BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG. ELiMINASI MALARIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG ELIMINASI MALARIA

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN ELIMINASI MALARIA DI KOTA LANGSA

BUPATI POLEWALI MANDAR

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM ELIMINASI MALARIA DI KOTA BENGKULU

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ELIMINASI MALARIA DI PROVINSI BALI

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN BADUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 288/MENKES/SK/III/2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA DAN BANGUNAN UMUM

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 293/MENKES/SK/IV/2009 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI INDONESIA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN WALIKOTA TARAKAN,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LANDAK

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Wabah. Penyakit. Penanggulangannya.

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

Penanggulangan Penyakit Menular

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERANTASAN DAN ELIMINASI PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN SIAK

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN KABUPATEN LAYAK ANAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.344, 2011 KEMENTERIAN KESEHATAN. Strategi Adaptasi. Perubahan Iklim. Kesehatan.

PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 186 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TERHADAP KOMUNITAS ADAT TERPENCIL

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1018/MENKES/PER/V/2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap ketahanan nasional, resiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) pada ibu

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 32 TAHUN 2014

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

2018, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

KERANGKA ACUAN PROGRAM P2 DBD

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/258/2016 TENTANG PANITIA PERINGATAN HARI MALARIA SEDUNIA TAHUN 2016

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENEG PP. Layak Anak. Kabupaten. Kota. Kebijakan. Pelaksanaan.

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MANDAILING NATAL [[ PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 40 TAHUN 2011

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 31 TAHUN 2013

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN LOMBOK UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK UTARA, Menimbang : a. bahwa penyakit malaria merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia sebagai penyebab angka kesakitan dan kematian yang tinggi serta menurunnya produktivitas kerja dan pembangunan; b. bahwa memperhatikan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 443.41/465/SJ/2010 tanggal 8 Februari 2010 perihal Pedoman Pelaksanaan Eliminasi Malaria dan dalam rangka melakukan pengendalian terhadap penyakit malaria di Kabupaten Lombok Utara maka perlu dilakukan upaya penyusunan, perencanaan, dan pelaksanaan Program Eliminasi Malaria; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pelaksanaan Program Eliminasi Malaria di Kabupaten Lombok Utara. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3273); 2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4872); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 004/MENKES/SK/1/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 15 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 62). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN LOMBOK UTARA. BABI KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Pengertian Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lombok Utara. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Lombok Utara. 4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Utara yang yang melaksanakan tufoksi terkait dengan eliminasi malaria.

5. Advokasi adalah upaya persuasif yang sistematik dan terorganisasi mencakup penyadaran, rasionalisasi, argumentasi dan rekomendasi untuk melancarkan aksi dengan target terjadinya perubahan kebijakan melalui penggalangan berbagai pihak. 6. Eliminasi Malaria adalah suatu upaya untuk menghentikan penularan malaria setempat dalam suatu wilayah geografis tertentu, dan bukan berarti tidak ada kasus malaria impor serta sudah tidak ada vektor malaria di wilayah tersebut, sehingga tetap dibutuhkan kegiatan kewaspadaan untuk mencegah penularan kembali. 7. Evaluasi adalah upaya untuk mengetahui hasil kegiatan eliminasi malaria dalam jangka waktu tertentu, yaitu setiap 3 (tiga) bulan sekali. 8. Gerakan Pemberantasan dan Pengendalian Malariaatau disebut juga GERBADAL Malaria adalah Gerakan Pemberantasan dan pengendalian seluruh komponen masyarakat untuk memberantas malaria secara intensif melalui kemitraan antara pemerintah, dunia usaha, lembaga swadaya dan badan internasional serta penyandang dana lainnya. 9. Kejadian Luar Biasa Malaria yang selanjutnya disingkat KLB Malaria adalah kondisi yang ditandai dengan ditemukannya 1 (satu) atau lebih kasus malaria indigenous di daerah. 10. Efikasi adalah perubahan atau efek maksimal yang dapat dihasilkan suatu obat. 11. Daerah Reseptif adalah daerah dengan kepadatan vektor yang tinggi dan/atau terdapat faktor lingkungan untuk berkembang biaknya vektor. 12. Sistem Kewaspadaan Dini yang selanjutnya disingkat SKD adalah upaya untuk pencegahan terjadinya KLB melalui kegiatan pemantauan penyakit (surveilans) dilakukan terus menerus untuk memantau terjadinya kasus malaria. 13. Lembaga Swadaya masyarakat yang selanjutnya disingkat LSM adalah organisasi kemasyarakatan yang peduli dengan kegiatan eliminasi malaria. 14. Vektor adalah nyamuk/hewan yang dapat menularkan penyakit pada manusia. Bagian Kedua Tujuan, Sasaran, dan Indikator Pasal 2 (1) Tujuan pelaksanaan Eliminasi Malaria adalah untuk mewujudkan masyarakat yang hidup sehat, terbebas dari penularan malaria secara bertahap sampai tahun 2020. (2) Sasaran pelaksanaan Eliminasi Malaria adalah seluruh Kecamatan dan Desa di Kabupaten Lombok Utara (3) Indikator sebagai daerah tereliminasi malaria adalah bila tidak ditemukan lagi kasus penularan setempat (indigenous) selama 3 (tiga) tahun berturutturut serta dijamin dengan kemampuan pelaksanaan surveilans yang baik. Bagian Ketiga Ruang Lingkup Pasal3 Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi : a. pelaksanaan eliminasi malaria; b. peran dan tugas pokok pemerintah daerah; c. tim penilai eliminasi malaria; d. monitoring, evaluasi dan pelaporan; e. forum koordinasi; dan f. pembiayaan.

