BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penerapan good corporate governance terhadap pengungkapan sustainability

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. SPAP seksi 341 menyatakan bahwa auditor bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 (2012) laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. meneliti mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PANDAHULUAN. dan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, maka sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan para investor yaitu memperoleh return yang maksimal dari dana yang

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dalam mengambangkan usahanya, globalisasi juga dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik. Penerapan corporate governance dalam dunia usaha merupakan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen dan auditor. Terkuaknya skandal Enron Corporation dan WorldCom

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi kompetisi global seperti ini, Good Corporate Governance (GCG)

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana karakteristik komite

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan elemen yang menjadi pusat perhatian utama oleh para

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manajemen adalah dengan melakukan pengaturan laba.

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Upaya manajer perusahaan untuk mempengaruhi informasi-informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang dari perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha sebagai

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan ekonomi masyarakat pada era saat ini tidak terlepas dari dunia

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal)

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)

BAB I PENDAHULUAN. dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Pasar modal perusahaan real estate and property di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG),

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk mengoptimalkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. menyejahterakan para stakeholder dan shareholder, yang lainnya yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB 5 PENUTUP. Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme good corporate governance. komisaris independen, dan komite audit terhadap nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

DAFTAR ISI. Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis pada saat ini memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan kompeten, hal ini menuntut perusahaan untuk mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bersaing dan berkembang. Salah satunya dengan menunjukkan kinerja perusahaan yang baik di mata public pada umumnya dan khususnya di mata para investor. Yang mana kinerja perusahaan (corporate performance) merupakan hasil akhir dari proses manajemen selama satu periode, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya suatu perusahaan. Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Tingginya tingkat persaingan, telah menimbulkan suatu dorongan pada perusahaan untuk berlomba-lomba menunjukkan kualitas dan kinerja yang baik, tidak peduli apakah cara yang dipergunakan tersebut diperbolehkan atau tidak. Dalam mencapai tujuan tersebut, tidak sedikit pihak manajemen yang menerapkan praktik yang tidak sehat dalam pengambilan keputusan baik secara operasional atau dalam metode akuntansi yang berpengaruh pada peningkatan kinerja suatu perusahaan. Adanya perbedaan kepentingan antara pemegang saham (principal) dengan pihak manajemen (agen) yang biasanya dikenal dengan agency theory dapat memberi dampak yang buruk pada citra perusahaan dan kinerja yang dihasilkan perusahaan tersebut. Dimana pihak agen menguasai informasi secara 1

2 sangat maksimal (full information) dan pihak principal memiliki keunggulan kekuasaan atau maksimalitas kekuasaan. Sehingga kedua pihak ini sama-sama memiliki kepentingan pribadi (self-interest) dalam setiap keputusan yang diambil (Fahmi, 2014:66). Kasus manipulasi laporan keuangan yang pernah terjadi contohnya, kasus Enron di Amerika serta kasus pada perusahaan Kimia Farma dan Bank Lippo di Indonesia menunjukkan bahwa penerapan Corporate Governance yang baik belum diterapkan. Sehingga untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan yang dapat menjadi pemicu menurunnya kinerja perusahaan, diperlukan penerapan sistem yang baik, pengawasan yang efektif, dan pengambilan keputusan yang tepat dalam meningkatkan kualitas kerja suatu perusahaan. Penerapan corporate governance diharapkan bisa mengurangi oportunisme manajer dalam mengelola perusahaan. Sehingga penerapan good corporate governance dalam kinerja perusahaan merupakan kunci sukses bagi perusahaan untuk memperoleh keuntungan dalam jangka dan dapat bersaing dengan baik dalam bisnis global (Gabriela dan Fidelis, 2013:2). Perusahaan good corporate governance membutuhkan pihak-pihak atau kelompok yang mengawasi implementasi kebijakan direksi, sehingga dewan komisaris merupakan bagian pokok dari mekanisme corporate governance. Dewan komisaris berada pada posisi untuk memastikan bahwa manajemen telah benar-benar bekerja demi kepentingan perusahaan sesuai strategi yang telah ditetapkan serta menjaga kepentingan para pemegang saham, yaitu untuk meningkyakan nilai ekonomis perusahaan (Ekowati Dyah Lestari dan Dul Muid, 2011:2). Dewan komisaris mengadakan rapat-rapat rutin untuk mengevaluasi

