BAB I PENDAHULUAN. batuan dan kondisi pembentukannya (Ehlers dan Blatt, 1982). Pada studi petrologi

dokumen-dokumen yang mirip
SEBARAN GRANIT DI INDONESIA

BAB I: PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tentang seluruh aspek pembentukan batuan mulai dari sumber, proses primer

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan di bidang otomotif, elektronik dan sebagainya. Endapan timah dapat ditemukan dalam bentuk bijih timah primer dan

American Association of Petroleum Geologists, Universitas Gadjah Mada Student Chapter 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. bertipe komposit strato (Schmincke, 2004; Sigurdsson, 2000; Wilson, 1989).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah memproduksi timah sejak abad ke 18 (van Leeuwen, 1994) dan

STUDI MINERALISASI TIPE ENDAPAN GREISEN DI BUKIT MONYET KECAMATAN PANGKALAN BARU KABUPATEN BANGKA TENGAH

BAB II GEOLOGI REGIONAL

MINERALOGY AND GEOCHEMISTRY OF BAGINDA HILL GRANITOID, BELITUNG ISLAND, INDONESIA

Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Provinsi Sulawesi Barat terletak di bagian barat Pulau Sulawesi dengan luas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN 1.3 LOKASI PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bijih besi, hal tersebut dikarenakan daerah Solok Selatan memiliki kondisi geologi

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB II TATANAN GEOLOGI

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa merupakan daerah penghasil sumber daya tambang dengan

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. geologi secara detail di lapangan dan pengolahan data di studio dan laboratorium.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SURVEI ALIRAN PANAS (HEAT FLOW) DAERAH PANAS BUMI PERMIS KABUPATEN BANGKA SELATAN, PROVINSI BANGKA BELITUNG

BAB II TATANAN GEOLOGI DAN HIDROGEOLOGI REGIONAL

BAB 2 Tatanan Geologi Regional

BAB V SEJARAH GEOLOGI

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada aspek geologi serta proses sedimentasi yang terjadi pada daerah penelitian.

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menerapkan ilmu geologi yang telah diberikan di perkuliahan.

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Batasan Masalah

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Bemmelen (1949), lokasi penelitian masuk dalam fisiografi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Lingkup Kajian

BAB I PENDAHULUAN. Geologi dan Analisis Struktur Daerah Pasirsuren dan Sekitarnya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Sirnajaya dan Sekitarnya, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMETAAN GEOLOGI METODE LINTASAN SUNGAI. Norma Adriany Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Temanggung bagian timur. Cekungan airtanah ini berada di Kabupaten Magelang

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

PENYEBARAN CEBAKAN TIMAH SEKUNDER DI DAERAH KECAMATAN AIRGEGAS KABUPATEN BANGKA SELATAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

OKSIDA GRANIT DIORIT GABRO PERIDOTIT SiO2 72,08 51,86 48,36

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia khususnya Pulau Jawa memiliki banyak gunung api karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia akan timah terus meningkat seiring dengan pengurangan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud & Tujuan Penelitian

BAB II STRATIGRAFI REGIONAL

BAB 2 TATANAN GEOLOGI

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. di Sulawesi Tenggara. Formasi ini diendapkan selama Trias-Jura (Rusmana dkk.,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 9 KESIMPULAN. Bab terakhir ini meringkaskan secara padat kesimpulan yang telah dicadangkan di

BAB I PENDAHULUAN. maupun tidak. Hal ini dapat dilihat dari morfologi Pulau Jawa yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Geologi dan Endapan Batubara Daerah Pasuang-Lunai dan Sekitarnya Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sebagai negara kepulauan tergabung kedalam rangkaian sirkum

Geologi dan Studi Fasies Karbonat Gunung Sekerat, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Sukajadi dan Sekitarnya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (Bab I Pendahuluan)

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada gambar di bawah ini ditunjukkan lokasi dari Struktur DNF yang ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan 1.2 Lokasi Penelitian

