BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Prawiroharjo, 2005). Dengan adanya sayatan di dinding perut ibu yang mengalami seksio sesarea memerlukan perawatan dengan baik untuk mencegah kemungkinan timbulnya infeksi. Oleh karena itu, ibu post seksio sesarea harus segera melakukan mobilisasi dini secara bertahap, agar proses penyembuhan luka operasi pada ibu seksio sesarea berlangsung dengan baik (Bobak, 2008). Ibu dengan post seksio sesarea membutuhkan waktu cukup lama untuk mengenbalikan organ-organ tubuh kembali seperti sebelum hamil. Berbeda bila dibandingkan dengan persalinan yang dilakukan secara normal. Waktu yang dibutuhkan agar organ-organ reproduksi kembali pada keadaan sebelum hamil memerlukan waktu sekitar 4 6 minggu. Namun keadaan ini pun sifatnya sangat individual, tergantung pada kondisi tubuh dan persalinan masing-masing (Kasdu, 2003). Ibu dengan post operasi seksio sesarea memerlukan perawatan intensif di Rumah Sakit selama 3 4 hari,. Dimana kondisi benar-benar pulih. Oleh karena itu, sebelum pulang sebaiknya ibu dipersiapkan pendidikan kesehatan tentang mobilisasi bertahap serta asupan gizi yang seimbang yang harus dipenuhi selama masa nifas berlangsung (Kasdu, 2003). Pada masa nifas dini ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Mobilisasi dini dilakukan secara bertahap di rumah sakit dan ahirnya ibu dapat melakukan mobilisasi jalan secara bertahap di dalam rumah, dan sampai ibu benar-benar mampu memenuhi kebutuhan bayi (Saleha, 2009). Mobilisasi bertahap dapat 1
2 mengurangi bendungan lochea dalam rahim, meningkatkan peredaran darah sekitar alat kelamin, mempercepat pemulihan alat kelamin seperti semula (Admin, 2009). Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2012 diseluruh dunia setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, jumlah kematian ibu sekitar 500.000 persalinan hidup, sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar 10.000 orang. Dari jumlah kematian ibu dan perinatal tersebut, sebagian besar terjadi dinegara berkembang karena kekurangan fasilitas, terlambatnya pertolongan persalinan dan pendidikan masyarakat yang tergolong rendah. Pada kenyataan petolongan peralinan oleh dukun bayi merupakan pertolongan yang pertolongan yang masih diminati oleh masyarakat (Manuba 2008). Tingginya angka kematian ibu dan perinatal di Indonesia masih tertinggi di ASEAN jika dibandingkan dengan negara-negara lain, angka kematian ibu di Indonesia adalah 15 kali angka kematian ibu di Malaysia, 10 kali lebih tinggi dibandingkan di Thailand dan 5 kali lebih tinggi dibandingkan di Filipina (Saefudin, 2002). Di Indonesia pada tahun 2003 angka kematian ibu 307/100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi sebesar 35/1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2003). Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 359/100.000 kelahiran hidup (Riskesdas, 2013). Padahal target MDG 5 Indonesia pada tahun 2015 sebesar 102/100.000 kelahiran hidup, sehingga target tersebut masih belum dapat tercapai. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tindakan seksio sesarea semakin sering dilakukan di lihat dari angka kejadian seksio sesarea dilaporkan di Amerika Serikat persalinan seksio sesarea dilakukan sebanyak 35%, Skotlandia 43%, dan Prancis28%. Di Indonesia jumlah seksio sesarea juga mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2007 jumlah persalinan dengan seksio sesarea sebanyak 8% dari seluruh persalinan, tahun 2008 sebanyak 15% dan tahun 2009 sebanyak 21% (Arianto, 2010).
3 Menurut penelitian Renyta (2008) mengenai Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pada kondisi pasca operasi sectio caesarea Di RSUD dr. Moewardi surakarta, sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 58 responden. Hasil yang didapat adalah ada perbedaan yang signifikan dari penyembuhan luka operasi setelah dilakukan mobilisasi dini pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p= 0.004). Menurut penelitian Khairul (2010) mengenai Efektifitas mobilisasi dini terhadap penyembuhan pasien pasca Sectio Caesarea di RSUD. Dr. Pirngadi Medan, sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 64 responden. Hasil yang didapat adalah ada perbedaan yang signifikan dari penyembuhan luka operasi setelah dilakukan mobilisasi dini pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p= 0.002). Berdasarkan survey data pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Insani didapat data pada tahun 2011 hingga maret 2014 adalah 2.633 pasien persalinan ecara seksio sesarea. Pada tahun 2011 terdapat 779 pasien, tahun 2012 terdapat 882 pasien, tahun 2013 terdpat 797 pasien, dan pada tahun 2014 hingga akhir bulan maret terdapat 175 pasien melahirkan secara seksio sesarea. Hasil survey yang dilakukan peneliti di Rumah Sakit Horas Insani Pematang Siantar pada bulan April-Juni 2014 ditemukan bahwa dari 10 orang ibu yang bersalin dengan operasi seksio sesarea 3 ibu diantaranya mengatakan bahwa sangat takut melakukan mobilisasi dini dan khawatir bila melakukan pergerakan akan menyebabkan luka jahitan terbuka, dan 7 orang diantaranya mengatakan belum siap melakukan perawatan luka secara mandiri karena kurangya pengetahuan ibu tentang mobilisasi dini dengan penyembuhan luka post seksio sesarea. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam apakah ada hungunan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pada pasien seksio sesarea di Rumah Sakit Horas Insani Pematangsiantar Tahun 2014.
4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah yang terjadi yaitu Apakah ada hubungan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pada pasien seksio sesarea di Rumah Sakit Horas Insani Pematang Siantar Tahun 2014? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pada pasien seksio sesarea di Rumah Sakit Horas Insani Pematangsiantar Tahun 2014. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui mobilisasi dini pada pasien seksio sesarea di Rumah Sakit Horas Insani Pematangsiantar Tahun 2014. b. Untuk mengetahui penyembuhan luka pada pasien seksio sesarea di Rumah Sakit Horas Insani Pematangsiantar Tahun 2014. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pasien Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan pasien tentang hubungan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pada pasien seksio sesarea. 2. Bagi Perawat Sebagai informasi tambahan dan masukan bagi perawat di Rumah Sakit Horas Insani tentang penyembuhan luka khususnya pada pasien seksio sesarea serta memberi penjelasan mobilisasi dini kepada ibu post operasi terhadap penyembuhan luka seksio sesarea.
5 3. Bagi Rumah Sakit Penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien seksio sesarea di Rumah Sakit Horas Insani. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar atau data tambahan bagi peneliti selanjutnya khususnya yang terkait dengan hubungan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pada pasien seksio sesarea.