3 kebijakan-kebijakan yang diambil oleh dewan direksi dan implementasinya. Rapat yang diadakan oleh dewan komisaris memberikan akses informasi yang akan merata di antara sesama komisaris, sehingga keputusannya semakin baik yang berdampak pada kinerja perusahaan yang lebih baik. Selain dewan komisaris, Adanya pembentukan komite audit dalam perusahaan juga merupakan salah satu aspek dari adanya good corporate governance. Komite Audit mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyususnan laporan keuangan seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya good corporate governance (Ekowati Dyah Lestari dan Dul Muid, 2011:2). Adanya komite audit dalam perusahaan akan membuat kinerja perusahaan akan menjadi baik, jika perusahaan tersebut mampu untuk mengendalikan perilaku para eksekutif puncak perusahaan dalam melindungi kepentingan para pemengang sahamnya (Prastya Puji Lestari, 2013:5). Maka diadakan rapat komite audit yang akan meningkatkan fungsi monitoring yang lebih baik dalam mengawasi proses pelaporan keuangan. Dengan adanya pengawasan yang semakin ketat maka manajemen akan kehilangan kesempatan untuk melakukan tindakan-tindakan kecurangan terkait dengan laporan keuangan, sehingga memungkinkan kinerja perusahaan berjalan dengan baik. Selain corporate governance tersebut, peneliti memasukkan kualitas laba sebagai variabel yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Menurut PSAK No. 1, informasi laba diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomis yang mungkin dapat dikendalikan di masa depan, menghasilkan arus

4 kas dari sumber daya yang ada, dan untuk perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. Bagi investor, laporan laba dianggap mempunyai informasi untuk menganalisis saham yang diterbitkan oleh emiten. Dari beberapa informasi yang diperoleh di laporan keuangan, biasanya laba menjadi pusat perhatian pihak pemakai. Laba yang dipublikasikan dapat memberikan respon yang bervariasi, yang menunjukkan adanya reaksi pasar terhadap informasi laba. Reaksi yang diberikan tergantung dari kualitas laba yang dihasilkan oleh perusahaan, semakin tinggi kualitas laba diharapkan kinerja perusahaan akan semakin baik. Laba yang berkualitas adalah laba yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan yaitu memiliki karakteristik relevan, dapat dipahami, dapat dipercaya dan dapat diperbandingkan. Apabila laba yang dihasilkan perusahaan memiliki banyak akrual ketimbang arus kas masuk dari operasi aktivitas operasi. Hal ini terjadi kemungkinan karena dalam pelaporan laba akuntansi mengandung gangguan persepsian atau tidak mencerminkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya sehingga informasi yang diperoleh menjadi bias dan menyesatkan dalam pengambilan keputusan. Kualitas laba yang baik adalah ketika laba yang dilaporkan terdapat sedikit akrual dibandingkan jumlah kas yang sebenarnya yang dilaporkan. Sehingga dengan laba yang berkualitas maka investor akan memberikan sinyal positif melalui kesediaannya menanamkan sahamnya yang tentunya akan mendorong kelangsungan hidup suatu perusahan. Kualitas laba diukur dengan membandingkan aliran kas operasi dengan laba akuntansi saat ini (Muhammad Jauji, 2008)

5 Variabel lain yang tak kalah pentingnya dalam meningkatkan kinerja perusahaan adalah corporate social responsibility. Konsep dan praktik CSR sendiri berkembang atas dorongan kelompok bisnis yang meyakini bahwa dukungan masyarakat adalah prasyarat mutlak kelangsungan usahanya (Budiarta,2011:35). Sehingga CSR merupakan suatu bentuk kesungguhan perusahaan untuk menyisihkan sebagian harta kekayaan perusahaan guna mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi dan berupaya memaksimalkan dampak positif dari operasi perusahaan terhadap semua pihak yang berkepentingan dalam kegiatan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ketika perusahaan mengabaikan kondisi sosial dan lingkungan, maka dapat mengganggu going concern perusahaan yang berupa tuntutan dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan khususnya masyarakat dan kerusakan lingkungan. Hal ini dapat menurunkan tingkat kepercayaan (citra) perusahaan di mata masyarakat dan menurunnya minat investor untuk berinvestasi serta kemungkinan terburuk menurunnya kondisi keuangan perusahaan karena tidak ada lagi kepercayaan dari berbagai pihak. Untuk itu, perusahaan hendaknya menjaga reputasi dengan selalu mempertimbangkan faktor sosial sebagai wujud kepedulian dan keberpihakan terhadap masalah sosial masyarakat. Kepedulian perusahaan akan kondisi sosial dan lingkungan, diungkapkan dalam laporan keuangan tahunan. Dengan adanya pengungkapan CSR, membantu perusahaan dalam menyampaikan ke publik maupun investor bahwa selain ingin mendapatkan profit, perusahaan juga memperhatikan kondisi sosial dan lingkungan sekitar. Sehingga pengungkapan CSR diharapkan dapat meningkatkan

