BAB 1. Pendahuluan. International Accounting Standard Board (IASB) telah menerbitkan rerangka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dirancang untuk menjadi standar akuntansi tunggal yang berlaku secara global.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standards (IFRS) yang sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi untuk memperoleh laba yang maksimal demi memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya, informasi yang diberikan perusahaan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menyesatkan stakeholder mengenai kinerja ekonomi perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.

BAB I perusahaan dan arus kas masa depan. Informasi laba harus terlihat baik guna

BAB I PENDAHULUAN. Tipe kepemilikan berkaitan dengan tipe konflik keagenan yang dialami

BAB I pihak - pihak yang memiliki kepentingan antara pemilik dan manajemen sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir International Financial Reporting Standards (IFRS)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbedaan kondisi ekonomi, hukum, sosial, dan politik di berbagai negara,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan hasil kinerja perusahaan. Tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan dengan perusahaan lain sehingga dapat menilai apakah

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari globalisasi, para pelaku kegiatan bisnis antar negara membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. membuat laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak seragam.

BAB I PENDAHULUAN. internasional. Sehingga muncul organisasi yang bernama International

BAB I PENDAHULUAN. Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) telah. awal lagi dalam menerapkan IFRS yaitu dari tahun 2002.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. IFRS diklaim sebagai standar akuntansi yang berkualitas tinggi. IFRS menghapus

BAB I PENDAHULUAN. Roychowdury (2006) mendefinisikan real activities manipulation sebagai

BAB I Investor asing yang berasal dari negara dengan label good governance dianggap

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang digunakan setiap negara berbeda beda. Investor akan menemui

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang terlibat dalam forum G-20 (Group of

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dalam usaha mengharmonisasikan standar-standar akuntansi dan

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang masalah. Laporan keuangan merupakan penggunaan kinerja yang penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA IFRS (International Financial Reporting Standards) oleh International Accounting Standard Board (IASB).

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pengungkapan dan penyajian informasi secara akurat sangat dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB1 PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan bahasa bisnis (Bloomfield, 2008), akuntansi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang berkembang saat ini dapat memberikan peluang

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. dilakukan oleh manajemen adalah manajemen laba (earnings management),

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi yang semakin deras telah menghilangkan batas-batas

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian seperti transaksi penjualan dan pembelian, melakukan

BAB 1. Pendahuluan. untuk pengambilan keputusan oleh berbagai macam pihak berkepentingan seperti

BAB I bermanfaat bagi pemakainya? IASB (International Accounting Standard Board)

BAB I PENDAHULUAN. Isu perubahan standar akuntansi dari semula rule based (local GAAP)

BAB I PENDAHULUAN. menuju International Financial Reporting Standards (IFRS) telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian International Financial Reporting Standard (IFRS) seringkali dianggap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perusahaan umumnya memiliki tujuan untuk memaksimalkan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. pemakai lainnya untuk proses pengambilan keputusan. Informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. berguna bagi keputusan bisnis ( FASB, 1978). Informasi yang umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang dapat ditandai

BAB I PENDAHULUAN. adanya perbedaan standar akuntansi yang berlaku di masing-masing negara.

BAB I PENDAHULUAN. multinasional yang membutuhkan Standar Akuntansi Internasional. Dunia bisnis

1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dianggap merupakan salah satu tugas akuntansi yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengguna dalam pembuatan keputusan ekonomi (IAI, 2012). mengambil keputusan secara tepat adalah andal dan relevan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu laporan keuangan yang memiliki kredibilitas tinggi. International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan pedoman

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Good Corporate Governance oleh perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengungkapan yang sifatnya wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. IFRS ( International Financial Reporting Standard ) adalah standar

