BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pembangunan yang semakin meningkat menuntut adanya SDM

2016 HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN LAMA MENGAJAR GURU SEJARAH DENGAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

bersih berwibawa, berdaya guna, bermutu tinggi dan sadar akan tugas serta tanggungjawabnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muliah,

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eulis Karmila, 2013

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

INTERAKSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan pada saat ini. Bukan karena adanya peningkatan melainkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara dalam mengembangkan sumber

Prinsip Prinsip Pengembangan Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum pendidikan nasional yang berlaku saat ini sudah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

I. PENDAHULUAN. nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN. juga sebuah kinerja terus menerus serta sebuah usaha pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 1 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan pendidikan Indonesia adalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Identifikasi Masalah 1. Latar Belakang Dalam menghadapi perkembangan abad 21 semua organisasi dituntut untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil dan non materil. Namun yang menjadi titik tumpu dari semua sumber daya yang dimiliki oleh suatu organisasi tertentu yaitu sumber daya manusia. Karena kontribusi sumber daya manusia dinilai sangat signifikan dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam rangka pencapaian tujuan organisasi melalui pengelolaan sumber daya manusia yang dimiliki secara tepat dan relevan maka aktivitas yang berkenaan dengan manajemen sumber daya manusia menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika suatu organisasi. Pembangunan di bidang pendidikan sampai saat ini masih menjadi prioritas utama dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan menjadi barometer kemajuan suatu bangsa, oleh karenanya kebijakan pemerintah dalam pendidikan mengacu kepada suatu upaya strategi pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dalam sistem pendidikan nasional, organisasi yang bergerak dalam sistem tersebut merupakan sub sistem yang memiliki sumber daya manusia yang perlu dikelola secara tepat. Yang secara nyata mereka adalah para tenaga pendidik yang memiliki peran

2 sangat penting dalam mewujudkan tujuan organisasi pendidikan yang pada gilirannya memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dengan kata lain, pendidikan merupakan salah satu aspek penunjang yang sangat utama bagi perkembangan peningkatan kualitas sumber daya manusia di suatu bangsa. Lebih lengkap dikemukakan dalam Undangundang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 Tahun 2003 bahwa : Tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan secara khusus tujuan pendidikan Sekolah Menengah Atas adalah untuk mempersiapkan peserta didik dalam menuju pendidikan tinggi, karena itu fungsinya lebih pada penyiapan siswa dalam kerangka akademik serta dasar-dasar pengetahuan sebagai landasan kuat untuk tumbuhnya sikap dan moral sebagai ilmuan. Untuk meraih tujuan-tujuan tersebut, jelas memerlukan keterlibatan berbagai komponen pendidikan, baik internal sekolah (kepala sekolah, guru, dan lain-lain) maupun eksternal sekolah (masyarakat). Konsekuensinya adalah bagaimana membuat sistem sekolah itu berfungsi baik sebagai suatu tempat terjadinya proses belajar dan pencapaian mutu hasil belajar yang tinggi. Namun secara khusus yang bertanggung jawab penuh dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah adalah kepala sekolah dan guru. Kepala sekolah berperan sebagai pimpinan, administrator dan supervisor

3 pendidikan. Sedangkan guru berperan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Guru sebagai ujung tombak pendidikan yang langsung berada di garis depan berhadapan dengan siswa dituntut memiliki kompetensi yang memadai. Melalui guru penanaman nilai-nilai dan pembelajaran berbagai ilmu pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang relevan dengan masa depan dapat berlangsung. Mengingat tugas guru begitu berat maka perlunya guru untuk selalu di update pengetahuan, wawasan, keterampilannya menuju kepada pengembangan profesi yang diharapkan. Ini sejalan dengan pendapat Syaodih (Mulyasa 2005:69) bahwa guru memegang peranan yang cukup penting baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan dan pengembangan kurikulum bagi kelasnya. Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan guru yang profesional. Dikatakan bahwa guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di sini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis. Dengan kata lain, pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Maka dari itu, kompetensi/kemampuan yang dimiliki oleh guru harus terus diasah salah satunya adalah dengan terpenuhi segala kebutuhannya.

