BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. siswa agar memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Para siswa SMK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibuktikan dari hasil penelitian Institute of Management Development (dalam

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Suatu pendidikan yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa jumlah pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perekonomian, perindustrian, dan pendidikan. yang diambil seseorang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia menempati peringkat kedua setelah China. Ekonomi Indonesia triwulan III-2015

PERBEDAAN PERENCANAAN KARIR SISWA SMK DAN SMU SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi

IRRA MAYASARI F

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa wajib dikembangkan dan dioptimalkan melalui pendidikan dan. atas (SMA) dan menengah kejuruan (SMK), dalam upaya mencerdaskan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menimbulkan banyak masalah bila manusia tidak mampu mengambil

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di dalam bidang pendidikan. Perubahan perubahan tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan di tengah masyarakat modern memiliki tingkat persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan tidak begitu adanya. Pengangguran terdidik bagi para lulusan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. dan efisiensi, bersikap mental dan berwawasan (Wiratno, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kecenderungan perubahan sosial dalam masyarakat. Masyarakat masa depan

BAB I PENDAHULUAN. pencari kerja. Orang yang mencari kerja lebih banyak, sehingga banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

2015 RELEVANSI MATA PELAJARAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK SEPED A MOTOR SMK D ENGAN KOMPETENSI KERJA YANG D IBUTUHKAN D ALAM BID ANG SERVICE SEPED A MOTOR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan

BAB I PENDAHULUAN. Statistik Republik Indonesia (2013), menyatakan tingkat pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. hanya membekali siswa dengan kemampuan akademik atau hard skill,

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum SMK edisi 2004 juga menjelaskan tujuan SMK antara lain: melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan seiring dengan itu, angka kemiskinan terus merangkak. Kenaikan harga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang memiliki keinginan untuk memperoleh pekerjaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. Berkenaan dengan tahap-tahap perkembangan, Papalia (Pinasti,2011,

BAB I PENDAHULUAN. di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah di Bengkel Otomotif Roda 4

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan kejuruan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, ilmu pengetahuan dan teknologi pun berdampak pada pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk proses pendidikan yang memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut kepada peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja yang mampu menyerapnya. Masalah pengangguran

EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan menjadi masalah nasional. Tidak hanya bidang sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya (Sanjaya,2005).

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

2015 PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA D ALAM UNIT PROD UKSI TERHAD AP KESIAPAN KERJA SISWA TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN (THP) D I BID ANG AGROINDUSTRI

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan adalah suatu lembaga pendidikan yang memiliki tujuan untuk memberikan bekal keterampilan dan keahlian khusus pada siswa agar memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Para siswa SMK merupakan orang-orang yang diharapkan untuk menjadi tenaga siap pakai pada dunia industri serta menjadi orang yang professional. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan lebih menitikberatkan pada ketrampilan yang bersifat praktis dan fungsional yang berisi aspek teori, mengarahkan pada pemberian bekal kecakapan atau ketrampilan khusus, mengutamakan kemampuan yang mempersiapkan untuk langsung memasuki dunia kerja (Utami & Hudaniah, 2013). Namun pada kenyataannya tingkat pengangguran didominasi penduduk yang berpendidikan Sekolah Menengah Kejuruan. Suhariyanto, Deputi Neraca dan Analisis Statistik BPS mengungkapkan bahwa lulusan universitas memiliki total pengangguran sebesar 6,4 %, dan untuk lulusan diploma sebesar 7,54%. Hasil prosentase tersebut meningkat dari periode tahun sebelumnya. Namun angka pengangguran tertinggi berasal dari lulusan SMK dengan hasil sebesar 12,65%. Lalu untuk pendidikan Sekolah Dasar tercatat sebesar 2,74%, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 6,22%, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 10,32% (Herianto, 2015) 1