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan standar

BAB I PENDAHULUAN. mendorong adanya peningkatan keuntungan oleh para pebisnis salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di perusahaan dengan optimal. Dengan demikian perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang terbuka banyak melibatkan perusahaan dalam suatu rangkaian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kalangan profesi yang bergabung dalam sebuah lembaga resmi. Seperti banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan para stakeholdersnya. Kinerja keuangan, tanggungjawab manajer kepada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memilih untuk go publik. Yang dimaksud dengan. dapat memperoleh dana yang besar untuk menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, proses penyusunan laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal. Standar akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laba telah menjadi indikator umum bagi pihak manajemen dan pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kepentingan yang berbeda (Jensen dan Meckling, 1976). Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan haruslah memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. hasil sesuai dengan harapan yaitu mendapatkan laba yang maksimal. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan yang jelas yaitu untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini, isu globalisasi telah menjadi sebuah fenomena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan didirikan tentunya dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja dan posisi keuangan suatu perusahaan. Pihak-pihak yang bersangkutan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan bentuk dari pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan standar akuntansi yang berlaku secara internasional sangatlah

BAB I. Pendahuluan UKDW. membutuhkannya. Konsep dari International Accounting Standars Board (IASB)

BAB I PENDAHULUAN. Proses konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di

BAB 1 PENDAHULUAN. berkepentingan (Margaretta dan Soeprianto 2012). Keberhasilan. tingkat kepercayaan investor dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan tidak dapat dipisahkan dari pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan atas suatu

BAB I PENDAHULUAN. International Accounting Standards Board (IASB) dan International Accounting

BAB I PENDAHULUAN. sebagai syarat mutlak apabila perusahaan tersebut telah go public untuk kepentingan investor

BAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa perdebatan di dalam ilmu akuntansi yang telah berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. antara pemilik perusahaan (principal), manajemen (agent), dan karyawan.

Transkripsi:

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang International Accounting Standard Board (IASB) telah menerbitkan rerangka konseptual dalam penyajian laporan keuangan. Rerangka konseptual ini memiliki karakteristik kualitatif, yang salah satunya adalah relevansi. Relevansi menjelaskan tentang kebermanfaatan informasi akuntansi dalam pengambilan berbagai keputusan yang dibuat oleh pengguna laporan keuangan (Barth et al., 2001). Hal ini berarti bahwa pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi akuntansi yang berkualitas agar informasi tersebut bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi dan bisnis. Beberapa peneliti berpendapat bahwa standar akuntansi internasional yaitu International Financial Reporting Statement (IFRS), dapat menjawab tuntutan pengguna laporan keuangan terhadap informasi akuntansi yang berkualitas. Penelitian Yip dan Young (2012) dan Brochet et al. (2013) memaparkan bahwa pengadopsian IFRS membawa manfaat bagi pasar modal karena meningkatkan komparabilitas informasi akuntansi. Selain meningkatkan komparabilitas informasi akuntansi, Barth et al. (2008) yang melakukan penelitian pada 21 negara pengadopsi standar akuntansi international, menemukan bahwa kualitas laba perusahaan meningkat setelah periode pengadopsian standar akuntansi international dibandingkan dengan periode sebelum adopsi. Hasil temuan ini juga di dukung oleh temuan Elias (2012) dan Chua et al. (2012) yang meneliti pada negara Australia, Zeghal et al. (2012) pada negara 1