6 citra perusahaan dimata masyarakat dan menarik investor untuk berinvestasi serta ikut berperan dalam meningkatkan pembangunan ekonomi sehingga dapat bersaing dengan baik dalam bisnis global. Penelitian mengenai kinerja perusahaan (corporate performance) telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Seperti penelitian yang dilakukan Hafidzah (2013) pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index dengan ROE sebagai alat ukur kinerja perusahaan memperoleh hasil bahwa corporate social responsibility, kepemilikan institusional, Ukuran dewan komisaris dan frekuensi rapat dewan komisaris dan frekuensi rapat komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan komisaris independen berpengaruh siginifikan terhadap kinerja perusahaan. Ekowati Dyah Lestari dan Dul Muid (2011) dalam penelitiannya yang dilakukan pada perusahaan Perbankan menemukan bahwa aktivitas dewan komisaris dan komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Sedangkan Dewan direksi dan dewan komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Pada variabel aktivitas dewan komisaris dan komite audit dalam penelitian ini berbeda hasilnya dengan penelitian yang dilakukan Hafidzah (2013). Hafidzah(2013) menemukan bahwa aktivitas dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Theacini dan Wisadha (2014) dalam penelitiannya menggunakan variabel independen yaitu jumlah komite audit, ukuran dewan direksi, proporsi komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kualitas laba, dan

7 ukuran perusahaan. Menemukan bahwa Ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kualitas laba, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan pada kinerja perusahaan, sedangkan jumlah komite audit dan proporsi komisaris independen tidak berpengaruh signifikan pada kinerja perusahaan. Variabel kinerja perusahaan dalam penelitian ini di ukur dengan Tobin s Q. Ratna (2014) pada Perusahaan Perbankan dengan variabel independen corporate governance (diproksikan dengan Indeks Good Corporate Governance (IGCG)) dan corporate social responsibility (diproksikan dengan Indeks Corporate Social Responsibility (ICSR)). Menemukan bahwa GCG dan CSR terhadap ROE dan ROA bernilai positif sehingga mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, yang berarti makin banyak mengungkapkan item GCG dan CSR akan meningkatkan kinerja perusahaan. Variabel kinerja perusahaan dalam penelitian ini di ukur dengan ROA dan ROE. Pada Variabel CSR pada penelitian ini berbeda hasilnya dengan penelitian yang dilakukan Hafidzah (2013). Hafidzah (2013) menemukan bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Adanya hasil penelitian terdahulu yang masih kontradiktif dan bervariasi dalam mengukur kinerja perusahaan, masih sedikitnya penelitian terkait dengan kualitas laba terhadap kinerja perusahaan serta pentingnya konsep ini dalam mempengaruhi kebijakan perusahaan secara mikro yang dapat membentuk kepercayaan investor maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai pengaruh corporate governance yang diproksikan dengan dewan komisaris dan komite

8 audit,kualitas laba dan corporate social responsibility terhadap corporate performance. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, yaitu: 1. Pada penelitian ini peneliti menggunakan tobin s Q, dengan alasan bahwa rumus tobin s q lebih rasional mengingat unsur-unsur kewajiban juga dimasukkan sebagai dasar perhitungan dan tobin s q dapat memberikan gambaran yang tidak hanya pada aspek fundamental, tetapi sejauh mana pasar menilai perusahaan dari berbagai aspek yang dilihat oleh pihak luar termasuk investor. 2. Pada penelitian ini, corporate governance yang digunakan adalah dewan komisaris dan komite audit. Peneliti juga menambahkan satu variabel independen yaitu kualitas laba yang didasarkan pada penelitian Theacini dan Wisadha (2014) yang menemukan bahwa kualitas laba merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena dapat mempengaruhi investor untuk menanamkan sahamnya yang tentunya akan mendorong kelangsungan hidup suatu perusahaan. 3. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada perusahaan manufaktur khususnya pada sektor industri dasar dan kimia yang mengalami pertumbuhan positif hal ini dapat dilihat dari peningkatan dan jumlah emiten sektor industri dasar dan kimia yang jauh lebih besar dibandingkan sektor industri barang konsumsi dan aneka industri.