BAB II PELAKSANAAN ELIMINASI MALARIA Pasal 4 Pelaksanaan eliminasi malaria di Daerahmeliputi : a. strategi kegiatan; b. tahapan kegiatan; dan c. pelaksanaan kegiatan. Bagian Kesatu Strategi Kegiatan Pasal 5 (1) Pelaksanaan kegiatan Eliminasi Malaria dilakukan melalui strategi eliminasi malaria. (2) Strategi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. menjamin akses pelayanan kesehatan masyarakat yang berisiko terhadap upaya pengendalian malaria yang berkualitas; b. memberdayakan dan menggerakkan masyarakat dalam mendukung secara aktif eliminasi malaria; c. melaksanakan komunikasi, advokasi, motivasi, dan sosialisasi oleh Pemerintah Kabupaten untuk mendukung secara aktif pelaksanaan eliminasi malaria; d. mengembangkan kemitraan dan sumber daya baik lokal, nasional maupun internasional secara terkoordinasi dengan seluruh sektor terkait termasuk swasta, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan lainnya termasuk Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga dalam Forum GERBADAL; e. menyelenggarakan sistem surveilans, monitoring, dan evaluasi serta informasi kesehatan; f. melaksanakan upaya eliminasi malaria melalui forum kemitraan dalam wadah GERBADAL atau forum lain yang terbentuk; g. meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mengembangkan tehnologi dalam upaya pelaksanaan kegiatan eliminasi malaria; h. meningkatkan komitmen dan jejaring kerja di Tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa sesuai dengan tugas dan fungsi masingmasing;dan i. mengembangkan Upaya Kesehatan pada tingkat Kecamatan dan Desa. Bagian Kedua Tahapan Kegiatan Pasal 6 Untuk melaksanakan strategi kegiatan eliminasi malaria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2), dilakukan tahapan kegiatan sebagai berikut : a. pencegahan dan penanggulangan faktor resiko; b. peningkatan komunikasi informasi, edukasi pencegahan dan pemberantasan penyakit; c. peningkatan surveilans; dan d. penemuan penderita dan tata laksana penderita.