Perancis, dan Dimitropoulos et al. (2013) pada negara Yunani. Penelitian mereka menemukan bahwa penerapan IFRS dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi yang ditandai dengan rendahnya manajemen laba setelah penerapan IFRS. Selanjutnya, beberapa peneliti juga menemukan bahwa penerapan IFRS memiliki pengaruh positif terhadap akurasi prediksi yang dibuat oleh analis. Choi et al. (2013) meneliti terkait dengan ramalan analis terhadap laba masa depan perusahaan setelah penerapan IFRS pada negara Inggris. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa IFRS memberikan informasi yang membuat ramalan dari analis lebih akurat. Cheong et al. (2010) menyebutkan bahwa kesalahan atas ramalan analis terkait laba perusahaan menurun setelah periode penerapan IFRS. Hal ini berarti bahwa akurasi ramalan analis menjadi lebih tinggi setelah periode penerapan IFRS. Temuan para peneliti di atas memberikan bukti empiris bahwa IFRS merupakan standar akuntansi yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan. Kebermanfaatan tersebut terjadi karena pengadopsian IFRS dapat meningkatkan komparabilitas dan kualitas informasi akuntansi serta dapat meningkatkan keakuratan atas prediksi atau ramalan yang dibuat oleh analis keuangan. Selanjutnya, untuk melihat kebermanfaatan informasi akuntansi yang dihasilkan oleh IFRS bagi pengguna laporan keuangan, Barth et al. (2001) memaparkan bahwa relevansi nilai (value relevance) dapat digunakan untuk menilai apakah investor menggunakan informasi akuntansi yang diungkapkan perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini berarti bahwa manfaat informasi akuntansi yang dihasilkan oleh IFRS terhadap pengguna laporan keuangan dapat diukur menggunakan relevansi nilai. 2

Clarkson et al. (2011) menguji pengaruh pengadopsian IFRS terhadap relevansi nilai di Eropa dan Australia. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa relevansi nilai informasi akuntansi di Eropa dan Australia meningkat setelah pengadopsian IFRS. Penelitian lain seperti Zeghal et al. (2012), Dimitropoulos et al. (2013) dan Kargin (2013) juga memaparkan bahwa IFRS membuat relevansi nilai informasi akuntansi meningkat dibandingkan sebelum penerapan IFRS. Lebih lanjut lagi, Ismail et al. (2013) menemukan bahwa pengadopsian IFRS bukan hanya berpengaruh terhadap kualitas laba tetapi juga dapat meningkatkan relevansi nilai atas informasi akuntansi perusahaan. Temuan dari beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengadopsian IFRS berdampak terhadap kualitas laba dan peningkatan relevansi nilai atas informasi akuntansi yang diungkapkan perusahaan. Di sisi lain, beberapa peneliti menemukan hasil yang berbeda terkait dengan pengadopsian IFRS dan kualitas informasi akuntansi. Penelitian Tendeloo dan Vanstraleen (2005) memaparkan bahwa penerapan IFRS tidak berhubungan dengan rendahnya tingkat manajemen laba akrual. Bahkan, Callao et al. (2010) menemukan manajemen laba dengan discretionary accrual meningkat setelah pengadopsian IFRS. Penelitian lain yaitu Bryce et al. (2015) meneliti pengaruh kualitas informasi akuntansi di Australia setelah pengadopsian IFRS yang dilihat berdasarkan kualitas akrual. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kualitas informasi akuntansi tidak secara signifikan meningkat setelah IFRS diadopsi. Doukakis (2014) menemukan bahwa pengadopsian IFRS bukan hanya tidak berdampak signifikan terhadap tindakan manajemen laba akrual tetapi juga terhadap tindakan manajemen laba riil. Hasil dari beberapa penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas informasi 3