4 Kebutuhan disini bukan hanya bersifat material melainkan yang bersifat aktualisasi diri atau untuk mengembangkan dirinya dan dapat meningkatkan kemampuannya melalui berbagai kegiatan, diantaranya dengan pelatihan guru yang dilakukan secara berkesinambungan dan diberlakukan untuk semua tenaga pendidik. Selama kemampuan profesional guru belum bisa mencapai tataran ideal, guru bersangkutan harus mendapatkan pelatihan yang terus menerus. Peningkatan kompetensi guru dapat dilakukan melalui program pelatihan dalam jabatan (in service training). Pelatihan mengandung makna bahwa setelah mengikuti pelatihan guru akan terdorong motivasinya untuk memperbaiki kinerja, cara pembelajaran dan penyegaran ilmu dan informasinya. Pelatihan dipandang sebagai salah satu investasi. Melalui pelatihan kualitas sumber daya manusia (guru) secara sistematis dapat ditingkatkan sehingga para guru yang ada merupakan para guru yang berkualitas tinggi yang mampu mengemban tugas dan tanggungjawabnya secara efektif. Pelatihan guru pada dasarnya adalah memfasilitasi guru untuk lebih mengembangkan profesionalismenya. Pelatihan guru pada dasarnya merupakan usaha mendayagunakan, memajukan dan meningkatkan kompetensisetiap tenaga kependidikan yang ada di seluruh tingkatan manajemen organisasi dan jenjang pendidikan. Tujuan dari kegiatan pelatihan ini adalah tumbuhnya kemampuan setiap tenaga kependidikan yang meliputi pertumbuhan keilmuannya,

5 wawasan berfikirnya, sikap terhadap pekerjaannya dan keterampilan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari sehingga kompetensidapat ditingkatkan. Pengetahuan dan pemahaman akan wawasan tidaklah akan dimiliki oleh seseorang pegawai dengan sendirinya, namun melalui suatu proses yang salah satunya bisa didapatkan melalui pelatihan (training). Pelatihan ini akan memberikan tambahan kemampuan yang harus dimiliki dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, sehingga kinerjanya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum tujuan pendidikan dan pelatihan untuk para Pegawai Negeri Sipil dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1994 tentang pendidikan dan pelatihan jabatan PNS ditetapkan bahwa tujuan Diklat PNS adalah : 1. Meningkatkan kesetiaan dan ketaatan PNS kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah RI. 2. Menanamkan kesamaan pola pikir yang dinamis dan bernalar agar memiliki wawasan yang koprehensif untuk melaksanakan tugas-tugas umum pemerintah dan pembangunan. 3. Menetapkan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan pengayoman dan pengembangan partisipasi masyarakat. 4. Meningkatkan pengetahuan, keahlian dan atau keterampilan serta pembentukan kepribadian PNS sendiri. Pelatihan dalam suatu organisasi (sekolah) sebagai upaya untuk pengembangan sumber daya manusia adalah siklus yang terjadi secara terus menerus. Hal ini terjadi karena organisasi itu harus berkembang untuk mengantisipasi perubahan-perubahan ynag terjadi di luar organisasi tersebut. Untuk itu maka kemampuan pegawai (guru) harus terus menerus ditingkatkan selaras dengan kemajuan dan perkembangan organisasi.

6 Kompetensi guru merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadannya. Kompetensi guru dapat juga merupakan ukuran kemampuan melaksanakan tugas dan tanggung jawab seorang guru dengan memperlihatkan tingkat kualitas dan kuantitas yang dihasilkan. Dengan adanya pelatihan guru ini diharapkan kompetensiguru dapat meningkat sehingga lebih kreatif, profesional dan membawa suasana yang menyenangkan dalam menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif. Hal ini menjadi penting, terutama karena dalam setiap pembelajaran, guru memiliki peranan yang sangat sentral, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun evaluator pembelajaran. Maka dari itu, pelatihan merupakan salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan guru akan aktualisasi diri atau pengembangan diri guru terhadap kinerjanya dalam proses pembelajaran di kelas. 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan gambaran umum mengenai ruang lingkup penelitian dan penelaahan variabel penelitian. Berdasarkan penelitian tersebut, selanjutnya dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas dirumuskan dalam beberapa rumusan masalah berbentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut : a. Bagaimanakah Pelatihan In House Training Guru Sekolah Menengah Atas Negeri se-kota Bandung?

