun 2007, prevalensi demam typhoid di Indonesia mencapai 1,7 %. Distribusi prevalensi tertinggi adalah pada usia 5-14 tahun (1,9%), usia 1 4 tahun (1,6%), usia 15-24 tahun (1,5%) dan usia <1 tahun (0,8%). Kondisi ini menunjukan bahwa anak-anak (0-18 tahun,who) merupakan populasi penderita demam typhoid terbanyak di Indonesia. Data Dinas Kesehatan kota Semarang, jumlah penderita demam typhoid di Semarang menunjukan peningkatan. Penderita demam typhoid dirumah sakit tahun 2006 terdapat 7564 orang, sementara tahun 2007 meningkat menjadi 8708 penderita ( Garisha,2013). Demam typhoid merupakan masalah kesehatan yang penting di Negara

2 berkembang.demam typhoid merupakan penyakit infeksi akut pada saluran pencernaan yang berpotensi menjadi penyakit multi sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhi (Muttaqin & Sari, 2011). Demam typhoid saat ini masih sangat sering kita jumpai dalam kehidupan sehari hari. Demam typhoid sendiri akan sangat berbahaya jika tidak segera di tangani secara baik dan benar, bahkan menyebabkan kematian. Menurut data WHO (World Health Organisation) memperkirakan angka insidensi di seluruh dunia sekitar 17 juta jiwa per tahun, angka kematian akibat demam typhoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di Asia. Di Indonesia sendiri, penyakit Typhoid bersifat endemik, menurut WHO angka penderita demam typhoid di Indonesia mencapai 81% per 100.000 (Depkes RI, 2013). Berdasarkan data yang di peroleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah berdasarkan sistem surveilansi terpadu beberapa penyaki terpilih pada tahun 2010 penderita demam typhoid ada 44.422 penderita, termasuk urutan ketiga dibawah diare dan TBC selaput otak, sedangkan pada tahun 2011 jumlah penderita demam typhoid meningkat menjadi 46.142 penderita. Hal ini menunjukan bahwa kejadian demam typhoid di Jawa Tengah termasuk tinggi (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,2011). Menurut Ngastiyah (2005) penanganan pada anak yang terkena demam typhoid dengan cara mengisolasi pasien, memberikan perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu, diet

3 makanan harus mengandung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein, memberikan obat antibiotik. Penanganan di Ruang Cempaka Rumah Sakit Umum dr. R. Goeteng Taroenadibrata purbalingga bahwa kejadian demam typhoid pada anak di Ruang Cempaka di Rumah Sakit Umum dr. R. Goeteng Taroenadibrata yaitu dengan pemberian cairan intravena, pemberian antibiotik, antipiretik, dan obat mual. Data yang diperoleh dari catatan rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Purbalingga dari satu tahun terakhir yaitu 2015 didapatkan kasus kejadian demam typhoid sebanyak 307 kasus. Jumlah seluruh pasien diruang cempaka pada tahun 2015 adalah 1680. Presentase yang diperoleh pada kasus demam typhoid adalah 18,27%(Data Rekam Medis RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata purbalingga). Bulan Januari sampai dengan April 2016 didapatkan kasus kejadian demam typhoid sebanyak 169 kasus. Jumlah seluruh pasien yang ada di ruang Cempaka RSUD Purbalingga dari bulan Januari April 2016 sebanyak 601. Presentase yang di peroleh dari kasus demam typhoid 28,12 %, termasuk urutan pertama kejadian kasus ( Data Rekam Medis RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata purbalingga). Hal ini perlu asuhan keperawatan yang dilaksanakan dengan memperhatikan upaya meningkatkan, mencegah, mengatasi dan memulihkan masalah kesehatan.

4 Berdasarkan latar belakang dan data di atas, penulis tertarik untuk menyusun tugas akhir yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada An.R dengan Demam Typhoid Di Ruang Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. agar penulis mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien tersebut dan bertujuan untuk mengurangi angka kesakitan pada pasien yang menderita demam typhoid. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Melakukan asuhan keperawatan pada An. R dengan demam typhoid di Ruang Cempaka Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk menganalisa tentang : a. Pengkajian pada An. R dengan demam typhoid di Ruang Cempaka Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga b. Analisa data hasil pengkajian dan penetapan diagnosa keperawatan pada An. R dengan demam typhoid di Ruang Cempaka Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

5 c. Penetapan rencana tindakan keperawatan pada An. R dengan demam typhoid di Ruang Cempaka Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga d. Masalah keperawatan pada An. R dengan demam typhoid di Ruang Cempaka Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga e. Masalah terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada An. R dengan demam typhoid di Ruang Cempaka Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga f. Pendokumentasian terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan pada kasus An. R dengan demam typhoid di Ruang Cempaka Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga C. Manfaat penulisan 1. Manfaat bagi Keluarga pasien Agar keluarga dapat mengetahui demam typhoid dan dapat melakukan penanganan yang tepat supaya tidak terjadi demam yang dapat membahayakan keselamatan anak. 2. Manfaat bagi Perawat ruangan

6 Agar perawat ruang dapat membuat asuhan keperawatan tentang demam typhoid secara komprehensif dari pengkajian sampai dengan evaluasi keperawatan. 3. Manfaat bagi Rumah sakit Agar Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga dapat meningkatkan mutu pelayanan yang sudah ada agar berguna bagi masyarakat dan mendukung asuhan keperawatan yang berkualitas khususnya tentang demam typhoid pada anak.