akuntansi bisa mengalami penurunan karena fenomena manajemen laba masih terjadi meskipun IFRS telah diadopsi sebagai standar akuntansi. Selain itu, manajemen laba saat ini telah muncul dalam beberapa bentuk (Ewert dan Wagenhofer, 2005 dan Roychowdhury, 2006). Manajemen laba terdiri atas dua yaitu manajemen laba akrual (AEM) dan manajemen laba riil (REM). Perusahaan menggunakan manajemen laba akrual untuk mengaburkan kinerja ekonomis dengan mengubah metode akuntansi atau estimasi pada laporan keuangan (Dechow and Skinner, 2000). Di sisi laian, manajemen laba riil terjadi ketika manajer melakukan tindakan yang menyimpang dari praktik operasi normal perusahaan untuk meningkatkan laba yang dilaporkan (Roychowdhury, 2006). Penelitian Graham et al. (2005) menyatakan bahwa manajer atau financial executives akan cenderung menggunakan manajemen laba riil karena beberapa alasan, di antaranya adalah menggunakan akrual cenderung menimbulkan kecurigaan auditor sehingga manipulasi laba dengan manajemen laba akrual terlalu berisiko. Berbeda dengan manajemen laba akrual, penggunaan manajemen laba riil lebih sulit terdeteksi dibandingkan dengan manajemen laba akrual (Badertscher, 2011; Graham et al., 2005; Gunny, 2010). Hasil penjabaran dari beberapa penelitian di atas mengenai fenomena manajemen laba setelah pengadopsian IFRS, menimbulkan pertanyaan bagi penulis terkait dengan pengaruh penerapan IFRS di Indonesia. Adapun penerapan IFRS di Indonesia dikenal dengan istilah konvergensi. Konvergensi IFRS di Indonesia di mulai pada 1 Januari 2012 (Siregar et al., 2016). Pertanyaan pertama dari konvergensi ini ialah bagaimana praktik manajemen laba akrual dan manajemen laba 4

riil setelah konvergensi IFRS di Indonesia. Pertanyaan kedua ialah bagaimana pengaruh manajemen laba akrual dan manajemen laba riil setelah konvergensi IFRS terhadap relevansi nilai atas informasi akuntansi yang diungkapkan perusahaan. Penelitian terkait dengan pengaruh manajemen laba akrual terhadap relevansi nilai perusahaan telah dilakukan oleh Habib (2004), Marquardt dan Christine (2004) serta Shan (2015). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tindakan manajemen laba akrual berpengaruh negatif terhadap relevansi nilai perusahaan. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Habib (2004), Marquardt dan Christine (2004) serta Shan (2015) hanya menggunakan teknik manajemen laba akrual sebagai proksi manajemen laba untuk melihat pengaruhnya terhadap relevansi nilai perusahaan. Padahal, penelitian Matsuura (2008) menyebutkan bahwa manajer menggunakan manajemen laba akrual dan manajemen laba riil untuk mengelola laba perusahaan. Selain itu, Cohen at al. (2008) menyebutkan aktivitas manajemen laba yang dilakukan perusahaan sesudah penerbitan Sarbanes Oxley mengalami perubahan. Oleh karena itu, penulis mengembangkan penelitian Habib (2004), Marquardt dan Christine (2004), Shan (2015) dengan menguji pengaruh manajemen laba akrual dan manajemen laba riil terhadap relevansi nilai (value relevance) perusahaan. Penelitian ini juga mengembangkan penelitian sebelumnya dengan menambahkan kepemilikan keluarga sebagai variabel moderating. Penggunaan variabel ini dikarenakan menurut penelitian Claessens et al. (2000) sekitar 71,5% kepemilikan perusahaan di Indonesia terkonsentrasi di tangan keluarga. Fan dan Wong (2002) yang meneliti terkait struktur kepemilikan dan keinformatifan laba menunjukkan bahwa 78% dari 129 sampel perusahaan Indonesia yang digunakan 5

dalam penelitiannya adalah perusahaan keluarga. Bahkan, penelitian Carney dan Child (2013) yang mengembangkan penelitian Claessens et al. (2000) juga menemukan dominasi kepemilikan keluarga pada perusahaan di Indonesia. Penelitian lain, Feliana (2007) dan Andayani (2014) juga membuktikan bahwa kepemilikan perusahaan di Indonesia terkonsentrasi pada keluarga. Temuan dari beberapa penelitian di atas menunjukkan adanya kepemilikan keluarga pada perusahaan Indonesia. Selain itu, penelitian Wang (2006) menyebutkan bahwa kepemilikan keluarga dapat mempengaruhi kualitas dari laba akuntansi yang dilaporkan perusahaan. Wang (2006) mengunakan dua teori terkait kepemilikan keluarga yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan yaitu entrenchment effect dan alignment effect. Teori entrenchment effect menganggap kepemilikan keluarga pada perusahaan dapat menyebabkan terjadinya perilaku oportunistik dalam mengelola laba. Hal ini menyebabkan kualitas laba perusahaan menjadi lebih rendah. Sementara itu, teori alignment effect menganggap kepemilikan keluarga pada perusahaan membuat laba yang dilaporkan menjadi lebih berkualitas. Hal ini terjadi karena kepemilikan keluarga dapat menciptakan pengawasan yang lebih besar dan efektif. Kontradiksi dua teori ini membuat peneliti ingin menguji pengaruh kepemilikan keluarga terhadap hubungan antara manajemen laba (manajemen laba akrual dan manajemen laba riil) dengan relevansi nilai atas informasi akuntansi yang diungkapkan perusahaan di Indonesia. 6