2 Untuk tingkat pengangguran terbuka yang berasal dari lulusan SMK dari tahun 2013-2015 setiap bulan Februari dan Agustus menunjukkan hasil yang fluktuatif menurut catatan Badan Pusat Statistik. Pada bulan Februari 2013 sebanyak 864 ribu orang, yang meningkat pada bulan Agustus 2013 menjadi 1,2 juta orang. Kemudian pada bulan Februari 2014 tercatat sebanyak 847 ribu orang, meningkat bulan Agustus 2014 menjadi 1,3 juta orang. Terakhir pada Februari 2015 tercatat sebanyak 1,1 juta meningkat menjadi 1,5 juta pada bulan Agustus 2015. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengangguran lulusan SMK setiap tahun meningkat. Winarsih (2016) menyampaikan, tingkat pengangguran pada jenjang SMK meningkat karena lulusan SMK didorong untuk menjadi seorang wirausaha. Namun pada kenyataannya, banyak alumni sekolah kejuruan yang belum siap mengimplementasikan ilmunya sebagai entrepreneur dan memilih untuk bekerja di perusahaan.sedangkan dari sisi lapangan usaha atau perusahaan, perusahaan kian selektif untuk merekrut atau menerima karyawan baru. Perusahaan mempunyai kriteria tertentu, dan cenderung memilih pekerja yang mempunyai kompetensi atau keahlian dan pengalaman. Selain itu, menurut Adam, H.A & Ikhdan, A.M (2016) pengangguran yang terjadi juga disebabkan karena rendahnya kualitas siswa karena memiliki kesiapan kerja yang rendah baik secara mental maupun fisik. SMK (2014) juga menggambarkan bahwa ada kesenjangan antara kebutuhan di dunia kerja dengan penyediaan tenaga kerja dari lembaga pendidikan kejuruan. Gejala kesenjangan ini disebabkan oleh berbagai hal, antara

3 lain pendidikan kejuruan yang sepenuhnya diselenggarakan oleh sekolah kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan dunia kerja, sehingga kesiapan kerja peserta didik menjadi kurang. Ratnata (2010) menyatakan bahwa disatu sisi lulusan SMK cukup banyak, akan tetapi disisi lain lulusan yang mampu mandiri dan bekerja sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya masih sangat terbatas. Tidak heran bahwa siswasiswa SMK yang telat tamat sekolah banyak yang tidak bekerja, hal tersebut dikarenakan mereka belum mampu untuk menciptakkan lapangan sendiri dan ketidaksiapan untuk bekerja sesuai tuntutan dunia kerja. Ketidaksiapan ini tampak dari kualitas/mutu lulusan SMK, sehingga kesiapan kerja siswa masih perlu ditingkatkan, yaitu baik dari kemandiriannya maupun dari penalarannya. SMK Muhammadiyah 6 Tirtomoyo merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang banyak diminati oleh masyarakat wilayah kecamatan Tirtomoyo yang beralamatkan di Desa Hargantoro RT 10/RW 2, Tirtomoyo. Terbukti setiap tahun siswa yang diterima di sekolah tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dari data yang telah didapat oleh peneliti diketahui bahwa dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 siswa yang telah lulus, diantaranya yang sudah bekerja sekitar 65%, 5% kuliah dan yang lain belum mendapatkan pekerjaan. Dari hasil survey data alumni SMK Muhammadiyah 6 Tirtomoyo yang diterima kerja pun, dapat diketahui bahwa beberapa ada yang bekerja tidak sesuai dengan jurusan yang diambil, selain itu juga ada yang berwirausaha. Jika dilihat dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada 30 siswa juga diketahui bahwa sebagian siswa tersebut mengatakan cita-cita yang kurang sesuai dengan jurusan

