BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuma Yudhayana, 2015 Efektivitas Teknik Examples Non-Examples Dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 dalam pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa menengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Melalui Strategi Critical Incident

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

EFEKTIVITAS METODE EXTENDING CONCEPT THROUGH LANGUAGE ACTIVITIES (ECOLA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahirnya kurikulum 2013 sebagai penerapan kurikulum yang baru ternyata

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks dan

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

PENERAPAN MODEL CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas diarahkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2015 KEEFEKTIFAN TEKNIK EXAMPLE NON EXAMPLE BERMEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

2014 EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TANYA-JAWAB BERBASIS MEDIA VIDEO TAYANGAN ORBIT DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupannya di dunia. Pendidikan bahasa Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Pembelajaran berbasis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Yanti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Raya Antapani, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah aset masa depan yang menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

M 2015 PENERAPAN TEKNIK BBM (BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kurikulum 2013 tercatat sebagai perubahan ketiga selama era politik

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, gagasan atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri atas beberapa kata yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Salah satu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB I PENDAHULUAN. mampu berbahasa dan bersastra saja namun juga digunakan sebagai sarana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

PDF created with pdffactory Pro trial version

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan agar siswa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

2015 PENERAPAN MODEL SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum

dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

2015 KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS BERPIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 berbasis teks, bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. memprihatinkan. Guru dengan lancarnya menerangkan berbagai macam teori,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam mengungkapkan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Ridha Wulan Kartika, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Pada umumnya, orang-orang memilih menggunakan media tulisan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dipelajari karena dapat membekali kecakapan hidup bagi siapa pun yang bisa menguasainya, terutama bagi mereka yang berada dalam dunia pendidikan tidak terkecuali siswa. Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah akan banyak ditentukan oleh keterampilan berbahasanya, terutama menulis. Dengan menguasai keterampilan menulis, siswa dapat meningkatkan kreativitas dan membentuk kepercayaan diri (Kosasih, 2010, hlm. 2). Dapat kita lihat bukti nyata manfaat dari menulis misalnya saat kita menulis karangan, maka kita akan mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan kita tentang topik yang dipilih. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi keterampilan menulis dapat diperoleh jika dilakukan latihan dan praktik yang banyak dan secara teratur dan melalui proses yang memerlukan waktu cukup lama. Hal tersebut senada dengan Nurgiyantoro (2001, hlm. 27) yang menyatakan bahwa keterampilan menulis tidak diperoleh secara instan tetapi harus dilatih terus menerus. Fakta menarik tentang minat menulis di Indonesia tercermin dari data Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, di mana jumlah jurnal ilmiah (cetak) di Indonesia hanya sekitar 7.000 buah. Jumlah tersebut hanya 4.000 jurnal yang masih terbit secara rutin, dan sedikitnya hanya 300 jurnal ilmiah nasional yang telah mendapatkan akreditasi LIPI. Sedangkan data dari Scimagojr, Journal and Country Rank tahun 2011 menunjukkan selama kurun 1996-2010 Indonesia telah memiliki 13.047 jurnal ilmiah. Dari 236 negara yang diranking, Indonesia berada di posisi ke-64, sementara Malaysia telah memiliki 55.211 jurnal ilmiah dan Thailand 58.931 jurnal ilmiah.

2 Fakta lain menunjukkan hasil yang sangat memprihatinkan mengenai keterampilan menulis siswa di Indonesia. Imran (2000, hlm. 17) menjelaskan bahwa menurut penelitian yang dilakukan oleh Taufiq Ismail ternyata keterampilan menulis siswa Indonesia paling rendah di Asia. Kondisi tersebut menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diatasi dunia pendidikan di Indonesia. Penyebab rendahnya kemampuan menulis siswa di Indonesia sangat bervariasi. Hal tersebut senada dengan Graves dalam Suparno dan Yunus (2008, hlm. 14) yang menyatakan bahwa seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis serta tidak berbakat menulis. Ketidaksukaan tidak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakat, serta pengalaman pembelajaran menulis di sekolah yang kurang memotivasi dan merangsang minat. Disisi lain, siswa cenderung menyukai hal-hal yang bersifat praktis dan instan. Kenyataan tersebut menjadi kendala bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan menulis secara maksimal. Melihat fakta-fakta di atas, maka harus ada langkah untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu yang memegang peranan penting untuk mengatasi masalah menulis adalah dunia pendidikan. Sekolah merupakan dunia formal pertama yang dihadapi oleh siswa untuk mendapatkan inovasi dalam hal penanaman nilai-nilai minat menulis. Tentunya setiap sekolah memiliki strategi yang beragam untuk menumbuhkan minat menulis siswanya. Tidak hanya strategi dari sekolah, kreativitas para guru pun diperlukan mengingat guru lah yang menghadapi siswa secara langsung di kelas. Berbicara mengenai peran sekolah dan guru tidak akan terlepas dari mengimplementasikan kurikulum. Seperti dipaparkan Bekti Patria dalam esainya, mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan dalam menalar. Hal ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa kemampuan menalar siswa Indonesia masih sangat rendah. Dari studi Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2011, hanya lima persen siswa Indonesia yang mampu memecahkan persoalan yang membutuhkan pemikiran, sedangkan sisanya 95 persen hanya sampai pada level menengah, yaitu memecahkan persoalan yang