7 b. Bagaimanakah Kompetensi Guru Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kota Bandung? c. Seberapa besarkah kontribusi Pelatihan In House Training Guru terhadap Kompetensi Guru Sekolah Menengah Atas Negeri se-kota Bandung? B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran yang jelas tentang Pelatihan In House Training Guru terhadap Kompetensi Guru Sekolah Menengah Atas Negeri se-kota Bandung. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui gambaran Pelatihan In House Training Guru Sekolah Menengah Atas Negeri se-kota Bandung. b. Untuk mengetahui gambaran kompetensi guru Sekolah Menengah Atas Negeri se-kota Bandung. c. Untuk mengetahui dan menganalisis gambaran mengenai besarnya kontribusi Pelatihan In House Training Guru terhadap Kompetensi Guru Sekolah Menengah Atas Negeri se-kota Bandung. C. Manfaat Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, selanjutnya kami beranggapan bahwa masalah ini penting untuk diteliti, karena :

8 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan disiplin ilmu Administrasi Pendidikan, khususnya dalam kajian bidang studi Pengembangan Sumber Daya Manusia. 2. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan yang positif bagi Sekolah Menengah Atas Negeri se-kota Bandung untuk lebih meningkatkan kompetensi guru melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan. 3. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan pengetahuan peneliti, khususnya ilmu Administrasi Pendidikan. 4. Kemudian dengan adanya penelitian ini dapat memberikan semangat untuk peneliti lebih mendalami mengenai pelatihan In House Training guru-guru Sekolah Menengah Atas Negeri terhadap kompetensinya. D. Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian 1. Anggapan Dasar Anggapan dasar merupakan titik tolak dalam pemikiran suatu penelitian yang sebenarnya tidak dapat diragukan lagi oleh peneliti. Sebagaimana dikemukakan oleh W. Surakhmad (1994:93) bahwa anggapan dasar merupakan suatu titik tolak pemikiran yang sebenarnya dapat diterima oleh peneliti. Berdasarkan pengertian tersebut, maka anggapan dasar dalam penelitian ini adalah :

9 a. Guru merupakan penentu keberhasilan proses belajar mengajar karena kemampuan guru memegang peranan penting dalam menciptakan pembelajaran yang efektif. b. Pelatihan In House Training guru merupakan salah satu bentuk pemberdayaan dan optimalisasi guru oleh sekolah yang dapat meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran di kelas. c. Pelatihan guru memberikan motivasi terhadap peningkatan kompetensi guru dalam mengajar, karena guru berpotensi untuk menciptakan pembelajaran yang bermutu. 2. Hipotesis Penelitian Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Arikunto (1998:67) mengemukakan bahwa Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul, sekurang-kurangnya dua variabel atau lebih. Atas dasar definisi tersebut, selanjutnya penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut Terdapat kontribusi yang signifikan pada Pelatihan In House Training Guru terhadap Kompetensi Guru Sekolah Menengah Atas Negeri se-kota Bandung Hubungan kedua variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Variabel X Variabel Y Pelatihan In House Training Guru Kompetensi Guru

10 = Garis Penghubung Rxy = Hubungan korelasi antara Variabel X dan Variabel Y Sedangkan indikator-indikator yang menandai kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pelatihan In House Training guru meliputi : a) Perencanaan Pelatihan In House Training Guru, b) Pelaksanaan Pelatihan In House Training guru, c) Evaluasi Pelatihan In House Training guru 2) Kompetensi guru meliputi : a) Kompetensi Pedagogik, b) Kompetensi Kepribadian, c) Kompetensi Sosial, d) Kompetensi Profesional