Bagian Ketiga Pelaksanaan Kegiatan Pasal 7 (1) Pelaksanaan Eliminasi Malaria di Kabupaten, Kecamatan dan Desa dilaksanakan oleh SKPD dalam mendukung pelaksanaan eliminasi malaria, kemitraan dengan mengikutsertakan secara aktif warga masyarakat. (2) Pelaksanaan Eliminasi Malaria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan tahapan sebagai berikut : a. pencegahan dan penanggulangan faktor resiko meliputi : 1. pengendalian vektor dan lingkungan; 2. analisa dinamika penularan; dan 3. Larvaciding b. peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi pencegahan dan pemberantasan penyakit meliputi : 1. pemberdayaan masyarakat dengan : a) promosi dan prevensi kesehatan melalui kader posyandu; dan b) pemberdayaan RT, RW, Poskesdes, Tim Penggerak PKK dan organisasi kemasyarakatan lainnya mulai dari Kabupaten, Kecamatan, dan Desa. 2. penggalangan kemitraan melalui : a) Advokasi; b) Tehnical Assistance; c) Peningkatan Sumber Daya; dan d) Kemitraan dengan LSM. c. peningkatan surveilans dengan : 1. Sistim Kewaspadaan Dini (SKD) Malaria; 2. Surveilans kasus termasuk migrasi penduduk; 3. Surveilans Vektor; 4. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa; 5. Sistim Informasi Malaria (pencatatan, pelaporan dan pemetaan); 6. Monitoring Efikasi Obat dan Larvasida; dan 7. Surveilans berbasis masyarakat Desa Siaga KLB Bencana. d. Penemuan dan Tata Laksana Penderita melalui : 1. Penemuan Penderita; 2. Diagnosis; 3. Pengobatan; dan 4. Rujukan. BAB III PERAN DAN TUGAS POKOK PEMERINTAH DAERAH Pasal 8 Dalam pelaksanaan kegiatan Eliminasi Malaria, Pemerintah Daerah mempunyai peran dan tugas sebagai berikut : a. menyusun strategi dan program aksi kegiatan pelaksanaan program eliminasi malaria melalui komitmen kebijakan daerah yang dituangkan dalam regulasi daerah sebagai penjabaran pedoman eliminasi malaria di Indonesia; b. memberikan asistensi dan advokasi kepada Kecamatan, Lembaga Legislatif serta Instansi Teknis Terkait strategi pelaksanaan Eliminasi Malaria di Daerah; c. mengoordinasikan kegiatan program Eliminasi Malaria dengan instansi/sektor terkait dalam mendukung Eliminasi Malaria; d. melaksanakan sosialisasi dan menggerakkan potensi sektor swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat dan organisasi profesi lainnya yang terkait;

e. menggerakkan sumber daya dalam mendukung pelaksanaan program Eliminasi Malaria secara sinergis baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri sesuai ketentuan perundangan yang berlaku; f. mengoordinasikan, membina dan mengawasi pelaksanaan program Eliminasi Malaria di Daerah; g. menyediakan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program Eliminasi Malaria termasuk dalam antisipasi terjadinya KLB serta pendistribusiannya; h. melaksanakan monitoring dan efikasi obat dan resistansi vektor, mengembangkan jejaring Surveilans Epidemiologi dan sistem informasi malaria dalam melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan upaya pelaksanaan program Eliminasi Malaria dalam pencapaian status malaria di seluruh Kecamatan di Daerah; dan i. melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan daerah lain dalam mendukung pencapaian eliminasi malaria. BAB IV TIM PENILAI ELIMINASI MALARIA Bagian Kesatu Pembentukan dan Keanggotaan Tim Pasal 9 Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan Eliminasi Malaria, dibentuk Tim Penilai Eliminasi Malaria Tingkat Kabupaten dan Tingkat Kecamatan yang keanggotaannya terdiri dari Unsur SKPD terkait, Organisasi Profesi dan unsur lain yang diperlukan. Paragraf 1 Tim Penilai Eliminasi Kabupaten Pasal 10 (1) Tim Penilai Eliminasi Malaria Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10dibentuk oleh Pemerintah Daerah. (2) Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan melakukan pembinaan, penilaian, evaluasi eliminasi malaria di Tingkat Kecamatan. (3) Susunan Tim Penilai Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri dari : Pembina : Bupati Pengarah :Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membidangikesehatan Ketua : Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidangipemberdayaan Masyarakat Sekretaris :Sekretaris Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membidangi bidang Kesehatan. Anggota : 1.Unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang Membidangi Kesehatan 2. Unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membidangi Pertanian 3. Unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membidagi Perencanaan Pembangunan Daerah 4. Unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membidangi Pemberdayaan Masyarakat 5. Unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membidangi Pendidikan

6. Unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membidangi Kebersihan dan Pertamanan 7. Unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membidangi Penanggulangan Bencana Daerah (4) Tim penilai tingkat kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Paragraf 2 Tim Penilai Eliminasi Kecamatan Pasal 11 (1) Tim Penilai Eliminasi Malaria Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dibentuk oleh camat. (2) Tim Penilai Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan melakukan monitoring pelaksanaan Eliminasi Malaria di Kecamatan dan Desa. (3) Susunantim penilai Kecamatan sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri dari : Ketua : Camat Wakil Ketua : Kepala Puskesmas Sekretaris : Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga(PKK) Anggota : Pejabat instansi terkait dan unsur pimpinan kecamatan (4) Tim Penilai tingkat Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Camat. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 12 (1) Tim Penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 mempunyai tugas melakukan penilaian atas persyaratan yang harus dipenuhi sesuai Keputusan Menteri Kesehatan tentang Eliminasi Malaria untuk mendapatkan Sertifikasi Eliminasi Malaria. (2) Hasil evaluasi dan Tim Penilai Eliminasi Malaria Kabupaten disampaikan kepada Bupati sebagai dasar pengusulan untuk dilakukan penilaian oleh Tim Provinsi. BAB V MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Pasal 13 (1) Untuk menilai kemajuan dan kualitas implementasi program Eliminasi Malaria dari aspek proses operasional program, indikator, hambatan, permasalahan serta dampak yang terjadi perlu dilakukan monitoring dan evaluasi. (2) Pemantauan hasil implementasi program Eliminasi Malaria dari aspek proses operasional program sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui pencatatan dan pelaporan secara berjenjang dari masing-masing SKPD yang membidangi bidang Kesehatan.

BAB VI FORUM KOORDINASI Pasal 14 (1) Untuk kelancaran pelaksanaan program Eliminasi Malaria dibentuk ForumGERBADAL Malaria. (2) Susunan kenggotaan GERBADAL Malariasebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. BAB VII PERAN SERTA MASYARAKAT DAN SWASTA Pasal 15 (1) Pemerintah Daerah dan masyarakat perseorangan maupun kelompok bertanggung jawab dalam usaha pencegahan penularan malaria di wilayahnya masing-masing (2) Pemerintah Daerah dan masyarakat bertanggung jawab dalam usaha pengendalian vector dan tempat-tempat perindukan nyamuk di wilayahnya masing-masing (3) Pemerintah Daerah dapat memberdayakan masyarakat dalam usaha surveilans aktif dan migrasi pada kasus dan vector seperti yang diatur dalam petunjuk teknis (4) Masyarakat berkewajiban menerima petugas berwenang untuk melakukan penyemprotan dinding rumah dan bangunan di sekitar tempat tinggalnya, sebagai upaya perlindungan penularan malaria di wilayahnya (5) Apabila demam, masyarakat berkewajiban memeriksakan diri dan darahnya kepada petugas berwenang untuk dipastikan secara laboratorium apakah masyarakat tersebut menderita malaria atau tidak (6) Masyarakat berkewajiban diperiksa darah jarinya oleh petugas berwenang apabila jarak 500 (lima ratus) meter dari tempat tinggalnya terdapat penderita malaria positif terkonfirmasi laboratorium yang berstatus kasus lokal (7) Bagi masyarakat yang menolak diperiksa darah jarinya sebagaimana dimaksud pada ayat (6), wajib membuat surat pernyataan yang diketahui oleh Kepala Desa (8) Swasta berperan aktif sebagai mitra Pemerintah Daerah dalam Eliminasi Malaria. BAB VIII PEMBIAYAAN Pasal 16 (1) Untuk mendukung terlaksananya program Eliminasi Malaria, semua SKPD terkait pengendalian malaria, wajib membuat rencana aksi pelaksanaan eliminasi malaria berikut kebutuhan anggarannya sesuai dengan kompetensinya serta diajukan kepada Pemerintah Daerah sesuai mekanisme yang berlaku. (2) Anggaran yang diperlukan bersumber dari APBD, APBN dan sumbersumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. (3) Anggaran yang diperlukan dalam pelaksanaan Eliminasi Malaria yang bersumber dari APBD, penempatannya melalui dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD yang terkait sesuai dengan tugas dan fungsi masingmasing.

BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Lombok Utara. Ditetapkan di Tanjung pada tanggal 17 November 2016 BUPATI LOMBOK UTARA, Diundangkan di Tanjung pada tanggal 17 November 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA, H. NAJMUL AKHYAR H. SUARDI BERITA DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN 2016 NOMOR 10