3 bersifat hapalan. Itu menandakan bahwa kegiatan melatih keterampilan berbahasa pada siswa masih kurang. Kini pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran yang berbasis teks. Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan menerapkan prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata atau kaidah kebahasaan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena bentuk bahasa yang digunakan itu mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia. Dengan prinsip-prinsip itu, perlu disadari bahwa setiap teks memiliki struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda. Terdapat enam teks yang dipelajari siswa tingkat menengah dan kejuruan dalam Kurikulum 2013. Teks tersebut adalah teks eksposisi, eksplanasi, laporan hasil observasi, anekdot, negosiasi, dan teks prosedur kompleks. Teks eksposisi merupakan salah satu jenis teks yang mesti dikuasai. Menurut Kosasih (2013, hlm. 122), secara umum, teks eksposisi diartikan sebagai teks yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Teks eksposisi sering kali dilengkapi dengan pendapat para ahli, contoh, dan fakta-fakta. Bahkan, teks ini dapat pula dilengkapi dengan media-media visual, seperti tabel, grafik, dan peta. Salah satu kompetensi dasar yang dipelajari adalah siswa mampu memproduksi teks eksposisi yang koheren sesuai dengan struktur dan kaidah teks. Siswa dituntut untuk mampu menulis teks eksposisi berdasarkan topik yang telah dipilih atau ditetapkan sebelumnya. Siswa harus mampu mengolah kata untuk menjadikannya sebuah karangan. Kemudian siswa harus aktif mencari dan mengolah sumber-sumber yang akan dijadikan bahan tulisan. Secara langsung kemampuan bahasa siswa akan semakin terolah. Ketika menulis, siswa akan terlatih dalam mengungkapkan pendapat. Bersamaan dengan itu, akan terbentuk pula keberanian untuk memberikan tanggapan di berbagai forum.

4 Seperti diutarakan sebelumnya, minat menulis siswa Indonesia sangatlah memprihatinkan. Mengingat sekolah merupakan lingkungan formal pertama yang dihadapi, merupakan langkah yang solutif jika kita memulai untuk membenahinya di lingkungan tersebut. Strategi dalam pembelajaran pun harus lebih diperhatikan, pemilihan teknik yang tepat pun akan berpengaruh. Oleh karena itu, peneliti memiliki ide untuk meneliti efektivitas teknik examples non-examples dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. Untuk lebih spesifiknya, maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul Efektivitas Teknik Examples Non-examples dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi (Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015). Menurut Huda (2013, hlm. 234) teknik examples non-examples mendorong siswa untuk belajar berpikir kritis dengan memecahkan permasalahanpermasalahan yang termuat dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Penggunaan media gambar dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut untuk kemudian dideskripsikan secara singkat perihal isi dari sebuah gambar. Teknik ini menekankan pada konteks analisis siswa, yang sesuai dengan tujuan penerapan Kurikulum 2013 yaitu melatih kemampuan siswa dalam menalar. Selain itu media gambar membuat pembelajaran lebih menarik dan bermakna, yang dapat membuat siswa bergairah dan termotivasi dalam berimajinasi sehingga menuangkannya dalam sebuah tulisan. Diharapkan dengan media gambar ini dapat mendukung siswa dalam memunculkan idenya dalam menulis teks. Pengertian teknik examples non-examples sendiri yaitu, teknik pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran. Sebelumnya sudah ada penelitian yang meneliti tentang teknik examples non-examples yaitu, penelitian yang berjudul Penerapan Metode Examples Nonexamples dalam Pembelajaran Menulis Petunjuk (Studi Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2104) yang ditulis oleh Supraini Rezkita (2013). Hasil dari penelitian tersebut adalah terjadi peningkatan yang signifikan dalam kemampuan menulis petunjuk siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Bandung. Nilai rata-rata prates pada kelas eksperimen adalah 56 dan pada kelas kontrol adalah 55. Setelah dilakukan perlakuan dalam