4 yang diambil. Hal ini membuktikan bahwa kesiapan kerja siswa SMK belum optimal, karena sebagian besar siswa maupun alumni memilih pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidangnya. SMK Muhammadiyah 6 Tirtomoyo setiap tahun mengadakan PKL (Praktek Kerja Lapangan) yang dilaksanakan pada saat kelas XI yang berguna untuk memberikan bekal keterampilan bagi siswa-siswi nya sebagai bekal ketika lulus nanti. Mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran wajib yang harus diikuti semua siswa-siswi kelas XI. Data observasi yang dilakukan peneliti selama dua minggu yang dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2017 sampai dengan 3 April 2017 pada pukul 10.00 WIB 15.00 WIB di Bengkel Teknik Motor, Tirtomoyo menunjukkan pada saat PKL terlihat jelas bahwa kemampuan siswasiswi antara satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Masalah yang terjadi yaitu sebagian besar siswa saat melakukan PKL di suatu bengkel tertentu menunjukkan kurangnya tanggungjawab terbukti siswa hanya sekedar hadir untuk mengisi absensi dan tidak sedikit pula yang datang terlambat, kurang berfokus terhadap pekerjaan yang mana siswa hanya bermain HP dan bercanda dengan temantemannya, kurang memperhatikan alat-alat yang digunakan. Rendahnya fleksibilitas terbukti bahwa siswa tidak dapat menyesuaikan dengan perubahan tuntutan di tempat magang seperti ketika terdapat perubahan waktu. Kurangnya keterampilan terbukti saat sebagian besar siswa kurang bisa menerapkan teori di sekolah pada saat praktek seperti pada saat menangani motor yang rusak sebagian siswa masih bingung untuk memperbaikinya secara mandiri. Kurangnya komunikasi terbukti sebagian besar siswa tidak berinteraksi secara

5 aktif dengan pengawai di tempat magang, para siswa tidak banyak yang bertanya jika terdapat kesulitan dalam memperbaiki motor pelanggan dan kurangnya kerjasama antar pegawai. Kurangnya pemahaman diri terbukti sebagian besar siswa kurang yakin dan percaya diri untuk menyelesaikan pekerjaan yang berada di tempat magang, mereka masih merasa kurang yakin untuk mengerjakan suatu pekerjaan seperti ketika ada pelanggan yang datang untuk memperbaiki motor siswa melimpahkannya pada pegawai tetapnya. Kemudian kurangnya kebersihan dan keselamatan yaitu siswa kurang memperhatikan tugas yang sesuai dengan tempat kerja terbukti dari sebagian besar siswa yang tidak menggunakan seragam yang telah disediakan, selain itu para siswa kurang mempraktikkan kesehatan dan keselamatan seperti tidak sedikit pula yang merokok di bengkel. Fenomena terkait tanggungjawab, fleksibilitas, keterampilan, komunikasi, pandangan diri, kesehatan dan keselamatan menunjukkan adanya permasalahan. Permasalahan tersebut diungkap menggunakan teori Brady (2010) yang sesuai dengan indikator-indikator dari kesiapan kerja. Sehingga dari uraian di atas membuktikan bahwa siswa-siswi SMK Muhammadiyah 6 Tirtomoyo memiliki masalah rendahnya kesiapan kerja. Secara keseluuruhan menunjukkan bahwa pengangguran yang berlatar belakang pendidikan SMK belum memiliki kesiapan kerja yang memadai. Sehingga cukup banyak siswa SMK yang menganggur dan bekerja tidak sesuai dengan jurusannya di sekolah. Untuk menanggulangi masalah tersebut siswa perlu mempunyai perencanaan dan orientasi masa depan yang jelas dalam hal

6 pekerjaan. Dengan memikirkan gambaran masa depan dengan membuat pilihan pekerjaan ini adalah wujud antisipasi atas ketidakpatian dunia orang dewasa serta bagaimana persiapan untuk memasukinya. Serta perencanaan terhadap jenis pekerjaan yang akan ditekuni oleh remaja menjadi sesuatu yang penting, agar pekerjaan yang akan ditekuni sesuai dengan minat, kemampuan, dan peluang yang mereka miliki. Sehingga masa depan mereka dalam bidang pekerjaan lebih terarah (Afifah, 2011). Parwanti (2014) yang mengacu pada laporan penelitian Sugihartono menyatakan bahwa kesiapan kerja adalah kondisi yang menunjukkan adanya keserasian antara kematangan fisik, mental serta pengalaman sehingga individu mempunyai kemampuan untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu dalam hubungannya dengan pekerjaannya. Menurut Kartono (1991) faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja salah satunya adalah cita-cita dan tujuan dalam bekerja. Apabila seseorang sudah memiliki cita-cita dan tujuan dalam bekerja maka ia sudah memiliki pandangan tentang masa depannya dan ia akan bekerja dengan sungguh-sungguh tanpa disertai dengan perasaan tertekan yang sangat berguna bagi kesuksesan kerjanya. Menurut Desmita (2010) orientasi masa depan merupakan salah satu fenomena perkembangan kognitif yang terjadi pada masa remaja. Sebagai individu yang sedang mengalami proses peralihan dari masa anak-anak mencapai kedewasaan, remaja memiliki tugas-tugas perkembangan yang mengarah pada persiapannya memenuhi tuntutan dan harapan peran sebagai orang dewasa. Remaja adalah masa dimana terjadi peningkatan pengambilan keputusan. Dalam