EKSPLORASI TIMAH DAN REE DI PULAU JEMAJA, KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN ANAMBAS, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Petrologi merupakan suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang batuan dan kondisi pembentukannya (Ehlers dan Blatt, 1982). Pada studi petrologi batuan beku umumnya fokus pembahasan lebih menitikberatkan pada tekstur dan komposisi dari batuan beku tersebut. Geokimia merupakan suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari kimia bumi, yang bertujuan untuk mengetahui distribusi dan migrasi dari elemen kimia penyusun suatu batuan dan mineral (White, 2013). Batuan beku adalah suatu jenis batuan yang pembentukannya berasal dari proses pembekuan magma. Pembekuan dari magma ini sendiri dapat terjadi di dalam permukaan bumi (plutonik) ataupun di atas permukaan bumi (volkanik) (Ehlers dan Blatt, 1982). Granitoid merupakan suatu istilah bagi kelompok batuan beku plutonik dengan komposisi asam hingga intermediate yang memiliki tekstur faneritik (Gill, 2010), dengan mineral penyusun berupa plagioklas, kuarsa, dan alkali feldspar (Winter, 2001). Menurut para peneliti terdahulu seperti Van Bemmelen (1949), Katili (1974), Cobbing, dkk (1992) dan Cobbing (2005), Pulau Belitung merupakan bagian dari Kepulauan Timah dan memiliki salah satu litologi penyusun berupa batuan beku. Umumnya kehadiran batuan beku di daerah Pulau Belitung didominasi oleh intrusi granitoid, salah satunya tersingkap pada daerah penelitian 1

2 yaitu di daerah Bukit Baginda dan sekitarnya, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung. Pada daerah ini terdapat intrusi granitoid yang memiliki dimensi singkapan yang cukup besar. Intrusi granitoid di daerah penelitian mengacu pada Baharuddin dan Sidarto (1995) dapat dikelompokkan kedalam Formasi Adamelit Baginda dan memiliki rentang umur sekitar 160 208 juta tahun atau Zaman Jura. Penelitian mengenai batuan beku di Pulau Belitung telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Van Bemmelen (1949), Katili (1974), Cobbing, dkk (1992) dan Cobbing (2005), tetapi penelitian tersebut masih dalam skala regional. Selain itu umumnya batuan granitoid yang tersebar di Pulau Belitung berasosiasi dengan kandungan timah seperti granitoid di bagian Barat Laut Pulau Belitung. Namun pada daerah penelitian tepatnya di bagian Barat Daya Pulau Belitung, granitoid yang terdapat di daerah ini memiliki kandungan timah yang rendah sekitar 2-3 ppm. Utamanya belum ada pembahasan yang lebih rinci mengenai karakteristik batuan beku baik dari sisi petrologi maupun geokimia pada daerah Bukit Baginda dan sekitarnya. Atas pertimbangan tersebut maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian mengenai karakteristik petrologi dan geokimia batuan granitoid di daerah Bukit Baginda dan sekitarnya. Data yang didapatkan dari penelitian ini sangat penting untuk mengetahui tipe granitoid di daerah tersebut, afinitas magma pembentuknya, dan tatanan tektonik pembentukannya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi bidang ilmu geologi.

3 I.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang sudah dijelaskan, terdapat beberapa hal yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana tipe batuan granitoid di daerah Bukit Baginda dan sekitarnya berdasarkan beberapa klasifikasi? 2. Bagaimana karakterisitik seri magma pembentuk batuan granitoid di daerah Bukit Baginda dan sekitarnya? 3. Bagaimana tatanan tektonik pembentuk batuan granitoid di daerah Bukit baginda dan sekitarnya? I.3. Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik petrologi dan geokimia dari batuan granitoid di daerah Bukit baginda dan sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui tipe batuan granitoid di daerah Bukit Baginda dan sekitarnya berdasarkan beberapa klasifikasi. 2. Memahami karakteristik seri magma pembentuk batuan granitoid di daerah Bukit Baginda dan sekitarnya. 3. Interpretasi tatanan tektonik pembentuk batuan granitoid di daerah Bukit Baginda dan sekitarnya.

4 I.4. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data petrografi dan data geokimia untuk menentukan tipe dan karakteristik komposisi batuan granitoid. 2. Proses pekerjaan di lapangan hanya sebatas peninjauan kondisi geologi dan pengambilan sampel batuan pada lokasi tertentu. I.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Pengetahuan tentang batuan beku yang menyusun daerah Bukit Baginda dan sekitarnya. 2. Tersedianya data hasil analisis berupa data petrografi dan data geokimia. I.6. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian terletak di bagian Barat Daya Pulau Belitung, tepatnya di sekitar daerah Bukit Baginda yang secara administratif terletak di Desa Padang Kandis, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka-Belitung (Gambar 1.1). Lokasi penelitian dapat dicapai dengan menggunakan pesawat terbang dari Jakarta (Bandara Soekarno Hatta) menuju Tanjung Pandan (Bandara H.A.S. Hanandjoeddin). Kemudian dilanjutkan dengan perjalanan darat sekitar 70 km ke arah Selatan dari Kota Tanjung Pandan. Perjalanan menuju lokasi penelitian dapat dilanjutkan dengan menggunakan transportasi lokal atau mobil

5 yang menuju ke Desa Padang Kandis, Kecamatan Membalong selama 2 jam perjalanan. Daerah penelitian memiliki luasan sekitar 8 x 6 km. Penelitian sendiri diawali dengan proses pengambilan data yang telah berlangsung pada akhir Bulan Maret sampai awal Bulan April 2016. Kemudian dilanjutkan dengan tahap analisis laboratorium, setelah itu dilakukan pengolahan data dan penyusunan laporan. Gambar 1.1. Kenampakan Pulau Belitung dan lokasi penelitian.