9 Tabel 1.1 Jumlah Emiten Perusahaan Manufaktur Per Sektor di BEI Tahun 2012 dan Tahun2014 Sektor Tahun 2012 Tahun 2014 Industri Dasar dan Kimia 60 64 Aneka Industri 37 39 Industri Barang Konsumsi 35 38 Sumber : www.sahamok.com 4. Tahun yang diamati, pada penelitian ini mengambil tahun 2012-2014, karena data dan informasinya lebih terkini. Maka berdasarkan latar belakang diatas dan beberapa penelitian terkait, peneliti akan meneliti mengenai corporate governance, kualitas laba dan corporate social responsibility terhadap corporate performance dengan judul Pengaruh corporate governance, kualitas laba dan corporate social responsibility terhadap corporate performance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah corporate governance (diproksikan dengan dewan komisaris, dan komite audit), kualitas laba dan corporate social responsibility berpengaruh terhadap corporate performance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2014? 2. Apakah corporate governance (diproksikan dengan dewan komisaris dan komite audit) berpengaruh terhadap corporate performance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2014?

10 3. Apakah kualitas laba berpengaruh terhadap corporate performance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2014? 4. Apakah corporate social responsibility berpengaruh terhadap corporate performance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2014? 1.3 Pembatasan Masalah Mengingat luasnya masalah yang diteliti, maka untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda, sehingga agar penelitian lebih terarah dan tidak terlalu luas cakupannya, maka perlu adanya pembatasan masalah. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis melakukan penelitian yang hanya dibatasi pada pengaruh corporate governance yang diproksikan (dewan komisaris dan komite audit), kualitas laba dan corporate sosial responsibility terhadap corporate performance. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengemukakan rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1) Apakah corporate governance (diproksikan dengan dewan komisaris, dan komite audit), kualitas laba dan corporate social responsibility berpengaruh terhadap corporate performance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2014? 2) Apakah corporate governance (diproksikan dengan dewan komisaris dan komite audit) berpengaruh terhadap corporate performance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2014?

11 3) Apakah kualitas laba berpengaruh terhadap corporate performance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2014? 4) Apakah corporate social responsibility berpengaruh terhadap corporate performance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2014? 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah : 1) Menguji secara empiris pengaruh corporate governance (diproksikan dengan dewan komisaris dan komite audit), kualitas laba dan corporate social responsibility terhadap corporate performance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2014. 2) Menguji secara empiris pengaruh corporate governance (diproksikan dengan dewan komisaris dan komite audit) terhadap corporate performance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2014. 3) Menguji secara empiris pengaruh kualitas laba terhadap corporate performance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2014. 4) Menguji secara empiris pengaruh corporate social responsibility terhadap corporate performance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2014. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin disampaikan dari hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

12 a. Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh penerapan corporate governance (diproksikan dengan dewan komisaris dan komite audit), kualitas laba dan corporate social responsibility terhadap kinerja perusahaan (corporate performance). b. Institusi Universitas Negeri Medan Dapat menjadi tambahan literatur untuk membantu ilmu akuntansi, khususnya berhubungan dengan kinerja perusahaan (corporate performance). c. Peneliti selanjutnya Dapat menjadi sumber referensi guna semakin mengembangkan penelitian terkait dengan corporate governance governance (diproksikan dengan dewan komisaris dan komite audit), kualitas laba, corporate social responsibility dan kinerja perusahaan (corporate performance). d. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan dalam mengambil keputusan terutama mengenai corporate governance governance (diproksikan dengan dewan komisaris dan komite audit), kualitas laba, dan corporate social responsibility dalam meningkatkan kinerja perusahaan (corporate performance).