BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat yaitu 206 juta jiwa merupakan kekayaan hidup yang. eksistensinya berpeluang untuk memimpin dunia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, memiliki keterampilan, keahlian, dedikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Wajar kalau setiap sekolah mengalami banyak kendala walaupun. persoalannya berbeda-beda tapi substansinya sama yaitu bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Sejalan dengan perubahan. Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya demi

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

melalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keterkaitan secara sinergis, antara lain kebijakan, kurikulum, tenaga pendidik dan

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN LIFE SKILL DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa variabel iklim

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diharapkan mampu memberikan peran dan andil dalam akselerasi

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dunia kerja. Di Indonesia begitu banyak orang-orang terpelajar atau. bangsa yang masih terpuruk, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUA N. mensejahterakan kehidupan masyarakat. Ketatnya persaingan dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, yang secara umum bertumpu pada dua paradigma baru yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERJANJIAN KINERJA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Raden Aufa Mulqi, 2016

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

STUDI TENTANG MINAT SEKOLAH DI TIGA DESA KABUPATEN KARANGANYAR TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Bab II Kedudukan, Fungsi dan Tujuan pasal 6 menyatakan bahwa: Pendidikan mensyaratkan adanya kompetensi pedagogik, kompetensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

BAB I PENDAHULUAN. untuk berubah dari model pendidikan yang tradisional menjadi pendidikan

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi masyarakat. Dengan adanya otonomi daerah, maka wewenang pusat

Program Kerja Ketua Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas merupakan ujung tombak kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menyelenggarakan pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari imbalan atau balas jasa yang diberikan perusahaan/organisasi

BAB I PENDAHULUAN. karena pendidikan dapat meningkatkan segenap potensi peserta didik menjadi

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

1. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tercantum dalam

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sejak tahun 1998 merupakan era transisi dengan tumbuhnya

Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5

PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu. Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH

I. PENDAHULUAN. Menghadapi dan memasuki persaingan dunia kerja sekarang ini diperlukan SDM

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya (Sanjaya,2005).

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Suryatini, 2013

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam usaha pembangunan diberbagai. bidang jelas diperlukan stimulasi dan pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pencerdasan suatu bangsa tidak akan pernah lepas dari grand design system pendidikan begitu pula dalam pencapaian kualitas sumber daya manusia sebagai subjek policy itu sendiri diharapkan mampu membangun komunitas futuristic. Indonesia, negara yang memiliki potensi penduduk dengan kuantitas urutan ke empat di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat yaitu 206 juta jiwa merupakan kekayaan hidup yang eksistensinya berpeluang untuk memimpin dunia. Hal ini bukan sekadar euphoria keberhasilan peran dan status social tetapi ekspektasi yang belum terwujud, oleh karena itu diperlukan gebrakan-gebrakan strategis untuk mengilhaminya. Tujuan pembangunan nasional dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur saat ini belum dirasakan keberhasilannya oleh rakyat jelata secara menyeluruh. Namun, kemakmuran baru dirasakan oleh segelintir orang elite politik saja (Firda, 2008). Salah satu indikasi belum majunya bidang pendidikan di Indonesia yaitu mahalnya biaya pendidikan, sehingga rakyat miskin, golongan menengah ke bawah tidak dapat mengenyam pendidikan tinggi. Apalagi di era yang serba sulit, turunya daya beli masyarakat akibat kenaikan BBM dan inflasi. Oleh sebab itu rakyat kecil pun bisa menyebutnya sebagai high cost economic hidup di Indonesia, termasuk di dalamnya biaya pendidikan. 1

2 Bagaimanapun juga ini adalah tanah air kita yang harus diselamatkan terutama bidang pendidikan sebagai pilar kesejahteraan manusia. Pendidikan adalah salah satu pilar kehidupan bangsa. Masa depan suatu bangsa bisa diketahui melalui sejauh mana komitmen masyarakat, bangsa atau pun negara dalam menyelenggarakan Pendidikan Nasional. Dalam Pembukaan (Preambule) Undang-Undang Dasar 45 menyatakan" Kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia, yang melindungi segenap bangsa, seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa" Pendidikan menjadi salah satu dari tujuan bangsa ini (Paryono, 2008). Secara ideal, penyelenggaraan Pendidikan Nasional seperti dilukiskan dalam konstitusi di atas. Namun dalam realitasnya justru mengatakan lain. Pendidikan Nasional semakin menyimpan banyak persoalan dan sampai sekarang belum terselesaikan. Banyak kasus pendidikan yang sempat menjadi keprihatinan kita bersama, seperti masih rendahnya mutu pendidikan secara tidak langsung menjadi indikasi bagi keberlangsungan Pendidikan Nasional yang masih terseok-seok. Proses penyelenggaraan Pendidikan Nasional masih sering terbentur dengan berbagai kendala, baik dari segi kebijakan (policy), sistem sosial dan kesadaran kita sendiri (Firda, 2008). Perkembangan kebutuhan masyarakat atas sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, memiliki keterampilan, keahlian, dedikasi, akuntabilitas, dan dedikasi serta kejujuran secara mendesak semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya membutuhkan SDM yang berorientasi untuk kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. Pendidikan kewirausahaan atau yang di dalamnya terkait dengan pembelajaran kewirausahaan menjadi sangat dibutuhkan, karena SDM yang dibutuhkan saat ini adalah SDM yang memiliki kompetensi unggulan melalui lembaga

