MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Mei 2011, bertempat di kandang pemuliaan ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Analisis sel darah merah, sel darah putih dan diferensial sel darah putih dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik Bagian Penyakit Dalam, Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Materi Ayam Kampung (Gallus gallus domesticus) Penelitian ini menggunakan 60 ekor ayam kampung berumur 6 minggu. Ayam kampung ditempatkan pada 12 kandang yang terbagi kedalam 4 taraf perlakuan dengan 3 ulangan (5 ekor/kandang). Persiapan Kandang Jumlah kandang yang disediakan 2 unit, masing-masing kandang terdiri atas 6 unit kandang kecil dengan ukuran 75 x 50 x 45 cm 3. Setiap kandang dibuat 3 tingkat, masing-masing tingkatan terdiri atas 2 kandang kecil dan 1 unit penampung kotoran yang dapat dikeluarkan. Tiap kandang kecil terdapat pintu yang berfungsi untuk memasukkan atau mengeluarkan ayam, tempat pakan, pakan dan tempat minum. Kandang ditempatkan di ruangan dengan jendela kaca. Sanitasi Kandang Bahan yang digunakan untuk sanitasi adalah kapur dan air bersih. Dosisnya 500 g kapur untuk 1 L air bersih. Air kapur dioles dengan menggunakan kuas ke seluruh bagian kandang dan lantai ruangan kandang. Pakan Pakan yang diberikan adalah campuran pakan komersil untuk broiler starter dan dedak dengan perbandingan 1:1 ditambah kenikir sesuai perlakuan. Ada empat macam perlakuan yang akan diuji, yaitu P0 = pakan komersil:dedak 1:1 (tanpa pemberian kenikir, ransum, kontrol), P1 = 1 g kenikir dalam 100 g ransum, P2 = 2 g kenikir dalam 100 g ransum dan P3 = 3 g kenikir dalam 100 ransum. 12
Prosedur Pembuatan Crumble Ransum Kenikir (Cosmos caudatus kunth) Kenikir diberikan dalam bentuk crumble. Crumble dibuat dengan mencampur tepung kenikir, dedak dan CPO dengan perbandingan 12% : 85% : 3%. Kenikir dibeli dari Pasar Anyar dilayukan selama 12 jam, kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu 60 O C selama 48 jam. Kenikir yang sudah kering digiling di Laboratorium Industri Pakan, hasil gilingan diayak dengan menggunakan mash ukuran #8 (Gambar 1). Tepung kenikir dan dedak dicampur dan dihomogenkan kemudian dicetak menjadi crumble. Daun Kenikir Dilayukan selama 12 jam Dikeringkan Oven suhu 60 O C selama 48 jam Daun Kering Digiling dan diayak Tepung Kenikir Gambar 1. Alur Pembuatan Tepung Kenikir Adaptasi Pergantian Pakan Pakan diberikan ad libitum. Pakan yang diberikan pada hari pertama penelitian adalah 100% pakan komersil. Hari kedua, pakan diberikan 75% pakan komersil + 25% pakan perlakuan. Hari ketiga, pakan diberikan 50% pakan komersil + 50% pakan perlakuan. Hari keempat, pakan diberikan 25% pakan komersil + 75% pakan perlakuan. Hari kelima sampai penelitian selesai, pakan diberikan 100% pakan perlakuan. 13
Pemberian Air Minum Air minum diberikan ad libitum. Tempat air minum dibersihkan dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Pengambilan Sampel Darah Pengambilan sampel darah dilakukan menggunakan spoid 1 ml dengan jarum 26G x 1/2. Sampel darah diambil melalui vena sayap. Setelah darah ayam diambil, langsung dimasukkan ke dalam EDTA tubes yang sudah diisi antikoagulan didalamnya. Pengambilan sampel darah dilakukan dua kali, yaitu pada awal minggu keenam dan akhir minggu kesembilan. Perhitungan Jumlah Sel Darah Merah Sampel darah dihisap menggunakan pipet eritrosit hingga pada tera 1 dengan aspirator. Ujung pipet dibersihkan dengan menggunakan tissu, lalu dihisap larutan Ress dan Ecker hingga tanda 101, kemudian memutar pipet dengan membentuk angka 8, setelah homogen cairan yang tidak terkocok pada ujung pipet dibuang dengan menempelkan ujung pipet ke kertas tissue. Setelah itu meneteskan satu tetes darah kedalam hemocytometer dan jangan sampai ada udara yang masuk. Diamkan beberapa saat hingga cairan mengendap, lalu perhitungan dapat dimulai dibawah mikroskop dengan pembesaran 100 kali. Perhitungan eritrosit dalam hemocytometer, menggunakan kotak eritrosit yang berjumlah 25 buah dengan mengambil bagian sebagai berikut: satu kotak pojok kanan atas, satu kotak pojok kiri atas, satu kotak di tengah, satu kotak pojok kanan bawah dan satu kotak pojok kiri bawah. Membedakan kotak eritrosit dengan kotak leukosit berpatokan pada tiga baris pemisah pada kotak eritrosit serta luas kotak eritrosit yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan kotak leukosit (Gambar 2). Setelah jumlah eritrosit diperoleh maka jumlah darah dikalikan dengan 5000, untuk mengetahui jumlah eritrosit dalam 1 mm 3 darah. Perhitungan jumlah sel darah merah disesuaikan dengan penelitian Sikar et al. (1984). Jumlah Eritrosit per mm 3 darah = a x 5.000 butir Perhitungan Jumlah Sel Darah Putih Sampel darah dihisap menggunakan pipet leukosit hingga pada tera 1 dengan aspirator. Ujung pipet dibersihkan dengan menggunakan tissu, lalu dihisap larutan 14