6 I.7. Peneliti Terdahulu 1. Van Bemmelen (1949) Menurut Van Bemmelen (1949), Pulau Belitung atau Biliton merupakan bagian dari Kepulauan Lingga dengan luas daerah sekitar 2.188 km 2. Kepulauan Lingga sendiri termasuk kedalam sabuk timah yang memanjang mulai dari bagian barat Semenanjung Malaya dan bagian paling selatan yaitu Pulau Belitung. Terdapat proses erosi dan denudasi yang membuat Pulau Belitung mencapai baseleveled dan membuat pulau ini mencerminkan topografi yang tertenggelamkan. 2. Katili (1974) Menurut Katili (1974), pada Pulau Belitung terdapat struktur geologi yang berasosiasi dengan sesar yang dalam, sehingga struktur tersebut memotong batuan granitoid yang berada pada pulau tersebut. Intrusi plutonik pada Pulau Belitung terutama pada bagian selatan umumnya mengikuti arah dari sumbu lipatan. 3. Cobbing, dkk (1992) Menurut Cobbing, dkk (1992), terdapat persebaran batuan granitoid yang berada di Pulau Sumatra terdiri dari dua kelompok yaitu batuan granitoid yang berumur tua dan yang berumur lebih muda. Pada batuan granitoid yang berumur lebih tua memiliki persebaran yang umumnya sangat luas sebagai intrusi tubuh batolit dan beberapa berasosiasi sebagai pembawa timah. Sedangkan untuk batuan granitoid yang berumur lebih muda memiliki persebaran di sepanjang Bukit Barisan

7 sebagai intrusi tubuh batolit yang kecil dan intrusi plutonik yang terpisah dan berasal dari magmatisme pada busur volkanik. Batuan granitoid yang berumur tua seperti di kepulauan Timah umumnya merupakan bagian dari Main Range Province dan Eastern Province dari sabuk granit Asia Tenggara. Dimana batuan granitoid yang ada termasuk kedalam granitoid tipe-i dan tipe-s. 4. Cobbing (2005) Menurut Cobbing (2005), batuan granitoid yang umumnya berada di bagian selatan dari Pulau Belitung termasuk kedalam bagian dari Eastern Province dari sabuk granit Asia Tenggara. Dimana batuan granitoid di bagian selatan Pulau Belitung termasuk dalam jenis batuan biotit monzogranit dan biotit-hornblenda monzogranit. Granitoid di daerah ini termasuk granitoid tipe-i dan akibat proses post-collisional. Umur dari batuan granitoid sekitar 264-216 juta tahun. I.8. Keaslian penelitian Berbagai macam penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu belum ada yang pernah membahas mengenai petrologi dan geokimia batuan granitoid yang hadir di daerah Bukit Baginda dan sekitarnya secara detail dan sistematis. Oleh karena itu penulis mengangkat tema penulisan ini untuk mengetahui tipe dari granitoid penyusun daerah tersebut, afinitas magma pembentuknya, dan tatanan tektonik pembentukannya dengan melakukan analisis geokimia pada batuan granitoid. Berikut tabel 1.1 yang menampilkan perbandingan antara penelitian ini dengan beberapa peneliti terdahulu.

8 Tabel 1.1. Perbandingan antara penelitian ini dengan peneliti terdahulu. Hal yang diteliti Van Bemmelen (1949) Katili (1974) Cobbing,dkk (1992) Cobbing (2005) Studi ini Fisiografi Fisiografi Pulau Belitung secara regional Struktur - Persebaran granitoid Jenis dan tipologi granitoid - - - Struktur Pulau Belitung secara regional - - - - Persebaran granitoid di daerah Kepulauan Timah meliputi Pulau Belitung - - - - Jenis dan tipologi granitoid di Pulau Belitung bagian selatan Geomorfologi pada daerah Bukit Baginda dan sekitarnya Struktur pada daerah Bukit Baginda dan sekitarnya Persebaran granitoid di daerah Bukit Baginda dan sekitranya Jenis dan tipologi granitoid di daerah Bukit Baginda dan sekitarnya

9