3 pendidikan formal, terutama dalam hal kemampuan berpikir, bersikap, dan betindak serta bertanggung jawab. Pengembangan sumber daya manusia telah menjadi prioritas dalam program nasional. Pengembangan sumber daya ini diarahkan pada proses pengaktualisasian semua potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh manusia sehingga menjadi bermanfaat bagi kehidupan sendiri dan sesama anggota masyarakat. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional membagi jenis pendidikan menjadi 3 macam, yaitu pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Dari ketiga jenis pendidikan tersebut penelitian ini membahas pendidikan non formal. Pendidikan SMK setara kedudukannya dengan pendidikan lainnya, seperti Sekolah Menengah Atas (SMK) dan Madrasah Aliyah (MA). Tujuan umum pendidikan SMK adalah untuk mendukung pengembangan dunia usaha dan dunia industri baru dan memperbaiki mutu industri yang sudah ada. Di samping itu, SMK juga mempunyai tujuan khusus untuk mencetak tenaga-tenaga yang terampil dan profesional di bidangnya, serta siap berperan aktif dalam pembangunan nasional. Pendidikan SMK memiliki beberapa kelebihan, yaitu : (1) keterampilan/ keahlian dalam pendidikan terkontrol dengan pasti, (2) lulusan memiliki kompetensi dan kompetisi sesuai tuntutan dunia usaha dan dunia industri, dan (3) lulusan masih bisa

4 melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, baik pada jalur profesional maupun akademik. Dalam era kemandirian sekolah dan era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), tugas dan tanggung jawab yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif, dalam arti menjadi semakin bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakatluas penggunanya. Agar tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata, kiranya mereka perlu memahami, mendalami, dan menerapkan beberapa konsep ilmu manajemen yang dewasa ini telah dikembangmekarkan oleh pemikir-pemikir dalam dunia bisnis. Manakala diperdalam secara sungguh-sungguh, kiranya konsep-konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunaanya (Rahman, 2007). Karakteristik SMK Muhammadiyah 6 Karanganyar bekerjasama dengan semua pihak terkait, optimalisasi kerjasama dengan dunia unsaha dan dunia industri telah dibakukan dalam rencana strategis (Renstra) jangka pendek, jangka memengah, dan jangka panjang dengan melibatkan guru, masyarakat (orang tua siswa), pemerintah, perguruan tinggi, dan tokoh masyarakat. Hal ini untuk menjembatani masukan-masukan yang dapat dijadikan sebagai bahan pengambilan keputusan terkait dengan pencapaian tujuan institusi SMK Muhammadiyah 6 Karanganyar. Kenyataan di lapangan, SMK Muhammadiyah 6 Karanganyar telah melaksanakan pendidikan kewirausahaan yang dapat dikembangkan sesuai dengan visi dan misi sekolah, maka yang perlu dikaji lebih mendalam bagaimana perencanaan dan proses life skill peserta didi SMK

5 Muhammadiyah 6 Karanganyar. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mendeskripsikan pemberdayaan life skill di SMK Muhammadiyah 6 Karanganyar berdasarkan perencanaan dan proses life skill peserta didik. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimana perencanaan life skill peserta didik di SMK Muhammadiyah 6 Karanganyar? 2. Bagaimana proses life skill peserta didik di SMK Muhammadiyah 6 Karanganyar? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian untuk mendeskripsikan tentang pemberdayaan life skill peserta didik di SMK Muhammadiyah 6 Karanganyar. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian, yaitu mendeskripsikan tentang, a. Perencanaan life skill peserta didik di SMK Muhammadiyah 6 Karanganyar. b. Proses life skill peserta didik di SMK Muhammadiyah 6 Karanganyar.

6 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Mendapatkan pengetahuan tentang pemberdayaan life skill peserta didik di SMK Muhammadiyah 6 Karanganyar. b. Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai referensi/ bahan rujukan dan pengembangan penelitian berikutnya yang sejenis. 2. Manfaat praktis a. Dapat dipergunakan dalam penerapan pemberdayaan life skill peserta didik di SMK Muhammadiyah 6 Karanganyar. b. Dapat dipergunakan dalam memandirikan peserta didik di SMK Muhammadiyah 6 Karanganyar.