1.2 Rumusan Masalah a. Apakah terdapat manajemen laba akrual maupun manajemen laba riil di Indonesia setelah konvergensi IFRS? b. Apakah manajemen laba akrual maupun manajemen laba riil memiliki pengaruh negatif terhadap relevansi nilai perusahaan? c. Apakah pengaruh manajemen laba akrual dan manajemen laba riil terhadap relevansi nilai cenderung lebih rendah pada perusahaan yang memiliki persentase kepemilikan keluarga yang tinggi? 1.3 Tujuan Penelitian Peneliti menguji terkait aktivitas manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan setelah konvergensi IFRS di Indonesia. Hal ini untuk membukti apakah konvergensi IFRS memilliki pengaruh terhadap dua jenis tindakan manajemen laba yaitu manajemen laba akrual dan manajemen laba riil. Selanjutnya, penelitian ini menguji apakah dua jenis tindakan manajemen laba tersebut berpengaruh terhadap relevansi nilai perusahaan di Indonesia. Penelitian ini juga menggunakan kepemilikan keluarga dalam memoderasi hubungan antara manajemen laba, baik manajemen laba akrual maupun manajemen laba riil terhadap relevansi nilai atas informasi akuntansi yang dikeluarkan perusahaan. 1.4 Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi untuk literatur penelitian akuntansi. Penelitian ini mengisi gap dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian 7

yang dilakukan oleh Habib (2004), Marquardt dan Christine (2004) serta Shan (2015) yang menguji terkait pengaruh manajemen laba akrual terhadap relevansi nilai perusahaan. Penulis mengembangkan penelitian tersebut dengan menguji pengaruh dua bentuk tindakan manajemen laba yaitu manajemen laba akrual dan manajemen riil terhadap relevansi nilai perusahaan. Penulis juga mengembangkan penelitian sebelumnya dengan menggunakan variabel kepemilikan keluarga sebagai variabel moderating. Penggunaan variabel ini dimaksudkan untuk menganalisa pengaruh kepemilikan keluarga terhadap dua jenis tindakan manajemen laba yaitu manajemen laba akrual dan manajemen laba riil. Hasil pengujian ini diharapkan bisa memberikan jawaban mengenai dua teori yang dikemukakan oleh Wang (2006) yaitu entrenchment effect dan alignment effect atas tindakan manajemen laba yang dilakukan perusahaan keluarga di Indonesia. 1.5 Sistematika Penulisan Secara keseluruhan penelitian ini disusun dalam lima bab, dengan penjelasan sebagai berikut: A. BAB 1 merupakan pendahuluan yang menguraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. B. BAB II merupakan kajian pustaka yang membahas mengenai landasan teori, telaah literatur, dan pengembangan hipotesis. 8

C. BAB III merupakan uraian metodologi penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data, penjelasan variabel yang digunakan dalam penelitian, dan model analisis untuk pengujian hipotesis. D. BAB IV merupakan analisis dan pembahasan yang akan menguraikan hasil penelitian. E. BAB V yaitu kesimpulan, keterbatasan, dan saran untuk penelitian selanjutnya. 9