Ress dan Ecker hingga tanda 101, kemudian memutar pipet dengan membentuk angka 8, setelah homogen cairan yang tidak terkocok pada ujung pipet dibuang dengan menempelkan ujung pipet ke kertas tissu. Setelah itu meneteskan satu tetes darah kedalam hemocytometer dan jangan sampai ada udara yang masuk. Kemudian mendiamkan beberapa saat hingga cairan mengendap, lalu perhitungan dapat dimulai dibawah mikroskop dengan pembesaran 100 kali. Untuk menghitung leukosit dalam hemocytometer, digunakan kotak leukosit (Gambar 2). Jumlah leukosit yang didapat dari hasil perhitungan dikalikan 200 untuk mengetahui jumlah leukosit setiap 1 mm 3 darah. Perhitungan jumlah sel darah putih disesuaikan dengan penelitian Sikar et al. (1984). Jumlah Leukosit per mm 3 darah = b x 200 butir Kotak Leukosit Kotak Leukosit Kotak Eritrosit/Leukosit Gambar 2. Cara Pembacaan Kotak Eritrosit dan Kotak Leukosit Perhitungan Persentase Heterofil, Limfosit, Monosit, Eosinofil dan Basofil Sampel darah diteteskan pada gelas objek pertama dengan posisi mendatar. Gelas objek yang lainnya ditempatkan pada bagian darah tadi dengan membentuk sudut 45 0, sehingga darah menyebar sepanjang gelas objek. Selanjutnya gelas objek 15
didorong kearah depan dengan cepat sehingga terbentuk ulasan darah tipis diatas gelas objek. Ulasan darah difiksasi dalam metanol selama 5 menit. Selanjutnya dicuci dengan air keran dan dikeringkan. Preparat ulas darah diperiksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 100 kali. Persentase heterofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil dihitung dalam 100 sel darah putih. Pengukuran Organ Timus, Bursa Pabrisius dan Limpa Untuk menentukan bobot relatif organ timus, bursa pabrisius dan limpa dilakukan penimbangan bobot badan ayam. Selanjutnya dilakukan bedah bangkai dan penimbangan bobot organ timus, bursa pabrisius dan limpa, kemudian hasil penimbangan bobot organ tersebut dibagi dengan hasil penimbangan bobot badan masing-masing ayam. Pengukuran Bobot Badan Penimbangan bobot badan dilakukan pada awal minggu keenam dan pada akhir minggu kesembilan. Bobot badan diukur dengan menggunakan timbangan digital satu desimal. Pengukuran Konsumsi Pakan Konsumsi pakan diperoleh dengan menimbang jumlah pakan yang akan diberikan selama satu bulan dikurangi jumlah pakan yang tersisa. Konsumsi pakan dibandingkan dengan konsumsi pakan kontrol penelitian Utami (2004) dengan perlakuan pakan yang sama, yaitu pakan komersil:dedak 1:1. Pengukuran Pertambahan Bobot Badan Rataan pertambahan bobot badan per ekor per bulan dihitung dari rataan bobot badan per ekor pada akhir minggu kesembilan dikurangi rataan bobot badan per ekor pada awal minggu keenam. Pertambahan bobot badan dibandingkan dengan pertambahan bobot badan kontrol penelitian Utami (2004) dengan perlakuan pakan yang sama, yaitu pakan komersil:dedak 1:1. Pengukuran Konversi Pakan Konversi pakan adalah perbandingan antara jumlah konsumsi pakan dalam satu bulan dengan pertambahan bobot badan selama satu bulan. Konversi pakan dibandingkan dengan konversi pakan kontrol penelitian Utami (2004) dengan perlakuan pakan yang sama, yaitu pakan komersil:dedak 1:1. 16
Pengukuran Gambaran Darah Gambaran meliputi jumlah sel darah merah, jumlah sel darah putih dan diferensial sel darah putih. Jumlah sel darah merah per mm 3 adalah jumlah sel darah merah yang didapat pada kotak eritrosit dikalikan 5.000. Jumlah sel darah putih per mm 3 adalah jumlah sel darah putih yang didapat pada kotak leukosit dikalikan 200. Diferensial sel darah putih diperoleh dengan menghitung heterofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil dari 100 butir sel darah putih pada ulas darah. Pengukuran Mortalitas Mortalitas adalah jumlah ayam yang mati selama pengamatan dibagi dengan jumlah ayam yang dipelihara dikalikan dengan 100%. Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan rancangan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 taraf perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan pakannya sebagai berikut : P0 = Pakan komersil:dedak 1:1 (tanpa pemberian kenikir, ransum, kontrol) P1 = 1 g kenikir dalam 100 g ransum ayam kampung P2 = 2 g kenikir dalam 100 g ransum ayam kampung P3 = 3 g kenikir dalam 100 g ransum ayam kampung Rumus matematik untuk rancangan RAL adalah Yij = μ + Ai + Eijk Keterangan : Yij = Efektivitas kenikir perlakuan ke-i dan ulangan ke-j μ = Rataan umum Ai = Pengaruh perlakuan ke-i Eij = Galat percobaan pengaruh acak perlakuan ke-i dan ulangan ke-j Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisa ragam (analysis of variance, ANOVA). Perlakuan yang memberikan pengaruh nyata terhadap peubah yang diamati akan dilakukan uji lanjut least significance difference (LSD). Peubah yang Diamati Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah bobot badan, konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, bobot ordan limpa, bobot organ timus, bobot organ bursa fabrisius, jumlah sel darah merah, jumlah sel darah putih, diferensial sel darah putih dan mortalitas. 17