5 pembelajaran menulis petunjuk dengan teknik examples non-examples pada kelas eksperimen dan tanpa menggunakan teknik examples non-examples pada kelas kontrol, nilai siswa mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pascates kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan adalah 72 dan 65. Oleh karena itu, terjadi peningkatan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Selain itu terdapat penelitian lain mengenai pembelajaran menulis eksposisi yaitu, penelitian yang berjudul Penerapan Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Eksposisi (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X MAN 3 Cirebon Tahun Ajaran 2011/2012) yang ditulis oleh Santi Khajar (2012). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa menulis paragraf atau karangan eksposisi di kelas eksperimen mengalami peningkatan setelah diterapkan teknik atau metode yang digunakan. Pada bagian rekomendasi, peneliti menyarankan perlu adanya tindak lanjut penelitian yang serupa dengan menggunakan metode atau teknik yang berbeda sebagai alternatif untuk mengatasi masalah dan kesulitan pembelajaran menulis paragraf eksposisi. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, penelitian kali ini memiliki perbedaan. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X SMA, kemudian teknik examples non-examples diterapkan dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. Penelitian sebelumnya teknik examples non-examples diterapkan pada pembelajaran menulis petunjuk. Selain itu penelitian sebelumnya mengenai menulis paragraf eksposisi menggunakan teknik mind mapping. Teks eksposisi merupakan teks yang berada di Kurikulum 2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti mendapatkan beberapa identifikasi masalah, diantaranya (1) metode dan teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak cocok untuk pembelajaran teks eksposisi, (2) keterbatasan referensi yang mengakibatkan imajinasi siswa tidak terejawantahkan secara maksimal, (3) kemampuan siswa di Indonesia dalam menalar masih rendah.

6 Salah satunya diakibatkan oleh masih minimnya kegiatan melatih keterampilan berbahasa pada siswa. C. Batasan Masalah Agar tahapan pemecahan masalah dapat dilaksanakan dengan jelas, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah efektivitas teknik examples non-examples dalam pembelajaran menulis teks eksposisi pada siswa kelas X SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen kuasi, karena objek penelitian adalah manusia yang merupakan makhluk dinamis, hal ini mengakibatkan variabel-variabel ekstra sulit bahkan tidak bisa dikontrol. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kemampuan siswa kelas X SMAN 6 Bandung dalam menulis teks eksposisi sebelum diterapkan teknik examples non-examples? 2. Bagaimanakah kemampuan siswa kelas X SMAN 6 Bandung dalam menulis teks eksposisi setelah diterapkan teknik examples non-examples? 3. Apakah teknik examples non-examples efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas X SMAN 6 Bandung dalam menulis teks eksposisi? E. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan kemampuan siswa kelas X SMAN 6 Bandung dalam menulis teks eksposisi sebelum diterapkan teknik examples non-examples. 2. Mendeskripsikan kemampuan siswa kelas X SMAN 6 Bandung dalam menulis teks eksposisi setelah diterapkan teknik examples non-examples. 3. Mendeskripsikan keefektifan teknik examples non-examples dalam meningkatkan kemampuan siswa kelas X SMAN 6 Bandung dalam menulis teks eksposisi.

7 F. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut. 1. Proses meningkatkan keilmuan peneliti mengenai teknik examples nonexamples dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. Peneliti juga dapat mengimplementasikan teknik examples non-examples dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. 2. Panduan guru untuk melaksanakan pembelajaran menulis dengan menggunakan teknik examples non-examples. Penelitian ini juga dapat menjadi alternatif teknik dalam pembelajaran menulis teks eksposisi khususnya menggunakan teknik examples non-examples. 3. Rujukan untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan kekreatifan siswa dalam menulis teks eksposisi, sehingga siswa dengan mudah mampu menulis teks eksposisi dengan baik dan benar. 4. Masukan dan alternatif untuk menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah pada umumnya, dan untuk pembelajaran menulis teks eksposisi khususnya melalui teknik examples nonexamples.