7 hal ini mulai mengambil keputusan-keputusan tentang masa depan, keputusan dalam memilih teman, keputusan dalam sekolah dan dalanam mencari pekerjaan. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Kendawati dan Jatnika (2010) menemukan bahwa untuk meningkatkan kesiapan kerja pada siswa agar mampu bersaing dalam dunia kerja harus memiliki orientasi masa depan, kemampuan yang baik, dan kepercayaan diri yang tinggi. Penelitian-penelitian terkait kesiapan kerja maupun orientasi masa depan sudah banyak dilakukan antara lain hasil penelitian dari Utami & Hudaniah (2013) menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara self efficacy dengan kesiapan kerja. Hal ini dapat diartikan bahwa self-efficacy yang tinggi akan meningkatkan kesiapan kerja, begitu juga sebaliknya. Sedangkan hasil penelitian dari Sitorus, Kartika S dkk (2014) menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara self efficacy dengan orientasi masa depan. Hal ini dapat diartikan bahwa mahasiswa yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan memiliki orientasi masa depan yang jelas. Hasil penelitian Utami (2016) menunjukan hasil bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan kesiapan kerja siswa SMK. Hal ini dapat diartikan bahwa dukungan sosial mempengaruhi kesiapan kerja siswa SMK. Sedangkan hasil penelitian dari Sarkar, M., dkk (2016) memberikan bukti untuk lebih fokus pada pengembangan keterampilan umum sebagai bagian dari persiapan yang lebih baik bagi siswa untuk bekerja Hasil penelitian Septiana, E.N dkk (2016) yaitu menunjukan bahwa magang kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja,

8 minat dan orientasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja, spesialisasi keahlian memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja, dan magang kerja, minat serta orientasi, spesialisasi keahlian secara simultan berpengaruh terhadap kesiapan kerja sebesar 65,8%. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu meneliti korelasi variabel orientasi masa depan dan kesiapan kerja serta subjek penelitian di SMK Muhammadiyah 8 Tirtomoyo. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti yaitu rendahnya kesiapan kerja siswa SMK. Penelitian tersebut akan diteliti melalui penelitian dengan judul Hubungan antara Orientasi Masa Depan Siswa dengan Kesiapan Kerja Siswa SMK. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hubungan antara orientasi masa depan dengan kesiapan kerja siswa SMK 2. Untuk mengetahui tingkat orientasi masa depan 3. Untuk mengetahui tingkat kesiapan kerja siswa SMK 4. Untuk mengetahui sumbangan efektif dari orientasi masa depan dengan kesiapan kerja siswa SMK C. Manfaat Penelitian Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan memperoleh manfaat sebagai berikut :

9 1. Manfaat Teoritis a) Bagi ilmuwan psikologi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi keilmuan guna memperkaya khasanah hasil penelitian di bidang psikologi b) Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan bahan perbandingan dalam meneliti masalah yang berkaitan dengan kesiapan kerja siswa SMK 2. Manfaat Praktis a) Bagi siswa Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang hubungan orientasi masa depan dengan kesiapan kerja siswa SMK. b) Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lainnya untuk mengembangkan penelitian selanjutnya terkait kesiapan kerja siswa SMK serta memberikan wawasan dan pengetahuan baru mengenai kesiapan kerja siswa SMK.